Anda di halaman 1dari 4

Bodoh, Penyakit yang Membinasakan

ِ ‫ من يه ِد ِه اهلل فَالَ م‬،‫ات َْأعمالِنَ ا‬ ِ ِّ‫اهلل ِمن ُش رو ِر َأْن ُف ِس نَا وِمن س ي‬ ِ ِ ِ ِ ِِ ‫ِإ‬
‫ض َّل‬ ُ ُ َْ ْ َ َ ‫َ ْ َ َئ‬ ْ ُ ْ ‫َّن احْلَ ْم َد للَّه حَنْ َم ُدهُ َونَ ْستَعْينُهُ َونَ ْسَت ْغف ُر ْه َو َنعُ وذُ ب‬
ِ ِ ْ ‫لَه ومن ي‬
َّ ‫َأش َه ُد‬
‫ يَا َأيُّ َها‬.ُ‫َأن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه‬ ْ ‫ك لَهُ َو‬ َ ْ‫َأش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِري‬ ْ ‫ َو‬.ُ‫ي لَه‬ َ ‫ض ل ْلهُ فَالَ َه اد‬ ُ ْ ََ ُ
‫اتِه َوالَ مَتُ ْوتُ َّن‬ ِ
ِ ‫ يا َأيُّه اَ الَّذين ءامنُ وا َّات ُق وا اهلل ح َّق ُت َق‬: ‫ قَ َال َتع اىَل‬.‫اهلل َف َق ْد فَ از الْمَّت ُق و َن‬ ِ ‫النَّاس ُأو ِص ي ُكم وِإيَّاي بَِت ْق وى‬
َ َ ََ َْ َ َ ْ ُ َ َ َ َْ ْ ْ ُ
‫ث‬ َّ َ‫س َوا ِح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها َوب‬ ٍ ‫َّاس َّات ُق ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ْي َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن نَ ْف‬ ِ
ُ ‫ يَا َأيُّ َها الن‬: ‫ قَ َال َت َع اىَل‬.‫الَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْس ل ُم ْو َن‬
‫ِإ‬
‫ يَا َأيُّ َها الَّ ِذيْ َن ءَ َامنُ وا‬.‫َألر َح َام ِإ َّن اهللَ َك ا َن َعلَْي ُك ْم َرقِْيبً ا‬ ِ ِ ِ ِ
ْ ْ‫مْن ُه َما ِر َج االً َكثْي ًرا َون َس آءً َو َّات ُق وا اهللَ الَّذ ْي تَ َس آءَلُْو َن بِه َوا‬
ِ
‫ِر لَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُطِ ِع اهللَ َو َر ُس ْولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْو ًزا‬ ِ ‫ ي‬.‫َّات ُق وا اهلل و ُقولُ وا َق والً س ِدي ًدا‬
ْ ‫ص ل ْح لَ ُك ْم َْأع َم الَ ُك ْم َو َي ْغف‬ ُْ ْ َ ْ ْ ْ ََ
.‫َع ِظْي ًما‬

ِ ٍ ِ ِ ِ
‫اُألم و ِر حُمْ َدثَا ُت َها َو ُك َّل‬
ُ ‫ص لَّى اهلل َعلَْي ه َو َس لَّ َم َو َّش َر‬َ ‫ي حُمَ َّمد‬ ُ ‫ َو َخْي َر اهْلَ ْد ِي َه ْد‬،َ‫اب اهلل‬ُ َ‫َأص َد َق احْلَديث كت‬ ْ ‫ََّأما َب ْع ُد؛ فَِإ َّن‬
‫ص ْحبِ ِه َو َم ْن تَبِ َع ُه ْم‬ ِ ٍ ٍ ٍ ٍ
َ ‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َعلَى نَبِِّينَا حُمَ َّمد َو َعلَى آلِه َو‬
َ ‫ اَللَّ ُه َّم‬.‫ضالَلَة يِف النَّا ِر‬ َ ‫حُمْ َدثَة بِ ْد َعةٌ َو ُك َّل بِ ْد َعة‬
َ ‫ضالَلَةٌ َو ُك َّل‬
.‫ان ِإىَل َي ْوِم الْ ِقيَ َام ِة‬
ٍ ‫بِِإحس‬
َْ
Bodoh adalah salah satu penyakit hati yang sangat membahayakan dan sangat
mengerikan akibatnya. Akan tetapi sering dan mayoritas penderitanya tidak merasa
kalau dirinya sedang terjangkit penyakit berbahaya ini. Dan karena penyakit bodoh
inilah muncul penyakit-penyakit hati yang lain seperti iri, dengki, riya, sombong, ujub
(membanggakan diri) dan lainnya.

