RANTEPASANG
KELAS : IX.3
TUGAS : PKN
PANCASILA
A. Hakekat Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara
Pengertian Ideologi
Ideologi diartikan:
-. Ilmutentang pemikiran manusia yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan (C.D
De Tracy)
-. Gagasan yang tersusun secara sistematis yang diyakini kebenarannya oleh manusia dan hendak
diwujudkan dalam dunia nyata.
-. Pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial tertentu
dalam bidang politik atau sosial ekonomi. (Karl Marx)
Ideologi negara : Tujuan/cita-cita negara
3). menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk bergerak melawan penjajahan.
pada tanggal 29 Mei 1945 - 1 Juni 1945 BPUPKI bersidang membicarakan khusus mengenai
rancangan dasar negara atau ideologi negara untuk Indonesia merdeka nanti.
Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk
sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta
melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.
Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal 22 juni 1945 berhasil merumuskan
calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
Dimana di dalamnya rumusan dasar negara indonesia.
Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, salah satu hasil yang dicapai adalah mengesahkan
Piagam Jakarta sebagai preambul Hukum Dasar. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang,
dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambul nya dan (2) memilih
Presiden dan Wakil Presiden.
5). mengupayakan agar terjadi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
LIBERALISME
SOSIALISME
PANCASILA
2. HAM warganegara diabaikan dan lebih mementingkan kekuasaan dan kepentingan negara
1. Pilihan Ideologi
Dalam hubungan itu mengapa Indonesia tidak mengambil dasar dan ideologi lainnya yang sudah
dianggap mapan di luar negeri,
a. Mengambil ideologi lain yang sudah dianggap mapan, merupakan suatu percobaan yang belum tentu
cocok diterapkan di negara kita karena berbeda kondisinya dilihat dari historis, kepribadian, sistem
masyarakat dan lain-lain.
c. Dari sekian ideologi yang telah dan pernah ada telah tampak kekurangan-kekurangannya
C. Sikap Positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Kedua ialah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dan bahasanya
Keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem
demokrasi
Sebagai dasar Negara dan ideologi Negara, Pancasila mempunyai fungsi sebagai acuan bersama, baik
dalam memecahkan perbedaan serta pertentangan politik di antara golongan dan kekuatan politik yang
ada. Ini berarti bahwa segenap komponen dan kekuatan yang ada di republik ini sepakat untuk menjaga,
memelihara, dan mempertahankan Negara Kesatuan RI dengan bingkai Pancasila.
Selain itu secara nyata telah sering diakui adanya upaya-upaya untuk memecah belah Negara Kesatuan
RI, misalnya lewat pemberontakan Madiun 1948 maupun pengkhianatan G 30 S/PKI tahun 1965. Namun
kesemuanya itu dapat digagalkan berkat komitmen segenap komponen bangsa Indonesia untuk tetap
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan RI dengan landasan dasar dan ideologi nasional Pancasila.
DEMOKRASI
> Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yakni demos (rakyat) & kratos (kekuasaan). Jadi demokrasi
adalah bentuk pemerintahan rakyat/ rakyatlah yang berkuasa & sekaligus diperintah
> Suatu negara disebut negara demokrasi apabila memiliki 2 asa, sbb.:
> Penerapan asas demokrasi ditinjau di cara penyaluran kehendak rakyat terbagi 2, yaitu:
- Demokrasi langsung/ direct democracy: adalah sistem demokrasi yang melibatkan seluruh rakyat
dalam pengambilan keputusan/ urusan kenegaraan. Dapat diterapkan dalam pemilihan seorang
perjabat publik, misal pemilihan presiden secara langsung
> Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan filsafat hidup
bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti ketentuan ketentuan dalam pembukaan UUD 45
~ Sila 1: memberi kebebasan untuk menganut agama lain dan menghargai keyakinan orang lain
~ Sila 2: mengajak orang untuk memperlakukan semua orang sama berdasar harkat dan martabatnya
~ Sila 5: merupakan tujuan dari demokrasi Indonesia. Tujuan dari pemerintahan demokrasi haruslah
mengarah pada tercapainya keadilan sosial
- Partisipasi rakyat
Memilih wakil rakyat dan wakil daerah serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis. kuat
dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamantkan
UUD 45
> Asas pemilu, berdasarkan pasal 22E ayat 1 UUD 45 & pasal 2 UU no.12 thn 2003, pemilu dilaksanakan
berdasarkan asas ---> LANGSUNG, UMUM, BEBAS, RAHASIA, JUJUR, ADIL
> Hak memilih & dipilih dalam pemilu, untuk dapat menggunakan hak memilih..... seorang warga negara
harus memenuhi syarat- syarat sbb.:
- Warga negara RI
UU D 45 pasal 22E ayat 5 yang menyatakan bahwa pemilu diselenggarakan oleh suatu KPU yang
bersifat:
- Nasional
- Tetap
- Mandiri
- pembicaraan harus dapat diterima dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur
- Proses musyawarah selalu mempertimbangkan moral
~ menghormati HAM
KEDAUTLATAN
1. Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Kedaulatan terbagi atas :
Kedaulatan ke dalam yaitu pemerintah (negara) berhak mengatur segala kepentingan rakyat melalui
berbagai lembaga dan perangkat lainnya, tanpa campur tangan negara lain.
