Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA


A. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN ARTI PANCASILA
1. Pancasila sebagai Dasar Negara
Kata dasar artinya fondasi atau pokok suatu pendapat. Sebuah negara butuh dasar negara sebagai
landasan bernegara agar memiliki arah dan tujuan yang jelas. Menilik dari sejarah perumusan dasar
Negara diusulkan oleh BPUPKI. Tiga orang yang mengusulkan rumusan adalah Muhamad yamin,
Soepomo dan Ir. Soekarno. Mereka memberikan usulanya masing-masing tentang dasar negara sehingga
disepakati Bersama bahwa dasar negara Indonesia adalah Pancasila.
Pancasila menjadi norma dasar atau kaidah negara yang fundamental. Hal tersebut dapat dilihat dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 Alinea keempat. Pancasila disahkan pada tanggal 18
agustus 1945 pada sidang pertama PPKI. Tiap sila dari Pancasila memiliki hubungan yang mengikat dan
menjiwai satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup merupakan cara pandang, pedoman, dan arahan bagi seseorang untuk memandang diri
sendiri dan menentukan hidupnya. Suatu bangsa yang telah merdeka tentu memiliki pandangan hidup
yang dijadikan pedoman untuk mencapai kemakmuran Bersama. Pandangan hidup tersebut digunakan
untuk memcahkan berbagai persoalan.
Bangsa Indonesia lahir dari perjuangan Panjang mulai dari zaman kerajaan, penjajahan colonial hingga
perjuangan kemerdekaan. Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung makna bahwa segala aktivitas
sehari-hari bangsa Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai yan terkandung dalam Pancasila. Pancasila
memiliki fungsi yaitu :
a) Menjadi alat dalam upaya mengatasi konflik atau ketegangan sosial
b) Menjadi sumber motivasi untuk mewujudkan cita-citanya
c) Menjadi sumber semangat untuk mewujudkan nilai-nilai yang termuat dalam Pancasila
d) Menjadi jawaban untuk menghadapi perkembangan global, dan
e) Menjadi sumber inspirasi bagi perjuangan bangsa Indonesia.

3. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa


Kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang. Kepribadian bangsa adalah ciri-ciri
watak menonjol yang ada pada banyak warga suatu kesatuan nasional. Kepribadian dapat berubah
dipengaruhi oleh masyarakat, adat budaya serta lingkungan sendiri. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
memberikan corak dan ciri khas bagi Indonesia dan menjadi pembeda dengan bangsa lain. Misalnya
gotong royong diyakini Ir Soekarno sebagai hal yang harus ada dan menyemangati bangsa Indonesia.
4. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Rakyat
Pancasila sebagai perjanjian luhur merupakan suatu perjanjian yang disepakati Bersama oleh seluruh
rakyat Indonesia dan harus diamalkan serta dilestarikan. Perjanjian luhur tersebut muncul dalam pidato
kenegaraan presiden Soekarno di depan sidang DPR GR pada tanggal 16 Agustus 1945.
5. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
Sumber hukum adalah sumber yang dijadikan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan, baik
tertulis maupun tidak tertulis. Pada pasal 2 UU No. 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan yang berbunyi “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara”.
Bentuk peraturan berupa Ketetapan MPR, Undang-Undang atau Peraturan Pmerintah Pengganti Undang-
Undang (PERPU), Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
6. Pancasila sebagai Ideologi Nasional
Ideologi adalah cara berfikir seseorang atau suatu golongan. Pancasila sebagai ideologi nasional
merupakan sistem nilai yang ideal, dicita-citakan dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

B. ARTI PENTING PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP


Globalisasi adalah proses masuknya ke lingkup dunia. Globalisasi memiliki dampak positif dan dampak
negatif. Dampak negatif globalisasi antara lain :
a. Konflik yang terjadi di suatu wilayah;
b. Lunturnya etika berbicara dan bertingkah laku;
c. Korupsi, kolusi dan nepotisme yang sulit diberantas;
d. Terorisme yang mengancam secara fisik maupun nonfisik;
e. Lunturnya sikap cinta tanah air dan menipisnya solidaritas;
f. Serangan siber, spionase, peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Arti penting Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bagi bangsa Indonesia yaitu :
1. Membentuk identitas atau jati diri bangsa
2. Mengatasi berbagai pertentangan dan ketegangan sosial
3. Memberikan arah, tujuan, sekaligus menjadi pendorong dalam upaya pencapaian tujuan bangsa
4. Pedoman untuk memecahkan berbagai masalah berbangsa dan bernegara, mulai dari masalah politik,
ekonomi, sosial-budaya hingga pertahanan keamanan
5. Sarana pemersatu bangsa dan negara.

C. NILAI-NILAI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP


Di dalam Pancasila termuat nilai-nilai luhur yang harus diwujudkan secara nyata dalam kehidupan
sehari-hari. Pancasila menempatkan manusia dalam keluhuran harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila dinamakan
“Ekaprasetia Pancakarsa”. Ekaprasetia Pancakarsa berarti tekat yang tunggal untuk melaksanakan lima
kehendak dalam kelima sila dalam Pancasila. Adapun nilai-nilai luhur yang dapat dilaksanakan antara
lain :
1. Sila pertama
a. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing
c. Tidak memaksakan suatu agama kepada oran lain.
2. Sila kedua
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,
warna kulit dan lainnya.
b. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
c. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira
3. Sila ketiga
a. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan
b. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
c. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
4. Sila keempat
a. Tidak boleh memaksa kehendak kepada orang lain
b. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan Bersama
c. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
5. Sila kelima
a. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
b. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
c. Menghormati hak orang lain.

D. MEMBIASAKAN DIRI BERPRILAKU SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA


DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN

1. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian
seseorang. Penanaman nilai-nilai Pancasila pun diperkenalkan oleh orangtua sejak dini. Memberikan
teladan pada anak merupakan sarana yang dapat menumbuhkembangkan sikap yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Penerapan Pancasila dalam lingkungan keluarga yaitu :
a. Berbakti kepada orangtua
b. Saling membantu sesama anggota keluarga
c. Mengerjakan tugas rumah Bersama-sama.

2. Lingkungan sekolah
Peran guru sangat besar dan dominan pada pendidikan awal di sekolah, nilai-nilai Pancasila dapat
dibangun dan ditumbuhkembangkan pada tahap ini. Nilai-nilai Pancasila juga dapat diwujudkan
melalui program pembiasaan pengembangan budaya di sekolah seperti budaya 3S, yaitu Senyum,
sapa dan salam. Penerapan Pancasila dalam lingkungan sekolah yaitu :
a. Melakukan kewajiban sebagai seorang siswa
b. Belajar dengan giat agar dapat membangggakan nama baik sekolah
c. Tidak memaksakan kehendak dalam berdiskusi

3. Lingkungan masyarakat
Nilai Pancasila dapat dibangun, ditumbuhkembangkan, dan dipertahankan melalui berbagai
organisasi di lingkungan masyarakat, seperti RT, RW, dan karang taruna. Penerapan Pancasila dalam
lingkungan masyarakat yaitu :
a. Mengedepankan musyawarah Ketika mengambil setiap keputusan yang menyangkut
kepentingan masyarakat
b. Mendorong sikap kekeluargaan melalui berbagai kegiatan seperti gotong royong membantu
tetangga yang tertimpa musibah.

4. Lingkungan berbangsa dan bernegara


Penerapan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan berbegara yaitu :
a. Tidak membeda-bedakan suku, agama, adat dan ras dalam pergaulan sehari-hari
b. Mencintai produk-produk dalam negeri
c. Membayar pajak.
BAB II
KEDUDUKAN DAN FUNGSI UNDANG-UNDANG DASAR NRI TAHUN 1945 DALAM SISTEM
HUKUM NASIONAL

A. MAKNA UUD NRI TAHUN 1945 DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL


1. Konstitusi
Konstitusi adalah suatu pernyataan mengenai bentuk dan susunan suatu negara yang dipersiapkan
sebelum atau sesudah Negara yang bersangkutan berdiri. Menurut C. F. Strong, konstitusi adalah
kumpulan prinsip/asas yang mendasari kekuasaan pemerintah, hak-hak masyarakat serta hubungan
keduanya. Konstitusi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kosntitusi tertulis dan konstitusi tidak
tertulis. Konstitusi tertulis merupakan konstitusi yang dituangkan dalam dokumen formal berupa
perundang-undangan. Sedangkan konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang tidak dituangkan dalam
dokumen formal berupa kebiasaan-kebiasaan atau kesepakatan.
2. Makna Alinea pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mencakup empat pokok pikiran yaitu :
a. Pokok pikran pertama adalah persatuan
b. Pokok pikran kedua adalah keadilan sosial
c. Pokok pikran ketiga adalah kedaulatan rakyat
d. Pokok pikran keempat adalah ketuhanan dan kemanusiaan
Bagi Indonesia, pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memiliki makna antara lain:
a. Menjadi sumber motivasi, aspirasi, serta tekad perjuangan bangsa Indonesia
b. Menjadi sumber cita hukum dan moral yang ditegakkan, baik dalam lingkup nasional maupun dunia
c. Mengandung nilai-nilai universal yang dijunjung tinggi oelh seluruh bangsa didunia
d. Mengandung nilai-nilai yangmampu mengikuti dinamika masyarakat dan tetap menjadi landasan
perjuangan bangsa dan negara Indonesia.

3. Makna UUD (Batang tubuh)


UUD dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pembukaan UUD (berisi Alinea 1 sampai Alinea 4), batang tubuh
(berisi pasal-pasal) dan penjelasan (berisi penjelasan setiap pasal di batang tubuh). Batang tubuh
merupakan perwujudan, perincian dari pokok-pokok pikiran pemukaan UUD NRI Tahun 1945ke dalam
bentuk pasal-pasal. Undang-undang dasar NRI Tahun 1945 berisi dua materi yaitu materi pengaturan
sistem pemerintahan negara dan materi hubungan negara dengan warga negara dan penduduknya. Materi
pengaturan sistem pemerintahan negara memuat tentang kedudukan, tugas, wewenang, dan hubungan
antar Lembaga. Sedangakan materi hubungan negara dengan warga negara dan penduduknya memuat
tentang bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam.
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI UUD NRI TAHUN 1945 DALAM SISTEM HUKUM
NASIONAL
1. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
a. Kedudukan pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Pembukaan sebuah konstitusi bukanlah sebuah rumusan pasal-pasal hukum tata negara, tetapi
merupakan sebuah norma-norma dasar yang memperkuat daya ikat pasal-pasal dalam konstitusi.
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 mengandung pokok-pokok pikran yang menjadi cita-cita hukum
Indonesia. Tertib hukum Indonesia disahkan pada 18 agustus 1945 yang memenuhi 4 syarat yaitu :
1) Adanya subyek
2) Adanya kesatuan asas kerohanian
3) Adanya kesatuan daerah
4) Adanya kesatuan waktu
Nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan UUD diwujudkan ke dalam pasal-pasal UUD Tahun
1945, selanjutnya djabarkan dalam peraturan-peraturan hukum positif dibawahnya seperti ketetapan
MPR, UU dan lain-lain. Adapun hubungan antara pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan
prokalamasi kemerdekaan RI yaitu tiap Alinea pembukaan UUD NRI Tahun 1945 merupakan hasil
rincian dari pernyataan kemerdekaan RI.
b. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat pokok kaidah negara yang fundamental
Kaidah fundamental adalah kaidah yang paling mendasar. Kaidah negara Indonesia yang fundamental
berisi beberapa hal penting antara lain:
1) Dasar tujuan negara mencakup tujuan umum dan tujuan khusus yang terdapat pada Alinea ke-4.
Tujuan umum negara indeonesia yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
perdamaian abadi dan keadialan sosial. Tujuan khusus negara Indonesia yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.
2) Dasar ketentuan pembentukan UUD NRI Tahun 1945
3) Asas kerohanian negara.

2. Kedudukan UUD NRI Tahun 1945


Semua produk hukum diindonesia seperti undang-undang, peraturan pemerintah dan peraturan
presiden harus dilandasi dan bersumber pada UUD NRI Tahun 1945.

3. Sistematika UUD NRI Tahun 1945


a. Pembukaan yang berisi dari empat Alinea
b. Pasal-pasal sebagai berikut
1) Sebelum perubahan ada 16 bab setelah perubahan terdiri 21 bab.
2) Sebelum perubahan ada 37 pasal setelah perubahan terdiri 73 pasal.
3) Sebelum perubahan ada 49 ayat setelah perubahan terdiri 170 ayat.
4) Sebelum perubahan ada 4 pasal aturan peralihan setelah perubahan terdiri 3 pasal aturan
peralihan.
5) Sebelum perubahan dan sesudah perubahan ada 2 pasal aturan tambahan.

4. Sifat UUD NRI Tahun 1945


Sifat uud antara lain :
a. Tertulis, maksudnya UUD tercantum jelas dan menjadi sumber hukum yang mengikat.
b. Singkat, maksudnya UUD memuat aturan-aturan pokok bagi penyelenggara negara
c. Supel, maksudnya UUD disusun denga isi yang dapat dikembangkan jika diperlukan
d. Rigid, maksudnya UUD merupakan hukum tertinggi disbanding peraturan lainnya yang
memerlukan cara khusus untuk merubahnya.

5. Fungsi UUD NRI Tahun 1945


Beberapa fungsi UUD NRI Tahun 1945 antara lain :
a. Sebagai hukum dasar, yaitu semua produk hukum harus sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
sebagai sumber dari segala hukum negara.
b. Sebagai alat kontrol, yaitu UUD NRI Tahun 1945 sebagai pengontrol norma hukum yang lebih
rendah dan norma huku yang lebih tinggi.
c. Sebagai pengatur, yaitu UUD NRI Tahun 1945 mengatur tentang cara kekuasaan negara itu
disusun, dibagi, dikelola dan dilaksanakan.
d. Sebgaai alat penentu, yaitu UUD NRI Tahun 1945 menjadi penentu dari hak dan kewajiban
seluruh warga negara, termasuk para aparat negara.

C. KEDUDUKAN PERATURAN PERUNDANGAN DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL


1. Peraturan perundangan dalam sistem hukum nasional
Berdasarkan UU nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan peraturan perundang-undangan, jenis dan
hierarki peraturan perundang-undangan Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR);
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU);
d. Peraturan Pemerintah (PP);
e. Keputusan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi;
g. Peraturan Darah Kabupaten/Kota.
Selain peraturan diatas, terdapat pula peraturan yang ditetapkan oleh MPR, DPR, DPD, Mahkamah
Agung (MA), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Komisi Yudisial, Bank Indonesia dan lain sebagainya.
Jika suatu Undang-Undang bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945 maka dilakukan pengujian oleh
Mahkamah Konstitusi, jika peraturan perundang-undangan dibawah Undang-Undang bertentangan
dengan Undang-Undang, maka dilakukan pengujian oleh Mahkamah Agung.
2. Sifat dan ciri-ciri serta arti penting peraturan perundang-undangan
Sifat dan ciri-ciri peraturan perundang-undangan adalah :
a. Merupakan peraturan yang tertulis.
b. Dibentuk, ditetapkan dan dikeluarkan oleh Lembaga negara atau pejabat ditingkat pusat atau daerah.
c. Merupakan norma hukum atau aturan yang mengatur pola tingkah laku.
d. Mengikat secara umum dan menyeluruh.
Arti penting peraturan perundang-undangan adalah :
a. Memberikan kepastian hukum
b. Menciptakan rasa keadilan
c. Memberikan perlindungan
d. Menciptakan ketertiban dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Melaksanakan dan Mempertahankan UUD NRI Tahun 1945
Suatu konstitusi memiliki 2 sifat yaitu dapat diubah dan tidak dapat diubah. UUD NRI Tahun 1945
termasuk konstitusi yang dapat diubah dengan syarat, pertama sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota
MPR harus hadir; kedua keputusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota
yang hadir. Perubahan UUD NRI Tahun 1945 terjadi 4 kali dari tahun 1999 sampai tahun 2002. Panitia
Ad Hoc Menyusun kesepakatan dasar terkait perubahan UUD NRI Tahun 1945 yang terdiri 5 butir yaitu :
a. tidak mengubah pembukaan UUD NRI Tahun 1945
b. tetap mempertahankan NKRI
c. mempertegas sistem pemerintahan presidensial
d. penjelasan UUD NRI Tahun 1945 ditiadakan serta hal-hal normatif dimasukan ke pasal-pasal
e. melakukan perubahan dengan cara adendum.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk melaksanakan dan mempertahankan UUD yaitu :
a. Di lingkungan sekolah dengan cara belajar dengan sungguh-sungguh, bersikap sopan dan jujur
terhadap guru dan menghargai pendapat teman.
b. Di lingkungan tempat tinggal dengan menghormati dan menyayangi anggota keluarga,
bermusyawarah dengan anggota keluarga dan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di sekitar
tempat tinggal.
c. Di lingkungan masyarakat luas dengan memberikan bantuan fakir dan miskin dan memberikan
bantuan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai