Anda di halaman 1dari 17

NILAI, NORMA DAN

MORAL
Oleh :
ANDHIKA NANDA PERDHANA
2. NILAI, NORMA DAN MORAL
• a. Nilai (Value)
Nilai  ‘Values’ (Inggris) ‘Waarde’ (Belanda)
-> Nilai adalah kualitas yang melekat pada suatu benda
Contoh : cantik, indah, mahal, jelek-baik
-> Nilai adalah kemampuan yang ada pada suatu benda yang dapat
memuaskan manusia (Dictionary of Sociology and Related
Sciences)
Contoh : air-tidak haus, makan-tidak lapar, obat-sehat, payung-tidak
panas, dll
Hierarkhi Nilai  Max Seler :
a) Nilai kenikmatan (mengenakkan-tdk,senang-menderita)
b) Nilai Kehidupan ( Penting) : kesehatan, kesejahteraan,kesegaran
jasmani, dll
c) Nilai Kejiwaan : keindahan, kebenaran, ketenangan, kepuasan dll.
d) Nilai Kerohanian : Kepercayaan/keyakinan (agama)
:Menurut Walter G. Everest ada 8 macam nilai
Nilai : Ekonomi (harga), Kejasmanian (kesehatan), Hiburan
(permainan),Sosial (kepribadian), Watak (sifat),Estetis
(keindahan),Intelektual (ilmu pengetahuan),Keagamaan (keyakinan/
kepercayaan)
Menurut Notonagoro ( ada 3 macam) :
a. N. Material : Sgl sesuatu yg berguna bg jasmani manusia/ kebutuhan
material
b. N.Vital : sgl sesuatu yang dapat digunakan untuk aktivitas manusia
c. N. Kerohanian : sgl sesuatu yg berguna bagi rohani manusia. Nilai ini
terdiri dari : Nilai kebenaran, nilai keindahan/estesis, nilai
kebaikan( moral), nilai religius (yg bersumber pd agama atau kepercayaan)
b. Norma :
• (Norm  Inggris : aturan yang harus dilaksanakan.

• Macam Norma :
(1)Agama, sanksi setelah manusia mati
(2)Hukum, sanksi pidana dan perdata
(3)Kesusilaan, sanksi diasingkan, diisolir
(4)Adat Istiadat, sanksi sesuai dengan adatnya
c. Moral
• Mores (Yunani) : sesuatu tindakan/ perbuatan/ perilaku yang seharusnya
dilakukan, berhub dg perilaku baik dan buruk.
• Moral adalah baik buruknya perbuatan manusia.

Hub Nilai, Norma dan Moral :


• Nilai sebagai dasar dalam menentukan norma, yang diwujudkan dalam
moral
• Norma merupakan aturan untuk melaksanakan nilai yang terwujud dalam
tindakan/perilaku
• Moral adalah perwujudan nilai dalam suatu norma
2. Politik
Politik berasal dari Politea (Yunani) artinya negara kota. Dlm
perkembangan politik diartikan sebagai cara metode atau strategi
untuk mencapai tujuan.
Politik : bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara)
yang meliputi penentuan tujuan, pelaksanaan tujuan dan
pengambilan keputusan.
Pancasila sebagai sumber Etika Politik
Artinya bahwa bermacam-macam kegiatan negara dalam membuat tujuan,
melaksanakan dan mengambil keputusan harus bersumber pada nilai-nilai
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan (Pancasila)
Contoh keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan
kepada manusia dan kepada Tuhan YME, baik di dunia maupun di akhirat.
Pancasila sbg Etika Politik :
- Kehidupan politik di Ind harus berdasarkan nilai-nilai Pancasila
- Asas dasar dalam politik nasional adalah demokrasi Pancasila
- Demokrasi Pancasila adl Demokrasi yang berdasarkan nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan
- Politik yang tidak berasaskan Pancasila harus diberantas, seperti :
liberalisme, komunisme, Fanatisme Agama.
C. Pancasila sebagai Dasar Negara
1. Dasar hukum dan Pengertian
- Dasar Hukum Pancasila sebagai Dasar Negara adalah Pembukaan
UUD NRI 1945 alenia ke-empat
- Pancasila sebagai Dasar Negara artinya Pancasila sebagai sumber
segala sumber hukum Negara di Indonesia
- Dalam kehidupan negara dari Pusat sampai Daerah harus berasaskan
nilai-nilai Pancasila
- Pancasila sebagai sumber semangat bagi penyelenggara negara.
2.Pembukaan UUD NRI 1945  sbg Kaidah Negara yang Fundamental ,
karena :
• Dalam Alenia Ke-1 hak Merdeka bagi Bangsa Indonesia. Maka apabila
Pembukaan di ubah maka secara langsung menghapus kemerdekaan
Indonesia.