Kedaulatan keluar yaitu negara berhak mengdakan hubungan kerjasama dengan negara lain, guna
kepentingan bangsa dan negara.
2. Setiap negara yang merdeka memiliki kedaulatan. Negara merupakan organisasi suatu bangsa. Syarat
berdiri suatu negara meliputi :
a. Memiliki rakyat
b. Memiliki wilayah
Tiga syarat pertama disebut syarat de facto (mutlak), sedangkan syarat keempat syarat de jure (hukum
internasional).
6. Negara penganut kedaulatan rakyat memiliki sistem pemerintahan demokrasi. Demokrasi berasal
dari kata demos (rakyat) dan kratein (pemerintahan), sehingga demokrasi berarti pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat.
9. Negara Indonesia menganut Demokrasi Pancasila yang berarti demokrasi yang dijiwai nilai-nilai luhur
Pancasila. Landasan hukum negara Indonesia menganut kedaulatan rakyat ditegaskan dalam UUD 1945 :
Pasal 1 ayat 2, berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”.
UU No 22 tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD
Yudikatif (kehakiman), yaitu pengawas undang-undang, dipegang oleh MA (pasal 24 ayat 2) dan
Mahkamah Konstitusi (pasal 24 C ayat 1)
c. Keanggotaan MPR :
· Komisi
d. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun (pasal 2 ayat 2), dan di ibukota negara (pasal 2
ayat 3). Jenis sidang MPR terdiri atas :
Ø Sidang Umum, yaitu rapat paripurna yang pertama kali dalam masa jabatan MPR
Ø Sidang Istimewa, yaitu rapat peripurna yang dilaksanakan diluar kedua sidang di atas dan
dilaksanakan kapan saja.
Ø Keputusan, yaitu putusan MPR yang memiliki kekuatan hukum mengikat ke dalam majelis.
Ø Ketetapan, yaitu putusan MPR yang memiliki kekuatan hukum mengikat ke dalam dan keluar majelis.
Ø Perubahan dan Penetapan UUD, yang memiliki kekuatan hukum sebagai UUD
Ø Sidang memberhentikan Presiden dan atau Wakil Presiden paling sedikit ¾ dari jumlah anngota , dan
disetujui paling sedikit 2/3 jumlah anggota yang hadir (pasal 7 B ayat 7)
Ø Sidang merubah dan menetapkan UUD paling sedikit 2/3 dari jumlah anggota dan disetujui paling
sedikit 2/3 dari jumlah anggota yang hadir (pasal 37)
b. Keanggotaan DPR :
c. Fungsi DPR
e. Hak DPR
Ø Angket yaitu melakukan penyelidikan mengenai kebijakan pemerintah yang diduga bertentangan
dengan hukum
Ø Menyatakan Pendapat (hak petisi), yaitu menyampaikan pendapat dan usul mengenai kebijakan
pemerintah
f. Alat Kelengkapan DPR yaitu Pimpinan, Badan Musyawarah (Bamus), Komisi , Badan Legislas,
Panitia Anggaran, Badan Urusan Rumah Tangga, Badan Kerja Sama Antar-Parlemen, Badan Kehormatan,
dan Panitia Khusus
b. Keanggotaan DPD :
14. Presiden
Ø Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain, dengan persetujuan
DPR (pasal 11)
Ø Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lain sesuai UU (pasal 15)
d. Presiden dan wakil Presiden secara berpasangan dipilih oleh rakyat melalui pemilu
e. Masa jabatan 5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan lagi.
f. Syarat menjadi Presiden dan Wakil Presiden (pasal 6)
Ø Mangkat
Ø Memutus pendapat DPR tentang Presiden dan atau Wakil Preiden melanggar UUD
BAHAYA KORUPSI
A. Latar Belakang
Salah satu tindak pidana yang menjadi musuh seluruh bangsa di dunia ini. Sesungguhnya fenomena
korupsi sudah ada di masyarakat sejak lama, tetapi baru menarik perhatian dunia sejak perang dunia
kedua berakhir. Di Indonesia sendiri fenomena korupsi ini sudah ada sejak Indonesia belum merdeka.
Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa korupsi sudah ada dalam masyarakat Indonesia jaman
penjajahan yaitu dengan adanya tradisi memberikan upeti oleh beberapa golongan masyarakat kepada
penguasa setempat.
Kemudian setelah perang dunia kedua, muncul era baru, gejolak korupsi ini meningkat di Negara yang
sedang berkembang, Negara yang baru memperoleh kemerdekaan. Masalah korupsi ini sangat
berbahaya karena dapat menghancurkan jaringan sosial, yang secara tidak langsung memperlemah
ketahanan nasional serta eksistensi suatu bangsa.
Di Indonesia sendiri praktik korupsi sudah sedemikian parah dan mendarah daging. Telah banyak
gambaran tentang praktik korupsi yang terekspos ke permukaan. Di negeri ini sendiri, korupsi sudah
seperti sebuah penyakit kanker ganas yang menjalar ke sel-sel organ publik, menjangkit ke lembaga-
lembaga tinggi Negara seperti legislatif, eksekutif dan yudikatif hingga ke BUMN. Apalagi mengingat di
akhir masa orde baru, korupsi hampir kita temui dimana-mana. Mulai dari pejabat kecil hingga pejabat
tinggi.
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian Korupsi
Korupsi merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri serta mendapat
keuntungan pribadi maupun kelompok-kelompok tertentu dengan cara yang tidak wajar dan illegal.
Korupsi merupakan tindakan penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan, kesempatan atas sarana yang
ada padanya karena jabatan dan kedudukannya dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
golongan tertentu.
Dari segi Hukum Korupsi merupakan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur tentang tindak pidana korupsi. Pengertian “korupsi” lebih
ditekankan pada pembuatan yang merugikan kepentingan pribadi atau golongan.
Unsur-unsur tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2001
tentang pemberantasan tindak pidana korupsi adalah:
1. Melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
4. Menyalahgunakan kekuasaan, kesempatan atas sarana yang ada padanya karena jabatan dan
kedudukannya dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
Pada masyarakat Indonesia korupsi merupakan suatu tindakan yang sudah mendarah daging dan
menjadi suatu hal yang biasa. Dapat dilihat dari realita yang ada, dari hal kecil disekitar kita, budaya
korupsi sudah nampak pada kegiatan pembelajan pada sistem pendidikan di Indonesia, bahkan hal
tersebut seakan didukung lingkungan sekitar mereka (para pendidik) dilingkungan sekolah yang
seharusnya memberikan teladan yang baik terhadap para peserta didik atau pelajar.
Ada dua hal terkait dengan korupsi yang dianggap penting yaitu:
Kedua hal tersebut saya rasa penting. Terkait dengan persoalan pertama, yaitu munculnya mental
korup. Kiranya kita sepakat bahwa mental korup itu belum tentu dibawa oleh yang bersangkutan sejak
mereka mendapatkan pekerjaan. Pada umumnya para pegawai baru menyandang idealisme yang tinggi.
Di awal menerima status sebagai pegawai, mereka berniat akan bekerja sejujur dan sebaik mungkin.
Akan tetapi ternyata, karena ada peluang, suasana yang memungkinkan, dan bahkan juga kultur yang
mendukung, maka penyakit itu bersemi dan tumbuh. Akhirnya mental korup itu berkembang, apalagi
tatkala mereka menempati tempat yang memungkinkan untuk melakukan kejahatan itu. Karena itu,
praktek korupsi harus dibabat karena di samping merugikan orang lain, juga sangat merugikan bagi
pelakunya.
Dapat diambil contoh perilaku tidak jujur yang dapat menumbuhkan akar terjadinya korupsi, seperti
kejadian contek massal yang dilakukan para siswa-siswi pada saat ujian, kemudian juga didukung oleh
para pendidik (kepala sekolah dan guru) untuk mempermudah melakukan kecurangan tersebut, siwa
mengambil keuntungan dari uang spp sekolah, seorang mahasiswa yang bolos kuliah dan meminta
temannya untuk mengisi buku hadir. Sejatinya, ia telah melakukan korupsi karena ia memiliki kuasa
terhadap kehadiran dan ketidakhadiran dirinya di dalam kelas. Dia melakukan tindakan tersebut untuk
kepentingannya sendiri.
kemudian perilaku penyuapan agar lulus Pegawai Negeri Sipil (PNS), hingga menjangkit ke lembaga-
lembaga tinggi Negara seperti legislative, eksekutif dan yudikatif hingga BUMN. Apalagi mengingat di
akhir orde baru, korupsi hampir kita temui dimana-mana, mulai dari pejabat kecil hingga pejabat tinggi.
Hal yang demikian ini merupakan contoh koupsi yang paling sering terjadi setiap tahunnya. Hanya
orang-orang yang masih berpaham primitiflah yang mau melakukan hal smacam itu. Sangat merugikan
sekali bagi oramg lain dan dirinya sendiri, mereka tidak sadar bahwa gajinya itu adalah dari uangnya
sendri.
Dari hal-hal kecil tersebut itulah yang menjadi akar timbulnya budaya korupsi yang lambat laun meluas
menjadi suatu kebiasaan.
1. Karena tergoda akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahan
3. Didorong oleh pengaruh hasrat dan ketamakan dari dalam diri seseorang (dalam hal ini adalah
penguasa), serta tuntutan keluarga (korupsi nepotistik).
– Negara mengalami kerugian dan membuat rakyat semakin miskin, uang yang diperuntukkan bagi
kesejahteraan rakyat malah disalahgunakan oleh pejabat.
– citra badan hokum Negara seperti kepolisian akan menjadi buruk dimata masyarakat. Hal ini akan
membuat warga Indonesia tidak lagi menghormati badan hokum Negara.
– seluruh pemerintah di Indonesia akan mendapat pandangan sinis dari masyarakat sehingga membuat
warga tidak percaya lagi pada system pemerintahan
– pemilu tidak akan berjalan lancer sebagai mana mestinya, disebabkan masyrakat sudah malas untuk
memilih pemimpin
-Dampak korupsi yang paling besar adalah perlawana dari masyarakat karena ketidakpuasan pemerintah
Ajaran agama memerintahkan umatnya untuk melakukan berbagai tindakan dalam mengatasi penyakit
korupsi itu. Amar ma’rūf dan nahy munkar menjadi sangat efektif dalam mengatasi korupsi apabila
upaya itu dilakukan melalui tahap-tahap:
(1) Pencegahan diri dan keluarga dari tindakan korupsi. Pencegahan korupsi harus dimulai dari diri
sendiri dengan keyakinan bahwa korupsi adalah penyakit masyarakat yang berbahaya bagi kehidupan
masyarakat itu sendiri. Orangtua dalam keluarga berkewajiban untuk mencegah dirinya dari tindakan
korupsi. Komitmen menjauhkan diri dari tindakan itu harus dikembangkan pula kepada anggota keluarga
yang lain dengan menanamkan sebuah komitmen bahwa korupsi adalah penyakit kehidupan.
(2) Keteladan pemimpin. Pemimpin adalah teladan bagi umatnya. Apa yang dilakukan pemimpin, maka
hal itu pula yang dilakukan oleh yang dipimpin. Yang dipimpin selalu meniru hal-hal yang dilakukan
pemimpinnya. Seorang pemimpin haruslah orang yang mempunyai komitmen mencegah diri dari
korupsi secara internal, dan menunjukkan sikap anti terhadap korupsi, serta melakukan upaya-upaya
pencegahan terjadinya korupsi di dalam masyarakat, baik secara kekerasan maupun secara lisa. Kalau
pemimpin sudah menunjukkan keteladanan seperti itu, maka lambat laun korupsi yang kini merajalela
itu dapat dicegah secara berangsung-angsur.
(3) Tindakan tegas terhadap pelaku korupsi. Setiap pelaku korupsi harus ditindak tegas berdasarkan
hukum dan peraturan yang berlaku, tanpa memandang bulu. Siapa pun yang melakukan tindakan
demikian, termasuk pemimpin, penguasa, dan pelaksana serta penegak hukum harus ditindak tegas dan
dihukum menurut hukum dan peraturan yang berlaku. Tindakan diskriminasi terhadap pelaku korupsi
akan menimbulkan sikap apatis dari orang lain dalam ikut serta mencegah tindakan korupsi itu.
A. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa korupsi merupakan tindakan
penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan, kesempatan atas sarana yang ada padanya karena jabatan
dan kedudukannya dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau golongan tertentu. Faktor yang
mempengaruhi korupsi antara lain :
1. Karena tergoda akan dunia materi atau kekayaan yang tidak mampu ditahan
3. Didorong oleh pengaruh hasrat dan ketamakan dari dalam diri seseorang (dalam hal ini adalah
penguasa), serta tuntutan keluarga (korupsi nepotistik).