Anda di halaman 1dari 7

Perumusan dan penetapan Pancasila sebagai

dasar negara

Jepang mulai menguasai wilayah Indonesia setelah


Belanda menyerah di Kalijati, Subang, Jawa Barat pada
tanggal 8 Maret 1942.
BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali
sidang resmi dan satu kali sidang tidak resmi. Sidang
resmi pertama dilaksanakan tanggal 29 Mei sampai
dengan 1 Juni 1945, membahas tentang dasar negara.
Sidang kedua berlangsung tanggal 10 sampai dengan 17
Juli 1945 dengan membahas rancangan Undang- Undang
Dasar.
Panitia kecil yang berjumlah sembilan orang ini
dikenal dengan sebutan Panitia Sembilan, bertugas untuk
menyelidiki usul-usul mengenai perumusan dasar negara.
Panitia Sembilan terdiri atas Ir. Soekarno, M. Yamin,
Drs. M. Hatta, Maramis, Tjokrosoejoso, Abdoel, H. Agus
Salim, KH. Wachid H, dan Ahmad.
Naskah ”Mukadimah” yang ditanda ngani oleh
sembilan orang anggota Panitia Sembilan, dikenal
dengan nama ”Piagam Jakarta” atau ”Jakarta Charter”.
Sejak disahkan secara konstitusional pada tanggal 18
Agustus 1945, Pancasila dapat dikatakan sebagai dasar
negara, pandangan hidup, ideologi negara dan ligature
(pemersatu) dalam perikehidupan kebangsaan dan
kenegaraan Indonesia. Dengan kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup, maka
Pancasila wajib dilaksanakan oleh seluruh rakyat
Indonesia
Norma
Norma adalah kaidah, aturan atau adat kebiasaan
dan/atau hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Ada empat norma yang digunakan sebagai kaidah
atau aturan yang berlaku dalam masyarakat. Keempat
norma tersebut adalah :
(1) Norma Agama
Contohnya:
• Menjalankan kepercayaan agamanya dengan
baik
• Saling menghormati kepercayaan orang lain.
• Menjaga kerukunan antar umat beragama.
(2) Norma Kesusilaan
Contohnya
• Selalu berkata jujur
• Mengembalikan dompet yang ditemukan di jalan
kepada pemiliknya.
• Mengerjakan ujian sekolah dengan jujur.
• Sikap ramah bertetangga
• Menolong orang yang kesulitan
(3) Norma Kesopanan
Contohnya:
• Menggunakan pakaian yang layak dan sopan
• Menjaga tutur kata
• Bertamu dengan sopan
• Enggak meludah sembarangan
• Enggak memotong pembicaraan orang lain
(4) Norma Hukum
Contohnya:
• Wajib membayar pajak
• Enggak melakukan tindak korupsi
• Enggak berbuat kejahatan
• Mentaati peraturan lalu lintas

Makna Pancasila sebagai Dasar Negara dan


Pandangan Hidup
Butir-butir pengamalan sila pertama :
• Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing menurut dasar Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab
• Mengembangkan sikap saling menghormati dan
bekerja sama antara pemeluk agama penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa
Butir-butir pengamalan sila kedua :
• Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan
sebagainya
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa
• Berani membela kebenaran dan keadilan
Butir-butir pengamalan sila ketiga :
• Rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa
• Mengembangkan rasa bangga berbangsa dan
bertanah air Indonesia
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial
• Mengembangkan persatuan dan kesatuan Indonesia
atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa
Butir-butir pengamalan sila keempat :
• Sebagai warga negara dan masyarakat, setiap
manusia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama
• Tidak boleh memaksakan kehendak orang lain
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan
Butir-butir pengamalan sila kelima :
• Mengembangkan perbuatan luhur, mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
• Menghormati hak orang lain
• Suka menolong orang lain
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha
yang bersifat pemerasan orang lain

Makna Alinea Pembukaan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

• Alinea pertama adalah pernyataan kemerdekaan


sebagai hak bagi semua bangsa di dunia.
• Alinea kedua adalah pernyataan kemerdekaan sebagai
cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan bangsa
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
• Alinea ketiga adalah pernyataan kemerdekaan sebagai
rahmat dan anugerah Tuhan Yang Mahakuasa.
• Alinea keempat adalah pernyataan pemerintah negara
Indonesia untuk mencapai tujuan negara, berdasarkan
asas politik kedaulatan rakyat dengan bentuk negara
Republik Indonesia dan dasar negara Pancasila.

Dinamika perwujudan Pancasila sebagai dasar negara


dan pandangan hidup bangsa
Perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
telah dilaksanakan sejak masa awal kemerdekaan, Orde
lama, Orde Baru, dan masa Reformasi sampai sekarang.
Masa awal kemerdekaan (1945-1959)
Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup menghadapi berbagai
masalah. Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila
sebagai dasar negara dan penyimpangan terhadap nilai-
nilai Pancasila. Upaya tersebut diantaranya:
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia di madiun 18
september 1948, Pemberontakan Republik Maluku
Selatan (RMS) 25 April 1950, dll..
Pada periode ini, dasar negara tetap Pancasila. Akan
tetapi, dalam penerapannya lebih diarahkan seperti
ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas
pemerintahan.
Masa Orde Lama (1959-1966)
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin.
Demokrasi terpimpin merupakan sebuah sistem
demokrasi yang seluruh keputusan dan pemikiran dalam
pemerintahan negara, berpusat pada pemimpin negara.
Pemimpin negara saat itu adalah Presiden Soekarno.
Pada periode ini, terjadi Pemberontakan PKI tanggal 30
September 1965 yang dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan
pemberontakan ini adalah menjadikan negara Indonesia
sebagai negara komunis yang berkiblat ke negara Uni
Soviet serta mengganti Pancasila dengan paham komunis.
Masa Orde Baru (1966-1998)
Era baru dalam pemerintahan, dimulai setelah melalui
masa transisi yang singkat, yaitu antara tahun 1966-1968.
ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden
Republik Indonesia. Era tersebut kemudian dikenal
sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila.
Visi utama pemerintahan orde Baru ini adalah untuk
melaksanakan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945
secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek
kehidupan masyarakat.
Masa Reformasi (1998-sekarang)
Pada masa Reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar
negara terus menghadapi berbagai tantangan. Penerapan
Pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman
pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti
Pancasila dengan ideologi lain. Akan tetapi, lebih
dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang
diwarnai oleh kehidupan yang serba bebas.

Kedaulatan Negara Kesatuan Republik


Indonesia
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan
hukum dalam suatu negara, yang memiliki empat sifat
pokok, yaitu asli, permanen, tunggal, dan tidak terbatas.
Dilihat dari kekuatan berlakunya, kedaulatan dibedakan
menjadi kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar.
Teoriteori kedaulatan dari beberapa ahli kenegaraan,
yaitu kedaulatan Tuhan, kedaulatan raja, kedaulatan
negara, kedaulatan hukum, kedaulatan rakyat. Pembagian
kekuasaan dalam negara dibagi atas tiga kekuasaan, yaitu
legislatif, eksekutif, dan yudikatif
Negara Republik Indonesia, menganut kedaulatan rakyat
yang berdasarkan Pancasila. Kedaulatan tersebut dikenal
dengan demokrasi Pancasila yang memiliki makna
demokrasi yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila sebagai
satu kesatuan. Asas atau prinsip utama demokrasi
Pancasila, yaitu pengambilan keputusan melalui
musyawarah mufakat

Anda mungkin juga menyukai