• Dalam Alenia Ke-2 Nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia mencapai


tujuannya (merdeka). Oleh karena itu apabila Pembukaan diubah maka
nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia hangus (Persatuan, Kegotong
royongan, kebersamaan) akan hilang.
• Dalam Alenia Ke-3  Dasar keyakinan dan kepercayaan bangsa Indonesia
kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang menjadi landasan dalam Kehidupan
Beragama di Indonesia. Oleh karena itu apabila Pembukaan diubah maka
nilai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME hilang, dan Indonesia
akan menjadi Negara tidak bergama dan negara anti agama.
• Dalam Alenia ke-4 Terdapat Dasar Negara Pancasila, yang menjadi Dasar
Falsafah dan Dasar Negara Indonesia. Oleh karena itu apabila Pembukaan
UUD 1945 diubah maka akan mengubah Negara Indonesia.
•  membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.
Selain itu dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat nilai-nilai :
• Historis, ada pada Alenia ke-1 dan ke-2 Pernyataan Kemerdekaan
Indonesia
• Theokratis, ada pada Alenia Ke-3 bahwa Kemerdekaan merupakan
Rahmat Tuhan YME, yang menjadi landasan bagi bangsa Indonesia
untuk melaksanakan haknya dalam beragama.
• Demokratis terdapat dalam Alenia ke-4. Dengan Dasar Negara Pancasila
bangsa Indonesia dapat melaksanakan Pembangunan demokrasi
4. Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945
• Batang Tubuh merupakan penjelasan lebih rinci dari Pembukaan.
• Pokok Pikiran yang terdapat dalam Pembukaan dijabarkan dalam Pasal-Pasal
Batang Tubuh.
Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945 adalah :
a. Negara Indonesia adalah Negara Persatuan (The Indonesian State is
Integrated State)
b. Negara Indonesia adalah Negara yang Berkeadilan Sosial (The Indonesia
State is Welfare State)
c. Negara Indonesia adalah Negara yang Berkedaulatan Rakyat (The Indonesian
State is Democratic State)
d. Negara Indonesia adalah Negara yang Berketuhanan YME atas dasar
Kemanusiaan yang adil dan Beradap (The Indonesian State is The godnes by
humanity)
6. Dinamika Pelaksanaan UUD 1945
• 1945- 1949
• Sistem Pemerintahan Presidensiil berubah menjadi sistem Pem Parlementer yang didasari Maklumat
Pemerintah No.X /1945.
• Pada masa ini UUD belum dilaksanakan dengan baik. Karena ada gangguan dan ancaman dari dalam
dan luar :
• Dari luar : Agresi Belanda I (1947) dan II (1949)
• Dari dalam : Pemberontakan PKI Madiun 1948 (Muso) dan Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat
1946-1947 (Kartosuwirya)

• 1959-1965 (Orde Lama)


• Dekrit Presiden
• Terjadi penyelewengan terhadap UUD 1945
• DPR Hasil pemilu 1955 dibubarkan Presiden dan diganti dengan DPRGR.
• Idiologi Pancasila diganti dengan Idiologi Nasakom ( Manipol Usdek)
• Pengangkatan Presiden Seumur Hidup dengan Ketetapan MPRS No. XIX/MPRS/1966
• Ketua Lembaga Tinggi Negara diangkat menjadi menteri. dlm ketatanegaraan RI
• 1966-1998 (Masa Orde Baru )
• UUD menjadi sumber utama Hk Tata Negara. Bahkan tidak ada Amandemen. Padahal diamanatkan dalam
Pasal 37 UUD 1945.
• UUD 1945 dilaksanakan dengan murni dan konsekuen

• 1998 sekarang (Reformasi)


• UUD menjadi pedoman dalam melaksanakan kehidupan bernegara, yang dijabarkan dalam peraturan
perundang-undangan yang ada diu bawahnya. Pasal 37 menjadi dasar dalam melakukan amandemen terhadap
UUD 1945. Pasal-pasal yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman diamandemen.
• Contoh : Pasal mengenai jabatan Presiden. Tidak ada lembaga tertinggi Negara. Pemilihan Presiden dipilih
langsung oleh rakyat sesuai dengan amanat system pemerintahan Presidensiil.
5. Amandemen UUD 1945
a. Dasar Pelaksanaan Amandemen
Pasal 37 UUD 1945 Dengan Ketentuan sbb :
• 2/3 jumlah anggota MPR/DPR setuju terhadap Perubahan
• 2/3 jumlah anggota MPR/DPR hadir dan menandatangani
b. Perlunya Amandemen
• Mengantisipasi perkembangan zaman,
• Menjawab tantangan zaman dan
• Menyerap perkembangan aspirasi rakyat.
D. Pancasila sbg Pandangan Hidup
1. Dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara harus
bersendikan nilai-nilai Pancasila
2. Pancasila harus menjadi jiwa dari kehidupan masyarakat Indonesia
Bhineka Tunggal Ika
3. Apabila ada masyarakat yang belum mengamalkan nilai-nilai Pancasila
harus segera ditangani dengan cara yang manusiawi
4. Cara kehidupan yang bertentangan dengan nilai Pancasila harus
ditinggalkan
5. Bahaya yang muncul dari dalam dan dari luar harus ditangani secara
serius.
Contohnya : teroris, Anarchisme, premanisme , dll.

Anda mungkin juga menyukai