Anda di halaman 1dari 11

PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591

(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X


Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Herba Krokot (Portulaca oleracea L.)


Dari Beberapa Metode Ekstraksi

Antibacterial Activity of Ethanol Extract of Portulaca oleracea L. Obtained From


Several Extraction Methods

Siska Maila Sari, Asri Melati Dewi, Erika Indah Safitri, Maulita Cut Nuria*

Departement of Biology Pharmacy, Faculty of Pharmacy, Universitas Wahid Hasyim


Jl. Menoreh Tengah X No.22, Semarang 50232, Indonesia

*Corresponding author email: cut.nuria79@gmail.com

Received 26-09-2020 Accepted 19-06-2021 Available online 17-09-2021

ABSTRAK

Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia
coli. Pertumbuhan kedua bakteri tersebut dapat dihambat dengan bahan alam, salah
satunya herba krokot (Portulaca oleracea L). Tumbuhan ini mengandung senyawa
saponin, flavonoid, tanin, glikosida dan steroid. Senyawa-senyawa tersebut memiliki
karakteristik berbeda terhadap metode ekstraksi, baik cara panas maupun dingin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antibakteri ekstrak
etanol herba krokot dari berbagai metode ekstraksi terhadap pertumbuhan bakteri S.
aureus dan E. coli. Ekstraksi herba krokot dilakukan dengan empat variasi metode yaitu
cara dingin (maserasi dan perkolasi) dan cara panas (soklet dan refluks) menggunakan
pelarut etanol 96%. Penentuan aktivitas antibakteri ekstrak menggunakan metode difusi
agar. Ekstrak etanol herba krokot diuji pada empat seri konsentrasi yakni 20, 25, 30 dan
35%. Kloramfenikol digunakan sebagai kontrol positif, sedangkan kontrol negatifnya
adalah DMSO. Hasil uji aktivitas antibakteri berupa Diameter Daerah Hambat (DDH)
yang dianalisis secara statistik Two Way Anova pada taraf kepercayaan 95 %. Ekstrak
etanol herba krokot yang dihasilkan dari berbagai metode ekstraksi memiliki aktivitas
antibakteri terhadap S. aureus dan E. coli, namun variasi metode ekstraksi tidak berbeda
secara signifikan (p>0,05) terhadap aktivitas antibakterinya.

Kata kunci: ekstrak etanol herba krokot, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, variasi
metode ekstraksi

ABSTRACT

Infection diseases could be caused by Staphylococcus aureus and Escherichia coli.


Growth of both of bacteria could be inhibited by medicinal plants such as Portulaca

34
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

oleracea L. herbs. This plant contain chemical compounds including saponins,


flavonoids, alkaloids, tannins, glycosides, and steroids. These compounds have different
characteristics to the heat or cold extraction method. This study aims to determine the
antibacterial activity of ethanol extract of P. oleracea herbs obtained from various
extraction methods against S. aureus and E. coli. Extraction of P. oleracea herb was
carried out by cold method (maceration and percolation) and heat method (soxhlet and
reflux) using 96% ethanol. Determination of antibacterial activity using agar diffusion
method. Ethanol extract of P. oleraceas herb was tested in four concentration series 20,
25, 30 and 35% (b/v). Chloramphenicol was used as a positive control while the negative
control was DMSO. The results of antibacterial activity test in the form of zone of
inhibition and analyzed statistically by Two Way Anova test at a 95% confidence level.
Ethanol extract of P. oleracea herbs obtained from several extraction methods did not
give significantly difference (p>0.05) in antibacterial activity against S. aureus and E.
coli.

Key words: Escherichia coli, P. oleracea ethanol extract, Staphylococcus aureus,


extraction methods

Pendahuluan Penyakit yang disebabkan oleh


Hasil Riset Kesehatan Dasar bakteri dapat diobati dengan antibiotik,
2018 melaporkan bahwa penyakit salah satunya kloramfenikol. Namun
menular menjadi salah satu penyebab penggunaan kloramfenikol dapat
morbiditas penduduk di Indonesia menyebabkan efek samping berupa
(Kementerian Kesehatan RI, 2019). penekanan sumsum tulang yang dapat
Penyakit menular dapat disebabkan menyebabkan anemia aplastik
oleh bakteri yang ada pada manusia (Rampengan, 2013). Efek samping yang
yakni Staphylococcus aureus dan disebabkan oleh antibiotik dalam
Escherichia coli. Bakteri S. aureus penanganan infeksi bakteri dapat
umumnya menyebabkan infeksi kulit, diminimalkan dengan pengobatan
mampu memproduksi racun dan lainnya menggunakan bahan-bahan
menembus hambatan mukosa, serta yang berasal dari alam, salah satunya
masuk ke jaringan lunak dibawahnya herba krokot (Edrah, 2017).
(Greenwood et al., 2012). Bakteri E. coli Secara tradisional, tanaman
dapat menyebabkan diare jika jumlah krokot digunakan untuk mengobati
bakteri ini meningkat dalam saluran penyakit kulit (borok, bisul, radang kulit,
pencernaan. Bakteri E. coli dan kudis) dan diare (Sultana dan
menghasilkan eksotoksin yang Rahman, 2013). Ekstrak etanol daun
aktivitasnya dapat mempengaruhi usus krokot hasil ekstraksi soklet
halus, sehingga umumnya mengandung metabolit sekunder
menyebabkan sekresi cairan berlebih ke seperti alkaloid, saponin, tanin,
dalam rongga usus yang menyebabkan diterpen, triterpen, protein, dan
diare (Radji, 2011). flavonoid (Wasnik dan Tumane, 2014).

35
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

Sementara itu, ekstrak etanol herba etanol herba krokot hasil soklet
krokot hasil ekstraksi secara maserasi menunjukkan nilai DDH pada
mengandung fenol, tanin, flavonoid, konsentrasi 500 mg/mL sebesar
saponin, dan alkaloid (Karlina et al., 22,5±0,18 mm, konsentrasi 250 mg/mL
2013; Sudaryati dan Nusandari, 2017). sebesar 18,4±0,27 mm, dan konsentrasi
Penggunaan berbagai metode ekstraksi 125 mg/mL sebesar 16,6±0,16 mm
baik cara panas dan cara dingin akan terhadap E. coli (Peng et al., 2014).
berpengaruh terhadap efektivitas Penelitian mengenai aktivitas
penyarian dan juga jumlah kuantitatif antibakteri ekstrak etanol herba krokot
senyawa-senyawa kimia tersebut. Hal dari berbagai metode ekstraksi
tersebut disebabkan karena terhadap bakteri S. aureus dan E. coli
penggunaan panas dapat menyari lebih belum pernah dilaporkan sebelumnya.
banyak senyawa aktif tetapi juga Penelitian ini dilakukan untuk
berpengaruh terhadap stabilitas memperoleh informasi tentang metode
senyawa-senyawa tersebut. Beberapa ekstraksi yang paling tepat digunakan
senyawa bahan alam bersifat kurang pada herba krokot sehingga diperoleh
stabil terhadap panas. aktivitas antibakteri paling besar
Berdasarkan penelitian Edrah terhadap S. aureus dan E. coli. Metode
(2017), ekstrak etanol daun krokot hasil tersebut dapat diaplikasikan lebih luas
maserasi memiliki aktivitas antibakteri jika hendak menyari herba krokot untuk
terhadap S. aureus dengan nilai tujuan pengobatan infeksi terhadap
Diameter Daerah Hambat (DDH) kedua bakteri tersebut. Penelitian ini
sebesar 9 mm pada konsentrasi 10 fokus pada tujuan untuk mengetahui
mg/ml. Penelitian lainnya melaporkan ada atau tidaknya perbedaan aktivitas
bahwa ekstrak etanol daun dan akar antibakteri ekstrak etanol herba krokot
krokot hasil ekstraksi secara soklet dari berbagai metode ekstraksi
mampu menghambat pertumbuhan S. terhadap bakteri S. aureus dan E. coli.
aureus pada konsentrasi 0,75 mg/ml
menghasilkan nilai DDH sebesar 29 mm Metode Penelitian
pada daun dan 40 mm pada akar krokot Alat dan Bahan
(Dhole et al., 2011). Alat yang digunakan untuk
Penelitian Sudaryati dan pembuatan simplisia dan proses
Nusandari (2017) melaporkan ekstrak ekstraksi adalah almari pengering, alat
etanol herba krokot hasil maserasi penyerbuk, timbangan simplisia
menunjukkan nilai DDH pada (Henher), seperangkat alat maserasi,
konsentrasi ekstrak 800 mg/mL sebesar seperangkat alat perkolasi, seperangkat
13,5 mm, konsentrasi 900 mg/mL alat soklet, seperangkat alat refluks,
sebesar 14,5 mm, dan konsentrasi 1000 penguap vakum putar (Heidolph).
mg/mL sebesar 16,9 mm terhadap E. Sementara itu, alat untuk uji aktivitas
coli. Penelitian lain melaporkan ekstrak antibakteri adalah autoklaf (All

36
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

American), Laminar Air Flow (Airtech), penelitian, selanjutnya dicuci dengan


inkubator (Binder), mikropipet air mengalir untuk menghilangkan
(Socorex) dan jangka sorong (Mitutoyo). pengotor yang menempel. Khusus
Bahan tanaman adalah herba bagian batang krokot dipotong
krokot yang diperoleh dari Desa Putat menjadi bagian yang lebih kecil
Nganten, Kabupaten Grobogan, Jawa sebelum dikeringkan. Proses
Tengah. Karakteristik tanaman yaitu pengeringan di almari pengering
daun berwarna hijau muda, batang dilakukan pada suhu 55oC hingga
berwarna kemerahan dan bunga bahan kering dengan ciri-ciri herba
berwarna kuning. Bahan lain yang krokot mudah hancur bila diremas
digunakan yaitu Nutrien Agar (NA) dengan tangan. Simplisia yang sudah
(Merck), Nutrien Broth (NB) (Merck), kering kemudian disortasi kering.
dimetylsulfoxide (DMSO) (Oxoid), Simplisia ditimbang kemudian dibuat
biakan murni bakteri S. aureus dan E. serbuk. Serbuk simplisia yang
coli (Laboratorium Mikrobiologi diperoleh kemudian disimpan pada
Fakultas Kedokteran Umum Universitas tempat yang tidak terkena sinar
Muhammadiyah Semarang), larutan matahari supaya tidak terjadi
standar 0,5 Mc. Farland I (108 CFU/ml) kerusakan atau dekomposisi
serta kloramfenikol 30 µg/disk (Oxoid). kandungan senyawanya.
Jalannya Penelitian 3. Pembuatan ekstrak etanol herba
1. Determinasi tanaman krokot
Determinasi tanaman krokot Metode maserasi dilakukan
dilakukan untuk mengetahui dengan menimbang serbuk simplisia
identitas bahan yang digunakan pada herba krokot sebanyak 600 gram,
penelitian, yaitu tanaman krokot. kemudian dimaserasi menggunakan
Kegiatan ini dilakukan di pelarut etanol 96%. Proses ekstraksi
Laboratorium Ekologi dan dibagi menjadi 2 tahap yaitu
Biosistematika Jurusan Biologi maserasi dan remaserasi dengan
Fakultas Matematika dan Ilmu perbandingan serbuk simplisia dan
Pengetahuan Alam Universitas pelarut 1:10. Proses maserasi
Diponegoro Semarang. membutuhkan 75 bagian etanol dan
2. Pembuatan serbuk simplisia herba serbuk simplisia direndam selama 3
krokot hari pada suhu ruang dengan
Herba krokot segar dipanen beberapa kali pengadukan,
dengan mengambil seluruh bagian sedangkan proses remaserasi
tanaman (akar, batang, daun, dan membutuhkan 25 bagian etanol yang
bunga). Herba krokot yang proses perendaman simplisia selama
didapatkan disortasi basah untuk 2 hari dengan beberapa kali
memisahkan bagian atau tanaman pengadukan. Campuran tersebut
lain yang tidak digunakan dalam disaring, kemudian filtrat yang

37
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

diperoleh diuapkan menggunakan dipekatkan menggunakan penguap


penguap vakum putar pada suhu vakum putar pada suhu 55oC sampai
55oC hingga diperoleh ekstrak kental diperoleh ekstrak kental (List dan
(Depkes RI, 2006). Schmidt, 2000).
Metode perkolasi dilakukan Metode soklet dilakukan
dengan memasukkan serbuk herba dengan menimbang serbuk herba
krokot sebanyak 600 gram ke dalam krokot sebanyak 600 gram dibungkus
beker gelas kemudian ditambahkan dengan kertas saring dan diikat pada
etanol 96% untuk membasahi ujungnya menggunakan benang,
simplisia. Simplisia yang sudah basah kemudian dimasukkan ke dalam alat
dimasukkan dalam alat perkolator soklet. Pelarut etanol dimasukkan ke
dan ditambahkan pelarut hingga dalam labu alas bulat hingga terisi
serbuk simplisia terendam 2/3 bagian. Alat soklet dirangkai
sepenuhnya, kemudian didiamkan dengan kondensor dan ekstraksi
selama 2 jam. Pelarut diteteskan ke dilakukan hingga tetesan cairan pada
dalam perkolator secara kontinu tabung tidak berwarna. Filtrat yang
bersamaan dengan perkolat yang diperoleh lalu disaring dan
dikeluarkan. Perkolasi dilakukan dimasukkan dalam erlenmeyer. Hasil
sampai larutan yang keluar dari tersebut dievaporasi dengan
perkolator jernih. Perkolat penguap vakum putar pada suhu
ditampung dalam erlenmeyer 55oC sampai diperoleh ekstrak kental
kemudian disaring menggunakan (Voigt, 1994).
kertas saring dan dipekatkan 4. Pembuatan larutan uji ekstrak etanol
menggunakan penguap vakum putar herba krokot
pada suhu 55oC hingga diperoleh Larutan uji dibuat dengan
ekstrak kental (List dan Schmidt, menyiapkan larutan stok konsentrasi
2000). 40%. Ekstrak etanol herba krokot
Metode refluks dilakukan ditimbang 2 gram dilarutkan dalam 5
dengan menimbang serbuk herba ml pelarut DMSO. Larutan uji
krokot sebanyak 600 gram lalu konsentrasi 20, 25, 30, dan 35%
dimasukkan ke dalam labu alas bulat, dibuat dari larutan stok sebanyak 0,5
kemudian ditambahkan 600 ml ml; 0,625 ml; 0,75 ml; 0,875 ml ad 1
pelarut etanol 96%. Alat refluks ml pelarut DMSO.
dirangkai, kemudian diekstraksi pada 5. Uji aktivitas antibakteri
suhu 78oC. Proses refluks dilakukan Uji aktivitas antibakteri diawali
selama 2 jam dengan pengulangan dengan sterilisasi bahan dan alat
sebanyak 3 kali. Filtrat hasil ekstraksi menggunakan autoklaf pada suhu
disaring menggunakan kertas saring, 121oC selama 15 menit. Suspensi
lalu dimasukkan ke dalam kedua bakteri uji masing-masing
erlenmeyer. Filtrat yang diperoleh diencerkan dengan NaCl 0,9 % steril

38
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

hingga kekeruhannya setara dengan Analisis Data


larutan standar 0,5 Mc. Farland I Penelitian ini menghasilkan
(1×107-1×108 CFU/ml). Media uji data berupa Diameter Daerah Hambat
dibuat dengan cara mengambil (DDH) yang dilihat dengan adanya
masing-masing 100 µl suspensi daerah jernih di sekeliling kertas
bakteri S. aureus dan E. coli dan cakram. Konsentrasi larutan uji pada
dimasukkan ke dalam erlenmeyer kertas cakram dihitung dalam satuan
steril yang sudah berisi media mg/disk. Data DDH memenuhi syarat uji
nutrien agar dalam keadaan hangat normalitas dan homogenitas (p>0,05)
sebanyak 25 mL, kemudian digojok maka diuji dengan Two Way Anova
hingga homogen dan dituangkan ke pada taraf kepercayaan 95 % (Jones,
dalam cawan petri steril. Media 2010). Untuk melihat perbedaan nilai
didiamkan selama beberapa menit DDH antar seri konsentrasi pada
hingga memadat. masing-masing metode ekstraksi
Masing-masing larutan uji dilakukan statistik One Way Anova
diambil sebanyak 15 µL dan dilanjutkan Post Hoc Tukey (p<0,05).
diteteskan pada kertas cakram steril,
lalu ditunggu hingga jenuh selama 10 Hasil dan Pembahasan
menit. Kertas cakram tersebut Hasil determinasi menunjukkan
kemudian diaplikasikan pada media bahwa tanaman yang digunakan pada
uji. Kontrol positif berupa cakram penelitian ini adalah benar krokot
kloramfenikol 30 µg/disk (Portulaca oleracea L.). Rendemen
diaplikasikan langsung ke media yang ekstrak etanol herba krokot yang
telah berisi bakteri uji, sedangkan diperoleh dari empat metode ekstraksi
kontrol negatif diaplikasikan sama yaitu maserasi, perkolasi, soklet, dan
seperti larutan uji. Preinkubasi refluks secara berturut-turut sebanyak
dilakukan pada suhu kamar selama 7,95; 11,05; 10,47; dan 10,23%. Hasil
20-30 menit untuk menyeragamkan organoleptis keempat ekstrak kental
kecepatan difusi senyawa antibakteri yang diperoleh memberikan
pada media agar, kemudian karakteristik yang hampir sama yaitu
dilakukan inkubasi pada suhu 37oC konsistensi ekstrak kental, warna coklat
selama 24 jam. Hasil uji diamati kehitaman dan bau khas krokot.
dengan melihat Diameter Daerah Berdasarkan nilai rendemen
Hambat (DDH) yang ditandai dengan ekstrak etanol herba krokot, ekstraksi
adanya daerah bening di sekeliling secara perkolasi menghasilkan
kertas cakram setelah inkubasi rendemen ekstrak paling besar
selama 24 jam dan selanjutnya DDH dibanding metode lainnya. Hal ini
diukur menggunakan jangka sorong. dikarenakan proses ekstraksi secara
Uji dilakukan dengan tiga kali perkolasi tidak mengalami kejenuhan
pengulangan. pelarut sebab pelarut mengalir secara

39
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

terus menerus sehingga akan konsentrasi ekstrak maka semakin besar


meningkatkan difusi (Zhang et al., aktivitas antibakteri yang dihasilkan.
2018). Sementara itu, nilai rendemen Tabel 1 menunjukkan bahwa semakin
metode soklet dan refluks memberikan tinggi konsentrasi ekstrak terlihat
hasil yang relatif sama, sedangkan adanya peningkatan nilai DDH. Hal ini
rendemen terkecil adalah ekstraksi diduga karena bertambahnya
secara maserasi. Hal ini dapat konsentrasi senyawa antibakteri yang
disebabkan karena proses penyarian dilepaskan sehingga mempermudah
pada metode maserasi kurang penetrasi senyawa-senyawa tersebut ke
sempurna karena dapat terjadi dalam sel bakteri dengan mekanisme
kejenuhan pelarut sehingga masing-masing.
berpengaruh terhadap rendemen hasil Di sisi lain, hal tersebut tidak
yang didapatkan (Zhang et al., 2018). terlihat dari nilai DDH ekstrak hasil
Metode ekstraksi secara soklet dan refluks terhadap E. coli yang memiliki
refluks terjadi proses pemanasan kecenderungan menurun pada
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi tinggi (5,25 mg/disk). Hasil
kecepatan penarikan senyawa kimia penelitian tersebut membuktikan
yang terkandung dalam herba krokot. bahwa peningkatan konsentrasi zat
Ekstrak etanol herba krokot diuji antibakteri tidak selalu sebanding
aktivitas antibakterinya terhadap dengan nilai DDH. Hal ini kemungkinan
bakteri S. aureus dan E. coli disebabkan oleh perbedaan kecepatan
menggunakan metode difusi. Penelitian difusi senyawa antibakteri (ekstrak)
ini menggunakan kloramfenikol 30 pada media agar. Ekstrak dengan
µg/disk sebagai kontrol positif yang konsentrasi rendah akan lebih mudah
fungsinya sebagai baku pembanding berdifusi dalam media agar
dan juga untuk proses validasi metode dibandingkan ekstrak dengan
percobaan. DMSO digunakan sebagai konsentrasi tinggi. Adanya hambatan
kontrol negatif yang fungsinya untuk difusi karena karakteristik ekstrak yang
membuktikan bahwa pelarut tidak kental serta konsentrasi ekstrak yang
memiliki aktivitas antibakteri sehingga tinggi menyebabkan nilai DDH menjadi
dapat dipastikan bahwa DDH yang turun.
terbentuk dari larutan uji hanya berasal Nilai DDH kloramfenikol lebih
dari senyawa-senyawa yang terkandung besar secara signifikan dibandingkan
dalam ekstrak etanol herba krokot. ekstrak etanol herba krokot (p<0,05)
Hasil uji aktivitas antibakteri karena kloramfenikol merupakan zat
menunjukkan zona hambat yang antibakteri murni yang sudah terbukti
bersifat radikal pada bakteri S. aureus efeknya, sedangkan ekstrak masih
dan E. coli. Pelczar dan Chan (1988) mengandung berbagai jenis senyawa
menyatakan bahwa semakin tinggi kimia di dalamnya.

40
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

Tabel 1. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol herba krokot dari beberapa metode
ekstraksi terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Nilai DDH pada bakteri (mm±SD)
Metode ekstraksi Perlakuan
Staphylococcus aureus Escherichia coli
EEHK 3,00 mg/disk 10,27±0,15 a 9,60±0,44 a
EEHK 3,75 mg/disk 11,05±0,56 a 10,25±0,28 a
EEHK 4,50 mg/disk 11,08±0,59 a 10,72±0,46 a
Maserasi
EEHK 5,25 mg/disk 11,20±0,56 a 11,35±0,70 a
Kloramfenikol 30 µg/disk 21,72±0,81 24,30±0,40
DMSO - -
a
EEHK 3,00 mg/disk 10,40±0,85 9,87±0,44 a
EEHK 3,75 mg/disk 10,60±0,90 a 10,48±0,46 a
EEHK 4,50 mg/disk 10,93±0,79 a 11,22±0,43 a
Perkolasi
EEHK 5,25 mg/disk 11,22±0,71 a 11,28±0,53 a
Kloramfenikol 30 µg/disk 20,80±1,78 21,03±0,21
DMSO - -
EEHK 3,00 mg/disk 10,33±0,32 a 9,32±0,20 a
EEHK 3,75 mg/disk 11,26±0,41 a 9,78±0,63 a
EEHK 4,50 mg/disk 11,65±0,40 a 10,42±0,33 a
Soklet
EEHK 5,25 mg/disk 11,96±0,42 a 10,83±0,43 a
Kloramfenikol 30 µg/disk 22,62±0,67 21,93±0,61
DMSO - -
EEHK 3,00 mg/disk 10,13±0,62 a 10,06±0,67 a
EEHK 3,75 mg/disk 10,68±0,63 a 10,76±1,06 a
EEHK 4,50 mg/disk 10,90±0,78 a 11,33±0,84 a
Refluks
EEHK 5,25 mg/disk 11,36±1,10 a 9,72±0,54 a
Kloramfenikol 30 µg/disk 23,00±0,74 21,95±2,18
DMSO - -
a
(-) = tidak ada diameter daerah hambat; EEHK = ekstrak etanol herba krokot; ( ) berbeda
bermakna (p<0,05) terhadap kelompok kontrol positif (kloramfenikol) dan kontrol negatif
(pelarut DMSO)

Banyaknya kandungan senyawa yang signifikan pada nilai DDH kedua


kimia dalam suatu bahan obat dapat bakteri (p>0,05), artinya variasi metode
mengakibatkan terjadinya interaksi ekstraksi tidak menghasilkan perbedaan
diantara senyawa-senyawa tersebut. aktivitas antibakterinya. Namun, data
Salah satu bentuk interaksinya dapat nilai DDH dari seri konsentrasi masing-
berupa interaksi antagonis yang dapat masing metode ekstraksi menunjukkan
mengurangi aktivitasnya. perbedaan bermakna (p<0,05), artinya
Hasil statistik Two Way Anova variasi konsentrasi ekstrak etanol herba
menunjukkan bahwa variasi metode krokot dari masing-masing metode
ekstraksi tidak memberikan perbedaan

41
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

ekstraksi memberikan perbedaan nilai uji. Bakteri S. aureus merupakan bakteri


DDH terhadap S. aureus dan E. coli. Gram positif dengan dinding sel yang
Hasil skrining fitokimia ekstrak tersusun atas peptidoglikan yang sangat
etanol herba krokot dari berbagai tebal, sedikit lipid, dan mengandung
metode ekstraksi yakni mengandung polisakarida (asam teikoat). Asam
senyawa golongan terpenoid, alkaloid, teikoat merupakan polimer yang larut
flavonoid, saponin dan tanin. Dari dalam air, yang berfungsi sebagai
keempat metode tersebut, kandungan transport ion positif untuk keluar atau
kimia ekstraknya relatif sama secara masuk. Sifat larut air tersebut yang
kualitatif. Oleh karena itu nilai DDH yang menunjukkan bahwa dinding sel bakteri
dihasilkan pada kedua bakteri uji pun Gram positif bersifat lebih polar sehingga
tidak memberikan perbedaan yang lebih mudah ditembus oleh senyawa
bermakna secara statistik. antibakteri yang bersifat polar juga.
Perbedaan nilai DDH yang Namun disisi lain, bakteri E. coli
signifikan secara statistik hanya terlihat merupakan bakteri Gram negatif yang
antar seri konsentrasi ekstrak pada mengandung lapisan peptidoglikan tipis.
metode soklet (p<0,05) terhadap bakteri Membran luarnya terdiri dari lipid,
S. aureus, sedangkan pada metode lipopolisakarida dan protein (Radji,
ekstraksi lainnya tidak terdapat 2011). Adanya kandungan lipid pada E.
perbedaan nilai DDH antar seri coli membuat senyawa kimia yang
konsentrasi. Perbedaan ini disebabkan bersifat non polar salah satunya
karena kandungan senyawa kimia pada terpenoid, lebih mudah menembus
larutan konsentrasi tinggi (5,25 mg/disk) penyusun dinding sel bakteri.
akan lebih banyak bila dibandingkan
dengan larutan konsentrasi rendah (3,00 Kesimpulan
mg/disk), sehingga larutan konsentrasi Ekstrak etanol herba krokot yang
tinggi menghasilkan nilai DDH yang lebih dihasilkan dari berbagai metode
besar dan berbeda secara statistik. ekstraksi (maserasi, perkolasi, soklet dan
Statistik uji beda nilai DDH antar refluks) mempunyai aktivitas antibakteri
seri konsentrasi ekstrak terhadap bakteri pada konsentrasi 20, 25, 30, dan 35%
E. coli menunjukkan perbedaan pada terhadap bakteri S. aureus dan E. coli,
metode maserasi, perkolasi dan soklet namun variasi metode ekstraksi tersebut
(p<0,05) sedangkan metode refluks tidak tidak memberikan perbedaan yang
memberikan perbedaan bermakna bermakna terhadap aktivitas
karena nilai DDH pada konsentrasi tinggi antibakterinya.
(5,25 mg/disk) relatif sama dengan nilai
DDH konsentrasi rendah (3,00 mg/disk). Daftar Pustaka
Perbedaan komponen dinding sel Dhole, J. A., Dhole, N. A., Lone, K. D.,
bakteri uji dapat berpengaruh terhadap Bodke, S. S. 2011. Preliminary
profil aktivitas antibakteri suatu bahan Phytochemical Analysis and

42
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

Antimicrobial Activity of Some Jakarta: Universitas Indonesia


Weeds Collected from Press.
Marathwada Region. Journal of
Research in Biology. 1:19-23. Peng, S., Weichang, D., Hansong, Y.,
Yuhua, W., Xuelin, W., Shumin,
Edrah, S.M. 2017. Short Communication: S. 2014. Antibacterial Activity of
Evaluation of Antimicrobial Aqueous and Ethanolic Extracts
Activities of Alchemilla vulgaris of Portulaca oleracea L. and
and Portulaca oleracea Ethanolic Taraxacum mongolicum Against
Extracts and Correlation With Pathogenic Bacteria of Cow
Their Phytochemical Profiles. J Mastitis. International Journal of
Nat Prod Biochem. 15(2):96-99. Applied Research in Veterinary
Medicine. 12(3):210-213.
Greenwood, D., Richard, S., Michael, B.,
Will, I. 2012. Medical Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi
Microbiology: A Guide to Panduan Mahasiswa Farmasi
Microbial Infection. 18th Ed. dan Kedokteran. Jakarta: Buku
London: Elsevier Health Kedokteran EGC.
Sciences.
Rampengan, N.H. 2013. Antibiotik Terapi
Jones, D.S. 2010. Statistik Farmasi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi
(Pharmaceutical Statistics). Pada Anak. Jakarta: EGC.
diterjemahkan oleh Hesty, U.R.
dan Harrizul, R. Jakarta: EGC Sudaryati dan Nusandari, R. 2017.
Karakteristik Fitokimia Dan
Karlina, C. Y., Muslimin, I., Guntur, T. Aktivitas Antimikroba Krokot
2013. Aktivitas Antibakteri (Portulaca oleracea L.). Prosiding
Ekstrak Herba Krokot (Portulaca Seminar Nasional FKTP-TPI. UPN
oleracea L.) terhadap Veteran. Kendari. 318-327.
Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli, Lentera Bio, Sultana, A. and Rahman, K. 2013.
2(1):87-93. Portulaca oleracea Linn: A Global
Panacea with Ethnomedicinal
Kementerian Kesehatan RI. 2019. and Pharmacological Potential,
Laporan Nasional Riskesdas Review Article. International
2018. Jakarta: Lembaga Penerbit Journal of Pharmacy and
Badan Penelitian dan Pharmaceutical Sciences.
Pengembangan Kesehatan. 5(2):33- 39.

List, P.H. and Schmidt, P.C. 2000. Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Phytopharmaceutical Farmasi. Yogyakarta: UGM-
Technology. Marburg: Philipps Press.
University of Marburg.
Wasnik, D. D. dan Tumane, P. M. 2014.
Pelczar, M. J. and Chan, E. C. S. 1988. Preliminary Phytochemical
Dasar-Dasar Mikrobiologi. Screening and Evaluation of
Antibacterial Activity of

43
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 01 Juli 2021: 34-44

Portulaca oleracea L. Againts


Multiple Drug Resistance (MDR) Zhang, Q.W., Lin, L.G., Ye, W.C. 2018.
Pathogens Isolated from Clinical Techniques for Extraction and
Specimen. World Journal of Isolation of Natural Products: A
Pharmaceutical Research. Comprehensive Review. Chinese
3(10):920-931. Medicine. 13:20.

44

Anda mungkin juga menyukai