Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PANCASILA

“SILA KEEMPAT DARI PANCASILA”

Dosen Pengampu : Juparno Hatta M.A

Disusun Oleh:

Yuliani ( 301220056)

Nurmialia ( 301220072)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur senantiasa kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan taufiq, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sila Keempat dari Pancasila”

Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda Nabi


Muhammad SAW yang syafaatnya kita nanti-nantikan di akhirat nanti. Terima
kasih kami ucapkan kepada bapak dosen pengampu, Bapak Juparno Hatta M.A
yang telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan di dalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari bapak dan teman-teman. Semoga makalah ini
dapat memberikan banyak manfaat untuk kita semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………3

A. Latar Belakang…………………………………………………………..5
B. Tujuan Masalah………………………………………………………….6
C. Manfaat Masalah…………………………………………………………7

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………………………………………8

A. Latar Belakang Terbentuknya Sila ke empat………………………….9


B. Makna Pancasila Sila ke empat……………………………………….10
C. Implementasi dan Nilai Sila ke empat…………………………………11

BAB 3 PENUTUP……………………………………………………………..12

A. Kesimpulan………………………………………………………………..13
B. Saran……………………………………………………………………….14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila merupakan landasan filosofis negara Indonesia. Pancasila juga
merupakan definisi dan aturan tentang keberadaan negara dan negara bagi setiap
individu Indonesia. Awal mula nama Pancasila yang diambil dari bahasa
Sansekerta adalah kata Panca yang berarti lima (5) dan kata Sila yang berarti
standar atau aturan. Maka dengan pemahaman di atas, cenderung disimpulkan
bahwa ada lima undang-undang sebagai premis negara Indonesia dalam aktivitas
publik. Sehingga memiliki pilihan untuk memilah kualitas kehidupan
bermasyarakat dan bernegara yang bergantung pada Pancasila.
Ada lima pilar utama pembentuk Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang
Didorong oleh Hikmah dalam Musyawarah Perwakilan, dan Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia yang tertuang dalam pendahuluan (kata pengantar)
Pancasila. Konstitusi. 1945 pada bagian keempat Selain itu, Pancasila juga
merupakan gambaran karakter bangsa dan negara Indonesia yang beraneka
ragam. Keadaan saat ini dapat ditemukan dalam kapasitas dan situasi negara
sebagai semangat, karakter, gaya hidup, gaya hidup, dan cara hidup untuk negara.
Kemudian lagi, mungkin sangat sedikit yang mengetahui latar belakang sejarah
pengenalan Pancasila. Sebagai nalar bernegara dan alat pengikat negara, jelas
Pancasila memiliki seperangkat pengalaman.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Latar Belakang dibentuknya Pancasila sila keempat?
2. Apa Makna Pancasila sila ke empat?
3. Apa itu Implementasi Pancasila sila keempat?

C. Tujuan Makalah

1
Yusdiyanto, “ Makna filosofis nilai-nlai sila ke empat Pancasila dalam system demokrasi di
indonesia”,Jurnal, 2015-2016, hal.260-261.
1.Untuk mengetahui latar belakang terbentuknya Pancasila sila ke empat.
2.Untuk mengetaui Implementasi Pancasila sila ke empat.
3.Untuk mengetahui Makna Pancasila sila ketiga.
BAB II
PEMBAHASAN

Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan, yaitu:
Konstitusi mengamanatkan untuk newujudkan negara yang demokratis, yang mana
kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada rakyat. Nilai yang terkandung Sila
keempat pancasila adalah pedoman berdemokrasi Indonesia. Namun bagaimana
cara mengimplementasikan demokrasi Indonesia masih dalam tahap pencarian
identitas. Sejak merdeka, Indonesia telah melalui be-berapa tahapan demokrasi,
yaitu demokrasi masa revolusi, demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin,
demokrasi era orde baru dan demokrasi era reformasi.
Bagaimana dasar demokrasi khas Indonesia, dikemukakan oleh Soekarno di
depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945. Soekarno berpidato, “… Dasar itu ialah dasar
mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Negara Indonesia bukan satu
negara untuk satu orang, bukan negara untuk satu golongan, walaupun golongan
kaya. Tetapi kita mendirikan negara satu untuk semua satu buat semua, semua buat
satu. Saya yakin bahwa syarat yang mutlak untuk kuatnya negara Indonesia ialah
per-musyawaratan perwakilan” (Amin Arjoso ed. 2002, hal 25 dalam Oetama, dkk).
Dengan kata lain demokrasi Indonesia adalah musyawarah mufakat, namun
dalam kenyataannya, pelaksanaan praktik politik di Indonesia belum
mengutamakan permusyawaratan untuk mufakat. Sebaliknya, tren baru yang
berkembang pada saat ini mengarah pada demokrasi transaksional. Uang menjadi
kekuatan dalam menguasai politik, kelompok yang memiliki uang yang berlimpah
yang akan menguasai dan memenangkan perpolitikan. Inilah yang pada akhirnya
dikhawatirkan akan memberikan negara kepada kendali suatu kelompok tertentu.2

2
Wendy anugrah octaviani,” Urgensi memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari sebagai sebuah bangsa”, Jurnal,2018, hal 125.
B. Makna Sila ke-4 Pancasila
Sila ke 4 pancasila menyebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Berarti, yang
dikedapankan prinsip bermusyawarah untuk mufakat melalui wakil-
wakilnya dan badan-badan perwakilan dalam memperjuangkan mandat
rakyat. Bila dicermati, arti dan makna Sila ke-4 sebagai berikut:
a. Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
b. Pemusyawaratan, yaitu membuat putusan secara bulat, dengan
dilakukan secara bersama melalui jalan kebikjasanaan.
c. Melaksanakan keputusan berdasarkan kejujuran. Keputusan secara
bulat sehingga membawa konsekuensi kejujuran bersama. Nilai identitas
adalah permusyawaratan.
d. Terkandung asas kerakyatan, yaitu rasa kecintaan terhadap rakyat,
memperjuangkan cita-cita rakyat, dan memiliki jiwa kerakyatan. Asas
musyawarah untuk mufakat, yaitu yang memperhatikan dan menghargai
aspirasi seluruh rakyat melalui forum permusyawaratan, menghargai
perbedaan, mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa dan negara.
Pernyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan adalah pemimpin
yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, berhati-nurani, arif, bijaksana,
jujur, adil, dan seterusnya.
Jadi, pemimpin yang hikmat-kebijaksanaan itu mengarah pada
pemimpin yang profesional (hikmat) melalui tatanan dan tuntunan
permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya, sila keempat merupakan sistem
demokrasi-perwakilan yang dipimpin oleh orang-orang yang professional
berintergritas melalui sistem musyawarah (government by discussion).)
c. Implementasi Sila ke-4 Pancasila
Sila Keempat "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan yang
adil dan beradab" Didorong oleh Hikmat Hikmah dalam Permusyawaratan dan
Perwakilan. Hal ini mengandung pengertian bahwa setiap penduduk Indonesia
secara kolektif dari perseorangan, negara dan negara Indonesia memiliki hak,
kewajiban, dan kedudukan yang setara dalam pemerintahan. Statuta ini juga
menjelaskan tentang pemerintahan rakyat, adanya persekutuan dalam membuat
slangkah dan berurusan dengan mereka, dan keaslian bersama. Statuta ini
diwakili oleh gambar kepala banteng.
Wujud implementasi Sila Ke Empat Berlandaskan Pancasila Pada siswa sekolah
dasar. Butir-butir sila ke-4 Pancasila menurut TAP MPR Nomor. I/MPR/2003 yaitu:
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentinganbersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakanhasil keputusanmusyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan. 3

3
Mutia ade syafitri dan dinie anggraeni dewi,”Implementasi nilai Pancasila sila keempat pada
anak siswa sekolah dasar”, Jurnal Pendidikan tambusai ,2021,hal 7687-7689
Perwujudan nilai sila ke empat Pancasila adalah musyawarah untuk mencapai
mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, sebagai warga negara Indonesia
setiap manusia mempunyai kedudukan dan kewajiban yang sama, musyawarah
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati Nurani yang luhur, tidak
boleh memaksakan kehendak kepada orang lain, menghormati dan menjunjung
tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah, mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, di dalam
musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan, dan melaksanakan hasil keputusan msyawarah dengan penuh
ketulusan dan tanggung jawab.4

Implementasi nilai-nilai Sila ke empat Pancasila mengenai Kebebasan pendapat


jelas merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Penanaman nilai sila keempat Pancasila ini di masyarakat
sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk mencapai suatu tujuan
Bersama sesuai dengan gagasan bersama, dengan adanya keberanian individu
dalam menyampaikan gagasannya dengan lisan, tulisan, dan sebagainya.5

D. Nilai-nilai yang terkandung dalam Sila keempat

Pembahasan tentang nilai pada dasarnya merupakan kajian filsafat,

khususnya bidang filfasat yang disebut aksiologi. Pertanyaan atau

pemikiran kefilsafatan yang cirinya antara lain kritis dan mendalam. 6

Adapun nilai Pancasila yang dipimpin oleh hikmat kebiksanaan dalam

permusyawaratan pada sila ke empat ini terdapat nilai khas yang terkait

4
Muhammad Anwar Rube’i,”Implementasi sila kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan pada mahasiswa program studi ppkn ikip pgri
Pontianak”, Jurnal,2018,hal 64.
5
Dewanti Andriana putri ‘’ impelementasi nilai nilai Pancasila mengenai kebebasan berpendapat
pada kegiatan karang taruna”,Jurnal,2016,hal 3
6
Herlambang, Perwujudan Sila ke empat Pancasila setelah perubahan undang-undang dasar
1945, Jurnal2017, hal 56.
dengan kepimpinan, kebijaksanaan, permusyawaratan dan perwakilan.

Secara umum, dari apa yang dijelaskan Suko Wiyono, terdapat beberapa

nilai yang tertanam dalam sila ke empat ini. Nilai-nilai tersebut antara lain:

1.Kerakyatan dan Demokrasi

2. Hikmat kebijaksanaan

3. Musyawarah mufakat.7

7
Alip Rahman, “ nilai Pancasila dan implementasinya dalam masyarakat global”,Jurnal,2018,hal
41
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan “ Pancasila Sila ke empat “ dapat


simpulkan bahwa:

Latar Belakang Terbentuknya Pancasila Sila ke empat adalah Sila


Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
1. Konstitusi mengamanatkan untuk newujudkan negara yang
demokratis, yang mana kedaulatan diserahkan sepenuhnya kepada
rakyat. Nilai yang terkandung Sila keempat pancasila adalah pedoman
berdemokrasi Indonesia.
2. Impelementasi dari Sila ke empat Hal ini mengandung pengertian
bahwa setiap penduduk Indonesia secara kolektif dari perseorangan,
negara dan negara Indonesia memiliki hak, kewajiban, dan kedudukan
yang setara dalam pemerintahan. Status ini juga menjelaskan tentang
pemerintahan rakyat, adanya persekutuan dalam membuat langkah dan
berurusan dengan mereka, dan keaslian bersama.

3. Nilai Pancasila dalam sila ke empat adalah musyawarah untuk


mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, sebagai warga
negara Indonesia setiap manusia mempunyai kedudukan dan
kewajiban yang sama, musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan
sesuai dengan hati Nurani yang luhur.
B. Saran
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah
ini, baik dari segi penulisan maupun pengolahan kata atau kalimat, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna perbaikan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Yusdiyanto, ( 2016). Makna Filosofis nilai-nilai sila ke empat Pancasila dalam


system demokrasi di Indonesia. Jurnal of low 10 (2), 260.

Mutia Ade Syafitri & Anggreani Dewi (2021), Implementasi Nilai Sila ke empat
pada anak siswa sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5 (3),7688

Herlambang, ( 2017). Perwujudan Sila ke empat Pancasila setelah perubahan


undang-undang dasar 1945. Jurnal Penilitian hukum,26(2), 56-57

Dewanti Andriana Putri,( 2016). Implementasi Nilai-nilai Sila ke empat Pancasila


mengenai kebebasan berpendapat pada kegiatan karang taruna. Artikel Publikasi,
3(2), 3-4

Alip Rahman, (2018). Nilai Pancasila Kondisi dan Implementasinya dalam


masyarakat global. Jurnal ilmiah Indonesia 3(1), 41.

Muhammad Anwar Rube’i, (2018). Implementasi Sila Kerakyatan yang dipimpin


oleh hikmat kebijksanaan dalam permusyawaratan perwakilan pada mahasiswa
program studi ppkn ikip pgri Pontianak. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan 2
(2),64.

Anda mungkin juga menyukai