Anda di halaman 1dari 8

CYBER CRIME / KEJAHATAN DI DUNIA MAYA

Pengertian Cyber Crime –  Kejahatan di dunia maya (cyber crime) merupakan salah
satu tindak kejahatan yang mana pelaku bisa dikenakan tindak pidana sesuai UU ITE yang telah
di tetapkan.
Cyber crime ini ada banyak sekali jenisnya tanpa mengenal siapa korban atau
sasarannya. Oleh karena itu sebaiknya kita lebih bijak dalam berkata maupun bertindak
meskipun hanya sebatas di dunia maya.

 Pengertian Cyber Crime

Cyber crime atau kejahatan dunia maya adalah suatu tindakan ilegal yang dilakukan
melalui jaringan komputer dengan media internet untuk mendapatkan keuntungan dengan
cara merugikan pihak lain.
Kejahatan dunia maya ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara dan tujuan
yang beragam. Pada umumnya, kejahatan tersebut dilakukan oleh orang-orang yang
mengerti dan menguasai bidang teknologi informasi.
Menurut catatan, cyber crime mulai muncul sejak tahun 1988. Pada masa itu,
kejahatan ini dikenal dengan sebutan Cyber Attack.
Waktu itu, pelakunya menciptakan worm atau virus untuk menyerang komputer yang
mengakibatkan kurang lebih 10 persen komputer di dunia yang terkoneksi internet
mengalami mati total.
 Jenis-Jenis Cyber Crime

Seiring berkembangnya teknologi, semakin banyak pula jenis kejahatan yang terjadi.
Namun, secara umum jenis-jenis kejahatan dunia maya dibagi menjadi beberapa tindakan,
seperti:
1. Pencurian Data
Pencurian data atau data theft merupakan suatu tindakan ilegal dengan mencuri
data dari sistem komputer untuk kepentingan pribadi atau dikomersilkan dengan
menjual data curian kepada pihak lain. Biasanya, tindakan pencurian data ini berujung
pada kejahatan penipuan secara online.

2. Akses illegal
Lewat akses ilegal atau unauthorized access, seseorang yang tidak bertanggung
jawab bisa memasuki atau menyusup ke dalam suatu skema jaringan komputer tanpa
izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik.
Oleh karena hal ini, biasanya korban akan kehilangan data penting. Tak jarang
juga aksi ini merupakan langkah yang diambil oknum tertentu untuk melakukan aksi
penipuan dengan memakai nama pemilik akun.
3. Hacking dan Cracking
Hacking merupakan aktivitas menerobos program komputer milik orang lain. Si
pelaku, atau yang lebih dikenal dengan sebutan hacker biasanya memiliki keahlian
membuat dan membaca program tertentu dan terobsesi mengamati keamanannya.
Hacker sebetulnya tak selamanya buruk, karena ada juga kegiatan hacking yang
positif. Hanya saja, tak jarang kemampuan ini malah disalahgunakan demi keuntungan
pribadi atau urusan komersil lainnya dengan merugikan pihak lain.
Ada juga kejahatan yang dinamakan cracking, yaitu hacking untuk tujuan jahat.
Biasanya, para cracker atau sebutan bagi pelaku cracking bisa mengetahui simpanan
para nasabah di beberapa bank atau pusat data sensitif lain untuk menguntungkan diri
sendiri.
Sekilas, hacking dan cracking hampir sama saja, tetapi ada perbedaan yang
mendasar di antara keduanya. Jika hacking adalah upaya yang lebih fokus pada
prosesnya, cracking lebih fokus untuk menikmati hasilnya.

4. Carding
Carding atau penyalahgunaan kartu kredit adalah kegiatan berbelanja
menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain. Hal ini dilakukan secara
ilegal dan data kartu kredit biasanya didapat melalui tindakan pencurian lewat internet.

5. Defacing
Defacing adalah aktivitas mengubah halaman suatu website milik pihak lain.
Pada kasus-kasus defacing yang sering dijumpai, biasanya para pelaku melakukannya
hanya untuk iseng, pamer kemampuan bisa membuat program, hingga berniat jahat
untuk mencuri data dan dijual ke pihak lain.

6. Cybersquatting
Cybersquatting atau penyerobotan domain name yang merupakan jenis kejahatan
dunia maya yang masuk ke dalam kategori domain hijacking (pembajakan domain).
Cara yang dilakukan adalah dengan mendaftarkan domain nama perusahaan atau nama
orang lain.
Hasil kejahatan biasanya akan dijual kepada perusahaan atau pihak lain dengan
harga yang lebih mahal. Pelaku akan berusaha untuk menguntungkan dirinya sendiri
dengan merugikan pihak lain.

7. Cyber Typosquatting
Cyber typosquatting merupakan kejahatan yang dilakukan dengan cara membuat
domain plesetan yang mirip dengan nama domain orang lain. Salah satu tujuannya
adalah menjatuhkan domain asli dengan melakukan penipuan atau berita bohong kepada
masyarakat.

8. Menyebarkan Konten Ilegal


Konten ilegal biasanya berisi tentang informasi atau data yang tidak etis, tidak
benar, dan bisa jadi melanggar hukum. Jenisnya sendiri ada banyak sekali, beberapa di
antaranya yang sering kita jumpai adalah berita hoax dan konten yang mengandung
unsur pornografi.

9. Malware
Malware merupakan salah satu program koputer yang mencari kelemahan dari
suatu software. Biasanya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu
software atau sistem operasi.
Malware terdiri dari beberapa jenis, seperti worm, virus, trojan horse, adware,
browser hijacker, dan yang lainnya.
Meskipun tersebar juga antivirus atau antispam, Anda tetap harus waspada agar
terhindar dari malware karena si pembuat biasanya sangat kreatif dan terus produktif
dalam membuat program yang merugikan para korbannya.

