DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1.Latar Belakang
2.Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
3.Sasaran dan Lokasi
4.Susunan Kegiatan
5.Teknik Evaluasi Struktur Proses dan Akhir
6.Lampiran Materi
7.Lampiran Media
8.Daftar Pustaka
SATUAN ACARA PENYULUHAN
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Secara keseluruhan, persiapan penyuluhan mulai media, dan materi sudah
a. Persiapan Media
Zoom Meeting/WhatsAPP
b. Persiapan Materi
kebersihan kelamin
c. Peserta Penyuluhan
2. Evaluasi Proses
80%.
3. Evaluasi Akhir
a. Jangka Pendek
b. Jangka Panjang
F. Lampiran Materi
Alat kelamin atau organ seksual adalah semua bagian anatomis tubuh mahluk
hidup yang terlibat dan menjadi bagian dari sistem reproduksi pada suatu organisme
yang kompleks. Jenis alat kelamin sering kali menjadi penentu kelamin dari suatu
jenis organisme. Dalam sistem kelamin jantan-betina, yang paling akrab dengan
manusia dikenal dengan alat kelamin yang berfungsi memproduksi spermatozoid (sel
kelamin jantan) dan alat kelamin yang berfungsi membentuk sel telur (sel kelamin
betina). Kesehatan alat kelamin remaja merupakan kondisi kesehatan yang
menyangkut masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak
usia remaja ditandai dengan haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi
basah bagi remaja laki – laki. Kesehatan reproduksi remaja meliputi ungsi, proses,
dan sistem reproduksi remaja. Sehat yang dimaksud tidak semata – mata terbebas dari
penyakit atau cacat, tetapi juga baik fisik maupun mental sosial(Palesa et al., 2019).
Alat kelamin pada wanita berperan sebagai salah satu cara untuk
mempertahankan keturunan. Organ reproduksi pada wanita dibagi menjadi 2
bagian yaitu organ reproduksi bagian dalam dan organ reproduksi bagian luar.
Bagian dalam merupakan organ reproduksi yang tidak bisa dilihat langsung,
sedangkan bagian luar yang dapat dilihat langsung (Solehati et al., 2019).
1) Mons Pubis, yaitu bagian terluar dari organ reproduki pada perempuan.
Bagian ini berbentuk segitiga yang melindungi tulang kemaluan atau
simfisis pubis. Pada bagian ini terdapat jaringan lemak, jaringan kulit,
jaringan ikat, dan akar rambut.
2) Labia mayora, yang bisa disebut dengan bibir kemaluan. Bagian ini berupa
lipatan yang menyerupai bibir. Berdasarkan letaknya, labia mayor
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu permukaan luar dan permukaan dalam,.
Pada bagian luar labia mayora tampak licin karena terdapa jaringan
lemakm tidak mempunyai folikel rambut dan kelenjar keringat.
3) Labia minora, yang bisa disebut juga dengan bibir kecil pada kemaluan.
Labia minora berada di sebelah labia mayora dan sebelum Miss V. Hal
yang membedakan antara labia minora dan mayora hanya tidak terdapat
akar rambut dan memiliki banyak pembuluh darah.
4) Klitoris, yaitu sebuah organ seksual yang berada dalam Miss V. Klitoris
memiliki struktur yang sama dengan Mr P pada laki-laki. Keduanya berada
dalam posisi yang sama pula. Bedanya, klitoris tumbuh ke arah dalam,
sedangkan Mr P tumbuh ke arah luar.
5) Selaput dara, yaitu membran tipis yang menutupi lubang Miss V.
6) Vestibulum, yaitu rongga kemaluan yang terletak di labia minora dan
merupakan muara dari saluran uretra dan lubang Miss V.
7) Uterus atau rahim, yaitu organ paling penting dalam sistem reproduksi
wanita. Rahim terhubung dengan leher rahim atau serviks yang
tersambung dengan Miss V dan tuba fallopi. Selama masa kehamilan,
seluruh proses perkembangan bayi terjadi di dalam rahim.
Alat reproduksi pria terdiri dari beberapa bagian, terutama organ eksternal
dan internal. Setiap bagian dari organ reproduksi ini memiliki fungsinya
masing-masing. Berikut beberapa bagian alat reproduksi pria
1).Penis
Jika wanita punya vagina, maka pria punya penis. Organ reproduksi
pria ini bukan berupa otot, melainkan jaringan seperti spons yang berisi
darah. Ketika menerima rangsangan, penis yang sehat akan mendapat
aliran darah masuk dan mengisi ruang kosong di dalamnya. Aliran darah
yang deras ini kemudian menciptakan tekanan. Alhasil, penis jadi
membesar dan mengeras yang disebut sebagai proses ereksi. Secara
umum, anatomi penis memiliki tiga bagian utama, yaitu akar (radix),
batang (corpus), dan kepala (glans) (Mayasari et al., 2012).
Secara umum, anatomi penis memiliki tiga bagian utama, yaitu akar (radix),
batang (corpus), dan kepala (glans).
a) Akar (radix), bagian pangkal penis yang terletak di dekat dasar panggul.
Akar penis memiliki tiga jaringan ereksi dan dua otot, yakni
ischiocavernosus dan bulbospongiosus.
b) Batang (corpus), bagian penghubung akar dan kepala penis yang terdiri
dari tiga silinder jaringan ereksi, yakni dua buah corpora cavernosa dan
sebuah corpus spongiosum.
c) Kepala (glans), bagian ujung penis dengan bentuk mengerucut yang
terdapat lubang saluran uretra untuk mendukung fungsi penis sebagai
tempat keluar urine dan air mani.
2).Testis
Orang awam mengenal testis dengan sebutan pelir atau biji kemaluan.
Organ satu ini berbentuk oval, seperti telur ayam. Testis dibungkus oleh
skrotum dan terletak di belakang penis. Testis akan mulai tumbuh ketika
laki-laki memasuki masa pubertas, sekitar usia 10-13 tahun.
Ketika organ reproduksi pria ini tumbuh, kulit di sekitar skrotum nantinya
akan diselimuti rambut halus, berwarna lebih gelap, dan menggantung ke
bawah. Setiap pria umumnya memiliki ukuran testis yang berbeda-beda.
Fungsi testis adalah memproduksi dan menyimpan sperma. Tak hanya itu,
testis juga berfungsi untuk memproduksi hormon testosteron, yaitu
hormon untuk memberikan perubahan pada bentuk tubuh pria selama
masa pubertas dan menghasilkan sperma (Anas, 2010).
Bagian sistem reproduksi pria lainnya yang terhubung langsung dengan testis,
di antaranya:
a) Epididimis, tempat penyimpanan sementara dan pematangan sel sperma
yang dihasilkan oleh testis sebelum dapat digunakan untuk membuahi sel
telur.
b) Vas deferens, saluran berbentuk tabung yang berfungsi menyalurkan sel
sperma matang dari epididimis menuju saluran uretra untuk dikeluarkan
saat ejakulasi.
3).Skrotum
4).Kelenjar Prostat
Akibat yang ditimbulkan jika tidak menjaga kebersihan alat reproduksi adalah
akan terganggunya kesehatan organ reproduksi atau mudah untuk terjangkit
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Beberapa contoh
keadaan yang tidak nyaman adalah kondisi sekitar alat reproduksi yang lembab
dan menimbulkan aroma yang tidak sedap dan terjadinya keputihan yang tidak
normal. Keputihan yang tidak normal adalah kondisi keluarnya cairan dengan bau
yang tidak biasa disertai dengan rasa gatal atau nyeri. Keputihan yang tidak
normal dapat diakibatkan oleh adanya kelebihan bakteri jahat atau infeksi bakteri.
Keputihan ini memicu terjadinya gejalan infeksi menular seksual yang dapat
menyebar ke seluruh organ reproduksi sehingga dapat mengganggu proses
reproduksi hingga dapat menyebabkan kanker di sistem reproduksi (husada &
2013, n.d.).
Vagina perlu dibersihkan atau dibasuh setiap kali habis buang air kecil
dan buang air besar. Cara membasuh atau membersihkan vagina yang benar
adalah dari arah vagina menuju anus. Hal ini untuk menghindari perpindahan
bakteri dari anus ke vagina yang dapat menyebabkan infeksi.Setelah
membasuh vagina hingga bersih, jangan lupa untuk mengeringkannya dengan
handuk atau tisu toilet yang lembut.
Saat menstruasi, bersihkan vagina lebih dari dua kali sehari. Sering-
seringlah mengganti pembalut saat sudah terasa lembap atau basah. Selain
vagina, perineum (bagian antara vagina dan anus) dan area sekitar vagina juga
perlu dibersihkan saat menstruasi. Untuk membersihkan vagina saat
menstruasi, cukup gunakan air hangat atau air dan sabun yang berbahan
lembut (MAULANA, 2016).
Bulu kemaluan atau bulu pubis berfungsi untuk melindungi vagina dari
bakteri, kotoran, gesekan, dan keringat. Oleh karena itu, cukur bulu seperlunya
saja. Gunakan gel atau krim khusus saat mencukur bulu kemaluan, agar vagina
tidak lecet.Selain hal-hal di atas, mempraktikkan seks aman dan sehat dengan
tidak bergonta-ganti pasangan seksual juga merupakan hal yang penting
dilakukan untuk menjaga kesehatan vagina. Hal ini bertujuan untuk mencegah
penyakit menular seksual.Kesehatan vagina juga dipengaruhi oleh hormon dan
faktor psikologis. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan yang baik untuk
vagina, mengelola stres dengan baik, dan rutin berolahraga juga bisa
berpengaruh besar terhadap kesehatannya (Winerungan et al., 2013).
G. Lampiran Media
1. Power Point
2. Booklet
3. Video
H. Daftar Pustaka
Aisyaroh, N., … S. K.-J. M. I., & 2010, undefined. (n.d.). Kesehatan Reproduksi Remaja.
Research.Unissula.Ac.Id. Retrieved October 29, 2021, from
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210104090/635Kespro_Remaja.pdf
husada, N. D.-J. skala, & 2013, undefined. (n.d.). Peranan Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi. Poltekkes-Denpasar.Ac.Id. Retrieved October 29, 2021, from
http://poltekkes-denpasar.ac.id/files/JSH/JSH V10N2.pdf#page=109
Mayasari, F., Psikologi, M. H.-J., & 2000, U. (2012). Perilaku seksual remaja dalam
berpacaran dilihat dari harga diri berdasarkan jenis kelamin. Journal.Ugm.Ac.Id.
https://journal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7004
Palesa, H., Sridani, N., & Ilmiah, R. A.-M. T. J. (2019). HUBUNGAN PRILAKU
SEKSUAL DAN KEBERSIHAN ALAT REPRODUKSI EKSTERNAL DENGAN
KEJADIAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA USIA. Jurnal.Untad.Ac.Id.
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/MedikaTadulako/article/view/15060
Solehati, T., Sari, C., Keperawatan, I. R.-J., & 2019, U. (2019). Pengetahuan, sikap dan
tindakan siswi sekolah dasar terkait genitalia hygiene. 103.114.35.30, 4(1).
http://103.114.35.30/index.php/JKM/article/view/2606
Sriwijaya, I. S.-J. P., & 2015, undefined. (n.d.). Upaya pencegahan kanker serviks melalui
peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi wanita dan pemeriksaan metode IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat) di. Ejournal.Unsri.Ac.Id. Retrieved October 29, 2021,
from https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpsriwijaya/article/view/2149
Winerungan, E., Keperawatan, E. H.-J., & 2013, undefined. (2013). Hubungan pengetahuan
kesehatan reproduksi dengan kejadian iritasi vagina saat menstruasi pada remaja di SMP
Negeri 8 Manado. Ejournal.Unsrat.Ac.Id, 1.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2180