Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurul Fitriyani

Nim : 19105011055

Kelas : A ( Industri)

Tugas Pengembangan Formula untuk Studi Stabilitas

Anda adalah seorang RnD di suatu industri kosmetik. Industri anda akan
mengembangkan minyak biji pala sebagai produk skincare. Diketahui minyak biji pala
memiliki karakteristik yaitu mudah menguap, mudah teroksidasi dan mengalami auto-
oksidasi, peka terhadap cahaya dan stabil pada suhu maksimal 30''C. Minyak bijipala
tersebut mengandung senyawa terpen seperti alfa-pinen, beta pinene, sabinen, beta-
felandrene, miristisin dan asam lemak-asam lemak tak jenuh. Anda ditugaskan oleh
formulator untuk mengembangkan produk dan studi stabilitasnya. Lakukan analisis
terhadap bahan atif tersebut dan parameter apa saja yang akan anda ujistabilitasnya
serta produk apa yang akan anda buat?

Jawab

- Analisis zat aktif ( Minyak Biji Pala)

Minyak pala dicirikan sebagai minyak yang berwarna jernih kekuningan atau
dengan aroma khas pala. Kualitas minyak pala Indonesia telah distandarkan sesuai No
2388-2006 oleh Badan Standarsasi Nasional (BSN).Minyak biji pala mengandung 5-
15% minyak atsiri yang terdiri lebih dari 80% monoterpen, >5% alkohol monoterpen,
dan >5% senyawa aromatik dan berbagai senyawa lainnya . Minyak biji pala
merupakan salah satu komoditi ekspor tersebsar di Indonesia dengan laju pertumbuhan
rata-rata sebesar 0,63% dengan surplus 109,45 juta USD pada tahun 2018. Minyak biji
pala dapat dimanfaatkan sebagai sediaan kosmetik yang juga berperan sebagai ciri khas
olahan rempah asal Indonesia. Pada minyak biji pala tersebut mengandung senyawa
terpen seperti alfa-pinen, beta pinene, sabinen, beta-felandrene, miristisin dan asam
lemak-asam lemak tak jenuh.
1. Miristin

Kelarutan: tidak dapat larut di dalam air; dapat larut di dalam benzen dan dietil
eter, sedikit dapat larut di dalam etanol. Rumus molekul miristisin ialah C11H12O3. Zat
ini merupakan senyawa tidak berwarna, terang, mudah menguap dengan bau aromatik
yang kurang tajam, tidak membeku pada suhu rendah dan dapat diperoleh dengan cara
distilasi vakum (Shulgin, 1966). Miristisin terdapat dalam minyak pala dan minyak
fulinya. Minyak fuli mengandung lebih banyak senyawa miristisin daripada minyak biji
pala (Raphael, 1988). Tingkat konsumsi yang tinggi terhadap biji, fuli, dan daging buah
pala perlu diwaspadai karena konsumsi pala sebanyak 8 gram dapat menyebabkan
kematian terutama akibat senyawa miristisin (Flach dan Willink, 1966).

2. Sabinen

sabinen adalah suatu monoterpen yang biklik alami. Terisolasi dari kotoran minyak
dari Quercus tumbuhan untuk pohon natal dan Picea abies. Sabinen adalah salah satu
dari campuran kimiawi yang berperan untuk kepedesan dari lada hitam dan suatu unsur
yang utama minyak wortel. Sabinen juga terdapat dalam minyak teh pada suatu
konsentrasi yang rendah.

3. Pinen
Alfa-pinen memiliki nama lain yaitu 2,6,6-trimetilbiklo(3.1.1)-2-hept-2- ene, dan
2-pinen. Alfa-pinen memiliki titik didih 156 oC. Sedangkan beta-pinen 11 memiliki
sinonim 2(10)-pinen, nopinen, dan pseudopinen.Beta-pinen memiliki titik didih lebih
besar dari alpha-pinen yaitu 167 oC. Bobot molekul dari alfapinen dan betha-pinen
sama dengan rumus molekul C10H16. Pinen menurut Anonim dalam Wikimedia(2007)
adalah suatu campuran yang organik dari kelas terpen, salah satu dari dua isometri dari
pinen. Ditemukan di minyak dari banyak jenis pohon yang berdaun jarum, seperti
cemara.

- Parameter uji stabilitas

Parameter yang diuji meliputi:

a) Uji organoleptis dan homogenitas

Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan cara melihat secara visual dan mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi pada sediaan, meliputi pengamatan terhadap
perubahan warna, bau dan kejernihan dari mikroemulsi (Elfiyani dkk., 2017).

b) Uji pemisahan fase dengan sentrifugasi

Sebanyak 10 ml sediaan mikroemusi dimasukkan ke dalam tabung sentrifuga kemudian


disentrifugasi dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam (Elfiyani dkk.,2012).

c) Uji ukuran droplet

Pemeriksaan ukuran droplet mikroemulsi dilakukan dengan alat Particle Size Analyzer.
Sampel mikroemulsi dikocok untuk menghomogenkan cairan. Kemudian dimasukkan
kedalam kuvet dan masukkan kedalam alat. Hasil pengukuran ditampilkan pada layar
berupa sebaran diameter ukuran droplet dalam satuan nanometer. Ukuran droplet yang
diharapkan adalah 10-100 nm.

d) Uji viskositas

Pengukuran viskositas dilakukan menggunakan viskometer Cup and Bob dengan


kecepatan 60 rpm. Nilai viskositas diperoleh dari hasil persentase torque tertinggi atau
mendekati 1.

e) Uji pH

Pengujian PH dilakukan menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi menggunakan


aquades. Masing-masing formula harus memenuhi rentang pH dengan kisaran sesuai
dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 (Elfiyani dkk., 2017).
f) Uji aktivitas antioksidan

Aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH. Sebanyak 2 mL mikroemulsi minyak


biji pala dari masing masing formula ditambahkan 2 mL DPPH 0,1 mM dan 4 mL
methanol. Campuran dihomogenkan dengan vortex lalu dibaca serapannya pada
panjang gelombang 516 nm dengan spektrofotometer UV-Vis.

- Produk yang dibuat

Mikroemulsi tabir surya dikarenakan minyak biji pala memiliki berbagai aktivitas yaitu
antioksidan, antibakteri, anti- inflamasi dan tabir surya (Ansory et al, 2019; Nurjannah
et al, 2017; Zhang et al., 2016). Mikroemulsi minyak biji pala bertujuan untuk
meningkatkan stabilitas terutama dalam penyimpanan sehingga sistem tidak mengalami
pemisahan fase (Delmas et al., 2011)

Anda mungkin juga menyukai