Moh Yamin
Soepomo
Dalam sidang tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengusulkan rumusan lima dasar negara, yaitu:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Soekarno
Ir Soekarno mengusulkan rumusan lima dasarnegara pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945, yaitu:
Nilai instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Bentuk dari
nilai instrumental adalah ketentuan konstitusional mulai dari Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai peraturan daerah.
Hal ini terjadi karena Pancasila sejatinya merupakan ideologi yang terbuka, sehingga
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat berkembang ke arah perbaikan seiring
perkembangan zaman.
Sila ke-1: Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai agama dan kepercayaan
masing-masing.
Sila ke-2: Tenggang rasa kepada orang lain dan tidak semena-mena serta mengakui
persamaan derajat, hak, dan kewajiban antarsesama manusia.
Sila ke-3: Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
Sila ke-4: Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
Sila ke-5: Menghormati hak-hak orang lain dan menghargai hasil karya orang lain.
1. Perkembangan teknologi.
4. Keberagaman masyarakat.
PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH 1945 N0. 2 Dalam Pasal II dari Aturan Peralihan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia telah ditetapkan, bahwa segala Badan-Badan
Negara dan Peraturan-Peraturan yang ada, masih berlaku sebelumnya diadakan peraturan baru.
Untuk lebih menegaskan berlakunya pasal ini, maka berdasarkan atas Pasal IV dari Aturan
Peralihan, dengan ini diadakan Peraturan.
Dalam praktik, judicial review undang-undang terhadap UUD 1945 dilakukan oleh Mahkamah
Konstitusi. Sementara itu, pengujian peraturan perundang-undangan di bawah UU terhadap UU
dilakukan oleh Mahkamah Agung.
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
1945
UU no 12 Tahun 2011
Materi muatan baru dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4389), yaitu: penambahan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai salah satu jenis
Peraturan Perundang-undangan dan hierarkinya ditempatkan setelah Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; perluasan cakupan perencanaan Peraturan Perundang-
undangan yang tidak hanya untuk Prolegnas dan Prolegda melainkan juga perencanaan Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan Perundang- undangan lainnya; pengaturan
mekanisme pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang; pengaturan Naskah Akademik sebagai suatu persyaratan dalam
penyusunan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dan
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota; pengaturan mengenai keikutsertaan Perancang
Peraturan Perundang- undangan, peneliti, dan tenaga ahli dalam tahapan Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan; dan penambahan teknik penyusunan Naskah Akademik dalam Lampiran I
Undang-Undang ini. Sistematisasi materi pokok dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan adalah: asas pembentukan Peraturan
Perundang-undangan; jenis, hierarki, dan materi muatan Peraturan Perundang-undangan;
perencanaan Peraturan Perundang-undangan; penyusunan Peraturan Perundang-undangan;
teknik penyusunan Peraturan Perundang-undangan; pembahasan dan pengesahan Rancangan
Undang-Undang; pembahasan dan penetapan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dan
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota; pengundangan Peraturan Perundang-
undangan; penyebarluasan; partisipasi masyarakat dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan; dan ketentuan lain-lain yang memuat mengenai pembentukan Keputusan Presiden
dan lembaga negara serta pemerintah lainnya.
Macam-Macam Norma
1. Norma agama.
2. Norma hokum
3. Norma kesusilaan.
4. Norma kesopanan.
Ciri-Ciri Norma