Anda di halaman 1dari 5

PROSES TRANSLASI PADA MAKHLUK HIDUP PROKARIOTIK,

EUKARIOTIK, SERTA PERBEDAANNYA

Resume Ke-6

disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika yang dibimbing oleh Prof.
Dr. Siti Zubaidah, M. Pd dan Deny Setiawan, M.Pd

Oleh :
Offering B / Kelompok 8
Retno Selvi Lidyastika (200341617251)
Rifda Ahadina Aulia (200341417293)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
MARET 2022
Translasi pada prokariotik

Tahap translasi adalah proses penerjemahan urutan nukleotida pada mRNA untuk
menghasilkan protein. Proses translasi pada prokariot terjadi sebelum transkripsi sepenuhnya
diselesaikan. Hal ini dikarenakan pada prokariot molekul mRNA ditranslasikan berdasarkan
arah dari ujung 5 ke ujung 3. Selain itu, pada prokariot tidak terdapat membran inti, sehingga
tidak ada yang memisahkan transkripsi dan translasi.

Proses translasi pada sel prokariotik dan eukariotik memiliki mekanisme dasar
traskripsi dan translasi yang sama, yaitu taham inisiasi, elongasi, terminasi. Tahap inisiasi
dimulai dengan mengikat ribosomal subunit kecil pada urutan spesifik rantai mRNA pada
kodon AUG. Kemudian subunit kecil berikatan dengan molekul tRNA khusus( N-formil
metionin (fMet)) untuk mengenali dan mengikat ke kodon inisiator. Selanjutnya mengikat
subunit besar, membentuk kompleks inisiasi. Inisiator pada prokariotik IF1, IF2, dan
IF3.Dengan terbentuknya kompleks inisiasi, fMet-tRNA menempati lokasi P dari ribosom dan
situs A dibiarkan kosong. Ribosom pada dasarnya terbagi menjadi subunit kecil dan subunit
besar.

Tahap Elongasi dimulai dengan terbentuknya tRNA yang mengandung kompleks-fMet


di situs peptidil (P), tRNA aminoasil dengan urutan antikodon komplementer dapat mengikat
mRNA melalui situs akseptor. Pengikatan ini dibantu oleh faktor-faktor pemanjangan yang
bergantung pada energi dari hidrolisis GTP. tRNA membawa rantai asam amino pada situs P
dan tRNA mengandung asam amino tunggal di situs A, kemudian terjadi rantai asam amino.
Penambahan ini terjadi melalui pembentukan ikatan peptida, ikatan nitrogen-karbon yang
terbentuk antara subunit asam amino untuk membentuk rantai polipeptida yang dibantu enzim
transferase peptidil. Ikatan peptida terjadi antara gugus karboksil merupakan ujung dalam
rantai peptida yang terletak di lokasi P dan gugus amina pada asam amino dalam kelompok A.
Sementara itu, ribosom bergerak ke arah 3’ sepanjang mRNA didorong oleh faktor-faktor
pemanjangan. Ketika situs A terbuka kembali sehingga tRNA aminoasil berikutnya
menghasilkan rantai asam amino peptide. Proses berulang-ulang tersebut menciptakan sebuah
rantai polipeptida di situs P ribosom.

Tahap terminasi dimulai ketika salah satu dari tiga kodon stop, UAA, UAG, atau UGA,
memasuki situs A ribosom. Tidak ada molekul tRNA yang aminoasil yang mengenali urutan
ini sehingga faktor mengikat ke situs P lepas dan mengkatalisasi pelepasan rantai polipeptida
dan ribosom ke subunit aslinya kecil dan besar berpisah.

Translasi pada Eukariotik

Inisiasi pada organisme eukariot mirip dengan inisiasi pada organisme prokariot tetapi
urutannya berbeda dan melibatkan faktor inisiasi yang lebih banyak. Perbedaan tersebut
disebabkan oleh perbedaan struktur ribosom dari kedua organisme. Faktor inisiasi translasi
untuk organisme eukariot dinamai eIFs (eukaryote Initiation Factor). Kompone pada tahap
inisiasi organisme eukariot adalah kodon inisiasi (AUG), lima faktor inisiasi (eIFl, eIF2, eIF3,
eIF4, eIF5), tRNA inisiator (mettRNA), ribosom subunit 40S dan 60S, GTP dan ATP. Pada
eukariot tRNA inisiator aminoasil-tRNA, GTP dan eIF2 membentuk kompleks terlebih dahulu
sebelum berikatan dengan subunit 40S. Setelah kompleks inisiasi terbentuk proses translasi
dilanjutkan dengan pemanjangan rantai polipeptida (tahap elongasi). Mekanisme elongasi pada
organisme eukariot mirip dengan mekanisme elongasi pada organisme prokariot. Tahap awal
elongasi adalah pengikatan aminoasil-tRNA pada situs A melalui penggabungan dengan kodon
kedua mRNA. Aminoasil-tRNA memasuki ribosom dengan bantuan faktor elongasi eEF-1
membentuk kompleks dengan GTP. Faktor elongasi merupakan protein yang berasosiasi terus
menerus dengan ribosom selama penambahan asam amino pada rantai polipeptida.
Pemanjangan rantai polipeptida berlangsung terus menerus sampai mencapai kodon
yang tidak dikenali oleh anti kodon yang dibawa oleh tRNA. Sel prokariot dan sel eukariot
juga tidak memiliki tRNA dengan antikodon yang komplemen dengan sinyal terminasi, tetapi
memiliki faktor terminasi (release factor, RF) yang mengenali sinyal terminasi sintesis protein.
Pada organisme eukariot hanya terdapat satu faktor terminasi yaitu RF yang mengenali ketiga
kodon stop UAG, UAA dan UGA. RF berikatan dengan kodon terminasi pada situs A ribosom
dan menstimulasi hidrolisis ikatan tRNA dan rantai polipeptida pads situs P yang menyebabkan
rantai polipeptida lepas dari ribosom, tRNA dilepaskan serta subunit ribosom dan templat
mRNA berdisosiasi. Pada bakteri, proses transkripsi dan translasi bisa terjadi bersamaan,
karena DNA berada di sitoplasma dan semua proses replikasi, transkripsi dan translasi terjadi
di sitoplasma. Bahkan mRNA yang belum selesai di transkripsi sudah mulai di translasi. Tapi
pada eukariot keadaannya berbeda, karena replikasi dan transkripsi terjadi di dalam inti. mRNA
kemudian di bawa ke sitoplasma untuk di translasi.
Tahap akhir dari sintesis protein adalah pelipatan dan pemrosesan. Polipeptida hasil
translasi memerlukan struktur yang tepat untuk berfungsinya. Proses pelipatan protein meliputi
pembentukan ikatan hidrogen, interaksi van der Waals, ikatan ionik, interaksi hidrofobik dan
jembatan disulfida. Sehingga polipeptida hasil translasi yang awalnya satu dimensi membentuk
struktur tiga dimensi. Selain itu beberapa protein prokariot dan eukariot juga mengalami
modifikasi pasca translasi, seperti: pemotongan peptida sinyal, glikosilasi, fosforilasi, asetilasi
dan metilasi.

Perbedaan Translasi Prokariot dan Eukariot

Prokariot :

1. Permulaan tranlasi terjadi secara langsung di permulaan codon, titik di mana sintesis
protein akan mulai (tidak memiliki membran inti sehingga setelah transkripsi langsung
dapat melakukan translasi)
2. Faktor inisiasi, elongasi, release.
3. Faktor pelepasan adalah RF-1 yang mengenali penghentian codon 5’-UAA-3’ dan 5’-
UAG-3’, RF-2 yang mengenali 5’-UAA-3’ dan 5’-UGA-3’. RF2 dari ribosome setelah
penghentian, di dalam suatu reaksi yang menuntut energi dari hidrolisis GTP. RF-3
yang merangsang pelepasan RF1.

Eukariot :
1. Proses tak langsung untuk menemukan permulaan titik (transkripsi harus sampai selesai
baru diangkut ke sitoplasma untuk ditranslasi).
2. Faktor pelepasan adalah eRf-1, yang mengenali penghentian codon eRF-3,
3. Kelompok protein dari methyonil-dRNAi Afet tidak dibentuk dan sebagian besar
mRNA eukariot dipelajari untuk memperoleh monogenic

Pertanyaan : Retno Selvi Lidyastika (200341617251)


1. Apa yang terjadi jika tidak terjadi elongasi pada translasi?

Jika elongasi tidak terjadi pada translasi, maka tidak akan terjadi pengenalan kodon
dan pembentukan polipeptida. Sehingga rantai polipeptida tidak akan terbentuk dan
pada translasi hanya sampai pada tahap inisiasi. Pada tahap elongasi terdapat 3
peristiwa yaitu;
❖ Pengenalan kodon, dimana antikodon yang membawa asam amino melekat pada
sisi A pada ribosom dan berikatan kovalen dengan mRNA
❖ Pembentukan polipeptida terjadi saat polipeptida yang berada di sisi P kemudian
ditransfer ke sisi A dengan inisiator yaitu rRNA. Polipeptida kemudian melekat di
belakang peptida yang dibawa RNAt tadi yang ada di sisi A.
❖ Translokasi terjadi saat mRNA kemudian bergeser sehingga mRNA yang berada di
sisi A akan bergeser ke sisi P. Dikarenakan polipeptida masih berikatan dengan
RNAt maka polipeptida ikut juga bergeser. Sedangkan RNAt yang ada di sisi P
akan pindah ke sisi E dan pergi dari ribosom.
2. Proses translasi adalah proses penerjemahan, lalu bagaimana jika terjadi kesalahan
pada saat penerjemahan terjadi

Kesalahan dalam menerjemahkan kodon menyebabkan kesalahan dalam pembentukan


protein pungsional sehingga tidak sesuai dengan pesanan DNA. Selain itu, kesalahan
pada tahap penerjemahan (tahap translasi) dapat menyebabkan perubahan ekspresi
gen yang dihasilkan. Perubahan yang terjadi selama translasi dapat menyebabkan
munculnya mutasi gen jenis substitusi yang terdiri dari : Nonsense mutation (mutasi
tak bermakna) : mengubah kodon asam amino menjadi kodon stop (UAG, UGA,
UAA), hal ini menyebabkan proses translasi menjadi berhenti. Silent mutation (mutasi
diam) : Mengubah kodon asam amino tetapi tidak menyebabkan perubahan asam
amino. Contohnya : UUU (fenilalanin) menjadi UUC (fenilalanin)

Pertanyaa : Rifda Ahadina Aulia (200341417293)


• Mengapa intron pada prekursor rRNA dari Tetrahymena thermophile dihilangkan tanpa
keterlibatan dari protein lain?

Jawab:
Hal tersebut dikarenakan aktivitas pemotongan yang menghilangkan intron dari prekursor
rRNA adalah intrinsik dari molekul RNA itu sendiri. Pemotongan nuklear pre-mRNA
dilaksanakan oleh struktur RNA atau protein komplek yang disebut spliceosome. Spliceosome
ini berada dalam jalur yang berbeda seperti ribosom kecil. Spliceosome mengandung kumpulan
molekul RNA kecil yang disebut snRNAs (small nuclear RNAs) dan kumpulan protein yang
masih belum dikenal secara lengkap. Lima snRNAs yaitu U1, U2, U4, U5, dan U6 terlibat
dalam pemotongan pre-mRNA nuclear sebagai komponen dari spliceosome.

Daftar Rujukan :

Sjarif Hidajat Effendi dan Ridha K. T. 2012. KODE GENETIK DAN MUTASI. Universitas
Padjadjaran, Bandung

Suharsono, 2014. ‘Struktur Dan Ekspresi Gen’, 1–20

Anda mungkin juga menyukai