Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ghatti Panggi Napitu

BP : 1910612090
Mata Kuliah : Teknologi Penanganan dan Pengolahan Pakan (03)

RESUME JURNAL

Judul : Penggunaan Baglog Pelepah Sawit Fermentasi Jamur Pleurotus ostreatus untuk
Pakan Ternak Kambing
Volume : Vol.21 (3):257-265
Tahun : 2019
Penulis : P.Z. Jati, Y.Metri, R.Rianita, L.Warly dan M.Zain

Latar Belakang
Jurnal ini memiliki latar belakang tentang bagaimana keterbatasan pemberian pakan
yang berkualitas baik cukup rendah karena harga bahan pakan berkualitas baik relaitf mahal
sehingga pemberian pakan dilakukan dengan seadanya karena peternak tidak mampu
memberikan pakan yang berkualitas.Salah satu limbah perkebunan yang cukup potensial
dijadikan pakan ternak yaitu pelepah sawit. Kandungan nutrisi kelapa sawit yaitu protein
kasar (PK) 3,44%, Lemak Kasar (LK0 3,23%, Serat Kasar (SK) 48,6%, abu 9,37 %, NDF
71,90%, ADF 43,36 %, dan lignin 17,4%. Tingginya kandungan lignin pada pakan
menyebabkan rendahnya nilai gizi patabilitas dan daya cerna terhadap pakan.
Cara yang dapatuntuk menurunkan kandungan lignin pada pelepah sawit adalah
dengan proses delignifikasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan perlakuan kimia atau
secara biologi. Produk fermentasi limbah pelepah sawit yang dapat digunakan disebut baglog
pelepah sawit. Baglog merupakan istilah dari media tanam jamut dengan penggantian bahan
baku yang menggunakan media pelepah sawit yang telah dihasilkan sehingga limbah baglog
pelepah sawit fermentasi tersebut banyak digunakan untuk pakan ternak. Pemanfaatan limbah
media tanam jamut sebagai pakan ternak sangat berguna karena mengandung komponen-
komponen nutrisi yang bermanfaat bagi ternak. Mikroorganisme yang mampu mendegredasi
lignin pada proses pelapukan kayu adalah jamur pelapak putih dibantu enzim lignlotik yang
dihasilkannya, yaitu lakasa, mangan peroksidase dan melibatkan aktivitas enzim lignase yang
dihasilkan oleh jamur pelapuk putih yaitu lignin peroksidase , manganese peroksidase dan
lactase.
Oleh karena itu, penggunaan baglog pelapah sawit ini dapat digunakan sebagai
substitusi hijauan dan memberi pengaruh retensi pakan dalam tubuh ternak.
Tujuan
Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan baglog
pelepah sawit fermentasi dengan jamur terhadap retensi N dan performa ternak kambing.

Metode Penelitian
Merode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Rancangan Acak
Kelompok ( RAK) terdiri dari 4 ulangan darn 4 perlakuan disetiap kombinasu. Pelakuan
penelitian ini adalah: A=0%, baglog, B=20% baglog,, C= 30% baglog, dan D= 40% baglog.
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan pelepah sawit yang telah di coper
dan utntuk fermentasi menggunakan jamur pelapuk putih dengan dosis 7% dengan lama
fermentasi 3 bulan dengan komposisi baglog: dalam 100 kg pelepah sawit, dedak 15-20%,
urea/kapur 2%, gula 1%, air 50-60%.

Hasil Penelitian
Hasil yang didapatkan dari penelitian yaitu:
 Konsumsi BK dan BO
Penurunan konsumsi BK terjadi dikarenakan oleh bertambahnya level baglog pelepah
sawit yang diberikan ke ternak Kambing PE dalam ransum perlakuan. Pola konsumsi
BO mengikuti pola konsumsi BK dan mempunyai korelasi positif. Hal ini disebabkan
zat-zat yang terkandung dalam BO merupakan bagian dari BK. Semakin meningkat
konsumsi BK, maka konsumsi BO juga meningkat dan sebaliknya.
 Pertambahan Bobot Badan harian
Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh tidak
nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan harian (PBBh). Hasil penelitia
menunjukkan bahwa konsumsi yang relatif sama, sehingga tidak berpengaruh
terhadap PBBh dengan rataan PBBh berkisar antara 136,25-147,50 (g/ekor/h), dimana
ternak mengalami penurunan seiring dengan penurunan konsumsi BK.
 Neraca Keseimbangan Nitrogen
Pemberian ransum perlakuan yang berbeda memberikan pengaruh sangat nyata
(P<0,01) terhadap retensi N pada kambing PE. Penurunan nilai retensi N ini
dikarenakn
semakin rendah pula konsumsi N ransum , maka retensi nitrogen akan semakin turun
pula. Jadi, retensi nitrogen merupakan selisih dari konsumsi nitrogen dengan ekskresi
nitrogen melalui urin dan feses . Sehingga meningkatnya konsumsi ransum akan
memberikan kesempatan kepada tubuh untuk meretensi lebih banyak makanan
sehingga kebutuhan protein untuk pertumbuhan dapat terpenuhi.

Kesimpulan
Kesimpulan pada jurnal ini adalah penggunaan baglog pelapah sawit yang
difermentasi jamur pelapuk putih (Pleorotus ostreatus) sampai dengan level 40% apalatabel
dikonsumsi ternak dengan hasil performan ternak.

Anda mungkin juga menyukai