Karena kebodohan ini adalah sumber segala penyakit hati dan sumber segala
kejahatan. Kebodohan ini penyakit hati yang berbahaya lebih dahsyat dibanding
penyakit badan. Karena puncak dari penyakit badan berakhir dengan kematian,
adapun penyakit hati akan mengantarkan penderitanya kepada kesengsaraan dan
kebinasaan yang kekal. Manusia yang terkena penyakit ini hidupnya hina dan
sengsara di dunia maupun di akherat Allah Taala banyak menyebutkan dalam Al-
Quran tentang tercelanya dan hinanya serta balasan dan akibat bagi orang-orang yang
bodoh yang tidak mau tahu tentang ilmu agama di dunia dan akherat. Diantaranya
Allah menyatakan dalam surat Al-Furqon: 44 "Apakah kamu mengira bahwa
kebanyakan mereka itu mendengar dan memahami ?. Mereka itu tidak lain hanyalah
seperti binatang ternak bahkan lebih sesat jalannya".

Di dalam ayat ini, Allah Taala menyerupakan orang-orang bodoh yang tidak mau tahu
ilmu agama seperi binatang ternak bahkan lebih sesat dan jelek.
Di dalam surat Al-Anfal : 22. Allah juga menyatakan: "Sesungguhnya binatang
(makhluk) yang paling jelek di sisi Allah adalah orang yang bisu dan tuli yang tidak
mau mengerti apapun (tidak mau mendengar dan memahami kebenaran)".
Dalam ayat ini Allah memberitakan bahwa orang-orang bodoh yang tidak mau
memahami kebenaran adalah binatang yang paling jelek diantara seluruh binatang-
binatang melata seperti keledai, binatang buas, serangga, anjing dan seluruh binatang
yang lain. Maka orang-orang bodoh yang tidak mau kebenaran lebih jahat dan lebih
jelek dari seluruh binatang.
Kemudian Allah Taala juga menyatakan bahwa orang-orang yang bodoh seperti
orang-orang yang buta yang tidak bisa melihat sebagaimana dalam surat Ar Rodu :
19. Allah berfirman: "Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang
diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sama dengan orang yang buta ?"
Dan sungguh Allah Taala banyak mensifati orang-orang yang jahil itu dengan bisu,
buta dan tuli.

Kemudian keberadaan orang-orang yang jahil terhadap dakwahnya para rosul sejak
rosul yang pertama sampai rosul yang terakhir, mereka adalah musuh yang paling
berbahaya bahkan musuh para rosul yang sebenarnya. Hingga Musa alaihissalam
berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang yang jahil, sebagaimana dalam
surat Al-Baqoroh: 67 "Aku berlindung kepada Alloh agar tidak menjadi orang yang
jahil".
Dan Allah juga memerintahkan kepada nabinya shollallaahu alaihi wassalam untuk
berpaling dari orang yang jahil
"Dan berpalinglah engkau dari orang-orang yang jahil !"

Kemudian Allah Taala juga menyerupakan orang jahil yang tidak menerima dakwah
rasul seperti orang yang mati dan telah terkubur, walau jasad mereka hidup. Karena
dakwah rasul itu ilmu dan iman. Ilmu dan iman inilah yang menjadikan hati itu hidup,
kalau ilmu dan iman tidak terdapat di hati orang maka orang itu menjadi bodoh. Dan
orang yang bodoh matilah hatinya.

Akibat dari kebodohan inilah maka kehidupan dia di dunia seperti orang buta tidak
bisa melihat kebenaran. Siapa yang tidak mengerti kebenaran maka dia sesat dan
menjalani hidup ini tanpa arah.

Orang yang buta mata hatinya akibat kebodohannya, nanti akan dibangkitkan dalam
keadaan buta. Dan tempatnya adalah neraka jahannam. Sebagaimana firman Allah
Taala dalam surat Al-Isra: 72 dan 97

"Barang siapa di dunia ini buta mata hatinya maka dia di akherat lebih buta
dan lebih tersesat dari jalan yang benar" "Dan kami akan mengumpulkan
mereka pada hari kiamat diseret atas muka mereka di seret dalam keadaan
buta, bisu dan pekak, tempat kediaman mereka adalah neraka jahanam."

Demikianlah akibat dan balasan bagi orang-orang yang bodoh yang tidak mau tahu
ilmu agama ini. Karena memang demikianlah keadaan mereka di dunia. Dan manusia
dibangkitkan sesuai dengan keadaan hatinya. Kebodohan juga salah satu sifat dari
sifat-sifat penduduk neraka sebagaimana Allah menyatakan dalam surat Al-Araf: 179

"Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka punya hati tapi tidak digunakan untuk melihat dan
mereka punya telinga tapi tapi tidak digunakan untuk mendengar ayat-ayat
Allah. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai."

Dalam ayat ini Allah Taala mengabarkan tentang sifat-sifat penduduk neraka jahanam
yaitu orang-orang yang tidak memperoleh ilmu karena tidak mau menggunakan
sarana-sarana untuk mendapatkan ilmu yaitu: akal, pendengaran, dan pengelihatan
sehingga mereka menjadi orang-orang yang bodoh.

Ini semua adalah menunjukkan tentang jeleknya kebodohan itu dan tercelanya, orang
yang jahil di dunia dan di akherat. Betapa bahayanya dan mengerikannya kalau
kebodohan itu menimpa seseorang, dia akan menerima akibatnya yang
membinasakannya. Padahal kalau kita melihat keadaan kaum muslimin sekarang ini
yang ada di sekitar kita, sungguh mereka telah dilanda penyakit yang mengerikan ini.
Kalau kita tahu sedikit saja tentang agama ini dan berusaha untuk mengamalkan maka
kita akan tahu kenyataan yang menyedihkan, kebodohan telah merata baik secara
individu, keluarga, masyarakat dan negara. Namun mereka tidak merasa kalau mereka
sedang dijangkit penyakit berbahaya yang akan membinasakan dirinya. Mereka
tertawa dan terlena dengan kegemilangan dunia, tidak sadar kalau mereka di atas
kesesatan bahkan di dalam kekafiran, kebidahan dan kemaksiatan. Namun karena
kebodohan, mereka tidak merasa, bahkan merasa di atas kebenaran dan ketaatan.
Tatkala disampaikan Al-haq, mereka merasa resah dan tertuduh sesat. Kenyataan ini
melanda mayoritas kaum muslim, orang mudanya, orang tuanya, rakyatnya dan
pimpinannya. Sungguh menyedihkan kenyataan ini.

Maka bagaimana kalau hal ini terus berlarut-larut dibiarkan ?

Semoga tulisan singkat ini menjadikan peringatan bagi kita semua, sehingga kita
semua tersadar untuk merubah keadaan yang berbahaya dan mengerikan ini untuk
kemudian untuk meraih kehidupan yang diridloi oleh Allah Taala yang akan
mengantarkan kepada kebahagiaan yang abadi, di dunia maupun di akherat. Dan
keadaan seperti ini tidak akan ada jalan lain untuk merubahnya kecuali dengan bekal
ilmu yang bermanfaat. Karena kebodohan adalah penyakit hati yang tidak ada obatnya
kecuali dengan ilmu. Sebagaimana sabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam :
" Tidak lain obatnya kebodohan selain bertanya" (HR. Ibnu Majjah, Ahmad dan yang
lainnya).
Oleh karena inilah Allah menamakan Al-Quran sebagai obat bagi segala penyakit
hati. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Yunus: 57

" Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dari Tuhanmu
dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman".

Karena inilah kedudukan ulama seperti dokter, yakni dokter hati. Maka butuhnya hati
terhadap ilmu seperti butuhnya nafas terhadap udara bahkan lebih besar.
Ilmu itu bagi hati laksan air bagi ikan, apabila hilang air maka matilah ikan.
Jadi kedudukan ilmu bagi hati laksana cahaya bagi mata, laksana mendengarnya
telinga terhadap ucapan lisan, apabila semua ini hilang maka hati itu laksana mata
yang buta, telinga yang tuli dan lisan yang bisu.

ِ ِ ِ ِّ ِ ِ ِ ِ ‫ِإ مِب‬ ِِ ِ ‫يِف‬


ْ ‫ َأُق ْو ُل َق ْويِل‬.‫ َو َن َف َعيِن ْ َو يَّا ُك ْم َا فْي ه م َن اْآليَ ات َوال ذ ْكر احْلَكْيم‬،‫بَ َار َك اهللُ يِل ْ َولَ ُك ْم الْ ُق ْرآن الْ َعظْيم‬
.‫َأسَت ْغ ِفُر اهللَ الْ َع ِظْي َم يِل ْ َولَ ُك ْم‬
ْ ‫َه َذا َو‬
Khutbah Kedua
‫َأع َمالِنَ ا‪َ ،‬م ْن َي ْه ِد ِه‬
‫ات ْ‬ ‫اهلل ِمن ُش رو ِر َأْن ُف ِس نَا و ِمن س يِّ ِ‬
‫َ ْ َ َئ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َّن احْلَ ْم َد للَّه حَنْ َم ُدهُ َونَ ْستَعْينُهُ َونَ ْسَت ْغفُر ْه َو َنعُوذُ ب ْ ُ ْ‬
‫ِإ‬
‫ِ‬ ‫ض َّل لَ ه ومن ي ْ ِ‬ ‫اهلل فَالَ م ِ‬
‫َأش َه ُد َّ‬
‫َأن‬ ‫ك لَ هُ َو ْ‬ ‫َأش َه ُد َأ ْن الَ ِإلَ هَ ِإالَّ اهللُ َو ْح َدهُ الَ َش ِريْ َ‬
‫ي لَ هُ‪ْ .‬‬ ‫ض ل ْل فَالَ َه اد َ‬ ‫ُ ََ ْ ُ‬ ‫ُ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َأص َحابِه َو َسلَّ َم تَ ْسلْي ًما َكثْي ًرا‪ .‬قَ َال َت َع اىَل ‪ :‬يَا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬
‫صلَّى اهللُ َعلَى نَبِِّينَا حُمَ َّمد َو َعلَى آله َو ْ‬ ‫حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُهُ َ‬
‫{و َمن َيت َِّق اهللَ جَيْ َعل‬ ‫ِ‬ ‫ِإ‬ ‫ِ‬ ‫َّ ِ‬
‫َأيُّه اَ الذيْ َن ءَ َامنُ وا َّات ُق وا اهللَ َح َّق ُت َقاتِه َوالَ مَتُ ْوتُ َّن الَّ َوَأنتُ ْم ُّم ْس ل ُم ْو َن‪ .‬قَ َال َت َع اىَل ‪َ :‬‬
‫ِِ ِ‬
‫َأج ًرا}‬ ‫{و َمن َيت َِّق اهللَ يُ َكف ِّْر َعْن هُ َس يَِّئاته َويُ ْعظ ْم لَ هُ ْ‬ ‫َال‪َ :‬‬ ‫لَّهُ خَمَْر ًج ا} َوقَ‬
‫ِئ‬ ‫ِِ‬ ‫الص الَِة و َّ ِ‬ ‫ِ‬
‫الس الَم َعلَى َر ُس ْوله َف َق َال‪ِ{ :‬إ َّن اهللَ َو َمالَ َكتَ هُ يُ َ‬
‫ص لُّ ْو َن َعلَى النَّيِب ِّ‪،‬‬ ‫ِإ‬
‫مُثَّ ْاعلَ ُم ْوا فَ َّن اهللَ ََأم َر ُك ْم ب َّ َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِْي ًما}‪.‬‬ ‫ِ‬
‫يَا َأيُّهاَ الَّذيْ َن ءَ َامُن ْوا َ‬

‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪.‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬


‫ت َعلَى ِإْب َراهْي َم َو َعلَى ِآل ِإْب َراهْي َم‪ِ ،‬إن َ‬ ‫ص لَّْي َ‬
‫ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد‪ .‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ت َعلَى ِإْبَراهْي َم َو َعلَى ِآل ِإْبَراهْي َم‪ِ ،‬إن َ‬ ‫َوبَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى آل حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك َ‬
‫ب‪ .‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ات‪ِ ،‬إن َ ِ‬ ‫ات اَْألحي ِاء ِمْنهم واَْألم و ِ‬ ‫ات‪ ،‬والْمْؤ ِمنِ والْمْؤ ِمنَ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ ِ ِِ‬
‫َّك مَس ْي ٌع قَ ِريْ ٌ‬ ‫َْ ُ ْ َ ْ َ‬ ‫ا ْغف ْر ل ْل ُم ْسلمنْي َ َوالْ ُم ْسل َم َ ُ نْي َ َ ُ‬
‫اجتِنَابَ هُ‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا يِف ال ُّد ْنيَا َحس نَةً َويِف‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َأ ِرنَا احْلَ َّق َحقًّا َو ْار ُز ْقنَا اتِّبَ َ‬
‫َ‬ ‫ِل ب اَطالً َو ْار ُز ْقنَا ْ‬ ‫اع هُ‪َ ،‬وَأرنَا الْبَاط َ‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ني ِإ َم ًام ا‪.‬‬ ‫اج َع ْلنَا ل ْل ُمتَّق َ‬ ‫ب لَنَا ِم ْن َْأز َواجنَا َوذُِّريَّاتِنَا ُق َّرةَ ْ‬
‫َأعنُي ٍ َو ْ‬ ‫اآلخِ َر ِة َح َس نَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ِر‪َ .‬ربَّنَا َه ْ‬
‫ب الْ َع الَ ِمنْي َ ‪.‬‬ ‫ص ُف ْو َن‪َ ،‬و َس الَ ٌم َعلَى الْ ُم ْر َس لِنْي َ َواحْلَ ْم ُد لِلَّ ِه َر ِّ‬ ‫عِز ِة ع َّما ي ِ‬
‫ب الْ َّ َ َ‬ ‫ك َر ِّ‬ ‫ُس ْب َحا َن َربِّ َ‬
‫ان وِإيت آِئ ِذي الْ ُق ر ويْنهى ع ِن الْ َفحش ِ‬ ‫ِعب اد ِ‬
‫آء َوالْ ُمن َك ِر َوالَْب ْغ ِي‬ ‫َْ‬ ‫ْ ىَب َ َ َ َ‬ ‫اهلل‪ِ ،‬إ َّن اهللَ يَْأ ُمُر ُك ْم بِالْ َع ْد ِل َواِْإل ْح َس ِ َ َ‬ ‫ََ‬
‫ِ‬
‫ضل ِه يع ِط ُكم ولَذ ْكر ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫اهلل َأ ْكَبُر‪.‬‬ ‫اسَألُْوهُ م ْن فَ ْ ُ ْ ْ َ ُ‬ ‫يَعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكُر ْو َن‪ .‬فَاذْ ُكُروا اهللَ الْ َعظْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َو ْ‬

‫‪wallahu taala alam‬‬

Anda mungkin juga menyukai