Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

RANGKUMAN BAB II ( Pembukaan UUD NRI 1945 )

SIKAP POSITIF TERHADAP PEMBUKAAN UUD NRI 1945

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mapel : Pkn

Guru Mapel : Ibu Sumisih

Disusun Oleh :

Nama : Maria Ulfa

Kelas : IX. 9

SMP NEGERI 1 TAMBELANG

2020 / 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekarang ini, banyak sekali masyarakat yang tidak memahami tentang


pengertian Undang-Undang Dasar  1945. Tidak hanya masyarakat para pelajar
sekalipun ada juga yang kurang mengerti akan arti Undang-Undang Dasar 1945. 
Mereka hanya sekedar membaca pada saat upacara bendera hari senin
berlangsung, tanpa memahami maksud dan tujuan pembacaan pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang dasar 1945 sering kita dengar pada saat upacara


bendera hari senin, namun tidak semua sekolah yang menyelenggarakan upacara
bendera setiap hari senin. Bagi sekolah-sekolah yang berada di perkotaan, para
pelajarnya dapat mendengar pembacaan Undang-Undang Dasar, tetapi bagi
sekolah yang berada jauh dari pusat kota, serta tdak memiliki lapangan yang
cukup memadai, mereka terpaksa untuk tidak megadakan upacara bendera pada
hari senin.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang
saya buat yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 19945?
2. Apa saja macam sikap positif terhadap pokok pikiran yang terkandung dalam
UUD 1945 sebagai wujud nyata untuk mengisi kemerdekaan Indonesia?
3. Apa saja contoh sikap positif terhadap Pokok-Pokok Pikiran yang terkandung
dalam Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan masalah makalah ini
yaitu:
1. Mengetahui tentang pengertian Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia.
2. Mengetahui berbagai macam sikap positif terhadap pokok pikiran yang
terkandung dalam UUD 1945 sebagai wujud nyata untuk mengisi
kemerdekaan Indonesia.
3. Mengetahui contoh sikap positif terhadap Pokok-Pokok Pikiran yang
terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau


disingkat UUD 1945b atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis, konstitusi
pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai
undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak
tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17
Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali
memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR pada
tanggal 22 Juli 1959. Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4
kali perubahan (amendemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam
sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

2. Macam-macam sikap positif terhadap pokok pikiran yang terkandung dalam UUD 1945
sebagai wujud nyata untuk mengisi kemerdekaan Indonesia.

Sebagai warga Negara yang baik adalah memiliki kesetiaan terhadap bangsa dan
Negara, yang meliputi kesetiaan terhadap ideologi Negara, kesetiaan terhadap
konstitusi, dan kesetiaan terhadap peraturan perundang-undangan. Oleh sebab itu
maka setiap warga Negara harus dan wajib untuk memiliki perilaku positif terhadap
konstitusi, yang mempunyai makna berperilaku peduli atau memperhatikan konstitusi
(UUD), mempelajari isinya, mengkaji maknanya, melaksanakan nilai-nilai yang
terjandung didalamnya, mengamalkan dalam kehidupan, dan berani menegakkan jika
konstitusi di langgar.

Berikut beberapa sikap positif terhadap pokok-pokok pikiran yang terkandung


dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
sebagai wujud nyata untuk mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia. Berikut contoh
beberapa sikap positif terhadap Pokok-Pokok Pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

a) Persatuan
Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-
belah. Persatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.” Persatuan
Bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah
negara yang merdeka dan berdaulat.

b) Keadilan Sosial

Menurut Kamus Besara Bahasa Indonesia, keadilan mempunyai arti sifat


(perbuatan atau perlakuan) yang tidak berat sebelah (tidak memihak). Sedangkan
sosial berarti segala sesuatu yang mengenai masyarakat, kemasyarakatan atau
perkumpulan yang bersifat dan bertujuan kemasyarakatan (bukan dagang atau
politik).“Keadilan sosial” pada dasarnya tidak lain daripada keadilan.

Keadaan sosial merupakan suatu keadaan yang menggambarkan bahwa


hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat. Usaha mencapai keadilan
sosial antara lain dilakukan melalui upaya pengembangan perekonomian demi
terciptanya kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh rakyat. Pokok pikiran
keadilan sosial yang terkandung dalam sikap yang ditunjukkan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat, maupun bangsa dan
negara.

c) Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan berasal dari kata “daulat” daulat dalam bahasa Arab artinya
“kekuasaan atau dinasti pemerintahan”. Dan masih ada arti kedaulatan dalam
bahasa-bahasa yang lain misalnnya ;
1) Istilah dari bahasa Inggris kedaulatan artinya SOUVERIGNITY.
2) Istilah dari bahasa Perancis kedaulatan artinya SOUVERAINETE
3) Istilah dari bahasa Italia kedaulatan artinya SOVRANSI
4) Istilah dari bahasa latin kedaulatan artinya SUPERAMUS

Makna dari istilah-istilah di atas kesemuanya memiliki arti “tertinggi”. Jadi


kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi atau kekuasaan yang tidak terletak di
bawah kekuasaan tertentu atau kekuasaan yang tertinggi yang ada dalam suatu
Negara. Dengan demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang
berarti pemerintahan yang kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat.

d) Ketuhanan

Kata ketuhanan yang berasal dari kata Tuhan yang diberi imbuhan ke-
dan –an bermakna sifat-sifat Tuhan. Dengan kata lain ketuhanan berarti sifat-
sifat Tuhan atau sifat-sifat yang berhubungan dengan Tuhan. Negara Indonesia
didirikan atas landasan moral luhur, yaitu berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa yang sebagai konsekuensinya, maka negara menjamin kepada warga
negara dan penduduknya untuk memeluk dan untuk beribadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya, seperti pengertiannya terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 dan Pancasila.

Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan
dalam hal Ketuhanan Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti
terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, anti agama. Sedangkan sebaliknya
dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya diwujudkan kerukunan
hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi dalam batas-batas yang
diizinkan oleh atau menurut tuntutan agama masing-masing, agar terwujud
ketentraman dan kesejukan di dalam kehidupan beragama.
3. Contoh sikap positif terhadap Pokok-Pokok Pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai warga negara Indonesia, kita mampu melakukan beberapa sikap positif
terhadap pokok pikiran yang terkandung dalam UUD 1945 dengan cara
mengembangkan pola hidup yang baik. Terdapat juga sikap yang dapat kita lakukan di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan dalam berbangsa dan bernegara.

 Dalam lingkungan keluarga, kita dapat mempraktekkan sikap-sikap positif


terhadap UUD 1945 dengan cara menghormati pendapat anggota keluarga,
melaksanakan hasil keputusan bersama keluarga, membantu pekerjaan orang
tua, dll.
 Dalam lingkungan sekolah, kita dapat menaati peraturan yang ada di sekolah
misalnya disiplin tepat waktu, melaksanakan hasil keputusan bersama,
menerima hasil musyawarah pemilihan ketua OSIS dan rapat guru, piket
bersama, dll.
 Dalam lingkungan masyarakat, kita dapat menjunjung tinggi norma-norma
pergaulan, menengok tetangga yang sedang sakit, menjalin persatuan dan
kerukunan antar warga, saling menghormati antarwarga, kerja bakti bersama,
dll.
 Dalam berbangsa dan bernegara, dengan cara saling menghormati antar umat
beragama, memberikan santunan dana kepada korban bencana alam, tidak
melakukan perbuatan yang dapat merugikan negara misalnya korupsi,
mencuri, dll.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Pokok Ketuhanan ⇒ Menjaga sikap toleransi antar umat beragama.

2. Pokok Persatuan ⇒ Menghormati orang lain walaupun berbeda ras


maupun suku.

Hidup rukun dengan orang di sekitar kita.


3. Pokok Keadilan Sosial ⇒ Melaksanakan hak dan kewajiban dalam
berbagai lingkungan baik di rumah, sekolah maupun masyarakat.
Menaati Peraturan.

4. Pokok Kedaulatan Rakyat ⇒ Musyawarah untuk mufakat.


Menggunakan hak pilih dalam PEMILU

Anda mungkin juga menyukai