ketatanegaraan adalah ihwal tata negara mengenai seperangkat prinsip dasar yang mencakup peraturan
susunan pemerintahan, bentuk negara, dan sebagainya yang menjadi pengaturan suatu negara.
Ketatanegaraan merupakan suatu istilah yang satu-satunya terdapat dalam bidang hukum, yaitu Hukum
Tata Negara. Dikutip dari buku Hukum Tata Negara yang ditulis oleh E. Hayati, dkk (2017: 1), Indonesia
lahir dari perjuangan bangsaa Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak
tanggal tersebut, sistem ketatanegaraan di Indonesia mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu sesuai
dengan kondisi bangsa dan negara yang dihadapi pada waktu itu. Fluktuasi ketatanegaraan Indonesia
dapat dilihat baik sejak awal kemerdekaan maupun pasca amandemen Undang-Undang Dasar Republik
Tahun 1945. Secara garis besar, sejarah ketatanegaraan Indonesia dan perkembangannya dapat dibagi
menjadi 4 periode, yaitu:
Ketatanegaraan dijelaskan dalam perspektif hukum yaitu berkenaan dengan penyelenggaraan suatu
negara, yang terutama adalah menyangkut lembaga - lembaga negaranya, yang memiliki dasar
pengaturan konstitusi. Muatan konstitusi harus sesuai nilai, nilai yang dimaksud adalah pancasila. Nilai-
nilai konstitusi idealnya harus dilaksanakan secara normatif, karena akan memengaruhi tercapai atau
tidaknya tujuan sebuah bangsa yang tercantum di dalam konstitusi. Sehingga Guna mengenali
Ketatanegaraan RI yang berdasarkan Pancasila, maka perlu menelusuri Konstitusi khususnya UUD NRI
Tahun 1945. Ketika menelusuri konstitusi tersebut, maka tergambar fungsi Pancasila sebagai Dasar
Negara dan hubungan Pancasila dengan UUD NRI Tahun 1945. Yang pada akhirnya tergambar model
pemerintahan RI sebagaimana berdasarkan UUD NRI Tahun 1945.
Pancasila sebagai dasar negara adalah Pancasila digunakan sebagai dasar oleh negara dalam mengatur
pemerintahan dan penyelenggaraan negara. Selain itu, arti Pancasila sebagai dasar negara juga dapat
dimaknai dengan dijadikannya Pancasila sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam kehidupan.
Sederhananya, Pancasila adalah sebuah alat sebagai dasar Negara, maka Pancasila tersebut bagian dari
hukum dan digunakan sebagai penetapan terhadap Hukum di Indonesia. Dalam arti hukum yang berlaku
di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945. Artinya setiap hal
dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan,
perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan lainnya. Maka dapat disimpulkan jika
hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal.
Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai norma positif. Pancasila
memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan Pembukaan UUD 1945 berkedudukan
sebagai tertib hukum tertinggi.
UUD 1945 sangat berhubungan erat dengan isi Proklamasi Kemerdekaan. Terutama pada bagian
pembukaannya. Mengubah isi nilai dari pembukaan UUD 1945 berarti mengubah tatanan serta cita-cita
luhur bangsa Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan
Proklamasi Kemerdekaan yaitu menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah terbebas dari penjajahan dan
dapat berdiri sendiri diatas tanah air milik sendiri, serta menyatakan persatuan dan kesatuan sesuai cita-
cita luhur bangsa Indonesia.
Implementasi nilai instrumental Pancasila pada sila pertama ini sudah termaktub di dalam konstitusi,
seperti pada Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945. Di mana "setiap negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya".
Nilai instrumental Pancasila pada sila kedua sudah tertuang di dalam Pasal 28 UUD 1945 mengenai Hak
Asasi Manusia (HAM), yaitu "hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang".
3. Persatuan Indonesia
Nilai instrumental Pancasila pada sila ketiga ini tercermin dalam Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 UUD
1945. Intinya, pasal-pasal ini memberikan pemahaman mengenai kesatuan bangsa Indonesia, mulai
identitas, bahasa persatuan, ideologi, bendera, dan lain sebagainya.
4. Ketuhanan yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Poin ini tertanam di dalam Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945 yaitu kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD. Artinya, "kekuasaan tertinggi Indonesia sebagai negara demokrasi adalah di
tangan rakyat".
Pasal kelima ini memiliki nilai instrumental yang sudah tertuang di dalam pasal 33 Ayat 3 UUD 1945 yang
berbunyi "bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat".