Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN MANAJEMEN KEBAKARAN DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN WANITA KELAS II A KOTA SEMARANG

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat


untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh:
Nama : Antono Indriyatmoko
NIM :6411414004

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

i
RINGKASAN

Terjadinya bencana kebakaran, bisa berasal dari faktor alam atau manusia
lapas perlu mengambil tindakan untuk melindungi tahanan dari bahaya yang dapat
dicegah, sehingga hak mereka tidak dilanggar. Kepadatan pemasyarakatan
merupakan salah satu faktor risiko yang dapat memperburuk situasi keadaan
darurat. Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang, merupakan
salah satu lembaga pemasyarakatan yang telah tingkat huniannya sudah melebihi
kapasitas serta dihuni sebanyak 361 narapidana wanita yang merupakan salah satu
kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori rentan yang memerlukan
perlindungan khusus ketika terjadi sebuah situasi darurat. Berdasarkan hal
tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan manajemen
Kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber


informasi diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Data
primer diperoleh melalui wawancara dan observasi. Teknik untuk menetukan
responden yakni menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian
yang digunakan yakni panduan wawancara, lembar observasi, lembar studi
dokumentasi. Teknik pengambilan data dilakukan melalui wawancara, observasi
lapangan, serta studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan
menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data,
penyajian data dan penyimpulan data.

Kata Kunci: Penerapan, Manajemen, Kebakaran

i
PERSETUJUAN

Proposal skripsi berjudul “Penerapan Manajemen Kebakaran di Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang ” yang disusun oleh Antono

Indriyatmoko, NIM 6411414004 telah disetujui untuk diujikan di hadapan penguji

pada ujian Proposal Skripsi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu

Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Semarang, 21 Mei 2020 Pembimbing,

Drs. Herry Koesyanto, M.S.


NIP.195801221986011001

ii
PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan nikmat-Nya

sehingga tersusunlah skripsi berjudul “Penerapan manajemen kebakaran di

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang” dapat

terselesaikan.Penyusunan proposal skripsi ini dimaksudkan untuk memperoleh

gelar sarjana kesehatan masyarakat di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Ilmu Keolahragaan. Keberhasilan penyusunan proposal skripsi ini tidak

lepas dari bantuan berbagai pihak, dengan rendah hati disampaikan terimakasih

kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr.

Tandiyo Rahayu, M.Pd, atas ijin penelitian yang diberikan.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang,

Bapak Irwan Budiono, S.KM, M.Kes (Epid), atas persetujuan yang diberikan.

3. Dosen Pembimbing, Bapak Drs.Herry Koesyanto, M.S.atas bimbingan,

arahan, dan saran yang diberikan.

4. Dosen penguji, Ibu dr.Anik Setyowatiningsih,MKes, atas saran, arahan serta

masukan yang diberikan

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Negeri Semarang atas segala ilmu dan pengetahuan yang

diberikan.

6. Kedua orang tua penulis, yang senantiasa mendukung dan mendoakan pada

setiap langkah penulis.

iii
7. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum Dan HAM Jateng , atas ijin

penelitian yang diberikan.

8. Kepala lembaga pemasyarakatan wanita kelas II A Semarang , atas ijin

penelitian yang diberikan

9. Bapak dan Ibu petugas pemasyarakatan yang bersedia menjadi responden,

atas partisipasinya dalam proses penelitian.

10. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis dalam penyusunan

proposal skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga segala kebaikan dan ketulusan dari semua pihak akan dibalas

dengan berkali-kali lipat oleh Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan

proposal skripsi ini penuh dengan ketidaksempurnaan, untuk itu diharapkan kritik

dan saran demi penyempurnaan propoal skripsi ini. Semoga proposal skripsi ini

dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

Semarang, 21 Mei 2020


Penyusun

iv
DAFTAR ISI

v
DAFTAR TABEL

vi
DAFTAR GAMBAR

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan

Bencana, Bencana diartikan sebagai sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa

yang mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

disebabkan baik faktor alam faktor non alam maupun faktor manusia yang

mnegkibatkan timbulnya korban serta kerugian. Salah satu contoh bencana yang

diakibatkan oleh faktor non alam yakni adalah peristiwa kebakaran.

Kejadian kebakaran merupakan salah satu contoh bencana akibat kegagalan

teknologi dimana kejadian bencana tersebut terjadi akibat kesalahan desain,

pengoperasian, kelalaian, dan faktor kesengajaan manusia dalam pengunaan

teknologi atau industri (ILO, 2018). Pada tahun 2015 sendiri di wilayah Amerika

Serikat berdasarkan data yang dihimpun melalui National Fire Protection

Association telah tercatat sebayak 1.345.500 kasus kebakaran dengan peningkatan

kasus mencapai 3,7 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni 2014

(NFPA, 2015).

Di Indonesia sendiri di wilayah Jawa Tengah pada tahun 2013 telah terjadi

kasus kejadian kebakaran sebanyak 1569 kasus yang mengakibatkan 836 unit

trebakar serta 567 keluarga kehilangan tempat tinggal. Berdasarkan data

perolehan kasus kebakaran yang terjadi di wilayah Jawa Tengah pada tahun 2013

tersebut wilayah yang menduduki peringkat pertama kasus kebakaran tertinggi

yakni terjadi di wilayah Kota Semarang yakni sebesar 246 kasus (BPS, 2013).

1
2

Diwilayah semarang sendiri pada tahun 2018 kejadian kebakaran tercatat

terjadi sebanyak 69 kasus mengalami peningkatan kenaikan kasus sebesar 81,6 %

dibandingkan data kasus kebakaran di tahun 2017 (BPBD, 2017).

Kejadian kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, salah satunya

dapat terjadi di wilayah penjara atau yang saat ini dikenal dengan istilah lembaga

pemasyarakatan. Peristiwa kebakaran yang terjadi di lembaga pemasyarakatan di

indonesia beberapa diantaranya terjadi pada tahun 2019 yang menimpa Lapas

Perempuan Tanjung Gusta Medan, Lapas Perempuan Kelas III Palu, Lapas Kelas

II B Sorong, Papua, Rutan Kelas II B Siak Sri Indrapura, Rutan Pondok Bambu

Serta Lapas II A Bintaro Bukit Tinggi Sumatera Barat (Liputan6, 2019).

Potensi bahaya kebakaran di lembaga pemasyarakatan apabila

dikombinasikan dengan bila dikombinasikan dengan kurangnya kesiapsiagaan di

penjara serta kurangnya sumber daya yang diperlukan dapat mengakibatkan risiko

bahaya cedera tidak hanya bagi para tahanan namun juga bagi keselamatan publik

(Savilonis, 2013). Manajemen kebakaran penting untuk diperhatikan khususnya di

lembaga pemasyarakatan, hal tersebut dikarenakan kondisi penghuni lapas yang

rentan menjadi korban karena lapas merupakan suatu bangunan yang didesain

agar penghuni di dalamnya tidak dapat mendapatkan akses keluar sehingga

apabila terjadi kebakaran perlu adanya kebijakan dan tindakan yang dapat

melindungi baik nyawa manusia maupun aset aset seperti arsip penting yang

berada di dalam bangunan.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di lokasi penelitian yakni di

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang , belum pernah


3

mengalami kejadian kebakaran. Namun lokasi dipilih berdasarkan kondisi

lembaga pemasyarakatan yang telah mengalami over kapasistas, dimana

berdasarkan perolehan data pada tahun 2020 pada bulan mei telah terjadi kondisi

over kapasitas penghuni lapas mencapai angka sebesar 57 %, angka tersebut lebih

kecil dibandingkan pada bulan Januari yang mencapai angka 81 %, penurunan

tersebut diakibatkan adanya kebijakan asimilasi yang dikeluarkan oleh menteri

hukum dan HAM sehingga terjadi penurunan angka kepadatan lapas. Kepadatan

tersebut akan berakibat lebih fatal apabila ketika terjadi suatu bencana kebakaran

tidak diimbangi dengan kesiapsiagaan terkait dengan penanganan kebakaran itu

sendiri. Berdasarkan permasalahan tersebutlah peneliti akan mengangkat

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen

kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian ini adalah bagaimana penerapan manajemen kebakaran di Lembaga

Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan manajemen

kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang.

1.4. Manfaat

1.4.1. Untuk Peneliti


4

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai kajian

keselamatan dan kesehatan kerja khusunya pada topik mengenai manajemen

kebakaran

1.4.2. Untuk Masyarakat

Masyarakat dapat menambahkan pengetahuan dan juga gambaran akan

penerapan manajemen kebakaran di gedung lembaga pemasyarakatan wanita

kelas II A Kota Semarang.

1.4.3. Untuk Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dapat dijadikan bahan informasi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan

penelitian serupa kedepannya

1.4.4. Untuk Lembaga Pemasyarakatan

Sebagai bahan masukan bagi lembaga pemasyarakatan dalam manajemen

penanganan baik kesipsiagaan maupun penanganan terkait potensi terjadinya

bencana kebakaran

1.5. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Rancangan Variabel Hasil


Penelitian Penelitian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Ranggi Penerapan Penelitian manajemen Seluruh program
Nugraha Sistem menggunakan kebakaran yang berkaitan
(2018) Manajemen desain cross- pada pra dan dengan program pra
Kebakaran Di sectional saat kebakaran telah
PT. dengan analisis kebakaran dilakukan yakni di
Adiluhung secara antaranya kebijakan
Sarana Segara Deskriptif manajemen,
Indonesia organisasi dan
Bangkalan prosedur,
identifikasi bahaya
kebakaran,
pembinaan dan
pelatihan, sarana
5

proteksi aktif dan


pasif, inspeksi
kebakaran,
pengendalian
bahaya/pencegahan.
Sedangkan program
saat kebakaran
telah memiliki tim
tanggap darurat.
2. Nasyaa Gambaran Rancangan Manajemen Poin yang telah
Zainal, Anita Penerapan Penelitian kebakaran dilakukan pihak
Dewi Sistem menggunakan hotel tekait
Prahastuti, Manajemen Penelitian organisasi dan
Ragil Ismi Kebakaran di Deskriptif prosedur sebesar
Hartanti Hotel Eks. Dengan (72,22%);
(2013) Kota pendekatan pembinaan dan
Administratif Kuantitatif pelatihan tanggap
Jember darurat kebakaran
(72,22%);
ketersediaan sarana
proteksi kebakaran
berupa detektor,
alarm, APAR,
hidran, dan
springkler
kebakaran
(11,11%); inspeksi
kebakaran rutin
selama 12 bulan
sekali (11,11%);
pemasangan
himbauan bahaya
kebakaran
(44,44%).
Penanggulangan
kebakaran
dilakukan (16,67%)
berupa ketersediaan
prosedur tanggap
darurat jika terjadi
kebakaran. Tahapan
rehabilitasi berupa
audit kebakaran
dilakukan (11,11%)
untuk mengevaluasi
kesiapan sistem
manajemen
kebakaran.
3. Serani1, Penerapan Rancangan Manajemen Perusahaan telah
Lina Manajemen Penelitian ini risiko melakukan aturan
Tarigan, Risiko bersifat kebakaran terkait bahan yang
Isyatun Kebakaran Di deskriptif mudah terbakar,
Mardhiyah Area Produksi dengan engadakan
Syahri Pt Wilmar pendekatan pendidikan dan
(2015) Bioenergi kualitatif pelatihan kepada
6

Indonesia karyawan 2 hingga


Kawasan 3 kali dalam
Industri setahun,
Dumai– pemasangan sistem
Pelintung proteksi kebakaran
Tahun 2015 telah sesuai dengan
standart
internasional
National Fire
Protection
Association
(NFPA) serta
inspeksi rutin yang
dijalannya sekali
dalam sebulan,
investigasi dan
pelaporan
kebakaran telah
didokumentasikan
dalam departemen
EHS serta
dilakukan audit
secara internal

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1. Ruang Lingkup Tempat

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Semarang Jl. Mgr

Sugiyopranoto No.59, Bulustalan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang,

Jawa Tengah 50245

1.6.2. Ruang Lingkup Waktu

Pengambilan data yang berjudul “Penerapan Manajemen Kebakaran di

Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kelas II A Kota Semarang ” direncanakan pada

Bulan Juni Tahun 2020 .

1.6.3. Ruang Lingkup Keilmuan

Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini yakni berkaitan dengan kajian

keselamatan dan kesehatan kerja khususnya pada bidang manajemen kebakaran.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebakaran

Kejadian kebakaran dapat menimbulkan banyak kerugian serta jatuhnya

korban, bahkan jumlah korban tewas dalam kejadian kebakaran pabrik di

nobatkan sebagai kejadian kecelakaan K3 paling parah di dunia yang berada pada

peringkat dibawah bencana alam gempa bumi dan tsunami (ILO, 2018).

2.1.1. Segitiga Api

Api merupakan suatu proses kimiawi antara uap bahan bakar dengan

oksigen dan bantuan panas. Teori ini dikenal sebagai segitiga api (fire triangle).

Menurut teori ini, kebakaran terjadi karena adanya 3 faktor yag menjadi unsur api

yaitu :

1. Bahan bakar (fuel)

2. Sumber panas (heat)

3. Oksigen

Kebakaran dapat terjadi jika ketiga unsur api tersebut saling bereaksi satu

dengan lainnya. Tanpa adanya salah satu unsur tersebut, api tidak dapat terjadi.

Bahkan masih ada unsur keempat yang disebut reaksi berantai, karena tanpa

adanya reaksi pembakaran maka api tidak akan dapat hidup (Ramli, 2010).

7
8

Gambar 2.1 Segitiga Api

Sumber (Ramli, 2010)

1. Bahan bakar (fuel), yaitu unsur bahan bakar baik padat, cair, atau gas

yang dapat terbakar dan bercampur dengan oksigen dari udara.

2. Sumber panas (heat), yang menjadi pemicu kebakaran dengan energi

yang cukup untuk menyalakan campuran antara bahan bakar dan

oksigen dari udara.

3. Oksigen yang terkandung dalam udara. Tanpa adanya udara atau

oksigen, maka proses kebakaran tidak dapat terjai. (Ramli, 2010)

2.1.2. Klasifikasi Kebakaran

Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.Per.04/Men/1980

telah mengatur mengenai klasifikasi kebakaran serta jenis alat pemadam

kebakaran ringan menjadi beberapa kelas sebagai berikut:

Sedangkan pembagian klasifikasi kebakakaran yang secara umum dirujuk

secara internasional oleh NFPA (National Fire Protection Association) adalah

sebagai berikut:
9

2.1.3. Penyebab Umum Bencana Kebakaran

ILO (2018) dalam bukunya berjudul manajemen risiko kebakaran membagi

beberapa penyebab umum terjadinya bencana kebakaran diantaranya adalah :

2.1.3.1. Rancangan Bangunan Yang Buruk

Sebuah bangunan pastilah dirancang dengan memperhaikan berbagai aspek,

mulai dari segi estetik serta kenyamanan. Namun sebuah bangunan yang baik

adalah bangunan yang telah mempertimbangkan segi keselamatan dan kesehatan

pula, salah satunya adalah dalam penyediaan rute penyelamatan diri atau jalur

evakuasi. Kurangnya penyediaan rute penyelamatan diri dalam sebuah bangunan

dapat menimbulkan orang yang berada dalam gedung tersebut terjebak saat

terjadinya sebuah bencana kebakaran (ILO, 2018)

2.1.3.2. Hambatan Rute Penyelamatan diri

Beberapa hal yang dapat menghambat rute penyelamatan diri saat terjadinya

kebakaran diantaranya adalah kondisi penyimpanan barang yang tidak sesuai dan

terlalu banyak serta kondisi terkuncinya pintu keluar (ILO, 2018).

2.1.3.3. Tidak Adanya Sistem Peringatan Dini

Beberapa peralatan pendukung proteksi gedung dalam mengurangi risiko

terjadinya kebakaran diantaranya adalah detektor asap, detektor panas atau

detektor api yang terhubung dengan sistem alarm yang dpat menginformasikan

kepada penghuni gedung agar dapat melakukan evakuasi. Tidak adanya atau tidak

berfungsinya peralatan pendeteksi dini kebakaran akan menyebabkan


10

keterlambatan dala proses penyelamatan diri serta evakuasi dalam sebuah

bangunan (ILO, 2018).

2.1.3.4. Tidak Adanya Prosedur Darurat

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya keterlambatan evakuasi dalam

sebuah bangunan adalah tidak adanya prosedur darurat dalam hal ini meliputi

pelatihan serta praktik mengenai prosedur darurat yang telah dimiliki (ILO, 2018).

Sedangkan menurut Ramli dalam bukunya yang berjudul petunjuk praktis

manajemen kebakaran penyebab kebakaran dapat diakibatkan oleh faktor manusia

dan juga faktor teknis.

2.1.3.5. Faktor Manusia

Faktor perilaku manusia dapat menimbulkan potensi dan risiko terjadinya

kebakaran. Faktor tersebut diantaranya perilaku merokok, kelalaian dalam

pengoperasian instalasi yang berkaitan dengan listrik (human error ) (Ramli,

2010).

2.1.3.6. Faktor Alam

Faktor penyebab terjadinya kebakaran juga dapat terjadi akibat kondisi

alamiah alam seperti petir yang dapat mengakibatkan potensi dan risiko terjadinya

kebakaran.

2.2. Manajemen Kebakaran


11

Anda mungkin juga menyukai