Anda di halaman 1dari 5

1.

Sejarah Demokrasi Pancasila


Demokrasi Pancasila lahir sebagai reaksi terhadap Demokrasi Terpimpin di bawah
pemerintahan Presiden Sukarno. Pengaruh Sukarno dan Orde Lama mulai meluruh usai
terjadinya peristiwa Gerakan 30 September 1965. Saat Orde Baru lahir, Demokrasi
Terpimpin mendapat penolakan keras. Suharto yang kemudian menjadi Presiden RI
setelah Sukarno, dalam pidato kenegaraan tanggal 16 Agustus 1967 menyatakan bahwa
Demokrasi Pancasila berarti demokrasi kedaulatan rakyat yang dijiwai dan di
integrasikan dengan sila-sila lainnya. Artinya dalam menggunakan hak-hak demokrasi
harus selalu disertai dengan rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pengertian Demokrasi Pancasila


Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi berdasarkan paham kekeluargaan dan
gotong royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat. Dasar demokrasi pancasila
adalah kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke
4 yang berbunyi "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan". Pelaksanaannya diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945,
yang berbunyi "Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat". Makna demokrasi pancasila pada dasarnya adalah
perluasan keikutsertaan rakyat dalam berbagai kehidupan bermasyarakat dan kehidupan
bernegara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian Demokrasi Pancasila menurut para ahli :
a. Prof. R.M. Sukamto Notonagor
Menurut Prof. R.M. Sukamto Notonagoro, pengertian demokrasi Pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berKetuhanan YME, yang berkemanusiaan yang
adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
b. Prof. Dardji Darmo Diharjo
Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo, pengertian demokrasi Pancasila adalah paham
demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia,
yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.
3. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila
a. Kekuasaan tertinggi ada di tangan kedaulatan rakyat.
b. Penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan konstitusi.
c. Adanya pemilu secara berkesinambungan.
d. Bersifat kekeluargaan dan gotong royong.
e. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat
minoritas.
f. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
g. Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan diterima, dan bukan berdasarkan
suara terbanyak.

4. Prinsip Demokrasi Pancasila


a. Melindungi dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
b. Setiap keputusan yang diambil berdasarkan hasil musyawarah.
c. Adanya badan peradilan yang merdeka, dalam artian terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lembaga lainnya.
d. Adanya pelaksanaan pemilihan umum.
e. Kedaulatan negara berada di tangan rakyat dan pelaksanaannya sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
f. Memiliki partai-partai politik dan organisasi sosial politik, karena lembaga-lembaga
tersebut sebagai tempat masyarakat menyalurkan aspirasinya.
g. Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban.
h. Adanya pelaksanaan kebebasan yang tetap bertanggung jawab kepada Tuhan YME,
individu, masyarakat dan juga negara.
i. Mendukung serta menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

5. Asas-asas Demokrasi Pancasila


Untuk mengambil gagasan dan keputusan penting harus dilandaskan asas-asas. Adapun
asas yang diterapkan dalam demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut ini:
a. Asas Kerakyatan
Asas Kerakyatan adalah asas yang mendasari kesadaran kecintaan terhadap rakyat,
juga memiliki jiwa kerakyatan, baik berupa nasib ataupun cita-cita. Dalam asas
kerakyatan, berarti Demokrasi Pancasila ini memiliki rasa cinta dan menyatu dengan
rakyat, agar tercipta satu kesatuan dalam mencapai tujuan.
b. Asas Musyawarah
Asas musyawarah merupakan asas yang menghimpun suara dan kehendak rakyat
dalam kelompok musyawarah. Hal tersebut dilakukan untuk menyatukan berbagai
pendapat demi mencapai kesepakatan bersama yang dilandasi rasa kasih sayang,
pengorbanan juga kebahagiaan seluruh anggota.
c. Asas Penjaminan HAM
Negara yang berdasarkan Demokrasi Pancasila sangat menghormati hak asasi
manusia. Setiap anggota masyarakat dipandang sama status sosialnya, dalam artian
tidak dibeda-bedakan.

6. Tujuan Demokrasi Pancasila


a. Memudahkan pemerintah untuk mengetahui proses pengambilan keputusan dalam
menyelesaikan sebuah masalah dengan menggunakan asas-asas demokrasi Pancasila.
b. Agar semua bagian pemerintahan di Indonesia berkegiatan sesuai dengan landasan
negara ini.
c. Menjadi jaminan pemerintah negara ini memang benar bertanggung jawab penuh
kepada tugasnya juga kepada rakyat.
d. Menjamin perundang-undangan di negara ini dipatuhi dan dijalankan seperti
seharusnya.
e. Menjamin semua warga negara Indonesia turut serta dalam kehidupan bernegara dan
mau berpartisipasi dalam pemilu dengan menggunakan hak suaranya.

7. Cara Pengamalan Demokrasi Pancasila.


a. Bidang Agama
 Religius, tidak sekuler apalagi ateis.
 Kerukunan hidup umat beragama.
 Bersikap toleransi.
 Menghormati kebebasan untuk beribadah beragama.
 Kebebasan dalam mengamalkan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Bidang politik
 Menghargai kebebasan berpendapat.
 Berorganisasi baik organisasi kemasyarakatan atau agama, sosial dan politik.
 Melaksanakan hak pilih dan hak dipilih dalam pemilu.
 Menghormati kebebasan berpolitik antar sesama warga.
 Anti imperialisme dan kolonialisme.
 Menolak liberalisme, kapitalisme, dan neoliberalisme.
 Mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
c. Bidang Ekonomi
 Mewujudkan perekonomian rakyat berdasarkan asas kekeluargaan dalam bentuk
koperasi.
 Mewujudkan kerja sama antara pengusaha kecil dan penguasa besar sebagai mitra
usaha.
 Melaksanakan kerja sama yang baik antara pengusaha bank dan pinjaman awal.
d. Bidang Keamanan
 Melaksanakan piket siskamling.
 Mendamaikan tetangga yang bertikai.
 Mengadakan musyawarah untuk menghindari pencurian dan penyalahgunaan
narkoba.
e. Bidang Sosial Budaya
 Memberikan pertolongan kepada masyarakat yang mendapat musibah bencana
alam, dan sebagainya.
 Menumbuhkan rasa solidaritas, kesetiakawanan dan kepedulian sosial bersama
pemerintah dalam memberantas dan mengentaskan kemiskinan.
 Melaksanakan hidup gotong royong musyawarah dalam berbagai kegiatan yang
tumbuh dimasyarakat.

Anda mungkin juga menyukai