Anda di halaman 1dari 3

Nama : Jubaidah

NIM : 837529747

Pokjar : Lekok

Tugas 2

1. Perumusan dasar Negara Indonesia diawali dengan terbentuknya BPUPKI yang mulai
bersidang pada tanggal 29 Mei 1945. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945
untuk membicarakan dasar Negara Indonesia Merdeka (philosofische grondslag dari
Indonesia Merdeka) yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta, yang berisi :

 Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya

 Kemanusiaan yang adil dan beradab

 Persatuan Indonesia

 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sidang BPUPKI yang kedua diselenggarakan tanggal 10 – 17 Juli 1945, Piagam Jakarta
diterima oleh BPUPKI sebagai pembukaan dari Rancangan Undang-Undang Dasar yang
dipersiapkan untuk Negara Indonesia merdeka.

Pancasila dirumuskan oleh BPUPKI, kemudian setelah diadakan beberapa perubahan


disahkan sebagai dasar Negara RI oleh PPKI yang telah dibentuk pada tanggal 9 Agustus
1945. Bagi bangsa dan Negara Indonesia, hakikat dari Pancasila yaitu sebagai Pandangan
Hidup bangsa dan sebagai Dasar Negara. Pancasila dalam pengertian sebagai pandangan
hidup sering juga disebut way of life, pegangan hidup, pedoman hidup, pandangan dunia,
petunjuk hidup.
Pancasila dalam pengamalannya sebagi dasar Negara bersifat memaksa (imperatif) artinya
mengikat dan memaksa semua warga Negara untuk tunduk pada Pancasila, dan yang
melanggar Pancasila harus ditindak sesuai hokum yang berlaku di Indonesia

Notonagoro dalam dardji Darmodiharjo, dkk (1978; 51) mengkaji pembagian Pancasila dalam
beberapa nilai, yaitu :

1. Nilai materiil (segala sesuatu yang berguna bagi manusia)

2. Nilai vital (berguna bagi manusia untuk dapat beraktifitas)

3. Nilai kerohanian (berguna bagi rohani manusia)

Kerohanian dibagi menjadi :

a. Nilai kebenaran/ kenyataan yang bersumber pada akal/ rasio manusia

b. Nilai keindahan, yang bersumber pada unsur rasa manusia

c. Nilai kebaikan/ moral yang bersumber pada unsur kehendak/ kemuan manusia

d. Nilai religious yang bersumber pada kepercayaan/ keyakinan mereka

2. Karena terdapat hal-hal sebagai berikut:

a. Mampu membina dan memperbaiki (personalisasi) nilai-moral.


b. Mampu mengklarifikasi dan mengungkapkan isi nilai-moral yang disampaikan.
c. Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai-moral diri siswa dan nilai moral dalam
kehidupan nyata.
d. Mampu mengundang, meibatkan, membina dan mengembangkan potensi diri siswa
terutama potensi afektualnya.
e. Mampu memberikan pengalaman belajar berbagai kehidupan.
f. Mampu menangkal, meniadakan, mengintervensi dan kenyubversi berbagai nilai-moral
naif yang ada dalam sistem nilai dan moral yang fa dalam diri seseorang.
g. Menuntun dan memotivasi hidup layak dan bermoral tinggi.
3. Karena pertimbangan pentingnya masalah HAM di Indonesia dan situasi politik yang tidak
menentu serta banyaknya sorotan dari dunia internasional terhadap banyaknya pelanggaran
HAM di Indonesia sedangkan peraturan perundangan yang dapat dijadikan dasar (landasan)
oleh pemerintah untuk menindak para pelanggar HAM belum memadai maka pada tahun
1998 dikeluarkanlah sejumlah peraturan tentang HAM sedangkan undang-undang tentang
HAMmengacu pada UU No.39 Tahun 1999.

4. Berdasarkan data survei yang dirilis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (2015) terungkap, 84% siswa-siswi sekolah pernah mengalami tindakan kekerasan, 46%
dari siswa laki-laki menyatakan guru dan petugas sekolah sebagai pelaku. Namun juga
sebaliknya, 75% siswa-siswa mengaku pernah melakukan kekerasan.Data ini diperkuat
sinyalemen Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara, bahwa salah satu krisis dalam
dunia pendidikan saat ini ialah masih dilanggengkannya tindakan-tindakan yang melanggar
HAM.

5. Negara bukan hanya sebagai penjaga malam yang hanya mengurus masalah keamanan dan
ketertiban melainkan telah ikut serta pula menangani masalah-masalah sosial dan ekonomi.
Dewasa ini, pengertian demokrasi konstitusional harus lebih luas dan berusaha secara aktif
mengatur kehidupan ekonomi dan sosial.

Negara semacam ini dikenal dengan sebutan negara kesejahteraan, welfare state atau social
service state

Anda mungkin juga menyukai