PROPOSAL SKRIPSI
Disusun oleh:
Nama : Antono Indriyatmoko
NIM :6411414004
i
RINGKASAN
Terjadinya bencana kebakaran, bisa berasal dari faktor alam atau manusia
lapas perlu mengambil tindakan untuk melindungi tahanan dari bahaya yang dapat
dicegah, sehingga hak mereka tidak dilanggar. Kepadatan pemasyarakatan
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat memperburuk situasi keadaan
darurat. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang, merupakan
salah satu lembaga pemasyarakatan yang telah tingkat huniannya sudah melebihi
kapasitas serta dihuni sebanyak 361 narapidana wanita yang merupakan salah satu
kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori rentan yang memerlukan
perlindungan khusus ketika terjadi sebuah situasi darurat. Berdasarkan hal
tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen
Kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang
i
PERSETUJUAN
pada ujian Proposal Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu
ii
PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya
lepas dari bantuan berbagai pihak, dengan rendah hati disampaikan terimakasih
kepada :
Bapak Irwan Budiono, S.KM, M.Kes (Epid), atas persetujuan yang diberikan.
5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
diberikan.
6. Kedua orang tua penulis, yang senantiasa mendukung dan mendoakan pada
iii
7. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM Jateng , atas ijin
10. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam penyusunan
Semoga segala kebaikan dan ketulusan dari semua pihak akan dibalas
dengan berkali-kali lipat oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan
proposal skripsi ini penuh dengan ketidaksempurnaan, untuk itu diharapkan kritik
dan saran demi penyempurnaan propoal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
disebabkan baik faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang
mnegkibatkan timbulnya korban serta kerugian. Salah satu contoh bencana yang
teknologi atau industri (ILO, 2018). Pada tahun 2015 sendiri di wilayah Amerika
(NFPA, 2015).
Di Indonesia sendiri di wilayah Jawa Tengah pada tahun 2013 telah terjadi
kasus kejadian kebakaran sebanyak 1569 kasus yang mengakibatkan 836 unit
perolehan kasus kebakaran yang terjadi di wilayah Jawa Tengah pada tahun 2013
yakni terjadi di wilayah Kota Semarang yakni sebesar 246 kasus (BPS, 2013).
1
2
Kejadian kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, salah satunya
dapat terjadi di wilayah penjara atau yang saat ini dikenal dengan istilah lembaga
indonesia beberapa diantaranya terjadi pada tahun 2019 yang menimpa Lapas
Perempuan Tanjung Gusta Medan, Lapas Perempuan Kelas III Palu, Lapas Kelas
II B Sorong, Papua, Rutan Kelas II B Siak Sri Indrapura, Rutan Pondok Bambu
penjara serta kurangnya sumber daya yang diperlukan dapat mengakibatkan risiko
bahaya cedera tidak hanya bagi para tahanan namun juga bagi keselamatan publik
rentan menjadi korban karena lapas merupakan suatu bangunan yang didesain
apabila terjadi kebakaran perlu adanya kebijakan dan tindakan yang dapat
melindungi baik nyawa manusia maupun aset aset seperti arsip penting yang
berdasarkan perolehan data pada tahun 2020 pada bulan mei telah terjadi kondisi
over kapasitas penghuni lapas mencapai angka sebesar 57 %, angka tersebut lebih
hukum dan HAM sehingga terjadi penurunan angka kepadatan lapas. Kepadatan
tersebut akan berakibat lebih fatal apabila ketika terjadi suatu bencana kebakaran
1.4. Manfaat
kebakaran
bencana kebakaran
Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini yakni berkaitan dengan kajian
2.1. Kebakaran
nobatkan sebagai kejadian kecelakaan K3 paling parah di dunia yang berada pada
peringkat dibawah bencana alam gempa bumi dan tsunami (ILO, 2018).
Api merupakan suatu proses kimiawi antara uap bahan bakar dengan
oksigen dan bantuan panas. Teori ini dikenal sebagai segitiga api (fire triangle).
Menurut teori ini, kebakaran terjadi karena adanya 3 faktor yag menjadi unsur api
yaitu :
3. Oksigen
Kebakaran dapat terjadi jika ketiga unsur api tersebut saling bereaksi satu
dengan lainnya. Tanpa adanya salah satu unsur tersebut, api tidak dapat terjadi.
Bahkan masih ada unsur keempat yang disebut reaksi berantai, karena tanpa
adanya reaksi pembakaran maka api tidak akan dapat hidup (Ramli, 2010).
7
8
1. Bahan bakar (fuel), yaitu unsur bahan bakar baik padat, cair, atau gas
sebagai berikut:
9
mulai dari segi estetik serta kenyamanan. Namun sebuah bangunan yang baik
pula, salah satunya adalah dalam penyediaan rute penyelamatan diri atau jalur
dapat menimbulkan orang yang berada dalam gedung tersebut terjebak saat
Beberapa hal yang dapat menghambat rute penyelamatan diri saat terjadinya
kebakaran diantaranya adalah kondisi penyimpanan barang yang tidak sesuai dan
detektor api yang terhubung dengan sistem alarm yang dpat menginformasikan
kepada penghuni gedung agar dapat melakukan evakuasi. Tidak adanya atau tidak
sebuah bangunan adalah tidak adanya prosedur darurat dalam hal ini meliputi
pelatihan serta praktik mengenai prosedur darurat yang telah dimiliki (ILO, 2018).
2010).
alamiah alam seperti petir yang dapat mengakibatkan potensi dan risiko terjadinya
kebakaran.