10. Cyber Terorism


Kejahatan dunia maya bisa masuk ke dalam kategori cyber terorism jika telah
mengancam pemerintah. Para pelaku cyber terorism biasanya akan melakukn cracking
ke situs pemerintah atau militer.
 Metode Cyber Crime
Dalam melakukan kejahatannya, para pelaku cyber crime biasanya telah memiliki
metode untuk melancarkan aksinya. Metodenya pun cukup beragam, tetapi secara umum
metodenya adalah sebagai berikut :

1. Password Cracker
Kegiatan ini merupakan sebuat tindakan pencurian atau peretasan password
orang lain dengan bantuan sebuah program yang mampu membukan enkripsi password.

2. Spoofing
Spofing adalah tindakan memalsukan sebuah data atau identitas seseorang
dengan tujuan pelaku bisa login ke dalam sebuah jaringan komputer atau akun pemilik
layaknya user yang asli.

3. Distributed Denial of Attacks (DDoS)


DDoS adalah tindakan peyerangan yang dilakukan terhadap sever atau komputer
di dalam sebuah jaringan internet. Serangan ini mampu menghabisan resource yang ada
pada server sehingga perangkat tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya dengan
baik seperti semula.

4. Sniffing
Sniffing merupakan tindakan pencurian username dan password pihak lain. Jika
akun sudah dikuasai, pelaku bisa melakukan tidak kejahatan berupa penipuan dengan
mengatasnamakan pemilik akun yang asli.

5. Destructive device
Destructive device merupakan suatu program atau software yang berisi virus.
Pelaku biasanya memiliki tujuan untuk menghancurkan atau merusak data yang terdapat
pada sebuah komputer yang dituju. Beberapa isi program tersebut adalah worms, email
bombs, nukes, trojan horse, dsb.
 Contoh Kasus Cyber Crime

Ada banyak sekali kasus cyber crime yang terjadi, baik itu di Indonesia maupun
negara-negara lain. Beberapa contoh kasusnya bisa Anda simak lewat penjelasan di bawah
ini.

1. Pengkloningan Akun Facebook


Kasus ini terungkap pada Januari 2019 lalu, di mana sasarannya adalah akun
media sosial milik Humas RSUD dr Soegiri. Sebelumnya, korbannya adalah Sekretaris
Kabupaten Lamongan, Yuhronur Efendi. Akun Facebook-nya diretas dan
disalahgunakan untuk meminta uang.
Akun Facebook Humas RSUD dr Soegiri pun juga digunakan utuk tindak
kejahatan siber. Kepada para korbannya, pelaku meminta uang melalui Facebook
Mesenger.
Akun Facebook tersebut sebenarnya tidak diretas, melainkan dikloning dengan
cara pelaku membuat dua akun palsu atas nama pejabat yang bersangkutan.

2. Hacker Surabaya Jebol Situs di 42 Negara


Pada tahun 2018 lalu, komunitas “Surabaya Black Hat” meretas ribuan sistem
hingga data milik perusahaan atau instansi. Tak hanya Indonesia, mereka juga
melakukan illegal access dengan meretas sistem kemanan sistem di puluhan negara lain.
Saat penyergapan dilakukan, pihak polisi menemukan setidaknya ada 3.000
sistem elektronik yang diretas. Salah satunya adalah sistem IT dan website milik The
City of Los Angeles, Amerika Serikat. Situs tersebut merupakan situs milik pemerintah
Kota Los Angeles.
Motif dari para tersangka adalah untuk mendapatkan keuntungan.
Tertangkapnya para tersangka ini dikarenakan polisi menerima informasi dari agen
penegakan hukum luar negeri melalui internet crime complaint centre.

3. Pembobolan Rekening
Pada Januari 2018 lalu, Polda Metro Jaya menangkap seorang wanita bernama
Debby Larasati alias Grace Amelia karena terlibat sindikat pembobolan sejumlah
rekening perusahaan yang juga melibatkan warga negara Nigeria.
Sindikat ini melakukan fraud scam dengan menyadap e-mail milik korban.
Pelaku mengirim e-mail kepada korban yang mirip dengan e-mail asli rekan bisnis
korban.
Debby berperan sebagai penampung uang hasil kejahatan yang dikirim oleh
korban dan berperan juga untuk mengambil uang hasil kejahatan. Ada pun WN Nigeria
diduga telah mengetahui profil calon korbannya.
Salah satu korbanya adalah Steven, di mana perusahaannya bekerja sama dengan
laboratorium vaksin ayam di Singapura. Pada 20 September 2016, Steven menerima e-
mail yang berisi perubahan alamat transfer uang.
Ia mengira bahwa e-mail itu adalah dari rekannya, sehingga percaya begitu saja
dan mengirimkan uang sebesar Rp 400 juta. Pada akhirnya, ia pun menyadari kalau e-
mail tersebut adalah e-mail palsu setelah melakukan konfirmasi ke perusahaan
rekanannya.
Ada beberapa cara sederhana untuk menghindari kejahatan semacam ini. Unsur
kehati-hatian dan keamanan menjadi hal yang perlu dilakukan.
Diantaranya adalah dengan tidak menggunakan jaringan publik atau wifi ketika
akan bertransaksi penting, tidak gampang percaya dengan orang baru dikenal dan lain
sebagainya.
KEJAHATAN DI DUNIA MAYA

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK 3

RATNAWATI
MUH. ANGGA AFRIZAL
YULIA
ERNASARI
RAHDIAN MULAYARAN
FITRIANI NINGSIH
AL-IKHLAS INDAR AULIA

SMA MUHAMMADIYAH LIMBUNG


TAHUN AJARAN 2019 / 2020

Anda mungkin juga menyukai