Indikator: Urutan usulan rumusan dasar negara yang diusulkan oleh Mr. Soepomo:
1) Persatuan
2) Kekeluargaan
3) Mufakat dan demokrasi
4) Musyawarah
5) Keadilan sosial
Contoh soal:
Indikator: Kendala pemerintah dalam penerapan Pancasila pada masa orde lama
Masa Orde Lama dapat dikatakan sebagai masa pencarian bentuk implementasi Pancasila,
maka penerapannya pun berbeda-beda. Oleh karena itu, sempat terjadi beberapa
penyimpangan terhadap Pancasila pada masa Orde Lama.
1) Demokrasi Parlementer
Dalam kehidupan berpolitik, seperti pada sila keempat Pancasila yang mengutamakan
musyawarah dan mufakat, tidak dapat dilaksanakan karena demokrasi yang berlaku
saat itu adalah demokrasi parlementer.
2) Lebih Mengarah ke Ideologi Liberal
Pada periode 1950-1955, penerapan Pancasila lebih mengarah pada ideologi liberal.
Ideologi liberal lebih menekankan pada hak-hak individu, yang berarti memprioritaskan
kebebasan individu yang sebesar-besarnya dalam segala aspek. Hal ini tentu
menyimpang dari penerapan Pancasila yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban.
3) Demokrasi Terpimpin
Memasuki periode 1956-1965, pemerintahan Orde Lama dikenal sebagai demokrasi
terpimpin. Sayangnya, demokrasi terpimpin justru tidak berada pada kekuasaan rakyat
seperti yang ada dalam nilai-nilai Pancasila. Kepemimpinan berada di bawah kuasa
Presiden Soekarno pribadi melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Menelaah makna, kedudukan UUD NRI 1945 dangan lainnya dalam sistem hukum nasional
Materi: Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Indikator: Siswa dapat menganalisis Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai kaidah
negara yang fundamental
1) Sumber hukum dari UUD 1945, karena Pembukaan UUD 1945 mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tetap dan tidak berubah bagi negara yang dibentuk.
2) Menurut teori hukum, yang meletakkan dasar negara adalah PPKI sebagai pembentuk
negara yang pertama kali pada tanggal 17 Agustus 1945.
3) Pembentuk negara (PPKI) mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pemerintah atau
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sedangkan pemerintah dan MPR hanya
merupakan alat perlengkapan negara yang kedudukannya lebih rendah dari pembentuk
negara.
4) Secara hukum, semua produk hukum hanya bisa diubah/dihapus oleh ketentuan yang
lebih tinggi kedudukannya. Dengan demikian, pembukaan UUD 1945 hanya dapat
diubah oleh pembentuk negara (PPKI) yang pada saat ini sudah tidak ada lagi.
Indikator: Makna alinea kedua dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
1) Mengungkapan cita-cita nasional Bangsa Indonesia, yaitu Negara Indonesia yang
berdaulat, adil, dan makmur.
2) Menujukkan adanya ketepatan dan ketajaman penilaian.
Indikator: Prinsip-prinsip negara Indonesia dalam pembukaan NRI tahun 1945 alinea
keempat
1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2) Memajukan kesejahteraan umum.
3) Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan.
Contoh: Norma kesopanan yang bisa membuat orang lain nantinya akan menghargai kamu.
Menghargai orang yang lebih tua, misalnya dengan menyapa, memberikan tempat duduk
kepada yang lebih tua.
Sanksi bagi pelanggar norma kesopanan tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh masyarakat
yang berupa cemoohan, celaan, hinaan, atau dikucilkan dan diasingkan dari pergaulan, serta
dipermalukan.
Norma sopan santun sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam bermasyarakat,
karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat.
Materi: Pentingnya norma hukum dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indikator: Disajikan stimulus (gambar lalu lintas), peserta didik dapat menganalisis
pentingnya penerapan norma hukum dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Norma hukum merupakan peraturan hidup yang dibuat oleh lembaga kekuasaan negara yang
bertujuan mewujudkan ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat menciptakan keadilan
dan kepastian hukum.
Norma ini bertujuan untuk menciptakan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang tertib, aman, rukun, dan damai.
Sanksi dalam norma hukum ditentukan sesuai dengan peraturan yang ada. Sanksinya
bersifat mengikat, artinya bagi para pelaku yang melanggar akan dikenai sanksi seperti
dipenjara atau denda.
Contoh: Setiap warga negara Indonesia wajib membayar pajak, jika melanggar akan
dikenakan denda.
Mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras dan antargolongan dalam Bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
Materi: Faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia. (hal. 66)
Indikator: Disajikan stimuluis (gambar ragam mata pencaharian) masyarakat Indonesia,
peserta didik dapat menganalisis faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia.
a) Faktor sejarah
b) Faktor geografis
c) Faktor iklim
d) Faktor letak
e) Faktor agama
Menganalisis prinsip persatuan dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan
(SARA), sosial, budaya, ekonomi, gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Materi: Keberagaman dalam masyarakat Indonesia
Indikator: Mengaplikasikan sikap toleransi dalam keberagaman agama
a) Melaksanakan ajaran agama dengan baik.
b) Menghormati agama yang diyakini oleh orang lain.
c) Tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama.
Menganalisis prinsip harmoni dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan
(SARA), sosial, budaya, ekonomi, gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Materi: Permasalahan dan akibat yang muncul dalam keberagaman masyarakat Indonesia
Indikator: Menjelaskan permasalahan dan akibat yang muncul dalam keberagaman
masyarakat Indonesia
a) Konflik antar golongan
b) Konflik antar agama
c) Konflik antar suku
d) Konflik antar ras
Menganalisa makna dan arti kebangkitan nasional 1908 dalam perjuangan Kemerdekaan
Republik Indonesia
Materi: Semangat kebangkitan nasional 1908
Indikator: Menjelaskan ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 dan
sesudah tahun 1908
Bidang ekonomi
Menggunakan produk dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan
nasional.
Berusaha memajukan sektor ekonomi kecil dan menengah untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Menjaga stabilitas ekonomi dengan membayar pajak dan mematuhi peraturan
perpajakan yang berlaku.
Berpartisipasi dalam program-program pemerintah untuk mengurangi pengangguran dan
kemiskinan.
Menjaga kestabilan harga pasar dengan cara yang baik.
Bidang Hukum
Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku serta menghindari pelanggaran hukum
yang dapat merugikan masyarakat dan negara.
Melaporkan tindakan kriminal atau kejahatan yang terjadi di sekitar lingkungan tempat
tinggal atau kerja.
Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kampanye atau sosialisasi yang diselenggarakan
pemerintah untuk memperkuat kesadaran hukum di masyarakat.
Berpartisipasi dalam proses pengadilan sebagai saksi atau warga negara yang terkait
dengan kasus hukum tertentu.
Menghormati hak asasi manusia dan menentang diskriminasi apapun bentuknya, serta
membela hak-hak masyarakat yang tidak terwakili.