Anda di halaman 1dari 10

DERMATITIS ATOPIK

DOSEN PENGAMPU: APT. SITI


SETYANINGSIH,M.FARM
KELOMPOK 5

1. Ayu Riyani 19105011031

2. Nabila Islamiyah 19105011032

3. Yeni Maulidtia 19105011033

4. Mirna Susilawati 19105011034

5. Fitriana Usbiatun K 19105011035

6. Catur Kurniaji 19105011036

7. Lusi Dwi Rahmawati 19105011037

8. Novita Dian Prastiani 19105011038

9. M. Ridwan Fahmi F 19105011039

10. Yuniar Akhidatul M 19105011040


KASUS

Seorang ibu datang ke apotek, membeli obat untuk anaknya


(perempuan, 3 tahun 8 bulan, 15 kg) dengan keluhan timbul bintik
merah pada ketiak kanan dan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan tambahan
berupa gatal pada ketiak, dan lipatan sikut. Pagi tadi pasien mengalami
demam. Orangtua pasien menyampaikan tidak ada keluarga atau
tetangga sekitar yang menderita keluhan yang sama. Riwayat timbul
keluhan kulit setelah konsumsi makanan tertentu seperti telur atau
ikan.
DEFINISI PENYAKIT

Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit


inflamasi kronis yang terutama dimulai pada masa
kanak-kanak dengan perjalanan alami yang
bervariasi. Gatal adalah gejala khas dari penyakit
ini, seringkali tak kunjung reda dalam kasus yang
parah, dan menyebabkan gangguan tidur dan kulit
yang rentan infeksi. Pasien dengan DA seringkali
juga memiliki komorbiditas atopik seperti asma
alergi dan rinitis alergi dan mengalami gangguan
kualitas hidup yang signifikan (Harlim, 2016).
ETIOLOGI

Etiologi belum jelas, berbagai faktor dikemukakan oleh berbagai penulis,


seperti :
1. Genetik
2. Alergik
3. Fisiologik
4. Farmakologik
5. Psikis.
Keadaan yang demikian ini dapat memberikan suatu gambaran bahwa Dermatitis
atopik merupakan penyakit yang multifaktorial (Harlim, 2016).
KLASIFIKASI
Secara klinis dermatitis atopik dibagi menjadi 3 fase yaitu :
1. Fase infatil (0-2 tahun)
Sering muncul pada tahun pertama kehidupan,biasanya setelah usia 2 bulan. Lesi mulai di muka (dahi, pipi)
berupa eritema, papulo-vesikel yang halus, karena gatal digosok, pecah, eksudatif, akhirnya terbentuk
krusta dan dapat menjadi infeksi sekunder (Harlim, 2016).
2. Fase anak (usia 2 - 12 tahun)
Merupakan kelanjutan bentuk infatil atau timbul sendiri (de novo). Lesi pada dermatitis atopik anak
berjalan kronis akan berlanjut sampai usia sekolah dan predileksi biasanya terdapat pada lipat siku, lipat
lutut, leher dan pergelangan tangan. Jari-jari tangan sering terkena dengan lesi eksudatif dan kadang-kadang
terjadi kelainan kuku (Harlim, 2016).
3. Fase Dewasa ( > 12 tahun)
Pada dermatitis atopik bentuk dewasa mirip dengan lesi anak usia lanjut (8-12 tahun),didapatkan
likenifikasi terutama pada daerah lipatan-lipatan tangan. Lesi kering, agak menimbul, papul datar dan
cenderung bergabung menjadi plak likenifikasi dengan sedikit skuama, sering terjadi eksoriasi dan eksudasi
karena garukan, lambat laun terjadi hiperpigmentasi. (Harlim, 2016).
Tatalaksana Terapi

Farmakologi Non Farmakologi :


Tatalaksana yang diberikan pada pasien 1. Komunikasi dan edukasi terhadap keluarga
berupa pemberian medikamentosa yaitu : pasien
2. Menghindari penyebab iritasi dan alergen
1. Hidrokortisontopikal 1% berupa seperti makanan, minuman dan lingkungan
salep yang dioleskan 2 kali sehari 3. Memberikan pelembab setelah mandi
(Miura, 2022), 4. Mencegah penggarukan dan pemakaian handuk
2. CTM Syrup 3 x sehari ½ sendok kasar agar tidak menimbulkan iritasi serta
takar memicu gatal
3. Paracetamol sirup 3 x sehari 1 sedok 5. Memotivasi keluarga agar memantau serta
takar. mengajari pasien perilaku hidup bersih dan
sehat (Movita, 2014).
DAFTAR OBAT SWAMEDIKASI BERDASARKAN KASUS

No. Nama Obat Cara Pemakaian Indikasi

1. Salep Hidrokortison 1 Oleskan tipis pada kulit 2 x anti inflamasi,


% sehari anti pruritus
2. Parasetamol Syrup 3 x sehari 1 sendok takar analgetik &
antipiretik
3. CTM Syrup 3 x sehari ½ sendok takar Antialergi
KIE

1. Hindari pencetus alergi


2. CTM sirup : diminum 3 x sehari ½ sendok takar digunakan untuk meredakan alergi
yang ditandai rasa gatal, apabila sudah tidak gatal obat bisa dihentikan.
3. Gunakan salep hidrokortison untuk mengatasi ruam dan gatal, gunakan sebanyak 2
kali sehari pada daerah yang gatal, sebelum diberi salep daerah yang akan diberi
salep dibersihkan terlebih dahulu.
4. Parasetamol sirup : diminum 3 X sehari 1 sendok takar digunakan untuk demam,
apabila demam sudah reda parasetamol bisa dihentikan
5. Apabila kulit mengalami kering bisa diberikan vaselin
DAFTAR PUSTAKA

Harlim, Ago. 2016. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin Penyakit Alergi Kulit. FK UKI. Jakarta.

Hidayah, N. 2014. Penatalaksanaan Dermatitis Atopik Pada Balita Dengan Riwayat Keluarga. Jurnal Medula Unila.

Miura Susanto, Prayogi. 2022. Tatalaksana Dermatitis Atopik Pada Anak. Jurnal Medika Hutama, Vol. 3 No. 2. Bekasi.

Movita, Theresia. 2014. Tatalaksana Dermatitis Atopik. Jurnal CDK, Vol. 41 No. 11. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai