Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI PPKN KELAS 8

SEMESTER GANJIL

BAB 1 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA

 Ayo Mengingat!
Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia, berasal dari bahasa Sanskerta yaitu
Panca yang berarti lima dan Siila yang berarti dasar. Berarti Lima dasar yang
dijadikan pedoman bernegara oleh bangsa Indonesa. Istilah Pancasila pertama kali
dikemukaka oleh Ir. Soekarno pada Sidang BPUPKI pertama pada tanggal 1 Juni
1945.
Penerapan Pancasila pada masa awal kemerdekaan sempat mengalami
gangguan, salah staunya adalah dengan adanya gerakan separatisme. Gerakan
separatisme adalah gerakan yang ingin memisahkan diri dari negara Indonesia
untuk membentuk negara sendiri. Pada era globalisasi ini Pancasila tergantung
kepada kita mash semangat mengimplementasikan atau menerapkan Pancasila
pada kehidupan sehari-hari kita atau tidak.

A. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa


Pancasila sebagai Dasar Negara berarti Pancasila dijadikan dasar mengatur
penyelenggaraan ketatanegaraan atau pemerintahan. Pancasila merupakan nilai
dasar yang disepakati bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara itu membuktikan peran Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Bangsa. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa berarti Pancasila tersebut
dijadikan pedoman dalam bertingkah laku dan menyelesaikan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya sikap dan perilaku masyarakat Indonesia
haruslah dijiwai oleh Pancasila.
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa berarti sebagai dasar negara Pancasila
memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan dasar negara yang lainnya.

B. Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa memiliki arti
penting bagi Bangsa Indonesia, yaitu:
1. Mengatasi berbagai pertentangan dan ketegangan sosial
2. Memberikan arah, tujuan, dan menjadi pendorong dalam mencapai tujuan
negara
3. Pedoman dalam menyelesaikan berbagai masalah negara: politik, ekonomi,
sosial, dsb

C. Penerapan Nilai-Nilai Luhur Pancasila dalam Kehidupan Sehari-Hari


1. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan ini berhubungan dengan Tuhan dan agama yang dianut
(nilai religius). Nilai Ketuhanan ini juga menandakan bahwa bangsa Indonesia
bukan atheis (tidak mengakui adanya Tuhan), tetapi bangsa Indonesia mengakui
adanya Tuhan YME. Berikut ini adalah penerapan nilai ketuhanan yang ada
dalam kehidupan sehari-hari:
a) Beribadah rajin sesuai dengan agama dan kepercayaan
b) Mempersilahkan teman beribadah ketika sedang belajar bersama
c) Pemerintah melindungi hak rakyatnya untuk memeluk agama
2. Nilai Kemanusiaan
Contoh penerapan nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari:
a) Menjenguk temannya yang sedang sakit
b) Membantu korban bencana alam
c) Menolong teman yang sedang diejek/dibully
d) Melaporkan kepada guru ketika terdapat teman yang mencontek
3. Nilai Persatuan
Nilai Persatuan ini sudah diterapkan dari zaman dulu bahkan sebelum
Indonesia merdeka, contohnya saat Kerajaan Sriwjaya mengirimkan pelajar-
pelajarnya ke India untuk belajar, hal itu bertujuan untuk memperkuat
persatuan. Contoh penerapan Nilai Persatuan:
a) Tidak membeda-bedakan teman ketika belajar berkelompok
b) Menjadi anggota Paskibra
c) Tidak melakukan tawura antarpelajar
4. Nilai Kerakyatan
Contoh penerapan nilai kerakyatan dalam kehidupan sehari-hari:
a) Melaksanakan pemilu
b) Menyelesaikan setiap masalah dengan cara musyawarah
c) Menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi yang tertib
5. Nilai Keadilan
Contoh penerapan nilai keadilan dalam kehidupan sehari-hari:
a) Menghargai karya seni buatan teman
b) Bersikap adil tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan
c) Hidup sederhana
d) Selalu bekerja keras
e) Tidak memeras orang lain

D. Membiasakan Perilaku Sesuai Nilai-Nilai Pancasila


1. Di Lingkungan Keluarga
 Taat dan patuh pada kedua orang tua
 Selalu bermusyawarah apabila ada masalah di keluarga
 Sopan santun pada seluruh anggota keluarga
 Saling membantu dan menghormati anggota keluarga
 Menjaga nama baik keluarga dengan cara berbuat sesuai aturan dan norma
yang berlaku
2. Di Lingkungan Sekolah
 Menaati dan memahami dengan baik peraturan dan tata tertib yang ada di
sekolah
 Tidak membeda-bedakan teman berdasarkan suku, agama, ras, dan adat
 Aktif dalam organisasi sekolah seperti OSIS
 Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik
3. Di Lingkungan Masyarakat
 Tidak mengganggu ibadah pemeluk agama lain
 Melakukan kerja bakti di lingkungan masyarakat
 Musyawarah untuk membangun lingkungan sekitar
 Melakukan Siskamling pada malam hari untuk menjaga keamanan
 Menengok tetangga atau saudara yang sedang sakit atau mengalami
musibah
BAB 2 KESADARAN TERHADAP UUD NRI 1945
A. Makna Konstutusi
Konstitusi merupakan hukum dasar yang mengatur pemerintahan atau
ketatanegaraan. Konstitusi (hukum dasar dibagi menjadi dua yaitu:
1. Konstitusi tertulis, contoh UUD 1945. UUD 1945 tersebut secara resmi berlaku
di Indonesia sejak tanggal 18 Agustus 1945
2. Konstitusi tidak tertulis atau biasa disebut dengan konvensi. Contoh: Pidato
Presiden setiap tanggal 16 Agustus di sidang paripurna DPR.

B. Hubungan Konstitusi dengan Teks Proklamasi Kemerdekaan

Kesimpulan:
Alinea pertama, kedua, dan ketiga pembukaan UUD 1945 merupakan
penjelasan atau penjabaran dari Alinea pertama Teks Proklamasi
Alinea keempat pembukaan UUD 1945 merupakan penjelasan atau penjabaran
dari alinea kedua Teks Proklamasi.
C. Makna Alinea Pembukaan UUD 1945
1. Alinea Pertama
Dalil Objektif: penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dan merupakan hak asasi semua
bangsa.
Dalil Subjektif: Aspirasi bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan
2. Alinea Kedua: momentum kemerdekaan Indonesia telah sampai pada saat yang
tepat dan cita-cita bangsa Indonesia
3. Alinea Ketiga: pernyataan kemerdekaan Indonesia berasal dari Rahmat Tuhan
YME
4. Alinea Keempat: pertanggungjawaban atau tindak lanjut setelah Indonesia
merdeka. Memuat mengenai tujuan negara, dasar negara, asas politik, dsb.

D. Sistematika UUD 1945 dan Kesepakatan Dasar dalam Mengamandemen


Berikut ini adalah sistematika UUD 1945 sebelum dan sesuadah di amandemen,
yaitu:
Sebelum Amandemen Setelah Amandemen
Pembukaan: 4 Alinea Pembukaan: 4 Alinea

Batang Tubuh: 16 bab, 37 Batang Tubuh: 21 bab, 73 pasal,


pasal, 49 ayat, 4 pasal aturan 170 ayat,, 3 pasal aturan
peralihan, dan 2 ayat aturan peralihan, dan 2 pasal aturan
tambahan tambahan
Penjelasan Tidak ada Penjelasn
Catatan Penting:
Alasan dilakukannya amandemen adalah untuk menyesuaikan dengan
dinamika kehidupan negara.
Ada beberapa kesepakatan dasar yang harus dipatuhi dalam mengamnademen
UUD 1945 yaitu:
1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
Karena Pembukaan UUD 1945 memuat sejarah kemerdekaan Indonesia,
cita-cita negara, tujuan negara, dasar negara, dsb maka pembukaan UUD 1945
tidak diubah, apabila diubah akan mengubah ketatanegaraan RI sehingga akan
menyebabkan kerancuan.
2. Tetap mempertahankan bentuk NKRI
3. Mempertegas sistem presidensial
4. Penjelasan UUD 1945 memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam
pasal-pasal
5. Perubahan dilakukan secara adendum

E. Asas Fundamental Pembukaan UUD 1945


Terdapat 4 asas fundamental dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu:
1. Tujuan Negara
2. Dasar Negara
3. Asas Politik
4. Asas Pembangunan Negara

F. Tujuan Bangsa Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945


Tujuan negara dan dasar negara tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada
alinea keempat. Tujuan negara Indonesia meliputi:
1. Melindungi segenap dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia, contoh: tergabung dengan PBB atau
organisasi lainnya yang memiliki misi perdamaian

Nomor 1, 2, dan 3 adalah tujuan khusus (untuk bangsa Indonesia sendiri)

G. Fungsi UUD 1945


FUNGSI UUD 1945:
1. Alat kontrol: alat untuk mengecek atau menguji apakah suatau peraturan
perundang-undangan di bawahnya sesuai atau tidak
2. Hukum dasar: semua kebijakan pemerintah baik tertulis maupun tidak tertulis
harus sesuai Dengan ketentuan UUD 1945 dan Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum

H. SIFAT-SIFAT UUD 1945


1. Tertulis
2. Rigid (terdapat rangkaian prosedur atau tidak dapat sembarangan diubah
dan membutuhkan peraturan perundang-undangan yang mengatur dalam
tata cara perubahannya)
3. Singkat dan Supel (memuat aturan-aturan pokok)
4. Berderajat tinggi (tertib hukum tertinggi di Indonesia)

I. Hierarki Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia


Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Tata urutan tersebut terdiri dari:
1. UUD 1945
2. TAP MPR (Ketetapan MPR)
3. UU/Perppu (Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang)
4. PP (Peraturan Pemerintah)
5. Perpres (Peraturan Presiden)
6. Perda Prov (Peraturan Daerah Provinsi)
7. Perda Kab/Kota (Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota)

Peraturan di bawah UUD 1945, harus sesuai dengan UUD 1945 karena
merupakan tertib hukum Indonesia tertinggi. Apabila terdapat peraturan atau
Undang-Undang yang menyalahi atau tidak sesuai dengan UUD 1945 maka yang
berhak menguji adalah Mahakamah Konstitusi.
BAB 3 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

A. Makna Tata Urutan Perundang-Undangan


Peraturan perundang-undangan menurut Undang-Undang No 12 Tahun 2011
memiliki pengertian peraturan tertulis yang memuat norma hokum yang mengikat
secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
Tata urutan peraturan perundang-undnagan mengandung makna bahwa
peraturan perundang-undangan yang berlaku memiliki hierarki atau tingkatan.
Peraturan yang satu memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan
peraturan yang lainnya. Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan
di Indonesia meliputi:
1. UUD 1945
2. TAP MPR (Ketetapan MPR)
3. UU/Perppu (Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang)
4. PP (Peraturan Pemerintah)
5. Perpres (Peraturan Presiden)
6. Perda Prov (Peraturan Daerah Provinsi)
7. Perda Kab/Kota (Peraturan Daerah Kabupaten atau Kota)

Ciri-ciri peraturan perundang-undnagan adalah


1. isinya megikat secara umum
2. dikeluarkan oleh pihak yang berwenang
3. mengikat semua orang tanpa terkecuali

B. Proses Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan


Dalam penyusunan peraturan perundang-undangan terdapat beberapa
tahapan, diantaranya adalah
1. Perencanaan Peraturan Perundang-undangan
Penyusunan dilakukan melalui Prolegnas (Program Legislasi Nasional)
tujuannya agar dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dapat
dilaksanakan secara berencana.
2. Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan
Rancangan peraturan perundang-undangan dapat berasal dari eksekutif
atau legislative. Lembaga yang dapat mengajukan RUU yaitu DPR, DPD, DPRD,
dan Presiden. RUU yang diajukan harus disertai dengan naskah akademik dan
disusun berdasarkan prolegnas.
3. Pembahasan dan Pengesahan Rancangan Undang-Undang
RUU yang telah disetujui bersama oleh legislatif dan eksekutif disahkan
menjadi Undang-Undang.
4. Pengundangan
Peraturan perundang-undangan harus diundangkan dengan
menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Berita Negara Republik
Indonesia.
5. Penyebarluasan
Penyebarluasan dilakukan oleh DPR dan pemerintah mellaui media cetak,
media elektronik, atau cara lainnya.

C. Proses Pembuatan Perundang-Undnagan Nasional


1. UUD 1945
UUD 1945 merupakan hokum dasar dalam peraturan perundang-
undangan. UUD 1945 merupakan sumber hokum bagi peraturan perundang-
undangan dan merupakan hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Perubahan terhadap UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sudah dilakukan sebanyak empat kali
perubahan. Perubahan dilakukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan
zaman dan tuntutan reformasi.
Tata cara perubahan UUD ditegaskan dalam Pasal 37 UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, secara singkat sebagai berikut:
1) Usul perubahan pasal-pasal diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota MPR dan disampaikan secara tertulis yang memuat
bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.
2) Sidang MPR untuk mengubah pasal-pasal dihadiri sekurang-kurangnya
2/3 anggota MPR
3) Putusan untuk mengubah disetujui oleh sekurang-kurangnya 50%
ditambah satu anggota MPR
4) Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat
dilakukan perubahan

Perlu diketahui jika jumlah keseluruhan anggota MPR adalah 711


orang, coba hitung sendiri minimal jumlah anggota yang mengusulkan
perubahan pasal, yang harus hadir pada siding MPR mengubah pasal UUD,
dan yang harus menyetujui saat adanya pengubahan pasal UUD!

2. TAP MPR
Ketetapan MPR adalah putusan majelis yang memiliki kekuatan
hukum mengikat ke dalam dan ke luar majelis. Mengikat ked alma berarti
kepada seluruh anggota majelis, mengikat ke luar berarti setiap warga
negara, lembaga masyarakat dan lembaga negara terikat oleh ketetapan
MPR.
Proses Pembuatan putusan majelis ini dilakukan melalui 4 tingkat
pembicaraan, yaitu Pembahasan Tingakt I, Pembahsan Tingkat II, Pembahasan
Tingkat III, dan Pembahasan Tingkat IV.

3. Undang-Undang
Undnag-Undnag adalah peraturan perundnag-undnagan yan dibentuk
oleh DPR dengan persetujuan bersama presiden. Suatu RUU dapat
diusulkan oleh DPR atau Presiden. DPD juga dapat mengusulkan RUU tertentu
kepada DPR. Proses pembuatan Undnag-Undang apabila rancangan diusulkan
oleh DPR sebagai berikut:
1) DPR mengajukan RUU secara tertulis kepada presiden
2) Presiden menugasi menteri terkait untuk membahasa RUU bersama DPR
3) Apabila disetujui bersama oleh DPR dan presiden, selanjutnya RUU
disahkan oleh presiden menjadi Undang-Undang.
Proses pembuatan undnag-undang apabila rancangan diusulkan oleh
DPD sebaga berikut:
1) DPD mengajukan usul RUU kepada DPR secara tertulis
2) DPR membahas RUU yang diusulkan oleh DPD melalui alat kelengkapan
DPR
3) DPR mengajukan RUU secara tertulis kepada presiden. Presiden menugasi
menteri terkait untuk membahasa RUU bersama DPR.
4) Apabila disetujui bersama oleh DPR dan presiden, selanjutnya RUU
disahkan oleh presiden menjadi Undang-Undang.

4. Peratuan Pemerintah Pengganti Undnag-Undang (Perppu)


Perppu memiliki kedudukan setara atau sama dengan Undang-Undang.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah peraturan
perundang-undangan yang dikeluarkan oleh presiden karena keadaan genting/
darurat dan memaksa.

5. Peraturan Pemerintah (PP)


Peraturan pemerintah adalah peraturan perundnag-undangan yang
ditetapkan oleh presiden untuk melaksankan undang-undang sebagaimana
mestinya. Pada tahap perencanaan rancangan peraturan pemerintah disiapkan
oleh kementerian dan/atau lembaga pemerintah bukan kementerian sesuai
dengan bidang tugasnya. pada tahap penyusunan dibentuk panitia antar
kementerian dan/atau lembaga pemerintah bukan kementerian. Pada tahap
penetapan dan pengundangan peraturan pemerintah ditetapkan oleh presiden
kemudian diundangkan oleh Sekretaris Negara.

6. Peraturan Presiden (Perpres)


Peraturan Presiden adalah peraturan perundnag-undnagan yang
ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundnag-
undnagan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan
pemerintah.

7. Perda Provinsi
Peraturan Daerah Provinsi adalah peraturan perundnag-undangan yang
dibentuk oleh DPRD Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur. Perda
dibuat dalam rangka melaksankan kebutuhan daerah. Perda yang dibuat tidak
boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. Pemerintah pusat
dapat membatalkan perda yang bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi.
8. Perda Kab/Kota
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah peraturan perundang-
undangan yang dibentuk oleh DPRD Kabupaten/Kota dengan persetujuan
Bupati/Wali Kota. Perda dibentuk sesuai dengan kebutuhan daerah yang
bersangkutan sehingga peraturan daerah dapat berbeda-beda antara satu
daerah dengan daerah lainnya.

D. Kesadaran Hukum
Orang yang memiliki kesadaran hukum bukanlah orang yang hafal mengenai
peraturan perundang-undnagan tetapi adalah orang yang patuh pada peraturan
perundang-undnagan yang berlaku dimanapun ia berada. Kita hendaklah
memilki sikap kesadaran hukum, yang mana selalu mematuhi aturan yang berlaku
baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun berbangsa dan
bernegara.

___________SELAMAT BELAJAR_____________

“Tidak semua usaha pasti berhasil,


tapi orang yang mau terus berusaha pasti berhasil”

@febi_lail

Anda mungkin juga menyukai