Anda di halaman 1dari 6

PPKN PTS GANJIL

Penerapan Sila Pertama Pancasila

Berikut ini bentuk-bentuk penerapan sila pertama pancasila dalam kehidupan, di antaranya:

a. Menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama.

b. Tidak membedakan agama satu dengan agama lainnya yang dipercaya.

c. Menghormati orang tua dan orang lain yang lebih tua dari kita.

d. Menjalankan kewajiban agama yang dipercaya.

e. Tidak memaksa atau menyuruh orang lain untuk memeluk agama yang kita percaya.

Penerapan sila kedua Pancasila di lingkungan sekolah, yaitu:

1. Menolong guru dan teman saat merasa kesulitan seperti membantu membawakan buku.

2. Berteman dengan semua orang tanpa membedakan suku, ras dan agama.

3. Enggak mengejek teman atau melakukan perbuatan lain.

4. Menghormati guru dan teman.

contoh penerapan nilai-nilai sila ketiga Pancasila dalam kehidupan, yaitu:

1. Menjaga sikap toleransi terhadap perbedaan, baik antartemen maupun antarmasyarakat.

2. Menjaga nama baik negara dan rasa cinta Tanah Air.

3. Menjalin hubungan baik tanpa membedakan agama, ras dan suku.

4. Mementingkan kepentingan bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi dan juga
golongan.

5. Menjaga kerukunan dan tidak menimbulkan perselisihan di dalam masyarakat.

6. Memunculkan sikap saling menghormati dan menghargai, baik pada keluarga atau teman.

Penerapan Sila Keempat Pancasila di Sekolah

1. Mau mendengarkan pendapat guru, teman kelas, atau kelompok belajar. 

2. Menerima kritikan dari teman-teman kelompok. 

3. Tidak menyela teman yang sedang berbicara tentang pendapatnya. 

4. Menghargai hasil musyawarah kelas atau kelompok. 


Penerapan sila kelima yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. 

1 Bersikap adil terhadap sesama. 

2 Memberi pertolongan kepada orang lain tanpa membeda-bedakan latar belakang.

3 Bergotong royong dengan semua anggota masyarakat untuk menyelesaikan pekerjaan sulit.

Arti dan kedudukan Pancasila 

Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi sebagai dasar negara Indonesia.


Itu artinya, Pancasila digunakan sebagai landasan oleh seluruh elemen masyarakat dan
pemerintah Indonesia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menjalankan
tugas pemerintahan.
Arti Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah sebagai dasar negara dan ideologi bangsa yang
terdapat dalam Pancasila.

Fungsi dan peranan pancasila bagi bangsa Indonesia:

1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

2.Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


3. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum
4. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
5. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
6. Pancasila sebagai Satu-Satunya Asas dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
7. Pancasila sebagai Moral Pembangunan

sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut. 

1. Tertulis, artinya rumusannya jelas dan dituliskan sehingga menjadi hukum yang mengikat
pemerintah dan warga negaranya. 

2. Singkat dan supel, artinya harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman dan
memuat hak asasi manusia. 

3. Memuat norma dan aturan yang harus dilaksanakan secara konstitusional. 

4. Merupakan peraturan hukum positif tertinggi, yang mengatur peraturan perundang-


undangan yang lebih rendah. 

Fungsi Undang-Undang Dasar 1945

Dalam kedudukan yang sedemikian dijelaskan di atas, UUD 1945 memiliki fungsi sebagai
berikut. 
1. Alat kontrol, yang dapat memeriksa apakah norma hukum yang lebih rendah berlaku
sesuai dengan UUD 1945. 

2. Pengatur, artinya Undang-Undang Dasar 1945 berperan sebagai pengatur bagaimana


kekuasaan negara disusun, dibagi, dan dilaksanakan.

3. Penentu, artinya Undang-Undang Dasar 1945 menjadi penentu hak dan kewajiban negara,
aparat negara, dan warga negara

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa memiliki arti bahwa semua kehidupan bangsa
Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Pandangan hidup merupakan wawasan menyeluruh terhadap kehidupan, terdiri atas kesatuan
dari nilai-nilai yang luhur.

Pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri adalah Pancasila.

Ini artinya, Pancasila menjadi nilai-nilai luhur yang dijadikan acuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Pancasila sebagai dasar negara mengandung konsekuensi bahwa setiap aspek


penyelenggaraan negara mesti mengacu dan sesuai dengan nilai- nilai Pancasila. Mulai dari
penyelenggaraan pada lingkup pemerintah pusat sampai pemerintah daerah yang terkecil

HUBUNGAN PROKLAMASI DAN PEMBUKAAN UUD NRI TAHUN 1945


Alinea 1 Pembukaan UUD 1945: bermakna bahwa bangsa Indonesia anti penjajahan, karena
penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bangsa Indonesia
mengakui bahwa setiap bangsa berhak untuk merdeka. Karena itu bangsa Indonesia
mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa di dunia.
Alinea 2: menggambarkan cita-cita luhur bangsa Indonesia yaitu ingin mewujudkan negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alinea 3: berisi pernyataan kemerdekaan Indonesia, dan pengakuan bangsa Indonesia bahwa
kemerdekaan yang dicapai adalah berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa, bukan semata-
mata hasil perjuangan bangsa Indonesia sendiri.

Alinea 4: memuat Dasar Negara yaitu Pancasila, tujuan negara, dan bentuk negara yaitu
Republik yang berkedaulatan rakyat.
Teks Proklamasi

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai
pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh
jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 – 8 – ‘05

Wakil2 bangsa Indonesia.

Makna setiap alinea pembukaan


Alinea pertama pembukaan UUD 1945 memuat dalil subyektif, yaitu aspirasi bangsa
Indonesia sendiri untuk bebas dan melepaskan diri dari penjajahan.
Alinea kedua pembukaan UUD 1945 mengandung cita-cita proklamasi kemerdekaan, yakni
menuju rakyat yang merdeka, bersatu, berdaulat, serta mewujudkan masyarakat adil dan
makmur.
Alinea ketiga pembukaan UUD 1945 mengandung motivasi relijius, yaitu kesadaran dan
pengakuan bahwa kemerdekaan Indonesia bukan hanya hasil perjuangan rakyat semata,
namun juga berkat rahmat tuhan yang maha esa.

Alinea keempat pembukaan UUD 1945 mengandung dasar negara, yaitu Pancasila, tujuan
negara, asas politik negara, dan ketentuan mengenai UUD.

Pembukaan memuat pokok kaidah negara yang fundamental


Pembukaan UUD 1945 memuat pokok kaidah negara yang fundamental maksudnya rumusan
kata dan kalimat yang terkandung dalam UUD 1945 tidak boleh diubah oleh siapapun
termasuk MPR , perubahan pembukaan UUD 1945 berarti perubahan esesnsi cita moral dan
cita hukum yang hendak ditegakkan .

adapun pokok pikiran yang terkandung didalam pembukaan UUD 1945 ada 4 , yaitu :

1) negara indonesia adalah negara persatuan


2) negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
3) negara berkedaulataan rakyat
4) negara berdasarkan kepada ketuhanan yang maha esa menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab
KEDUDUKAN UUD NRI TAHUN 1945
1. Hukum Dasar Tertulis
Undang-Undang Dasar 1945 bersifat tertulis, artinya merupakan suatu hukum yang mengikat
pemerintah dan setiap warga negara. 
2. Norma Hukum Tertinggi
Fungsinya sebagai norma hukum tertinggi adalah untuk dijadikan dasar penyusunan
peraturan perundang-undangan. 

AMANDEMEN UUD NRI TAHUN 1945


Pengertian Amandemen Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), amandemen
adalah usul perubahan undang-undang yang dibicarakan dalam Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Pengertian lain amandemen merupakan penambahan pada bagian yang sudah ada.

Tujuan dari perubahan amandemen ini untuk memperbaiki dan menyempurnakan aturan
dalam dokumen resmi. Perubahan amandemen diharapkan melindungi Hak Asasi Manusia
(HAM), tujuan nasional, dan kesejahteraan masyarakat.

Hasil Amandemen UUD 1945 1. Perubahan Pertama UUD 1945


Perubahan pertama ditetapkan 19 Oktober 1999, dalam Sidang Umum MPR yang
berlangsung pada 14-21 Oktober 1999. Sebanyak 9 pasal berhasil diamandemen pada sidang
ini.
Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden
Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta
Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi
Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi
Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri
Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)
Perubahan Kedua
Amandemen kedua dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000, dalam sidang tahunan MPR
pada 7-18 Agustus 2000. Tercatat ada 5 bab dan 25 pasal yang diubah. Dalam perubahan
kedua ini, ketentuan Hak Asasi Manusia (HAM) memiliki bab tersendiri, yakni Bab XA. Bab
yang menjelaskan tentang HAM ini terdiri dari pasal 28 A sampai pasal 29 J.
Perubahan Ketiga
Amandemen UUD 1945 yang ketiga ditetapkan pada 9 November 2001, dalam Sidang
Tahunan MPR yang diselenggarakan pada 1-9 November 2001. Sebanyak 23 pasal berhasil
diamandemen. Salah satu poin penting amandemen ketiga UUD 1945 adalah, melakukan
perubahan terhadap kekuasaan kehakiman. Perubahan yang dimaksud ini tertuang dalam
Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi, “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan yang berada dibawahnya dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan Mahkamah Konstitusi."

Perubahan Keempat
Amandemen UUD 1945 yang terakhir ditetapkan pada 10 Agustus 2002, dalam Sidang
Tahunan MPR 1-11 Agustus 2002. Sebanyak 13 pasal berhasil diamandemen serta 3 pasal
aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Mengutip dari sumbarprov.go.id, hal-hal
penting yang ditetapkan melalui amandemen keempat UUD 1945 antara lain: Keanggotaan
MPR Pemilihan presiden dan wakil presiden tahap kedua Kemungkinan presiden dan wakil
presiden berhalangan tetap Tentang kewenangan presiden Hal keuangan dan bank sentral
Pendidikan dan kebudayaan Perekonomian dan kesejahteraan sosial Aturan tambahan dan
aturan peralihan Kedudukan penjelasan UUD 1945.

2 sudut pandang konstitusi dikatakan fleksibel atau rigid


Suatu konstitusi dikatakan fleksibel apabila konstitusi tersebut dapat mengikuti
perkembangan zaman. Sebaliknya, suatu konstitusi dikatakan rigid apabila tidak dapat
mengikuti perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai