TUBERCULOSIS (TB)
2021
BAB I
PENDAHULUAN
meningkatkan kesehatan.
secara dinamis dalam suatu siklus melalui tahap pengkajian, analisa data,
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
secara lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti
penyakit degeneratif dan penyakit tertentu yang belum dapat diatasi sepenuhnya
(seperti TBC, DHF dan malaria); hal ini merupakan sebagian tantangan
Salah satu penyakit menular yang ada adalah penyakit yang disebabkan oleh
menyerang paru-paru namun juga dapat menyerang organ lainnya. Bakteri ini
berbentuk batang dan bersifat tahan asam, sehingga dikenal dengan Basil Tahan
Asam (BTA). Penyakit ini dapat menyerang pada semua orang, baik anak-anak
maunpun orang dewasa. Penyakit ini sangat mudah ditularkan pada orang lain,
bakteri Microbacterium tuberculosis masuk ke dalam tubuh manusia melalui
udara pernapasan kedalam paru, kemudian bakteri tersebut dapat menyebar dari
paru-paru ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah, sistem saluran limfe,
TB Paru merupakan bentuk yang paling sering dijumpai yaitu sekitar 80%
dari semua penderita. TB yang menyerang jaringan paru ini merupakan satu-
satunya bentuk dari TB yang dapat menular. TB merupakan salah satu masalah
negara dengan jumlah penderita TB terbanyak di dunia setelah India dan China.
Jumlah pasien TB di Indonesia adalah sekitar 5,8 % dari total jumlah pasien TB
dunia.
tahun 2009 adalah 100 per 100.000 penduduk dan TB terjadi pada lebih dari
70% usia produktif. Laporan WHO tentang angka kejadian TBC evaluasi
selama 3 tahun dari 2008, 2009, 2010 menunjukkan bahwa kejadian TBC
Indonesia mencapai 189 per 100.000 penduduk. Secara global, angka kejadian
kasus kejadian TBC 128 per 100.000 penduduk. Data ini menunjukkan bahwa
tersebut dalam udara serta yang dikeluarkan bersama dahak berupa droplet dan
course) yang mana fokus utama dari program ini adalah penemuan dan
menular.
Oleh karena itu, demi tercapainya program tersebut perlu adanya upaya
anatomi sistem respirasi yang terkait erat dengan penyakit TB paru, pengertian
1.2 Tujuan
ISI
2. 1. DEFINISI
oleh kuman TBC (Depkes RI, 2002). Definisi lain menyebutkan bahwa Tuberkulosis
paru adalah suatu penyakit infeksi menahun yang menular yang disebabkan oleh
dalam tubuh manusia melalui udara (pernapasan) ke dalam paru. Kemudian kuman
tersebut menyebar dari paru ke organ tubuh yang lain melaui peredaran darah,
kelenjar limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain (Depkes
RI, 2002).
hamper seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi paling banyak adalah paru-
paru.
2. 2. ETIOLOGI
2. Kuman berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam
pada pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA),
2. 3. KLASIFIKASI
post primer. Pada tuberkulosis primer penularan tuberkulosis paru terjadi karena
kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.
Dalam suasana gelap dan lembab kuman dapat bertahan berhari-hari sampai
berbulan-bulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang yang sehat maka akan menempel
pada jalan nafas atau paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh
makrofag yang keluar dari cabang trakheo-bronkhial beserta gerakan silia dengan
dari TBC primer akan muncul bertahun-tahun lamanya menjadi TBC post Primer.
Post Primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di sebagian apical posterior
2.4. PATOFISIOLOGI
Bakteri juga dapat masuk melalui luka pada kulit atau mukosa tetapi jarang
sekali terjadi. Bila bakteri menetap di jaringan paru, akan tumbuh dan berkembang
biak dalam sitoplasma makrofag. Bakteri terbawa masuk ke organ lainnya. Bakteri
kecil dan disebut sarang primer atau efek efek primer. Sarang primer ini dapat terjadi
di bagian-bagian jaringan paru. Dari sarang primer ini akan timbul peradangan
saluran getah bening hilus (limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran kelenjar getah
cacat atau sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik,
kalsifikasi di hilus atau kompleks (sarang) Ghon, ataupun bisa berkomplikasi dan
pada paru yang bersangkutan maupun paru di sebelahnya. Dapat juga kuman tertelan
bersama sputum dan ludah sehingga menyebar ke usus, secara limfogen, secara
Gejala-gejala klinis yang muncul pada klien TBC paru adalah sebagai berikut :
2. Batuk terjadi karena iritasi bronchus, sifat batuk dimulai dari batuk
Keadaan lanjut dapat terjadi hemoptoe karena pecahnya pembuluh darah. Ini
terjadi karena kavitas, tapi dapat juga terjadi ulkus dinding bronchus.
menimbulkan pleuritis.
badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam hari (Soeparman, 1990;
Heitkemper, 2000).
2. 6 CARA PENULARAN
mycobacterium tuberculosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada
biak menjadi banyak (terutama daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itu infeksi TBC
menginfeksi hamper seluruh organ tubuh sesperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran
3. Factor lain adalah kondisi rumah lembab karena cahaya matahari dan
(Depkes RI, 2002). Oleh karena itu untuk deteksi kuman TBC digunakan
2. 8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis
Miller, 2002).
disuntik dalam waktu 1-2 tahun. Akibatnya klien menjadi tidak sabar dan bosan untuk
berobat. Sistem pengobatan sekarang, seorang klien diwajibkan minum obat selama 6
bulan. Jenis obat yang harus diminum harus disesuaikan dengan kategori pengobatan
Terapi obat yang dilakukan sekarang dengan terapi jangka pendek selama
enam bulan dengan jenis obat INH atau Isoniasid (H), Rifampicin (R), Pirazinamid
(Z), Etambutol (E), dan Streptomisin (Soeparman, 1990). Paduan obat anti
penanggulangan tuberkulosis dan dikemas dalam bentuk paket kombipak (Depkes RI,
Combinations) yaitu kombinasi dari obat anti tuberkulosis dalam satu kemasan
(WHO, 2002)
Paduan Obat
Kategori Tahap Intensif Tahap lanjutan Untuk Klien TUberculosis
I 2HRZE 4H3R3 TBC Paru baru BTA (+)
TBC Paru BTA (-) Ro (+)
dengan kerusakan jaringan paru
yang luas
TBC ekstra paru sakit berat
II 2HRZES atau 5H3R3E3 TBC paru BTA (+), kambuh
1HRZE TBC paru BTA (+), gagal
TBC paru BTA (+),
pengobatan ulang karena lalai
berobat
TBC paru BTA (-) Ro (+)
III 2HRZ 4H3R3
TBC ekstra paru
Keterangan :
RI, 2002)
Angka yang berada di depan menunjukkan lamanya minum obat dalam bulan,
sedangkan angka di belakang huruf menunjukkan berapa kali dalam seminggu obat
tersebut diminum. Sebagai contoh 2HRZ artinya INH, Rifampicin dan Pirasinamid
diminum dalam jangka waktu 2 bulan dan minumnya setiap hari. 4H3R3 artinya INH,
Rifampicin diminum selama 4 bulan dan diminum 3 kali dalam seminggu (Depkes
RI, 2002).
mengakibatkan neurosis optika, nefrotoksik, skin rash atau dermatitis. Efek samping
dari obat anti tuberkulosis yang tersering terjadi pada klien adalah pusing, mual,
muntah-muntah, gatal-gatal, mata kabur dan nyeri otot atau tulang (Depkes RI, 2002).
Agar pengobatan berhasil, efek samping dapat terdeteksi secara dini dan dapat segera
dilakukan dengan memakai paduan obat, sedikitnya 2 macam obat yang bakterisid.
Dengan memakai obat ini, kemungkinan resistensi awal dapat diabaikan karena
jarang ditemukan resistensi terhadap 2 macam obat atau lebih, dan pola resistensi
yang terbanyak ditemukan ialah INH (Soeparman, 1990; Depkes RI, 2001). Peran
perawat komunitas untuk menghindari terjadinya resistensi obat adalah dengan selalu
Selain menggunakan OATS ada metode lain yang dapat digunakan yaitu:
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) Adalah nama suatu strategi yang
dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar di dunia untuk mendeteksi dan
menyembuhkan pasien TB paru. Strategi ini terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Dukungan politik para pemimpin disetiap jenjang sehongga program ini menjadi
3. Pengawasan minum obat (PMO) yaitu orang yang dikenal dan dipercaya baik
oleh pasien maupun petugas kesehatan yang akan ikut mengawasi pasien minum
obat seluruh obatnya sehngga dapat dipastikan bahwa pasien betul minum seluruh
4. Pencatatan dan pelaporan dengan baik dan benar sebagai bagian dari sistem
5. Panduan obat anti TB paru jangka pendek yang benar, termasuk dosis, dan jangka
Penatalaksaan Keperawatan
Tentukan apakah pasien pernah terpajan pada individu dengan TB atau tidak.
Sering kali “sumber” dari infeksi tidak diketahui dan mungkin tidak pernah
ditemukan. Pada saat yang sama, kontak erat pasien harus diidentifikasi sehingga
mereka dapat menjalani “follow-up” untuk menentukan apakah mereka terinfeksi dan
mempunyai penyakit aktif atau tes tuberculin positif. Keluhan pasien yang paling
batu produktif, kenaikan suhu tubuh siang hari, reaksi tuberkulin dengan indurasi 10
mm atau lebih dan rotgen dada yang menunjukkan infiltrat pulmonal (Niluh dan
Christie, 2003).
Penatalaksanaan Diet
memperbaiki dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki
1. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan
normal
2. Protein yang tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar
nafas.
5. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, ginjal dan sebagainya.
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
Karakteristik social-kultural
1. Tampak umum
- Terdapat sepetak sawah dan beberapa tanaman hias di depan rumah warga.
2. Bahaya lingkungan
3. Stressor lingkungan
ekonomi menengah
Pelayanan kesehatan
1. Fasilitas kesehatan
06.
2. Demografi
a. Jumlah peduduk
Jenis Kelamin
Rentang umur Total %
L P
0-30 1 2 3 21%
31-44 1 0 1 7%
45-59 1 1 2 14%
60-74 2 3 5 36%
75-90 2 1 3 21%
JUMLAH 7 7 14 100%
dan Pr 50%)
b. Jenis Pekerjaan
5.000.000/bulan.
c. Tingkat Pendidikan
Hasil :
penyakit.
2. 60% penduduk RT 06 minum jamu jika merasa tidak enak badan dan
3. Pencahayaan
Pencahayaan Total %
Remang2 3 60%
Gelap 2 40%
JUMLAH 5 100%
Hasil :
6. Sumber air
minum
mencuci
berasal dari 60% PAM dan 40% warga menggunakan air pam untuk
Penyakit Total %
TB 3 60%
bapil 2 40%
Jumlah 5 100%
pelayanan kesehatan
e. Sebagian besar warga mengatakan mereka hanya sempat pergi ke
Data Problem
Ds : Defisit Kesehatan Komunitas
- dari hasil wawancara ternyata
masyarakat mengatakan kader
kurang perhatian dalam mendata
- dari hasil wawancara masyarakat
mengatakan program tidak didukung
komunitas
- Dari hasil wawancara masyarakat
mengatakan program yang telah
direncanakan tidak dapat mengatasi
seluruh massalah kesehatan
komunitas
Do :
Sudah 6 bulan terakhir sebagian besar kepala
keluarga terkena TBC
Ds : Kesiapan peningkatan
- Dari hasil wawancara masyarakat manajemen kesehatan
mengatakan kurangnya penyuluhan
tentang perilaku hidup bersih dan
sehat
Do :
- Sudah 6 bulan terakhir warga banyak
yang mengalami TBC
- Dari hasil 5 KK, 3 kepala keluarga
mengidap TBC
RUMUSAN DIAGNOSA
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dengan menyimak pada permasalahan yang terjadi di RT 06 Asembagus dapat kita tarik
kesimpulan bahwa RT 06 Asembagus masih memerlukan perhatian yang serius dari pemerintah
baik oleh pemerintah daerah maupun oleh pemerintah provinsi terutama di bidang pendidikan
dan bidang kesehatan yang perlu di berikan perhatian lebih begitupun dengan bidang-bidang
lainnya yang memerlukan tindakan nyata dan perhatian juga dari semua pihak.
4.2 SARAN
1. Untuk puskesmas
a. Masyarakat hendaknya lebih menyadari akan pentingnya kesehatan dan pendidikan bagi
dilakukan oleh pemerintah, termasuk program yang berhubungan dengan kesehatan dan
pendidikan