Anda di halaman 1dari 156

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI


WILAYAH III
Jalan. SMA Negeri 14 Cawang Jakarta Timur 13630
Telepon (021) 8090275 Faksimile. (021) 8094679

Nomor : 426/LL3/EP/2021 29 Januari 2021


Lampiran : Satu set
Perihal : Pengumuman Usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi
serta Pembukaan Program Studi Vokasi dan Profesi Tahun 2021

Yth.:
1. Pemimpin Perguruan Tinggi
2. Pemimpin Badan Hukum Penyelenggara PTS
di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III
Jakarta

Sehubungan dengan surat Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud Nomor 0251/D/OT/2021
tanggal 25 Januari 2021 tentang Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi serta Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi dan Profesi, dan mengacu pada
Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, bersama ini dengan
hormat kami sampaikan hal-hal berikut:
1. Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Vokasi serta Pembukaan Program
Studi (Prodi) Vokasi dan Profesi akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
sedangkan usul Pendirian dan Perubahan PTS Akademik serta Pembukaan Prodi Akademik pada
PT Akademik akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud;
2. Surat permohonan rekomendasi usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Prodi
Vokasi dan Profesi Tahun 2021 disampaikan kepada LLDikti Wilayah III melalui aplikasi Sistem
Informasi Layanan Terpadu (SIL@T) dengan melampirkan berkas persyaratan yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud;
3. Berkas Persyaratan dan Daftar Program Studi Vokasi dan Profesi yang dibuka dapat dilihat pada
panduan sebagaimana terlampir dan dapat diunduh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi;
4. Lampiran surat permohonan rekomendasi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Usul Pendirian PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara):
 Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya;
 Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan dan surat pencatatan
perubahan dari Menkumham untuk Yayasan;
 Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi dalam rangka Pendirian
PTS.
b. Usul Perubahan PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara):
 Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya;
 Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk
Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu, semua surat keputusan
pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum;
 Khusus untuk usul alih kelola, penggabungan, dan penyatuan melampirkan Akta notaris
tentang kesepakatan alih kelola PTS, penggabungan PTS, atau penyatuan PTS yang
melibatkan 2 (dua) badan penyelenggara atau lebih;
 Surat Keputusan izin pendirian PTS dan seluruh izin pembukaan program studi beserta
semua perubahannya yang diterbitkan oleh Kemendiknas/Kemendikbud/Kemenristekdikti;
 Sertifikat atau Keputusan tentang peringkat akreditasi seluruh prodi yang diselenggarakan;
 Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi (jika sekaligus usul
pembukaan Prodi);
 Surat pertimbangan Senat perihal perubahan perguruan tinggi.
c. Usul Pembukaan Program Studi Vokasi dan Profesi (diusulkan oleh Pemimpin PT):
 Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya (untuk PTS);
 Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk
Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu, semua surat keputusan
pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum
(untuk PTS);
 Surat pertimbangan Senat perihal pembukaan program studi;
 Persetujuan Badan Penyelenggara (Untuk PTS);
 Surat Keputusan izin pendirian PTS dan seluruh izin pembukaan program studi beserta
semua perubahannya yang diterbitkan oleh Kemendiknas/Kemendikbud/Kemenristekdikti;
 Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi dan Profesi.
d. Masing-masing dokumen berkas persyaratan dibuat dalam bentuk file PDF (bukan Ms.Word
atau Image);
e. Setiap file PDF disusun menurut urutan daftar berkas persyaratan sebagaimana angka 4 di atas;
f. Dokumen yang tidak menjadi persyaratan wajib mohon agar tidak diserahkan saat penyampaian
usulan, dokumen tersebut dapat dibawa pada saat presentasi.
5. LLDikti Wilayah III berhak menolak permohonan rekomendasi yang tidak memenuhi angka 2 s.d 4
di atas atau ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemendikbud. Permohonan rekomendasi yang ditolak dapat diusulkan ulang;
6. Surat permohonan rekomendasi beserta dokumen akan ditelaah oleh LLDikti Wilayah III sesuai
dengan tugas dan kewenangannya;
7. LLDikti Wilayah III akan mengundang Badan Penyelenggara atau PT Pengusul untuk
mempresentasikan permohonannya (apabila diperlukan);
8. LLDikti Wilayah III akan menerbitkan Surat Rekomendasi bila berdasarkan hasil verifikasi dan
telaah dokumen usulan sudah layak untuk diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemendikbud;
9. Permohonan rekomendasi usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Prodi Vokasi
dan Profesi Tahun 2020 dibuka mulai tanggal 28 Januari s.d 23 Desember 2021;
10. Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak diterbitkan dengan ketentuan tidak ada
perubahan usulan nama perguruan tinggi, program studi dan/atau ketentuan peraturan perundangan-
undangan;
11. Bagi Badan Penyelenggara PTS dan/atau PT yang telah mendapatkan rekomendasi LLDikti Wilayah
III pada tahun 2020, dapat menggunakan rekomendasi tersebut sesuai ketentuan angka 10 di atas.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdr. Deni Hidayat (HP. 08159307469) atau Sdr.
Mulhadi (HP. 085299709081).

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kepala,

Ttd.

Agus Setyo Budi


NIP 196304261988031002
Tembusan:
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;
2. Sekretaris Jenderal Kemendikbud; dan
3. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI
Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai III, Senayan, Jakarta 10270
Telepon (021) 5725061, Faksimile (021) 5725484, Tromol Pos 1303
Laman www.vokasi.kemdikbud.go.id

Nomor : 0251/D/OT/2021 25 Januari 2021


Perihal : Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta
Penyelenggara Pendidikan Vokasi serta Pembukaan
Program Studi Pendidikan Vokasi dan Profesi

Yth.
1. Pemimpin Perguruan Tinggi
2. Pemimpin Badan Hukum Penyelenggara Pengusul Pendirian/Perubahan PTS
3. Kepala LLDIKTI Wilayah I –
XVI di Tempat

Sehubungan dengan Surat Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 1640/D/PT/2020 tanggal 4
September 2020 perihal Pengumuman penerimaan usul pembukaan prodi vokasi dan profesi
serta pendirian PTS Vokasi Tahun 2020, maka dalam rangka terus terlaksananya fungsi
layanan Ditjen Dikti dalam memproses usulan pendirian/perubahan perguruan tinggi swasta
penyelenggara pendidikan akademik (PTS Vokasi yaitu Politeknik, Akademi, dan Akademi
Komunitas) dan pembukaan program studi pendidikan vokasi (Prodi Vokasi) pada
perguruan tinggi, dengan hormat kami sampaikan hal sebagai berikut:
1. Ditjen Diksi membuka kembali usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan
prodi vokasi sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang diterbitkan pada tahun 2020
dan/atau tahun 2021;
2. Penerimaan usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan prodi vokasi
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuka mulai tanggal 18 Januari 2021 s.d. 31
Desember 2021 secara daring melalui silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi;
3. Usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan program studi vokasi dan profesi
pada perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat menggunakan Surat
Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) yang dikeluarkan pada
tahun 2020;
4. Mekanisme dan persyaratan usul pendirian PTS Vokasi serta pembukaan program studi
vokasi pada tahun 2021 tercantum dalam dokumen yang dapat diunduh pada menu
Panduan laman silemkerma.kemdikbud.go.id berupa:
a. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 29/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi Pada
Perguruan Tinggi Negeri;
b. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 31/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi Pada
Perguruan Tinggi Swasta;
c. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 30/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi;
d. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 47/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada
Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
e. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 48/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Diplom Tiga dan Sarjana
Terapan Bidang Kesehatan Pada Perguruan Tinggi;
f. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 55/D/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana
Terapan;
g. Instrumen Pemenuhan syarat minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi
Pendidikan Vokasi;
5. Evaluasi atas usul sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan dengan ketentuan:
a. Evaluasi dilakukan berdasarkan tahapan berikut:
• Evaluasi aspek calon dosen dilakukan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi;
• Evaluasi aspek non dosen dilakukan oleh LL Dikti di wilayah pengusul berada ;
Kecuali untuk program Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana
Terapan serta program Diploma Dua Jalur Cepat Kerja Sama dengan SMK dan
IDUKA.
b. Hasil evaluasi akan diinformasikan melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi pada akun masing-masing pengusul;
c. Untuk evaluasi usul yang dinyatakan belum disetujui, jika masih berminat, pengusul
dapat mengunggah kembali usul yang telah diperbaiki tersebut paling banyak 3 (tiga)
kali dalam 1 (satu) tahun periode pengusulan yang sama (Persyaratan dan prosedur
lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
sebagai mana dimaksud dalam angka 3 di atas);
6. Program Diploma Dua Jalur Cepat Kerja Sama Dengan SMK dan IDUKA, serta Program
Profesi akan diterbitkan kemudian menunggu penyelesaian instrumen persyaratan
minimum akreditasi.
7. Ketentuan lain terkait pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan prodi vokasi
masih sesuai dengan surat Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi nomor 1640/D/PT/2020 tanggal
4 September 2020 perihal Pengumuman penerimaan usul pembukaan prodi vokasi dan
profesi serta pendirian PTS Vokasi Tahun 2020.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Direktur Jenderal,

Wikan Sakarinto

Tembusan:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Persyaratan dan Prosedur

Pendirian Perguruan Tinggi Swasta


Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
2020
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi I

Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan
pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud).
Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti.
Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal
baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada
Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan Permendikbud No. 45 Tahun
2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah merumuskan pemberian izin penyelenggaraan
perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat (Pasal 18 Perpres 82 Tahun 2019 dan
Pasal 114 huruf g Permendikbud No. 45 Tahun 2019). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, telah diterbitkan
Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016
Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak
1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS) baru dan
pembukaan program studi sebagai berikut:
1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/
lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;
2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi;
3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,
dan mathematic (STEM);
4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,
dan angka 3 dapat dikecualikan bagi:
a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan
b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.
Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan
kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti, serta arah
prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi Badan
Penyelenggara untuk memenuhi persyaratan dan prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi II

dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi
mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi
untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi III

Pengantar
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Berdasarkan Permendikbud nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah dibentuk Ditjen Pendidikan Vokasi
dan Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi yang yang salah satu fungsinya
adalah melakukan perumusan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS)
penyelenggara pendidikan vokasi. Oleh karena itu, pemrosesan usul pendirian PTS
penye
lenggara pendidikan vokasi dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi.
Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan
dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.
Proses administrasi pendirian perguruan tinggi swasta penyelenggara pendidikan vokasi, serta pembukaan
program studi vokasi pada perguruan tinggi dilakukan secara daring atau online, sehingga selain dapat
mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih dan
efisien.
Pemerintah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang
dimuat dalam peraturan untuk peningkatan pelayanan proses perizinan pembukaan program studi dan
pendirian perguruan tinggi, antara lain Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Peraturan tersebut diimplementasikan dalam tahap pengusulan pembukaan program studi vokasi maupun
usul pendirian perguruan tinggi swasta penyelenggara pendidikan vokasi.
Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi dapat dilakukan
melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur pembukaan
program studi vokasi tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi vokasi melalui kerja sama
diuraikan dalam buku lain.
Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan
Vokasi’ dimaksudkan untuk memandu para pihak yang akan mengusulkan pendirian perguruan tinggi
swasta penyelenggara pendidikan vokasi tanpa melalui kerja sama.
Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.

Jakarta, Juni 2020


Direktur Pendidikan Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi IV

Daftar Isi
halaman
Sambutan I
Pengantar III
Daftar Isi IV
Bab I Pendahuluan 1
• Latar Belakang 1
• Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 1
• Pembukaan Program Studi Vokasi Bersamaan Pendirian Perguruan Tinggi Swasta
Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2
Bab II Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3
1. Pengertian Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3
2. Persyaratan dan Dokumen Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi 4
3. Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 12
Lampiran 15

********
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 1

Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Dalam rangka pelayanan proses perizinan pendirian perguruan tinggi swasta (PTS), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang dimuat dalam peraturan, antara
lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta;
Kedua peraturan di atas berlaku bagi usul pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
2. Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Menurut Pasal 10 Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, diatur
bahwa pendirian PTS meliputi:
• pendirian PTS oleh badan penyelenggara; atau
• pendirian PTS yang dilakukan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri.
Buku ini memuat persyaratan dan prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang
dilakukan tanpa melalui kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri, sedangkan persyaratan dan
prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang dilakukan melalui kerja sama dimuat
dalam buku lain.
Pada prinsipnya, pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi, termasuk pembukaan program studi
vokasi di dalamnya, diusulkan oleh Badan Penyelenggara berbadan hukum yang berprinsip nirlaba kepada
Mendikbud, dengan mengajukan usul tertulis pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang
memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan di dalam buku ini.
Kelengkapan dan kebenaran data dan informasi yang dicantumkan dalam usul tertulis tersebut akan
digunakan untuk menentukan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi dari PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang akan didirikan, dan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi program studi
yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pendirian
PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pembukaan
program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi (LLDIKTI).
Apabila Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan rekomendasi bahwa persyaratan minimum
akreditasi untuk pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan pembukaan program studi vokasi
telah dipenuhi, maka Mendikbud menerbitkan izin pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi
termasuk di dalamnya izin pembukaan program studi vokasi tersebut. BAN-PT dan/atau LAM akan
meregistrasi peringkat akreditasi PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan peringkat akreditasi program
studi vokasi yang baru tersebut.
Prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi bersamaan dengan pembukaan program studi
vokasi, dilakukan secara daring atau online melalui silemkerma.kemdikbud.go.id.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2

3. Pembukaan Program Studi Vokasi Bersamaan Pendirian Perguruan Tinggi Swasta


Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Di dalam buku ini akan diuraikan pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS
penyelenggara pendidikan vokasi.
Berdasarkan Permendikbud No. 7 Tahun 2020 persyaratan dan peringkat akreditasi yang diperoleh pada
saat pembukaan program studi vokasi sebagai berikut:
• Pasal 24 ayat (1): Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum
akreditasi Program Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
• Pasal 25 ayat (1): Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi mendapatkan
akreditasi dengan peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.
Pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi
diusulkan oleh Ketua Pengurus Badan Penyelenggara (misalnya Ketua Pengurus Yayasan) kepada
Mendikbud, dengan mengajukan usul tertulis pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang
memuat pula usul tertulis pembukaan program studi vokasi sebagaimana akan diuraikan dalam Bab II di
bawah ini.
Prosedur pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS penyelenggara pendidikan
vokasi dilakukan secara daring atau online melalui silemkerma.kemdikbud.go.id.

********
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3

Bab II
Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Pengertian Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Pendirian Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Penyelenggara Pendidikan Vokasi merupakan pembentukan
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi berbentuk Politeknik, Akademi, atau Akademi Komunitas oleh
Badan Penyelenggara (yayasan, perkumpulan, persyarikatan, atau badan hukum nirlaba lain).
Adapun Pendidikan Vokasi menurut Pasal 16 ayat (1) UU Dikti, merupakan pendidikan tinggi program
diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai
program sarjana terapan. Sedangkan dalam Pasal 16 ayat (2) UU Dikti, Pendidikan Vokasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau
program doktor terapan.
Struktur Program Pendidikan vokasi berdasarkan Pasal 21 sampai dengan Pasal 23 UU Dikti, sebagai
berikut:
a. Program Diploma merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan Mahasiswa menjadi
praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Program
Diploma terdiri atas:
• Program Diploma Satu;
• Program Diploma Dua;
• Program Diploma Tiga; dan
• Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
b. Program Magister Terapan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan mengembangkan
Mahasiswa menjadi ahli yang memiliki kapasitas tinggi dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi pada profesinya;
c. Program Doktor Terapan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan mengembangkan dan
memantapkan Mahasiswa untuk menjadi lebih bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan
kemandirian sebagai ahli dan menghasilkan serta mengembangkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi melalui penelitian yang komprehensif dan akurat dalam memajukan peradaban dan
kesejahteraan manusia.
Dengan demikian, PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah PTS yang menyelenggarakan 1(satu)
atau lebih Program Pendidikan Vokasi sebagaimana dikemukakan di atas, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan, sebagai berikut:
a. Politeknik, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dan dapat
menyelenggarakan pendidikan profesi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi,
melalui:
1. Program Diploma Satu;
2. Program Diploma Dua;
3. Program Diploma Tiga;
4. Program Diploma Empat atau Program Sarjana Terapan;
5. Program Magister Terapan;
6. Program Doktor Terapan; dan/atau
7. Program Profesi;
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 4

yang terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) program studi pada Program Diploma Tiga dan/atau Program
Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
b. Akademi, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam 1 (satu) atau
beberapa cabang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu, melalui:
1. Program Diploma Satu;
2. Program Diploma Dua;
3. Program Diploma Tiga; dan/atau
4. Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) program studi pada Program Diploma Tiga;
c. Akademi Komunitas, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi program
diploma satu dan/atau program diploma dua di daerah kabupaten/kota yang berbasis keunggulan lokal
atau untuk memenuhi kebutuhan khusus, yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) program studi pada
Program Diploma Satu atau Program Diploma Dua.
2. Persyaratan dan Dokumen Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
a. Badan Penyelenggara PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang akan didirikan telah
memenuhi legalitas, sebagai berikut:
• Scan asli akta notaris pendirian Badan
1. Memiliki akta notaris pendirian Badan
Penyelenggara beserta segala
Penyelenggara beserta segala perubahannya
perubahannya (jika pernah dilakukan
(jika pernah dilakukan perubahan);
perubahan);
2. Memiliki surat keputusan pejabat yang
• Scan asli surat keputusan pejabat yang
berwenang tentang pengesahan Badan
berwenang tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum,
Penyelenggara sebagai badan hukum,
misalnya Surat Keputusan Menkumham
misalnya Surat Keputusan Menkumham
untuk Yayasan.
untuk Yayasan.
b. Persetujuan tertulis Pendirian PTS • Scan asli Berita Acara dan daftar hadir rapat
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari organ persetujuan pendirian PTS Penyelenggara
Pengurus Badan Penyelenggara (misal Ketua Pendidikan Vokasi dari organ Pengurus
Pengurus Yayasan atau yang sejenis). Badan Penyelenggara (misal Ketua
Pengurus Yayasan atau yang sejenis).
c. Memperoleh Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI
setempat (masa berlaku rekomendasi paling
lama 1 tahun sejak rekomendasi diterbitkan)
yang berisi:
1. Rekam jejak Badan Penyelenggara yang • Scan asli Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI
berdomisili di wilayah LLDIKTI tempat PTS setempat
penyelenggara pendidikan vokasi tersebut
akan didirikan, atau apabila domisili Badan
Penyelenggara berbeda dengan domisili PTS
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 5

Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
penyelenggara pendidikan vokasi yang akan
didirikan, rekomendasi diminta dari LLDIKTI
di wilayah Badan Penyelenggara berdomisili;
2. Tingkat kejenuhan berbagai Program Studi
vokasi yang akan dibuka dibandingkan
dengan jumlah program studi vokasi yang
sama pada perguruan tinggi lain di wilayah
LLDIKTI; dan
3. Tingkat keberlanjutan PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang akan didirikan, serta
semua Program Studi vokasi yang akan
dibuka untuk memenuhi syarat minimum
suatu bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi.
d. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi yang
akan dibuka paling sedikit berjumlah:
• 5 (lima) orang dosen tetap pada Program
Diploma atau Program Sarjana Terapan untuk
Politeknik dan Akademi;
• 2 (dua) orang dosen tetap pada Akademi
Komunitas;
dengan ketentuan:
1. Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi • Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
58 (lima puluh delapan) tahun pada saat Domisili bagi calon dosen tetap yang
pengusulan pendirian PTS penyelenggara memiliki KTP dengan alamat tidak sama
pendidikan vokasi; dengan alamat domisili PTS penyelenggara
pendidikan vokasi;

2. Paling rendah berijazah magister, magister • Scan asli ijazah dan transkrip semua
terapan, atau yang setara untuk Program program pendidikan tinggi yang pernah
Diploma dan Program Sarjana Terapan dalam ditempuh;
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang • Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
sesuai dengan program studi vokasi yang calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari
akan dibuka; Kemdikbud;
3. Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan • Scan asli Surat Pernyataan calon dosen
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), tetap tentang Kesediaan bekerja penuh
yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam waktu berdasarkan EWMP;
per minggu;
4. Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional
atau Nomor Induk Dosen Khusus;
5. Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut • Scan asli Daftar riwayat hidup;
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 6

Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. Bukan pegawai tetap pada instansi lain;
7. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan
8. Calon dosen tetap harus menandatangani • Scan asli Perjanjian Kesediaan
perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai Pengangkatan Dosen Tetap antara Badan
calon dosen tetap untuk setiap usul Penyelenggara dengan calon dosen tetap.
pembukaan program studi vokasi, dengan
Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi yang akan didirikan.
2 (dua) Instruktur/Tutor atau Sebutan Lain
Yang Sejenis yang akan ditugaskan pada
program studi vokasi yang akan dibuka pada
Politeknik dan Akademi, dengan ketentuan:
1. Berstatus sebagai karyawan di mitra kerja • Scan asli KTP Instruktur/Tutor atau Sebutan
sama (dunia usaha/industri/instansi/ Lain Yang Sejenis;
lembaga) yang bekerja sama dengan Badan
• Scan asli ijazah dan transkrip semua
Penyelenggara yang akan mendirikan PTS;
program pendidikan tinggi yang pernah
2. Memiliki surat persetujuan dari pemimpin ditempuh;
mitra kerja sama (perusahaan/industri/
instansi/lembaga) yang bekerja sama dengan • Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
badan penyelenggara yang akan mendirikan calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari
PTS; Kemdikbud;

3. Memiliki surat penugasan dari badan • Scan asli Surat Persetujuan dari pemimpin
Penyelenggara yang akan mendirikan PTS mitra kerja sama (perusahaan/industri/
untuk menjadi Instruktur/Tutor atau sebutan instansi/lembaga) yang bekerja sama
lain yang sejenis pada program studi yang dengan badan penyelenggara yang akan
diusulkan; mendirikan PTS
4. Memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah • Scan asli Daftar riwayat hidup;
Diploma Tiga; dan
a. pengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun di
tempat kerja pada bidang pekerjaan yang
relevan dengan program studi yang
diusulkan; atau
b. sertifikat keahlian/kompetensi yang masih
berlaku sesuai dengan program studi yang
diusulkan;
3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu) program
studi vokasi yang akan dibuka pada akademi
komunitas dengan ketentuan:
1. Warga Negara Indonesia berusia paling • Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada Domisili bagi calon instruktur tetap yang
memiliki KTP dengan alamat tidak sama
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 7

Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
saat pengusulan pendirian PTS penyeleng- dengan alamat domisili PTS penyelenggara
gara pendidikan vokasi. pendidikan vokasi;
• Scan asli ijazah dan transkrip semua
2. Paling rendah berijazah Diploma Tiga program pendidikan tinggi yang pernah
dengan sertifikat kompetensi atau ditempuh. sertifikat kompetensi atau surat
pengalaman kerja dan/atau pengalaman keterangan pengalaman kerja dan/atau
mengajar paling sedikit 5 tahun pada pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima)
kompetensi sebidang; tahun pada kompetensi sebidang;
• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
calon instruktur tetap lulusan luar negeri,
dari Kemdikbud;
• Scan asli sertifikat kompetensi atau surat
3. Sebagai tenaga profesional dengan sertifikat keterangan pengalaman kerja paling rendah
kompetensi atau pengalaman kerja paling setara dengan lulusan Program Sarjana
rendah setara dengan lulusan Program Terapan atau Program Sarjana; atau
Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau • Scan asli surat keterangan pengakuan dari
4. Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan asosiasi bidang keahliannya yang setara
dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau
dengan angka 2 atau angka 3; atau • Scan asli surat keterangan pengakuan
5. Tenaga profesional dengan pengalaman pengalaman kerja paling sedikit setara
kerja paling sedikit setara dengan lulusan dengan lulusan diploma tiga;
diploma tiga;
• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur
6. Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan tetap tentang Kesediaan bekerja penuh
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), waktu berdasarkan EWMP;
yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam
per minggu;
7. Belum memiliki Nomor Induk Dosen
Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus; • Scan asli Daftar riwayat hidup;
8. Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
9. Bukan pegawai tetap pada instansi lain
10. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan • Scan asli Perjanjian Kesediaan
11. Calon instruktur tetap harus menandata- Pengangkatan Calon Instruktur Tetap
ngani perjanjian kesediaan pengangkatan antara Badan Penyelenggara dengan calon
sebagai calon instruktur tetap untuk setiap instruktur tetap.
usul pembukaan program studi vokasi,
dengan Badan Penyelenggara PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang
akan didirikan
e. Lahan untuk kampus PTS penyelengara • Scan asli Sertifikat hak atas tanah dengan
pendidikan vokasi yang akan didirikan memiliki status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 8

Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) m2 untuk Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara,
Politeknik, Akademi atau Akademi Komunitas, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat
dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak
atau Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara, Pakai dalam 1 (satu) wilayah kecamatan;
sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Hak atau
Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai
dalam 1 (satu) wilayah kecamatan;
Dalam hal luas lahan untuk kampus PTS
penyelengara pendidikan vokasi sebagaimana
dimaksud di atas tidak dapat dipenuhi,
Mendikbud dapat menentukan berdasarkan
luas bangunan.
Dalam hal status lahan untuk kampus PTS • Scan asli akta perjanjian sewa-menyewa
penyelengara pendidikan vokasi belum atas lahan yang dibuat oleh notaris dengan
nama Badan Penyelanggara, Badan mencantumkan hak untuk membeli
Penyelenggara dapat menggunakan lahan atas pertama kali.
nama pihak lain berdasarkan perjanjian sewa-
menyewa lahan dengan hak membeli pertama
kali yang dibuat di hadapan Notaris. Perjanjian
sewa-menyewa tersebut berlangsung paling
lama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa-
menyewa ditandatangani, dan tidak dapat
diperpanjang.
f. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk PTS
penyelengara pendidikan vokasi yang akan
didirikan terdiri atas:

1. Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) m2 per


mahasiswa;
2. Ruang dosen/instruktur tetap paling sedikit 4
(empat) m2 per orang;
3. Ruang administrasi dan kantor paling sedikit
4 (empat) m2 per orang;
4. Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua
ratus) m2 termasuk ruang baca yang harus
dikembangkan sesuai dengan pertambahan
jumlah mahasiswa;
5. Ruang laboratorium, komputer, dan sarana
praktikum dan/atau penelitian sesuai
kebutuhan setiap program studi vokasi;
6. Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per
program studi vokasi sesuai dengan bidang
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 9

Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
keilmuan pada program studi vokasi;
kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
Dalam hal sarana dan prasarana untuk kampus
• Scan asli Akta notaris tentang perjanjian
PTS penyelengara pendidikan vokasi
sewa-menyewa sarana dan prasarana
sebagaimana ditentukan di atas belum dapat
(gedung).
dipenuhi, Badan Penyelenggara dapat
menggunakan sarana dan prasarana atas nama
pihak lain berdasarkan perjanjian sewa-
menyewa sarana dan prasasara dengan hak
membeli pertama kali yang dibuat di hadapan
Notaris. Perjanjian sewa-menyewa tersebut
berlangsung paling lama 10 (sepuluh) tahun
sejak perjanjian sewa-menyewa ditandatangan
dan tidak dapat diperpanjang.
g. Memenuhi syarat minimum akreditasi program • Semua Formulir Instrumen Pemenuhan
studi vokasi dan PTS penyelengara pendidikan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi
vokasi yang dibuktikan melalui pengisian Vokasi yang telah diisi beserta lampirannya
Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat untuk setiap usul program studi vokasi.
Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi.
h. Memiliki perjanjian kerjasama antara Badan • Scan asli perjanjian kerjasama antara Badan
Penyelenggara dengan dunia usaha dan/atau Penyelenggara dengan dunia usaha
dunia industri tentang: dan/atau dunia industri.
1. Pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki oleh
dunia usaha dan/atau dunia industri;

2. Pemanfaatan laboratorium yang dimiliki oleh


dunia usaha dan/atau dunia industri, tempat
magang;
3. Pengembangan kurikulum;
i. Kurikulum program studi vokasi disusun • Scan asli dokumen kurikulum yang berisi:
berdasarkan kompetensi lulusan sesuai
1. Profil lulusan;
standar nasional pendidikan tinggi dan
2. Keunggulan program studi;
ketentuan peraturan perundang-undangan,
3. Capaian pembelajaran lulusan;
yang meliputi:
4. Struktur kurikulum;
1. Profil lulusan; 5. Substansi Praktikum/Praktik/Praktik
2. Keunikan program studi; Studio/Praktik Bengkel/PKL/ Magang; dan
3. Capaian pembelajaran lulusan; 6. RPS dari 10 (sepuluh) mata kuliah penciri
4. Struktur kurikulum; dan program studi;
5. RPS dari 5 (lima) mata kuliah penciri yang dilampirkan pada Formulir Instrumen
program studi; Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi
Program Studi Vokasi yang telah diisi
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 10

Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
sebagaimana dimaksud pada huruf g.
j. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah
2 (dua) orang untuk melayani 1 (satu) program
studi vokasi pada Program Diploma atau
Program Sarjana Terapan, dan 1 (satu) orang
untuk melayani Perpustakaan, dengan
ketentuan:
1. Warga Negara Indonesia berusia paling
• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada saat
Domisili bagi calon tenaga kependidikan
pengusulan pendirian PTS penyelengara
yang memiliki KTP dengan alamat tidak
pendidikan vokasi;
sama dengan alamat domisili PTS
penyelenggara pendidikan vokasi .yang
2. Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan akan didirikan.
• Scan asli ijazah semua program pendidikan
tinggi yang pernah ditempuh calon tenaga
3. Bersedia bekerja penuh waktu selama 37,5 kependidikan; dan
(tiga puluh koma lima) jam per minggu.
• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon
tenaga kependidikan untuk bekerja penuh
waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam per minggu;
yang dilampirkan pada Instrumen Pemenuhan
Syarat Minimum Akreditasi Program Studi
Vokasi sebagaimana dimaksud pada huruf g.
k. Studi kelayakan pendirian PTS penyelenggara • Dokumen Studi kelayakan PTS
Pendidikan Vokasi. Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan
didirikan.
l. Organisasi dan tata kerja PTS Penyelenggara • Dokumen Rancangan Organisasi dan Tata
Pendidikan Vokasi memiliki 5 (lima) unsur, Kerja PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
yaitu: yang akan didirikan.
1. Unsur penyusun kebijakan;
2. Unsur pelaksana akademik;
3. Unsur pengawas dan penjaminan mutu;
4. Unsur penunjang akademik atau sumber
belajar; dan
5. Unsur pelaksana administrasi atau tata
usaha.
m. Rancangan Dokumen Kebijakan Sistem • Rancangan Dokumen Kebijakan SPMI PTS
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang
penyelenggara pendidikan vokasi yang akan akan didirikan.
didirikan, serta informasi keberadaan dokumen
SPMI lainnya.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 11

Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
n. Laporan keuangan Badan Penyelenggara PTS
penyelenggara pendidikan vokasi, dengan
ketentuan:
1. Tanpa audit oleh akuntan publik apabila • Scan asli laporan keuangan badan
Badan Penyelenggara tersebut telah penyelenggara PTS penyelenggara
beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; atau pendidikan vokasi sesuai Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan ISAK 32/2019;
2. Dengan audit oleh akuntan publik apabila atau
Badan Penyelenggara tersebut telah
beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun; • Scan asli laporan keuangan badan
penyelenggara PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang telah diaudit.
o. Menyatakan kesanggupan untuk menyediakan Scan asli surat pernyataan kesanggupan untuk
dana investasi dan dana operasional dari Badan menyediakan dana investasi dan dana
Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan operasional dari badan penyelenggara PTS
Vokasi yang akan didirikan, yang ditandatangani Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan
oleh ketua dan semua anggota organ Badan didirikan, yang ditandatangani oleh Ketua dan
Penyelenggara. semua anggota organ badan Penyelenggara

Catatan
1) Persyaratan huruf a sampai dengan huruf h merupakan persyaratan mutlak, artinya apabila
persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka usul belum disetujui;
2) Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi
untuk setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan
ditandatangani oleh Badan Penyelenggara;
3) Usul pembukaan program studi vokasi dalam pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi sesuai
prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
• Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi
Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat,
Teknik Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);
• Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual,
Multimedia, Tata Busana);
• Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan
Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan
• Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).
4) Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi
sebagaimana dimaksud di atas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman
silemkerma.kemdikbud.go.id
5) Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan, termasuk studi kelayakan,
rancangan organisasi dan tata kerja, dan rancangan SPMI PTS penyelenggara pendidikan Akademik.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 12

3. Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Secara garis besar, pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi diusulkan oleh Badan Penyelenggara
kepada Mendikbud. Usul pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi memuat pemenuhan semua
persyaratan yang diuraikan di dalam angka 2 Bab ini.

a. Prosedur Umum Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Tahap Kesatu
Memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan dokumen:
1. Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya (jika pernah dilakukan
perubahan); dan
2. Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan
hukum, misal Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan.
Tahap Kedua
LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1 dan angka 2
tentang legalitas badan penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi. Dalam hal legalitas
badan penyelenggara tersebut belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk melakukan
perbaikan dokumen kepada instansi yang terkait.
LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi jika hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen
pada Tahap Kesatu angka 1 dan angka 2 tentang legalitas badan penyelenggara PTS penyelenggara
pendidikan vokasi, dan perbaikan dokumen (jika melakukan perbaikan dokumen), sebagaimana
dimaksud di atas telah terpenuhi.
Tahap Ketiga
Dalam hal LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:
1. Badan Penyelenggara mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan
3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat mengajukan kembali
permintaan akun. Apabila disetujui maka Badan Penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan
vokasi dapat melanjutkan proses ke Tahap Keempat.
Tahap Keempat
Badan Penyelenggara mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di
atas, kecuali Studi Kelayakan, Rancangan organisasi dan Tata kelola, dan Rancangan SPMI, melalui akun
yang telah diperoleh pada silemkerma.kemdikbud.go.id.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang
diunggah.
Apabila berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi
lapangan).
a. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 13

dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan, maka Mendikbud dapat menerbitkan izin
prinsip dengan masa berlaku yang ditetapkan berdasarkan hasil site evaluation.

Setelah memperoleh Izin prinsip, Badan Penyelenggara:


• Berkewajiban untuk memenuhi semua kekurangan berdasarkan hasil site evaluation;
• Berhak untuk merekrut dosen selain yang minimal 5 (lima) orang yang disyaratkan untuk setiap
program studi;
• Berhak melakukan transaksi kepemilikan dan/atau pembangunan sarana dan prasarana calon
kampus;
• Badan Penyelenggara dilarang menerima mahasiswa sampai izin pendirian PTS Penyelenggara
pendidikan vokasi diterbitkan.
b. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan kesesuaian antara dokumen yang
diunggah dengan fakta di lapangan, maka Mendikbud dapat langsung menerbitkan izin pendirian
PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Untuk memperoleh izin prinsip atau izin pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi sebagaimana
dikemukakan di atas, maka Badan Penyelenggara harus mengikuti prosedur khusus di bawah ini:
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 14

b. Prosedur Khusus Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Setelah penerbitan Surat Keputusan, Mendikbud berwenang melakukan evaluasi pelaksanaan surat
keputusan tersebut secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 15

Lampiran
Lampiran a: Surat Permohonan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba Lain


Sekolahan Notobotosongo Tibolimo
Alamat: Jl. Majuterus Raya 888 Blumbangjero 99923 Indonesia Telepon:
020 – 302020 Fax: 020 – 393098 – Email: skola@yayasan.com

Nomor : 73/YSN/08/2020
Hal : Usul .............................
Lampiran : Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi

Kepada yang terhormat,


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung A Lantai 2 Kemdikbud
Jl. Jenderal Sudirman
Jakarta

Dengan hormat,
Melalui surat ini perkenankan kami, Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain
............................ mengusulkan pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi (Politeknik, Akademi,
Akademi Komunitas*) ........................................... (diisi sesusai jenis usul pendirian), dengan
pembukaan program studi vokasi sebagai berikut:
1. Program Studi .................................................................................................................
2. Program Studi .................................................................................................................
3. Program Studi .................................................................................................................
4. dst.
Bersama ini kami sampaikan dokumen untuk pemenuhan persyaratan pendirian PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi (Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas *) sebagai berikut:
1. .........................................................................................................................................
2. .........................................................................................................................................
3. dst
Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami sampaikan terima kasih.

Blumbangjero, .... Januari 2020.


Ketua (organ Badan Penyelenggara),

Prof.Dr.H.R.Notobotosongo,ST.,Empty

*pilih salah satu


Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 16

Lampiran b: Contoh Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara


Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 17
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 18

Lampiran c : Keputusan Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum

Contoh Keputusan Menkumham Contoh Berita Negara


Tentang Pengesahan Yayasan Tentang Pengesahan
Yayasan

Contoh Keputusan Contoh Keputusan


Menkumham Tentang Menkumham Tentang
Pengesahan Yayasan (online) 1 Pengesahan Yayasan (online) 2
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 19
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 20

Lampiran d : Contoh Surat Kemenkumham tentang Penyesuaian Yayasan dengan UU


Yayasan
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 21

Lampiran e: Contoh Masalah Badan Penyelenggara PTS dan Penyelesaiannya

No MASALAH BADAN PENYELENGGARA PTS PENYELESAIAN


1. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada
SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama
Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah
Mengusulkan Perubahan nama Badan
didirikan Badan Penyelenggara baru oleh Pengusul
Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK
2. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada
Pendirian/ Perubahan PTS sesuai dengan nama
SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama
Badan Penyelenggara yang baru kepada Dirjen Dikti.
Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah
dilakukan perubahan nama Badan Penyelenggara
oleh Pengusul.
3. Nama Badan Penyelenggara pada SK Pendirian/
Perubahan PTS sama dengan nama Badan
Penyelenggara pengusul, namun Badan
Mengusulkan kepada Dirjen Dikti tentang
Penyelenggara tersebut didirikan dan disahkan
penetapan kembali Badan Penyelenggara yang telah
sebagai Badan Hukum dengan nama yang sama
berstatus badan hukum sebagai badan
setelah SK Pendirian/ Perubahan PTS terbit
penyelenggara PTS sejak PTS tersebut didirikan.
4. SK Pendirian/ Perubahan PTS hilang sehingga tidak
dapat diketahui kronologi Badan Penyelenggara PTS
tersebut
5. Nama Badan Penyelenggara PTS sebelum Pendirian/ Mengusulkan kepada Dirjen Dikti tentang
Perubahan PTS tidak berubah namun ada kekeliruan pembetulan nama Badan Penyelenggara
penulisan pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/
Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan
Penyelenggara sebagaimana tercantum dalam SK
Kemenkumham tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 22

Lampiran f : Contoh Sertifikat status lahan calon kampus PTS an. Badan Penyelenggara
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 23

Lampiran g: Contoh Perjanjian Badan Penyelenggara dengan Calon Dosen/Instruktur Tetap

Yayasan …………………………………..

Sk Menkumham No. ………………….

Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen/Instruktur* Tetap Yayasan…………………….

Pada hari …………… tanggal ……………. Tahun………………. Bertempat di ………………………………,para


pihak yang bertandatangan di bawah ini:

• …………………………..(nama) ketua pengurus yayasan………………………………………,


alamat………………….,
Selanjutnya disebut pihak pertama;
• ………………………….. (nama calon dosen/instruktur tetap),alamat …………………………………(sesuai
kartu tanda penduduk),selanjutnya disebut pihak kedua;

Telah sepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen/instruktur tetap yayasan ………………
Dengan kententuan sebagai berikut:

Pasal 1

Pihak pertama bersedia untuk mengangkat pihak kedua sebagai dosen/instruktur tetap yayasan ……………..
dengan jam 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam perminggu dengan gaji serta tunjangan sesuai peraturan
yayasan……………,apabila izin pendirian perguruan swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu keduanya
) yang sedang diusulkan ke Kemdikbud dikabulkan.

Pasal 2

Pihak kedua bersedia untuk diangkat pihak pertama sebagai dosen tetap yayasan ……………dengan jam kerja
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan sesuai peraturan yayasan……….
Apabila izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya) yang
sedang diusulkan ke kementrian Riset , Teknologi dan Pendidikan Tinggi dikabulkan.

Pasal 3

Dalam hal izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya)
sebagaimana dimaksud pada pasal 2 telah diterbitkan oleh Kemdikbud, pihak kedua bersedia untuk bertempat
tinggal di kabupaten atau kota domisli kampus utama perguruan tinggi swasta tersebut.

Pasal 4

Pihak kedua menyutujui bahwa perjanjian ini digunakan oleh pihak pertama untuk melengkapi persyaratan
permohonan izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya) ke
Kemdikbud.

Pasal 5
Penyelesaian sengketa yang timbul dalam pelaksaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk diselesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.

Pihak pertama , pihak kedua,

…………………………………. …………………………………
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 24

Lampiran h : Laporan Keuangan Badan Penyelenggara

Laporan Keuangan Badan Penyelenggara


1. Badan penyelenggara diminta untuk menyampaikan Laporan Keuangan Badan Penyelenggara 3
tahun terakhir (2013, 2014, 2015) bagi Badan Penyelenggara yang didirikan sebelum atau pada
tahun 2013, 2 tahun terakhir (2014, 2015) bagi Badan Penyelenggara yang didirikan pada tahun
2014, dan 1 tahun terakhir bagi Badan Penyelenggara yang didirikan pada tahun 2015.
2. Seluruh Badan Penyelenggara diminta sudah dapat menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2016
pada saat presentasi dan visitasi
3. Laporan Keuangan disusun sesuai Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK 32/2019.
4. Berdasarkan ISAK 32/2019, maka laporan keuangan yang harus disampaikan terdiri dari:
a. Laporan Posisi Keuangan
b. Laporan Aktivitas
c. Laporan Arus Kas
d. Catatan Atas Laporan Keuangan
5. Badan penyelenggara yang memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain
sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam I (satu) tahun buku; atau
mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah)
atau lebih diwajibkan untuk menyampaikan Laporan Keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan
Publik.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 25

Lampiran i : Surat bukti kepemilikan dana Badan Penyelenggara

Bukti Kepemilikan Dana


1. Badan penyelenggara diminta untuk menyampaikan fotocopy bukti kepemilikan dana dalam
jumlah yang menyukupi kekurangan dana untuk operasional dan investasi penyelenggaraan
perguruan tinggi sesuai dengan komitmen Subsidi Badan Penyelenggara pada Proyeksi Arus Kas.
Bukti kepemilikan dana dapat berupa fotocopy rekening koran, tabungan, sertifikat deposito, dan
surat berharga lainnya atas nama Badan Penyelenggara. Bukti kepemilikan dana bukan berupa
surat keterangan bank atas rekening yang dimiliki, surat jaminan bank, atau garansi bank.

2. Jika dalam Badan Penyelenggaraan pendirian perguruan tinggi ini Badan Penyelenggara memperoleh
hibah, maka Badan Penyelenggara diminta untuk menyampaikan fotocopy Akta Hibah atas dana
tersebut, sebagai bagian dari Bukti Kepemilikan Dana.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 26

Lampiran j: Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH ….
Jalan……………….. No…. Kota…………………….
Telepon………………………………………………..
Laman: ……………………………….. Email: …………………………

Nomor :
Lampiran :
Perihal : Rekomendasi Pendirian/Perubahan PTS/Pembukaan Program Studi pada
Perguruan Tinggi

…-…………………-2019

Yth. Direktur Jenderal kelembagaan IPTEK dan Dikti


Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Jl. Pintu I Senayan
Jakarta

Memenuhi Permintaan Ketua Yayasan/Rektor/Ketua/Direktur1 Universitas/Institut/Sekolah


Tinggi/Politeknik/Akademi/Akademi Komunitas …………………………., maka berdasarkan
Permenristekdikti No …. Tahun …..Tentang ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………., serta berdasarkan hasil telaah terhadap data dan informasi yang kami miliki tentang:

• rekam jejak Badan Penyelenggara (khusus untuk PTS);


• tingkat kejenuhan berbagai program studi yang akan dibuka;
• tingkat keberlanjutan PTS tersebut jika diberi izin oleh Pemerintah;
• legalitas Badan Penyelenggara;

dengan ini kami memberikan/tidak memberikan2 rekomendasi pendirian/perubahan


PTS/penambahan program studi pada Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi3,
dengan Program Studi baru sebagai berikut:
1. Program Studi ……………….
2. Program Studi ………………. dst,
sebagaimana diajukan Rektor/Ketua/Direktur4Universitas/Institut/Sekolah
Tinggi/Politeknik/Akademi/AK ……………………………………… yang telah didirikan berdasarkan SK
Mendiknas/Mendikbud/Menristekdikti No ………………. Tanggal ……………………………………………………...
Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkan.
Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.

Kepala,

……………………………………………………..
NIP.
Tembusan:
Rektor/Ketua/Direktur Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi/AK ………………………
………………………………………………….
1 Pilih yang sesuai
2 Id
3
Id
4 Id
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 26
Persyaratan dan Prosedur

Perubahan Perguruan Tinggi Swasta


Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
2020
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
I

Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi


pembangunan pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang
No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti). Selanjutnya
berdasarkan amanat UU Dikti telah ditetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian,
Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Pendirian, Perubahan,
Pencabutan Izin Perguru-an Tinggi Swasta (PTS).
Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020, maka perubahan
Perguruan Tinggi Swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi harus memenuhi syarat
Pendirian PTS. Dengan demikian, keenam macam perubahan PTS penyelenggara
pendidikan vokasi, yaitu perubahan nama PTS, perubahan lokasi PTS, perubahan bentuk
PTS, pengalihan pengelolaan PTS dari Badan Penyelenggara lama ke Badan Penyelenggara
baru, penggabungan 2 (dua) PTS atau lebih menjadi 1 (satu) PTS baru, dan/atau
penyatuan 1 (satu) PTS atau lebih ke dalam 1 (satu) PTS lain, harus memenuhi syarat
Pendirian PTS, kecuali perubahan nama PTS.

Apabila kelima macam perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi diharuskan


memenuhi syarat pendirian PTS, maka ketentuan pembatasan tentang pendirian
perguruan tinggi baru sebagaimana termuat dalam Surat Edaran Menristekdikti Nomor:
2/M/SE/lX/ 2016 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program
Studi, berlaku bagi perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Surat Edaran di atas menyatakan bahwa terhitung sejak 1 Januari 2017 diterapkan
kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi baru dan pembukaan program studi
sebagai berikut:
1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik
(Universitas/ lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu
yang akan ditentukan kemudian;
2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan
Institut Teknologi;
3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science,
technology, engineering, dan mathematic (STEM);
4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada
angka 1, angka 2, dan angka 3 dapat dikecualikan bagi:
a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan
b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.
Seiring dengan pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan
industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020
menetapkan prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
II

berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud, Surat Edaran Menristekdikti, dan kebijakan pengembangan
program studi vokasi tersebut di atas, maka Badan Penyelenggara yang bermaksud
mengubah PTS penyelenggara pendidikan vokasi, perlu dipandu dalam memenuhi
persyaratan dan prosedur perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan
usul perubahan PTS penyelenggara vokasi dapat diproses secara tepat waktu, sehingga
PTS yang akan diubah maupun program studi yang akan dibuka dalam rangka perubahan
tersebut, mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi
untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Agustus 2020


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
III

Pengantar
Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Sepanjang tahun 2019 telah diproses berbagai usul perubahan PTS


penyelenggara pendidikan vokasi. Pengalaman menunjukkan bahwa
persyaratan dan prosedur secara daring yang diterapkan telah mampu
meningkatkan efisiensi pemrosesan usul tersebut. Untuk memfasilitasi
pemrosesan usul yang diajukan, telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS.
Proses administrasi perubahan PTS penyelenggara pendidikan akademik yang telah
dilakukan secara daring atau online sejak Januari 2015 masih tetap dilanjutkan, sehingga
selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan yang bersih dan efisien.
Buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi’ berisi Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta
Penyelenggara Pendidikan Vokasi, serta persyaratan dan prosedur pembukaan program
studi vokasi yang dibutuhkan dalam perubahan tersebut.
Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya
menyampaikan penghargaan dan terima kasih.

Jakarta, Agustus 2020


Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
IV

DAFTAR ISI

Sambutan ....................................................................................................................... i
Pengantar ....................................................................................................................... iii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iv

Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
2. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta ....................................................... 2
3. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2

Bab II Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi


1. Pengertian Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi ................................................................................... 4
2. Persyaratan dan Dokumen Perubahan Perguruan Tinggi Swasta
Penyelenggara Pendidikan Vokasi ........................................................... 19
3. Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi .................................................................................... 34
4. Insentif Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi melalui Penggabungan atau Penyatuan PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi ........................................................... 43

Lampiran ........................................................................................................................ 45
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
1

Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perubahan PTS penyelenggara
pendidikan vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan
pembaruan sistem pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan
Tinggi Swasta.
Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi (UU Dikti), bentuk perguruan tinggi dengan jenis pendidikan dan program
pendidikannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Program studi vokasi selain dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi
(Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas) melainkan juga dapat dibuka pada PTS
penyelenggara pendidikan akademik (Universitas, Institut, Sekolah Tinggi).
Dari gambar di atas dapat dikemukakan secara khusus mengenai perubahan bentuk
PTS sebagai berikut:
a. Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi sebagai perguruan tinggi penyelenggara
pendidikan akademik dapat berubah bentuk menjadi Politeknik, Akademi, Akademi
Komunitas sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi;
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
2

b. Politeknik dan Akademi sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi


dapat berubah bentuk menjadi Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi sebagai
perguruan tinggi penyelenggara pendidikan akademik. Sedangkan Akademi
Komunitas tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan bentuk;
c. Di lingkungan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi sendiri dapat
dilakukan perubahan bentuk dari Akademi menjadi Politeknik, atau sebaliknya dari
Politeknik menjadi Akademi.
Berhubung menurut Pasal 18 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 diatur
bahwa perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus memenuhi syarat Pendirian
PTS, maka perubahan dari bentuk perguruan tinggi apapun, misalnya dari Universitas
menjadi Politeknik, harus memenuhi syarat pendirian Politeknik sebagai PTS
penyelenggara pendidikan vokasi. Dengan demikian, secara umum dapat dikemukakan
bahwa persyaratan dan prosedur perubahan PTS harus diproses berdasarkan hasil
akhir perubahan PTS tersebut atau disebut destinasi perubahan PTS tersebut.
Oleh karena itu, perubahan PTS penyelenggara pendidikan akademik (Universitas,
Institut, Sekolah Tinggi) yang akan berubah menjadi PTS penyelenggara pendidikan
vokasi (Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas), dan PTS penyelenggara pendidikan
vokasi (Politeknik atau Akademi) yang akan berubah menjadi PTS penyelenggara
pendidikan vokasi lainnya (Akademi atau Politeknik, harus diproses melalui Ditjen
Diksi.
2. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta
Menurut Pasal 17 Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta, perubahan PTS dapat terdiri atas:
a. perubahan nama PTS;
b. perubahan lokasi PTS;
c. perubahan bentuk PTS;
d. pengalihan pengelolaan PTS dari Badan Penyelenggara lama ke Badan
Penyelenggara baru;
e. penggabungan 2 (dua) PTS atau lebih menjadi 1 (satu) PTS baru; dan/atau
f. penyatuan 1 (satu) PTS atau lebih ke dalam 1 (satu) PTS lain.
3. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Berdasarkan ketentuan tentang perubahan PTS sebagaimana diatur dalam Pasal 17
Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi
Swasta, maka Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat berupa 6
(enam) macam, yaitu:
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
3

a. Perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;


b. Perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
c. Perubahan bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Akademik menjadi
Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang lain;
d. Pengalihan pengelolaan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan
Penyelenggara lama ke Badan Penyelenggara baru;
e. Penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau
Akademik menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi; dan/atau
f. Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Akademik
ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain.
Rincian tentang pengertian, persyaratan, dan prosedur 6 (enam) macam perubahan
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi beserta dokumen yang harus diunggah akan
diuraikan dalam Bab II.
********
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
4

Bab II
Perubahan Perguruan Tinggi Swasta
Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Pengertian Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi


a. Pengertian Pendidikan Vokasi
Menurut Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), pendidikan vokasi merupakan
(1) Pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk
pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.
(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan
oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor
terapan.
Adapun pengertian Program Diploma, Program Sarjana Terapan, Program Magister
Terapan, dan Program Doktor Terapan, masing-masing ditetapkan dalam UU Dikti
sebagai berikut:
• Program Diploma (Pasal 21 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UU Dikti):
(1) Program diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi
lulusan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan
keterampilan dan penalaran dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau
Teknologi;
(2) Program diploma sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan
Mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja
sesuai dengan bidang keahliannya.
(3) Program diploma sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas program:
a. diploma satu;
b. diploma dua;
c. diploma tiga; dan
d. diploma empat atau sarjana terapan.
• Program Magister Terapan (Pasal 22 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti):
(1) Program magister terapan merupakan kelanjutan pendidikan vokasi yang
diperuntukkan bagi lulusan program sarjana terapan atau sederajat untuk
mampu mengembangkan dan mengamalkan penerapan Ilmu Pengetahuan
dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
5

(2) Program magister terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengembangkan Mahasiswa menjadi ahli yang memiliki kapasitas tinggi
dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada profesinya.
• Program Doktor Terapan (Pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti):
(1) Program doktor terapan merupakan kelanjutan bagi lulusan program
magister terapan atau sederajat untuk mampu menemukan, menciptakan,
dan/atau memberikan kontribusi bagi penerapan, pengembangan, serta
pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan
penelitian ilmiah.
(2) Program doktor terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengembangkan dan memantapkan Mahasiswa untuk menjadi lebih
bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian sebagai ahli
dan menghasilkan serta mengembangkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi melalui penelitian yang komprehensif dan akurat dalam
memajukan peradaban dan kesejahteraan manusia.
b. Pengertian Bentuk Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Bentuk Perguruan Tinggi, dalam hal ini Bentuk PTS, yang dapat menyelenggarakan
1 (satu) atau lebih Program Pendidikan yang termasuk jenis pendidikan vokasi,
menurut Pasal 59 UU Dikti dan Pasal 3 ayat (3) Permendikbud No. 7 Tahun 2020
sebafai berikut:
1) Universitas merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai
rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat,
universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang dapat membuka:
a) Program Diploma Tiga;
b) Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
c) Program Magister Terapan; dan/atau
d) Program Doktor Terapan;
2) Institut merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah
rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi
syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang dapat
membuka:
a) Program Diploma Tiga;
b) Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
c) Program Magister Terapan; dan/atau
d) Program Doktor Terapan;
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
6

3) Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan


akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun
Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat,
sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang dapat
membuka:
1) Program Diploma Tiga;
2) Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
3) Program Magister Terapan; dan/atau
4) Program Doktor Terapan;
4) Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika
memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang
dapat membuka:
1) Program Diploma Satu;
2) Program Diploma Dua;
3) Program Diploma Tiga;
4) Program Diploma Empat atau Program Sarjana Terapan;
5) Program Magister Terapan; dan/atau
6) Program Doktor Terapan;
yang terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) program studi pada program diploma tiga
dan/atau program diploma empat atau sarjana terapan.
5) Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi
tertentu, yang dapat membuka:
1) Program Diploma Satu;
2) Program Diploma Dua;
3) Program Diploma Tiga; dan/Atau
4) Program Diploma Empat Atau Sarjana Terapan,
yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) Program Studi pada program diploma
tiga.
6) Akademi Komunitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau
beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu yang berbasis
keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus, yang dapat
membuka:
1) program diploma satu; dan/atau
2) program diploma dua;
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
7

di daerah kabupaten/kota yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi


kebutuhan khusus.

c. Pengertian Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi adalah perubahan pada Politeknik,
Akademi, dan Akademi Komunitas, yang terdiri atas 6 (enam) macam perubahan
sebagaimana dikemukakan pada Bab I angka 3 di atas.
Dalam hal perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi memerlukan
penambahan program studi vokasi, maka yang diprioritaskan adalah penambahan
program studi vokasi pada bidang sebagai berikut:
a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan,
Teknik Otomasi Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan
Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik Geomatika, Desain Permodelan dan
Informasi Bangunan);
b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain
Komunikasi Visual, Multimedia, Tata Busana);
c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian,
Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail,
Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan
d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat
Lansia).
Keenam macam perubahan pada Politeknik, Akademi, dan Akademi Komunitas
yang dimaksud di atas masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perubahan Nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Nama PTS adalah kata atau frasa yang terletak setelah nama bentuk PTS.
Adapun nama bentuk PTS bukan bagian dari nama PTS yang bersangkutan,
misalnya Politeknik Sangkuriang dapat diurai sebagai berikut:
• Politeknik (nama bentuk PTS);
• Sangkuriang (kata atau frasa yang merupakan nama PTS).
Contoh:
Pada saat ini terdapat nama bentuk PTS dijadikan nama PTS ketika PTS tersebut
berubah bentuk, misalnya semula Sekolah Tinggi Manajemen Unggul (STIMUN),
kemudian bentuknya diubah menjadi Politeknik tetapi singkatan STIMUN
hendak dipertahankan dan dijadikan nama PTS, sehingga nama lengkap PTS
tersebut menjadi Politeknik STIMUN. Perubahan nama PTS seperti di atas yang
sudah pernah diizinkan tidak diwajibkan untuk diubah, namun terhitung mulai
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
8

awal tahun 2017, perubahan nama PTS dengan modus seperti di atas tidak
diizinkan lagi.
Berdasarkan Pasal 36 Ayat 3 UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, serta Peraturan Presiden Nomor 63
Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia, nama perguruan tinggi
(termasuk PTS) wajib menggunakan bahasa Indonesia.

Perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah perubahan kata


atau frasa yang merupakan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, bukan
perubahan nama bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Dengan
demikian, jika nama bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan kata atau
frasa yang merupakan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi berubah,
maka perubahan tersebut termasuk dalam Perubahan Bentuk PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Izin perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dimuat dalam surat
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengenai izin
perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan kata atau frasa
yang merupakan nama lama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi menjadi
nama baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, tanpa perubahan nama
bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat diizinkan antara
lain dengan alasan:
1) Kata atau frasa yang merupakan nama lama PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi dipandang tidak atau kurang sesuai dengan visi PTS tersebut, baik
karena perubahan atau tanpa perubahan visi PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi;
2) Dilakukan alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan
Penyelenggara yang lama ke Badan Penyelenggara yang baru, dan Badan
Penyelenggara baru menginginkan perubahan nama PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi. Jika terjadi permohonan seperti ini, proses perubahan
nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi harus sekaligus dimohonkan
bersama dengan permohonan alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi.
Secara hukum, perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan
berakibat antara lain:
1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang diterbitkan
Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud, atau
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
9

Kemristekdikti) harus diubah dari izin dengan nama lama PTS menjadi nama
baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
2) Keputusan tentang peringkat akreditasi dari PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi dan semua program studinya dengan nama lama PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi harus dimohonkan perubahannya kepada BAN-PT dan/atau
LAM terkait, setelah terbit Keputusan Mendikbud tentang Perubahan Nama
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti) harus
diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dengan nama lama menjadi data dan informasi PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi dengan nama baru.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan mengenai izin perubahan nama,
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin
perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Setelah semua
persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud dapat menerbitkan keputusan
mengenai perubahan nama lama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan
nama baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

b. Perubahan Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah domisili PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi di kabupaten atau kota sebagaimana
dicantumkan dalam keputusan Menteri mengenai pendirian PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi tersebut. Dengan demikian, perubahan lokasi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah tindakan Badan Penyelenggara
memindahkan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari lokasi lama ke
lokasi baru, yang ditandai dengan hal sebagai berikut:
1) Pemindahan dilakukan ke luar kabupaten atau kota sebagaimana
dicantumkan dalam keputusan Mendikbud tentang pendirian PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
2) Kampus utama sebagai pusat pengelolaan Tridharma PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi tersebut dipindahkan ke lokasi baru; dan
3) Semua program studi pada kampus utama PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi tersebut dipindahkan penyelenggaraannya ke lokasi baru.
Izin Pindah Lokasi dimuat dalam keputusan Mendikbud tentang perubahan surat
keputusan izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan lokasi
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
10

lama menjadi surat keputusan izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan


Vokasi dengan lokasi baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Contoh pindah lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, Politeknik
Sangkuriang dengan lokasi di Bandung yang dikelola oleh Yayasan Tangkuban
Perahu, menjadi Politeknik Sangkuriang yang berlokasi di Jakarta, dan tetap
dikelola oleh Yayasan Tangkuban Perahu.

Terdapat berbagai alasan pindah lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi,


antara lain:
1) Lahan dimana lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi berada telah
berakhir atau diakhiri masa sewa menyewanya, sehingga Badan
Penyelenggara harus telah memiliki sendiri hak atas tanah untuk lokasi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut;
2) Pertumbuhan jumlah mahasiswa sehingga lokasi PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi semula sudah tidak memenuhi syarat menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan;
3) Keputusan Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk mengubah peruntukan
lahan yang digunakan untuk kampus PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
4) Peraturan perundang-undangan menetapkan pemekaran wilayah yang
berdampak pada perubahan domisili PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
5) Usaha untuk mendekatkan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi pada calon
mahasiswa; dan/atau
6) Upaya memperluas sarana PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Perlu ditegaskan bahwa pindah lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi,
merupakan perpindahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan tidak
disertai dengan perubahan bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
(Politeknik atau Akademi), perubahan status PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi (dari PTS menjadi PTN), dan pembukaan program studi vokasi.
Secara hukum, pemindahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan
berakibat antara lain:
1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang diterbitkan
Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud, atau
Kemristekdikti) harus diubah dari izin di lokasi lama menjadi di lokasi baru dari
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi; dan
2) Status kepemilikan hak atas lahan yang digunakan sebagai kampus PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi di lokasi lama diubah dengan status
kepemilikan hak atas lahan di lokasi yang baru atas nama Badan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
11

Penyelenggara yang sama. Misalnya sertifikat hak atas lahan di lokasi yang
lama (di Cimahi) adalah atas nama Yayasan Cimahi Raya, harus diganti dengan
sertifikat hak atas lahan di lokasi baru atas nama Yayasan Cimahi Raya di
Bandung Barat sebagai lokasi baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)
harus diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi di lokasi yang lama menjadi data dan informasi tentang PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang sama di lokasi baru.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan mengenai perubahan izin yang
berisi pemindahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin pemindahan
lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut.
Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud dapat
menerbitkan keputusan tentang perubahan izin pemindahan lokasi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi ke lokasi yang baru.

c. Perubahan Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik


Menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru
Sebagaimana dikemukakan di atas, bentuk Perguruan Tinggi, dalam hal ini
Bentuk PTS, yang dapat menyelenggarakan Program Pendidikan Vokasi,
menurut Pasal 59 UU Dikti:
1) Universitas;
2) Institut;
3) Sekolah Tinggi;
4) Politeknik;
5) Akademi;
6) Akademi Komunitas.
Dengan demikian, terdapat 2 (dua) kelompok perubahan Bentuk PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, sebagai berikut:
1) Perubahan dari suatu Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dan/atau Akademik menjadi suatu Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi, yaitu dari bentuk Universitas/Institut/Sekolah Tinggi menjadi
Politeknik/Akademi/ Akademi Komunitas;
2) Perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi menjadi
Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain, yaitu dari Akademi
menjadi Politeknik atau sebaliknya. Sebagaimana telah dikemukakan di atas,
Akademi Komunitas tidak diperbolehkan berubah bentuk.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
12

Proses perubahan pada angka 1 dan 2 di atas diajukan kepada Dirjen Pendidikan
Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Sedangkan Perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
menjadi Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik diajukan kepada
Dirjen Pendidikan Tinggi, yaitu dari Akademi/Politeknik berubah menjadi Sekolah
Tinggi/Institut/Universitas.
Izin Perubahan bentuk PTS pada angka 1 dan angka 2 dimuat dalam keputusan
Mendikbud tentang perubahan surat keputusan izin pendirian PTS dalam
bentuknya yang lama menjadi PTS penyelenggara pendidikan vokasi dalam
bentuknya yang baru.
Terdapat berbagai alasan perubahan Bentuk PTS pada angka 1 dan angka 2,
antara lain:
1) Bentuk lama dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tidak atau kurang
sesuai dengan visi dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut;
2) Bentuk lama dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik
tidak atau kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sehingga diubah
bentuknya menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
3) Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dialihkelolakan dari Badan
Penyelenggara yang lama ke Badan Penyelenggara yang baru. Selanjutnya
Badan Penyelenggara baru yang menerima alih kelola menginginkan
perubahan Bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain. Jika
terjadi permohonan seperti ini, maka proses perubahan Bentuk menjadi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang bersamaan dengan alih kelola
harus dilakukan secara bertahap, yaitu alih kelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi diselesaikan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
Perubahan Bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain;
4) Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang ditetapkan dalam izin
pendirian tidak memenuhi lagi komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi
dari program studi untuk Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
tersebut, sehingga harus berubah bentuk menjadi PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi lain sesuai dengan komposisi jumlah dan bidang ilmu &
teknologi dari program studi berdasarkan peraturan Perundang-undangan;
5) Keputusan pencabutan peringkat akreditasi 1 (satu) atau lebih program studi
vokasi oleh BAN-PT atau LAM, yang mengakibatkan komposisi jumlah dan
bidang ilmu & teknologi dari program studi yang ada, tidak memenuhi lagi
komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi untuk Bentuk PTS
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
13

Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana dicantumkan dalam izin


pendiriannya.
Secara hukum, perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dan/atau Akademik menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan
berakibat antara lain:
1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik
yang diterbitkan Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud,
atau Kemristekdikti) harus diubah dari izin dengan Bentuk dari PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik tertentu menjadi
Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;
2) Keputusan tentang peringkat akreditasi Bentuk dari PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang lama harus dimohonkan
penyesuaiannya kepada BAN-PT sesuai Bentuk dari PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi yang baru;
3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)
harus diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi dan/atau Akademik dengan bentuk lama menjadi data dan informasi
tentang Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang perubahan izin yang berisi
perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau
Akademik, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi
permohonan izin perubahan bentuk tersebut. Setelah semua persyaratan dan
prosedur dipenuhi, Mendikbud akan menerbitkan keputusan tentang perubahan
Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang
lama menjadi Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru.

d. Pengalihan Pengelolaan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan


Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru;
Pengalihan pengelolaan yang selanjutnya disebut alih kelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi adalah:
1) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari suatu Badan
Penyelenggara ke Badan Penyelenggara lain; atau
2) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat dilakukan melalui
penggantian semua atau sebagian anggota organ dari suatu Badan
Penyelenggara. Apabila cara ini yang digunakan, hal ini harus diproses sebagai
alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi seperti pada angka 1 di atas.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
14

Adapun Badan Penyelenggara menurut Pasal 60 ayat (3) UU Dikti dapat


berbentuk:
a) Yayasan;
b) Perkumpulan; dan
c) Bentuk lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Baik yayasan, perkumpulan, maupun bentuk lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai pengelola PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi, sehingga dapat berpengaruh pada mutu
penyelenggaraan pendidikan tinggi di PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
yang bersangkutan. Ketika suatu Badan penyelenggara PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi mengalami kesulitan dalam mengelola PTS tersebut, Badan
Penyelenggara akan berusaha untuk menemukan cara agar pengelolaan PTS
tersebut dapat terbebas dari segala kesulitan tersebut.
Berbagai cara pengalihan pengelolaan atau alih kelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi, sebagai berikut:
1) Alih kelola dari suatu bentuk Badan Penyelenggara tertentu ke Badan
Penyelenggara lain yang memiliki bentuk sama, misalnya dari Yayasan A ke
Yayasan B, atau dari Perkumpulan A ke Perkumpulan B;
2) Alih kelola dari suatu bentuk Badan Penyelenggara tertentu ke Badan
Penyelenggara lain yang memiliki bentuk berbeda, misal dari Yayasan A ke
Perkumpulan B, atau dari Perkumpulan A ke Persyarikatan C; atau
3) Alih kelola dari Badan Penyelenggara tertentu kepada Badan Penyelenggara
lain karena diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan, misal
terdapat peraturan perundang-undangan baru yang melarang suatu bentuk
Badan Penyelenggara mengelola PTS.
Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi ada 2 macam:
1) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tanpa disertai dengan
Perubahan Nama, dan/atau Perubahan Lokasi, dan/atau Perubahan Bentuk
dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik menjadi
Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi; atau
2) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi disertai dengan Perubahan
Nama, dan/atau Perubahan Lokasi, dan/atau Perubahan Bentuk dari PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik menjadi Bentuk dari
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Tahap yang harus dilalui untuk kedua macam alih kelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi di atas, yaitu:
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
15

1) Kedua Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau PTS


Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik membuat
kesepakatan di hadapan notaris tentang alih kelola PTS, yang berisi
kesepakatan tentang alih kelola PTS tersebut, termasuk kesepakatan tentang
kelanjutan status mahasiswa, dosen tetap dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, hutang piutang (jika ada), penyerahan dokumen legalitas
perguruan tinggi yang akan dialihkelolakan, serta dengan mencantumkan
klausula yang menyatakan bahwa kesepakatan ini baru berlaku apabila izin
alih kelola telah diterbitkan oleh Mendikbud;
2) Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola mengajukan izin alih kelola
kepada Mendikbud;
3) Apabila alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik
disertai dengan Perubahan Nama, dan/atau Perubahan Lokasi, dan/atau
Perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Akademik
menjadi Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, maka tahap yang
harus dilalui:
a) Alih kelola harus dilakukan terlebih dahulu untuk memperoleh izin
Mendikbud, sehingga telah terdapat kepastian hukum tentang Badan
Penyelenggara mana yang akan mengubah nama, dan/atau perubahan
lokasi, dan/atau mengubah bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi tersebut; dan
b) Setelah izin alih kelola diterbitkan, Badan Penyelenggara yang menerima
alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik
mengajukan perubahan nama, dan/atau perubahan lokasi, dan/atau
perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau
Akademik menjadi Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan.
Dalam hal perubahan domisili kampus utama PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi yang disebabkan oleh perubahan peraturan perundang-undangan, maka
perubahan domisili tersebut tetap harus dimohonkan penyesuaian Keputusan
izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi di domisili yang baru.
Contoh: Politeknik Merdeka berdomisili di Kabupaten A Provinsi X. Berhubung
terjadi pemekaran wilayah, maka Kabupaten A berubah menjadi Kota A di
Provinsi X atau Kota B di Provinsi X.
Secara hukum, alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan berakibat
antara lain:
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
16

1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang diterbitkan


Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud, atau
Kemristekdikti) harus diubah dari izin yang diberikan kepada Badan
Penyelenggara lama dengan izin yang diberikan kepada Badan Penyelenggara
baru;
2) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)
harus diubah dari data dan informasi tentang Badan Penyelenggara lama
menjadi data dan informasi tentang Badan Penyelenggara baru.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang perubahan izin yang berisi
pengalihan Badan Penyelenggara sebagai pengelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi
permohonan izin pengalihan pengelolaan Badan Penyelenggara.
e. Penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS Penyelengara Pendidikan Vokasi
dan/atau Akademik menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
baru
Penggabungan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik
adalah menggabungkan 2 (dua) PTS atau lebih menjadi 1 (satu) PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru. Badan penyelenggara PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru tersebut adalah salah satu badan
penyelenggara dari PTS yang bergabung.
PTS yang bergabung dapat berupa:
• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi bergabung dengan
1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, menjadi 1 (satu) PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;
• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi bergabung dengan
1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik atau sebaliknya,
menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;
• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik dan Vokasi
bergabung dengan 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik
dan/atau Vokasi atau sebaliknya, menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi yang baru;
• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik bergabung dengan
1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik menjadi 1 (satu)
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru.
Terdapat berbagai alasan berbagai macam penggabungan PTS menjadi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru, antara lain:
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
17

1) Dalam hal terdapat kebutuhan dan/atau untuk pemenuhan syarat komposisi


jumlah dan bidang ilmu & teknologi program studi untuk suatu PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
2) Terdapat kesamaan visi perguruan tinggi pada beberapa PTS, sehingga
penggabungan beberapa PTS tersebut menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi yang baru akan meningkatkan akselerasi perwujudan visi
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;
3) Beberapa PTS yang dikelola oleh masing-masing Badan Penyelenggara tidak
memiliki kemampuan lagi, baik secara akademik maupun non akademik,
dalam penyelenggaraan program studi yang dimilikinya, namun kemampuan
tersebut akan tumbuh dan berkembang apabila dilakukan penggabungan
beberapa PTS tersebut menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi yang baru.
Penggabungan beberapa PTS menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi yang baru, akan berakibat sebagai berikut:
1) Semua aset (sarana, prasarana, kekayaan lain) dari beberapa Badan
Penyelenggara yang PTS nya digabungkan, dapat dialihkan kepemilikannya
atas nama Badan Penyelenggara yang akan mengelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi yang baru hasil penggabungan;
2) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)
harus diubah, dari data dan informasi tentang beberapa PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang bergabung menjadi 1 (satu) data
dan informasi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru hasil
penggabungan; dan
3) Perubahan keputusan BAN-PT dan/atau LAM tentang peringkat akreditasi.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang penggabungan PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin penggabungan PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang akan bergabung.
Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud akan
menerbitkan keputusan tentang penggabungan PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi dan/atau Akademik menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang
baru hasil penggabungan.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
18

f. Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau


Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang
telah ada (bukan PTS baru).
Penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik adalah
menyatukan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau
Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang
telah ada, dan tidak mengakibatkan adanya Bentuk PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi yang baru. Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi hasil penyatuan tersebut adalah Badan Penyelenggara yang
menerima penyatuan.
Dalam hal 2 (dua) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau
Akademik yang disatukan dikelola oleh 1 (satu) Badan Penyelenggara yang sama,
maka Badan Penyelenggara yang menyelenggarakan PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi hasil penyatuan tersebut adalah Badan Penyelenggara yang
semula.

PTS yang menyatukan diri ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan


Vokasi yang telah ada (bukan PTS baru) dapat berupa:
• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi menyatukan diri ke
dalam 1(satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada
(bukan PTS baru);
• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik menyatukan diri ke
dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada
(bukan PTS baru);
• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik dan Vokasi
menyatukan diri ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain
yang telah ada (bukan PTS baru);
Terdapat berbagai alasan pengajuan izin penyatuan 2 (dua) atau lebih PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, antara lain:
1) Dalam hal terdapat kebutuhan dan/atau untuk pemenuhan syarat komposisi
jumlah dan bidang ilmu & teknologi program studi untuk suatu PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru);
2) Terdapat kesamaan visi perguruan tinggi pada beberapa PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, sehingga penyatuan beberapa PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik tersebut akan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
19

meningkatkan akselerasi perwujudan visi PTS Penyelenggara Pendidikan


Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru);
3) Beberapa PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang
dikelola oleh Badan Penyelenggara yang sama atau berbeda tidak memiliki
kemampuan lagi, baik secara akademik maupun non akademik, dalam
penyelenggaraan program studi yang dimilikinya, namun kemampuan
tersebut akan tumbuh dan berkembang apabila beberapa PTS tersebut
disatukan dengan 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang
telah ada (bukan PTS baru); dan
4) Untuk meningkatkan mutu, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru).
Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau
Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah
ada (bukan PTS baru), akan berakibat sebagai berikut:
1) Dalam hal penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dan/atau Akademik yang dikelola oleh 1 (satu) atau lebih Badan
Penyelenggara ke dalam 1 (satu) Badan Penyelenggara yang mengelola 1
(satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS
baru), Badan Penyelenggara yang menyatukan PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi dan/atau Akademik yang dikelolanya dapat mengalihkan status
kepemilikan semua aset (sarana, prasarana, kekayaan lain) menjadi atas nama
Badan Penyelenggara yang menerima penyatuan PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru) tersebut;
2) Dalam hal 2 (dua) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi disatukan
ke dalam 1(satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada
(bukan PTS baru) hasil penyatuan, maka akan diproses oleh Direktorat
Jenderal Vokasi. Jika PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penyatuan
tersebut kemudian akan berubah bentuk menjadi PTS Penyelenggara
Pendidikan Akademik dan Vokasi, maka akan diproses oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi;
3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti) harus
diubah, dari data dan informasi tentang beberapa PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang menyatukan diri ke dalam 1 (satu)
data dan informasi dari 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain
yang telah ada (bukan PTS baru); dan
4) Perubahan keputusan BAN-PT dan/atau LAM tentang peringkat akreditasi.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang penyatuan perguruan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
20

tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan


izin penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik
tersebut. Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud akan
menerbitkan keputusan tentang penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dan/atau Akademik ke dalam PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang
telah ada (bukan PTS baru).

2. Persyaratan dan Dokumen Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.


Menurut Pasal 18 Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta, 6 (enam) macam perubahan PTS harus memenuhi syarat
Pendirian PTS.
Walaupun tidak diatur di dalam Permendikbud No. 7 Tahun 2020, tetapi Pasal 60 ayat
(4) UU Dikti mengatur bahwa Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi
standar minimum akreditasi. Demikian pula apabila perubahan PTS Penyelenggara
Pendidikan Akademik dan/atau Vokasi menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi tersebut memerlukan penambahan pembukaan program studi vokasi baru,
maka menurut Pasal 24 Permendikbud No. 7 Tahun 2020 harus memenuhi syarat
minimum akreditasi Program Studi vokasi. Penambahan pembukaan program studi
vokasi tersebut hanya untuk memenuhi minimum komposisi jumlah dan bidang ilmu
& teknologi program studi vokasi untuk perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan
Akademik dan/atau Vokasi ke dalam PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Selanjutnya, setelah syarat minimum akreditasi program studi vokasi dipenuhi, maka
program studi vokasi yang dibuka tersebut memperoleh Akreditasi dengan peringkat
Baik dari LAM/BAN-PT.
Persyaratan dan dokumen untuk berbagai macam perubahan PTS Menjadi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat dilihat pada tabel di bawah.
Kelengkapan dan kebenaran data dan informasi untuk memenuhi persyaratan
tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi dari PTS
penyelenggara pendidikan vokasi yang akan diubah, dan pemenuhan persyaratan
minimum akreditasi program studi vokasi yang akan dibuka untuk memenuhi syarat
perubahan PTS. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum
akreditasi pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi, dan pemenuhan
persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi
(LLDIKTI).
Apabila Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan rekomendasi perubahan
PTS dan pembukaan program studi vokasi pada PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi,
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
21

maka Mendikbud menerbitkan izin perubahan PTS/izin pembukaan program studi


tersebut. Kemudian BAN-PT dan/atau LAM-PT akan mengakreditasi PTS baru dan/atau
program studi baru tersebut.
Prosedur perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dilakukan secara daring
atau online melalui silemkerma.kemdikbud.go.id
Persyaratan dan dokumen Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagai
berikut:
Persyaratan Perubahan Macam
Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
a. Badan Penyelenggara yang 6 (enam)
mengajukan Perubahan PTS macam
Penyelenggara Pendidikan Vokasi perubahan.
(sesuai dengan macam perubahan)
telah memenuhi legalitas, sebagai
berikut:
1) Memiliki akta notaris pendirian • Scan asli Akta
Badan Penyelenggara beserta notaris pendirian
segala perubahannya (jika pernah Badan
dilakukan perubahan); Penyelenggara
beserta segala
perubahannya (jika
pernah dilakukan
perubahan);

2) Memiliki keputusan pejabat yang • Scan asli Surat


berwenang tentang pengesahan keputusan pejabat
Badan Penyelenggara sebagai yang berwenang
badan hukum, misalnya Surat tentang pengesahan
Keputusan Menkumham untuk Badan
Yayasan; Penyelenggara
sebagai badan
hukum, misalnya
Surat Keputusan
Menkumham untuk
Yayasan.
b. Badan Penyelenggara yang Scan asli akta notaris Khusus alih
mengalihkelolakan/menggabungkan/ tentang kesepakatan kelola/
menyatukan dan yang menerima alih alih kelola/ penggabungan/
kelola/penggabungan/penyatuan penggabungan/ penyatuan PTS
membuat kesepakatan alih kelola/ penyatuan PTS yang (dalam hal
penggabungan/penyatuan PTS, yang dilakukan. melibatkan
berisi kesepakatan tentang alih kelola/ lebih dari 1
penggabungan/penyatuan PTS (satu) Badan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
22

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
tersebut, termasuk kesepakatan Penyelenggara.
tentang kelanjutan status mahasiswa,
dosen tetap dan tenaga kependidikan,
sarana prasarana, hutang piutang (jika
ada), penyerahan dokumen legalitas
perguruan tinggi yang akan
dialihkelolakan, serta dengan
mencantumkan klausula yang
menyatakan bahwa kesepakatan ini
baru berlaku apabila izin alih kelola
telah diterbitkan oleh Mendikbud;
c. Keputusan izin pendirian PTS serta • Scan asli Surat 6 (enam)
semua izin pembukaan program studi Keputusan izin macam
beserta semua perubahannya; pendirian PTS serta perubahan.
semua izin
pembukaan
program studi
beserta semua
perubahannya;

d. Persetujuan Tertulis tentang • Scan asli surat 6 (enam)


Perubahan PTS dari organ Ketua persetujuan badan macam
Pengurus Badan Penyelenggara atau penyelenggara perubahan.
yang sejenis. tentang perubahan
PTS.
• Scan asli berita
acara dan daftar
hadir rapat
persetujuan
perubahan PTS yang
ditandatangani oleh
semua Ketua organ
Badan
Penyelenggara
beserta semua
anggotanya.

e. Pertimbangan Tertulis dari Senat PTS Scan Asli Pertimbangan 6 (enam)


tentang Rekomendasi Perubahan PTS. Tertulis Senat PTS atau macam
Usul perubahan PTS yang berupa: semua senat PTS perubahan.
• perubahan nama, perubahan terkait tentang
lokasi, perubahan bentuk, dan alih Rekomendasi
kelola, maka pertimbangan tertulis Perubahan PTS,
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
23

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
harus dimintakan dari senat PTS; dilengkapi dengan
• penggabungan atau penyatuan, berita acara dan daftar
maka pertimbangan tertulis harus hadir Rapat Senat.
dimintakan dari semua senat PTS
yang terkait.
f. Memperoleh Rekomendasi tertulis • Scan asli 6 (enam)
dari Lembaga Layanan Pendidikan Rekomendasi macam
Tinggi/LLDIKTI (masa berlaku tertulis dari LLDIKTI. perubahan,
rekomendasi paling lama 1 tahun kecuali
sejak rekomendasi ditandatangani) perubahan
yang memuat: nama PTS.
1) Rekam jejak (termasuk legalitas)
Badan Penyelenggara yang
berdomisili di wilayah LLDIKTI
tempat PTS berada, atau apabila
domisili Badan Penyelenggara
berbeda dengan domisili PTS,
rekomendasi diminta dari LLDIKTI
di wilayah Badan Penyelenggara
berdomisili;
2) Tingkat kejenuhan berbagai
Program Studi Vokasi yang akan
dibuka; dan
3) Tingkat keberlanjutan PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi
yang akan terbentuk.
g. Dosen untuk 1 (satu) program studi 6 (enam)
vokasi paling sedikit berjumlah: macam
1) 5 (lima) orang calon dosen tetap perubahan,
pada Program Diploma atau kecuali
Program Sarjana Terapan untuk perubahan
Universitas, Institut, Sekolah nama PTS.
Tinggi, Politeknik dan Akademi;
2) 2 (dua) orang dosen tetap pada
Akademi Komunitas;
dengan ketentuan:
• Scan asli KTP
1) Warga Negara Indonesia berusia dan/atau Surat
paling tinggi 58 (lima puluh Keterangan
delapan) tahun bagi yang belum Domisili bagi calon
punya NIDN pada saat pengusulan. dosen tetap yang
Jika telah memiliki NIDN dan/atau memiliki KTP tidak
telah memiliki jabatan fungsional, sama dengan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
24

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
maka lihat angka 5) di bawah. domisili PTS
Penyelenggara
Pendidikan Vokasi.

2) Paling rendah berijazah:


a) Magister, Magister terapan, • Scan asli ijazah dan
atau yang setara untuk Program
transkrip semua
Diploma; program
b) Doktor atau Doktor Terapan pendidikan yang
untuk Program Magister pernah ditempuh.
Terapan dan Program Doktor • Scan asli Surat
Terapan; Keputusan
dalam bidang ilmu pengetahuan penyetaraan ijazah
dan teknologi yang sesuai dengan bagi calon dosen
program studi vokasi yang akan tetap lulusan luar
diusulkan; negeri, dari
Kementerian yang
menangani
pendidikan tinggi.
3) Pada program doktor terapan:
• Scan asli SK jabatan
• memiliki paling sedikit 2 (dua) akademik yang
orang calon Dosen Tetap dengan
mutakhir (khusus
jabatan akademik profesor
untuk program
dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sesuai studi vokasi pada
dengan program studi vokasi program doktor
yang akan dibuka; terapan);
• Berusia paling tinggi 65 (enam
puluh lima) tahun untuk dosen
yang telah memiliki NIDN
dengan jabatan akademik bukan
profesor, atau berusia paling
tinggi 70 (tujuh puluh) tahun
untuk dosen yang telah memiliki
NIDN dengan jabatan akademik
profesor, dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang
sesuai dengan program studi
vokasi yang akan dibuka, pada
saat pengusulan program studi
vokasi tersebut;
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
25

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
4) Bersedia bekerja penuh waktu • Scan asli Surat
berdasarkan Ekuivalen Waktu Pernyataan
Mendidik Penuh (EWMP), yaitu Kesediaan calon
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) dosen tetap untuk
jam per minggu bagi calon dosen bekerja penuh
tetap; waktu berdasarkan
5) Belum memiliki Nomor Induk EWMP.
Dosen Nasional (NIDN) atau belum
memiliki Nomor Induk Dosen
Khusus (NIDK).
Dalam hal dosen telah memiliki
NIDN yang berasal dari program
studi lain dalam PTS yang sama,
maka Rektor/Ketua/Direktur:
• wajib mempertahankan nisbah
Dosen dan Mahasiswa pada
program studi yang
ditinggalkan. Nisbah
sebagaimana dimaksud di atas
sebagai berikut:
▪ 1 (satu) dosen berbanding
paling banyak 45 (empat
puluh lima) mahasiswa
untuk rumpun ilmu agama,
rumpun ilmu humaniora,
rumpun ilmu sosial,
dan/atau rumpun ilmu
terapan (bisnis, pendidikan,
keluarga dan konsumen,
olahraga, jurnalistik, media
massa dan komunikasi,
hukum, perpustakaan dan
permuseuman, militer,
administrasi publik, dan
pekerja sosial); dan
▪ 1 (satu) dosen berbanding
paling banyak 30 (tiga
puluh) mahasiswa untuk
rumpun ilmu alam, rumpun
ilmu formal, dan/atau
rumpun ilmu terapan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
26

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
(pertanian, arsitektur dan
perencanaan, teknik,
kehutanan dan lingkungan,
kesehatan, dan
transportasi);
• dapat mengusulkan calon
• Scan asli SK
dosen tetap sebagaimana pengangkatan
dimaksud pada huruf a) yang sebagai dosen
berusia paling tinggi 65 (enam tetap di PTS yang
puluh lima) tahun bagi yang mengusulkan
memiliki jabatan fungsional pembukaan
non profesor atau paling tinggi program studi
70 (tujuh puluh) tahun bagi
vokasi;
yang memiliki jabatan
fungsional profesor.
Bagi calon dosen tetap yang • Scan asli Surat
diambil dari program studi lain dari tugas dari Direktur;
PTS yang sama wajib memperoleh
penugasan dari Direktur;
6) Bukan guru yang telah memiliki
• Scan asli Daftar
Nomor Urut Pendidik dan Tenaga
riwayat hidup
Kependidikan;
7) Bukan pegawai tetap pada instansi
lain;
8) Bukan Aparatur Sipil Negara,
kecuali dosen yang dipekerjakan
(DPK) oleh LLDIKTI setempat pada
PTS yang mengusulkan pembukaan
program studi vokasi. • Scan asli Perjanjian
Kesediaan
1) Calon dosen tetap yang belum Pengangkatan
memiliki NIDN atau NIDK harus Dosen Tetap
menandatangani perjanjian antara Badan
kesediaan pengangkatan sebagai Penyelenggara
calon dosen tetap untuk setiap atau Direktur
usul pembukaan program studi dalam hal
vokasi dengan Badan kewenangan
Penyelenggara atau Direktur menandatangani
dalam hal kewenangan perjanjian
menandatangani perjanjian kesediaan telah
kesediaan telah dilimpahkan dilimpahkan
kepada Direktur. kepada Direktur
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
27

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
dan calon dosen
tetap.
3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 6 (enam)
(satu) program studi vokasi pada macam
akademi komunitas dengan perubahan,
ketentuan: kecuali
• Scan asli KTP
perubahan
1. Warga Negara Indonesia berusia dan/atau Surat
nama PTS.
paling tinggi 58 (lima puluh Keterangan
delapan) tahun pada saat Domisili bagi calon
pengusulan pembukaan program instruktur tetap
studi vokasi. yang memiliki KTP
dengan alamat
tidak sama dengan
alamat domisili PTS
penyelenggara
pendidikan vokasi;
• Scan asli ijazah dan
2. Paling rendah berijazah Diploma
transkrip semua
Tiga dengan sertifikat kompetensi
program
atau pengalaman kerja dan/atau
pendidikan tinggi
pengalaman mengajar paling
yang pernah
sedikit 5 tahun pada kompetensi
ditempuh, sertifikat
sebidang;
kompetensi atau
surat keterangan
pengalaman kerja
dan/atau
pengalaman
mengajar paling
sedikit 5 (lima)
tahun pada
kompetensi
sebidang;
• Scan asli Keputusan
penyetaraan ijazah
bagi calon
instruktur tetap
lulusan luar negeri,
dari Kemdikbud;
• Scan asli sertifikat
3. Sebagai tenaga profesional dengan kompetensi atau
sertifikat kompetensi atau surat keterangan
pengalaman kerja paling rendah pengalaman kerja
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
28

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
setara dengan lulusan Program paling rendah
Sarjana Terapan atau Program setara dengan
Sarjana; atau lulusan Program
Sarjana Terapan
atau Program
Sarjana; atau
• Scan asli surat
4. Sebagai tenaga yang mendapat keterangan
pengakuan dari asosiasi bidang pengakuan dari
keahliannya yang setara dengan asosiasi bidang
angka 2 atau angka 3; atau keahliannya yang
setara dengan
angka 2 atau angka
3; atau
• Scan asli surat
5. Tenaga profesional dengan keterangan
pengalaman kerja paling sedikit pengakuan
setara dengan lulusan diploma pengalaman kerja
tiga; paling sedikit
setara dengan
lulusan diploma
tiga;
• Scan asli Surat
Pernyataan calon
6. Bersedia bekerja penuh waktu
instruktur tetap
berdasarkan Ekivalensi Waktu
tentang Kesediaan
Mengajar Penuh (EWMP), yaitu
bekerja penuh
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)
waktu berdasarkan
jam per minggu;
EWMP;

7. Belum memiliki Nomor Induk


Dosen Nasional atau Nomor Induk
Dosen Khusus; • Scan asli Daftar
riwayat hidup;
8. Bukan guru yang telah memiliki
Nomor Urut Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
9. Bukan pegawai tetap pada instansi
lain
10. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
29

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
Calon instruktur tetap harus Scan asli Perjanjian
menandatangani perjanjian kesediaan Kesediaan
pengangkatan sebagai calon instruktur Pengangkatan
tetap untuk setiap usul pembukaan Calon Instruktur
program studi vokasi, dengan Badan Tetap antara Badan
Penyelenggara atau Direktur dalam Penyelenggara atau
hal kewenangan menanda-tangani Direktur dalam hal
perjanjian kesediaan telah kewenangan
dilimpahkan kepada Direktur. menandatangani
perjanjian
kesediaan telah
dilimpahkan
kepada Direktur
dan dengan calon
instruktur tetap.
h. Lahan untuk kampus PTS yang akan • Scan asli sertipikat 6 (enam)
diubah memiliki luas paling sedikit hak atas tanah macam
5.000 (lima ribu) m2 untuk Politeknik dengan status Hak perubahan,
atau Akademi, dengan status Hak Milik, Hak Guna kecuali
Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Bangunan, atau Hak perubahan
Pakai atas nama Badan Pakai atas nama nama PTS.
Penyelenggara, sebagaimana Badan
dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik, Penyelenggara,
Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai sebagaimana
dalam 1 (satu) wilayah kecamatan. dibuktikan dengan
Dalam hal luas lahan untuk kampus Sertifikat Hak Milik,
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Hak Guna Bangunan,
sebagaimana dimaksud di atas tidak atau Hak Pakai
dapat dipenuhi, Menteri dapat dalam 1 (satu)
menentukan berdasarkan luas wilayah kecamatan;
bangunan. atau

Dalam hal status lahan untuk kampus • Scan asli akta


PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi perjanjian sewa
belum atas nama Badan menyewa lahan
Penyelanggara, Badan Penyelenggara yang dibuat oleh
dapat menggunakan lahan atas nama notaris dengan
pihak lain berdasarkan perjanjian mencantumkan hak
sewa menyewa lahan dengan hak untuk membeli
membeli pertama kali yang dibuat di pertama kali.
hadapan Notaris. Perjanjian sewa-
menyewa tersebut berlangsung paling
lama 10 (sepuluh) tahun sejak
perjanjian sewa-menyewa
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
30

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
ditandatangani.
i. Telah tersedia sarana dan prasarana 6 (enam)
untuk PTS Penyelenggara Pendidikan macam
Vokasi terdiri atas: perubahan,
1) Ruang kuliah paling sedikit 1 kecuali
(satu) m2 per mahasiswa; perubahan
2) Ruang dosen tetap paling sedikit 4 nama PTS.
(empat) m2 per orang;
3) Ruang administrasi dan kantor
paling sedikit 4 (empat) m2 per
orang;
4) Ruang perpustakaan paling sedikit
200 (dua ratus) m2 termasuk
ruang baca yang harus
dikembangkan sesuai dengan
pertambahan jumlah mahasiswa;
5) Ruang laboratorium, komputer,
dan sarana praktikum dan/atau
penelitian sesuai kebutuhan
setiap Program Studi;
6) Buku paling sedikit 200 (dua
ratus) judul per program studi
sesuai dengan bidang keilmuan
pada program studi;
kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;

Dalam hal prasarana untuk kampus • Akta notaris tentang


PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi perjanjian sewa
sebagaimana dikemukakan di atas menyewa prasarana
belum dapat dipenuhi, Badan (gedung).
Penyelenggara dapat menggunakan
prasarana atas nama pihak lain
berdasarkan perjanjian sewa
menyewa prasarana dengan hak
membeli pertama kali yang dibuat di
hadapan Notaris. Perjanjian sewa-
menyewa prasarana tersebut
berlangsung paling lama 10 (sepuluh)
tahun sejak perjanjian sewa menyewa
prasarana ditandatangani;
j. Memenuhi persyaratan minimum • Semua Instrumen 6 (enam)
akreditasi program studi vokasi sesuai Pemenuhan Syarat macam
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
31

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
standar nasional pendidikan tinggi, Minimum Akreditasi perubahan,
yang dibuktikan melalui pengisian Pembukaan kecuali
Instrumen Pemenuhan Syarat Program Studi perubahan
Minimum Akreditasi Program Studi vokasi beserta nama,
vokasi; lampirannya dibuat perubahan
untuk setiap usul lokasi, alih
program studi kelola PTS.
vokasi.
k. Kurikulum program studi disusun • Kurikulum yang
berdasarkan kompetensi lulusan meliputi:
program studi vokasi sesuai standar 1) Profil lulusan;
nasional pendidikan tinggi dan 2) Keunikan
ketentuan peraturan perundang- program studi
undangan; vokasi;
3) Capaian
pembelajaran
lulusan
program studi
vokasi;
4) Struktur
kurikulum
program studi
vokasi;
5) RPS dari 10
(sepuluh) mata
kuliah penciri
program studi
vokasi;
l. Tenaga Kependidikan paling sedikit 6 (enam)
berjumlah 2 (dua) orang untuk macam
melayani setiap program studi vokasi perubahan,
dan 1 (satu) orang untuk melayani kecuali
Perpustakaan, dengan ketentuan: perubahan
1) Warga Negara Indonesia berusia • Scan asli KTP dan nama
paling tinggi 56 (lima puluh enam) Surat Keterangan
tahun pada saat pengusulan Domisili bagi calon
perubahan PTS; tenaga kependidikan
yang memiliki KTP
tidak sama dengan
lokasi PTS
Penyelenggara
Pendidikan Vokasi
hasil perubahan;
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
32

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
2) Paling rendah berijazah Diploma • Scan asli ijazah calon
Tiga; dan tenaga kependidik-
an; dan
3) Bersedia bekerja penuh waktu • Scan asli Surat
selama 37,5 (tiga puluh tujuh Pernyataan
koma lima) jam per minggu. Kesediaan calon
tenaga kependidikan
untuk bekerja penuh
waktu selama 37,5
(tiga puluh tujuh
koma lima) jam per
minggu;
m. Studi kelayakan perubahan PTS Dokumen studi 6 (enam)
Penyelenggara Pendidikan Vokasi. kelayakan PTS macam
Penyelenggara perubahan,
Pendidikan Vokasi kecuali
perubahan
nama PTS.
n. Organisasi dan tata kerja PTS • Organisasi dan tata 6 (enam)
Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil kerja PTS macam
perubahan memiliki 5 (lima) unsur: Penyelenggara perubahan,
1) Unsur penyusun kebijakan; Pendidikan Vokasi kecuali
2) Unsur pelaksana akademik; hasil perubahan perubahan
3) Unsur penjaminan mutu; sebagaimana nama PTS.
4) Unsur penunjang akademik atau tercantum di dalam
sumber belajar; dan Rancangan Statuta.
5) Unsur pelaksana administrasi atau
tata usaha.
o. Sistem Penjaminan Mutu Internal • Dokumen SPMI PTS 6 (enam)
(SPMI) PTS Penyelenggara Pendidikan Penyelenggara macam
Vokasi hasil perubahan. Pendidikan Vokasi perubahan yang
yang telah ada. disertai
• Dokumen rencana penambahan
SPMI PTS program studi
Penyelenggara vokasi, kecuali
Vokasi. perubahan
nama,
perubahan
lokasi, alih
kelola PTS.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
33

Persyaratan Perubahan Macam


Dokumen
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Perubahan
p. Rencana strategis PTS Penyelenggara • Rancangan Rencana 6 (enam)
Pendidikan Vokasi yang hasil Strategis PTS macam
perubahan. Penyelenggara perubahan,
Pendidikan Vokasi kecuali
hasil perubahan. perubahan
nama PTS.
q. Laporan keuangan Badan 6 (enam)
Penyelenggara PTS Penyelenggara macam
Pendidikan Vokasi, dengan ketentuan: perubahan,
1) Tanpa audit oleh akuntan publik • Scan asli laporan kecuali
apabila Badan Penyelenggara keuangan Badan perubahan
tersebut telah beroperasi kurang Penyelenggara PTS nama PTS.
dari 3 (tiga) tahun; atau Penyelenggara
Pendidikan Vokasi
sesuai ISAK 32/2019;
atau

2) Dengan audit oleh akuntan publik • Scan asli laporan


apabila Badan Penyelenggara keuangan Badan
tersebut telah beroperasi lebih Penyelenggara PTS
dari 3 (tiga) tahun; Penyelenggara
Pendidikan Vokasi
yang telah diaudit.

r. Menyatakan kesanggupan untuk • Scan asli surat 6 (enam)


menyediakan dana investasi dan dana pernyataan macam
operasional dari PTS hasil perubahan, kesanggupan untuk perubahan,
yang ditandatangani oleh semua menyediakan dana kecuali
anggota organ Badan Penyelenggara investasi dan dana perubahan
dari PTS hasil perubahan. operasional dari nama PTS.
Badan
Penyelenggara PTS
Penyelenggara
Pendidikan Vokasi
hasil perubahan,
yang ditandatangani
oleh semua anggota
organ Badan
Penyelenggara dari
PTS hasil perubahan.

Catatan:
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
34

1. Persyaratan huruf a sampai dengan huruf h merupakan persyaratan mutlak,


artinya apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka usul belum dapat
disetujui;
2. Semua program studi pada masing-masing PTS telah memiliki peringkat akreditasi,
sebagaimana dibuktikan dengan keputusan akreditasi dari BAN PT dan/atau LAM;
3. Masing-masing PTS telah melaporkan penyelenggaraan pendidikan tinggi ke
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti);
4. Formulir instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program
Studi untuk setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang
telah diisi dan ditandatangani oleh Badan Penyelenggara;
5. Formulir instrumen sebagaimana dimaksud pada angka 4 dapat diunduh melalui
menu Panduan pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id;
6. Usul program studi vokasi memprioritaskan program studi vokasi pada bidang
Machinery and Construction, Creative Economy, Hospitality, dan Care Services; dan

7. Dokumen huruf k sampai dengan huruf p diperiksa pada saat evaluasi lapangan
(untuk perubahan PTS yang memerlukan evaluasi lapangan).

3. Prosedur Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Secara garis besar, perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana
diuraikan pada Bab II angka 1 di atas, diusulkan oleh Badan Penyelenggara kepada
Mendikbud. Pengusulan perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut
yang memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan di dalam Bab II angka 2
di atas, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Prosedur Umum Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Tahap Kesatu
Badan Penyelenggara memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan
melampirkan dokumen:
1) Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya
(jika pernah dilakukan perubahan) atau jika Badan Penyelenggara yang terkait
lebih dari satu, semua akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta
semua perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan);
2) Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
35

untuk Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu,
semua surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum;
3) Akta notaris tentang kesepakatan alih kelola PTS yang dilakukan, yang berisi
kesepakatan tentang alih kelola PTS tersebut, termasuk kesepakatan tentang
kelanjutan status mahasiswa, dosen tetap dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, hutang piutang (jika ada), penyerahan dokumen legalitas
perguruan tinggi yang akan dialihkelolakan, serta dengan mencantumkan
klausula yang menyatakan bahwa kesepakatan ini baru berlaku apabila izin
alih kelola telah diterbitkan oleh Mendikbud (khusus alih kelola);
4) Untuk usul penggabungan PTS atau penyatuan PTS yang melibatkan 2 (dua)
Badan Penyelenggara atau lebih wajib dibuat pula kesepakatan sebagaimana
dimaksud pada angka 3) di atas;
5) Surat Keputusan izin pendirian PTS serta semua izin pembukaan program
studi beserta semua perubahannya; dan
6) Sertifikat peringkat akreditasi semua program studi yang diselenggarakan.

Tahap Kedua
LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu
angka 1 sampai dengan angka 6:
1) Evaluasi legalitas badan penyelenggara dan izin pendirian PTS serta semua izin
pembukaan program studi beserta perubahannya, berupa pemeriksaan
kebenaran dokumen angka 1 sampai dengan angka 5. Dalam hal legalitas badan
penyelenggara belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk
melakukan perbaikan dokumen kepada instansi yang terkait. Beberapa contoh
kasus dapat dilihat pada lampiran.
2) Evaluasi legalitas PTS berupa pemeriksaan peringkat akreditasi program studi,
status pembinaan PTS dan pembinaan program studi, serta status penerima
hibah PP-PTS pada saat pengajuan.
LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi apabila:
1) Telah menerima kembali pengajuan dokumen (dalam hal dilakukan perbaikan
dokumen), dan
2) Hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu
angka 1 sampai dengan angka 6 telah dipenuhi.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
36

Tahap Ketiga
Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:
1) Badan Penyelenggara mengajukan permintaan akun ke Dirjen Pendidikan
Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat
permohonan akun;
2) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun;
dan
3) Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat
mengajukan kembali permintaan akun. Apabila disetujui maka Badan
Penyelenggara dapat melanjutkan proses ke tahap Keempat.

Tahap Keempat
Badan Penyelenggara mengunggah semua dokumen sebagaimana disebutkan
pada Bab II angka 2 dalam bentuk pdf yang telah diisi dan/atau ditandangani.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua
dokumen yang telah diunggah.
Apabila berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi,
maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim evaluator
untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan), kecuali perubahan nama PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
a. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan masih terdapat
ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka
Mendikbud dapat menerbitkan izin prinsip. Setelah memperoleh Izin prinsip ini,
Badan Penyelenggara:
• Berkewajiban untuk memenuhi semua kekurangan berdasarkan hasil site
evaluation;
• Berhak untuk merekrut dosen/instruktur selain yang minimal dipersyaratkan
untuk setiap penambahan program studi vokasi;
• Berhak melakukan transaksi kepemilikan dan/atau pembangunan sarana
dan prasarana calon kampus;
• Badan Penyelenggara dilarang menerima mahasiswa baru pada program
studi vokasi yang dibuka sebagai penambahan program studi vokasi yang
sudah ada, sampai dengan izin perubahan PTS penyelengara pendidikan
vokasi diterbitkan.
Jangka waktu keberlakuan izin prinsip ditetapkan berdasarkan hasil site
evaluation.
b. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan pemenuhan syarat
dan kesesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
37

Mendikbud dapat menerbitkan izin perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan


Vokasi.
Untuk memperoleh izin prinsip atau izin perubahan PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi sebagaimana dikemukakan di atas, maka Badan Penyelenggara
harus mengikuti SALAH SATU prosedur khusus di bawah ini:

b. Prosedur Khusus Perubahan Nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
38

PROSEDUR KHUSUS PERUBAHAN NAMA PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN AKADEMIK


PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI MENDIKBUD

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan


Mulai
Akademik yang mengusulkan perubahan nama mengajukan
permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

1
melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan 1
surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang Usul
belum memiliki akun). AKUN

2 Verifikasi
DOKUMEN USUL
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi AKUN
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum
disetujui maka Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara

2
Pendidikan Akademik dapat mengajukan kembali permintaan TIDAK
akun. Disetujui?

YA

Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1


mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah
ditandatangani, yang terdiri atas: 3
a) Surat permohonan izin perubahan nama PTS Unggah
Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud; USUL
3

b) Rekomendasi dari LLDIKTI; dan


c. Dokumen pemenuhan persyaratan perubahan nama PTS
Penyelenggara Pendidikan Akademik sebagaimana
disebutkan pada Bab II angka 2.

4
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melakukan evaluasi Evaluasi
4

usul perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi USUL

TIDAK

Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di 5


atas belum disetujui, maka Badan Penyelenggara dapat Disetujui? YA
5

mengunggah kembali usul melalui laman


silemkerma.kemdikbud.go.id.

6
Dalam hal hasil evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud Penerbitan
pada angka 4 disetujui, maka Direktorat Jenderal Pendidikan SK
Tinggi mengajukan usul tertulis penerbitan izin perubahan
6

nama baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada


Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang
Selesai
perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
39

c. Prosedur Khusus Perubahan Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


PROSEDUR KHUSUS PERUBAHAN LOKASI PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI
PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI MENDIKBUD

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang


mengusulkan perubahan lokasi mengajukan permintaan akun ke Mulai

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui

1
silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat 1
permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum Usul
AKUN
memiliki akun).

2 Verifikasi
DOKUMEN
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melakukan verifikasi USUL AKUN
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui

2
maka Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dapat mengajukan kembali permintaan akun. TIDAK
Disetujui?

YA

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang


dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen dalam bentuk pdf
yang telah ditandatangani, yang terdiri atas:
a. Surat permohonan izin perubahan lokasi PTS Penyelenggara 3
Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud; Unggah
b. Rekomendasi dari LLDIKTI setempat, atau dalam hal lokasi PTS USUL
baru berbeda wilayah LLDIKTI, maka rekomendasi diminta dari
LLDIKTI di lokasi lama PTS dan LLDIKTI di lokasi baru PTS; dan
c. Dokumen pemenuhan persyaratan perubahan Lokasi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana disebutkan pada
Bab II angka 2.

4
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang Evaluasi
4

DOSEN
pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap. TETAP

TIDAK

Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas 5


belum disetujui, maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah Disetujui?
5

kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

YA

Apabila usul sebagaimana dimaksud pada angka 4 disetujui, 6


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Persetujuan Persetujuan
6

PROSES LANJUT
Proses Lanjut .

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI melakukan


evaluasi lapangan. Bersamaan dengan evaluasi lapangan tersebut 7
Evaluasi
dilakukan evaluasi pemenuhan persyaratan perubahan Lokasi PTS LAPANGAN
7

Penyelenggara Pendidikan Akademik.


Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi
lapangan.

Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan
masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah
8

dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan BELUM SESUAI


Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip. 8
Dapat menerbitkan
IZIN PRINSIP

YA

Unggah 9
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui
9

akun silemkerma.kemdikbud.go.id. Unggah maksimal 2


(dua) kali (termasuk
unggah pertama
setelah izin prinsip
diterbitkan)

Evaluasi 10
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi BERDASARKAN HASIL
dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil EVALUASI LAPANGAN
evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai
10

maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah dokumen untuk BELUM SESUAI


memenuhi ketidaksesuaian melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id. Memenuhi &
YA
Sesuai?

11
Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan memenuhi persyaratan, Penerbitan
SK
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis
penerbitan izin perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan
11

Vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan


tentang perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi. SELESAI
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
40

d. Prosedur Khusus Perubahan Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


dan/atau Akademik Menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;
PROSEDUR KHUSUS PERUBAHAN BENTUK PTS MENJADI PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI
PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI MENDIKBUD

Badan Penyelenggara PTS yang mengusulkan perubahan bentuk menjadi


Mulai
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi mengajukan permintaan akun ke
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id,

1
1
dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara Usul
yang belum memiliki akun). AKUN

2 Verifikasi
DOKUMEN
USUL AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul
akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara

2
dapat mengajukan kembali permintaan akun.
TIDAK Disetujui?

YA

Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen


dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani, yang terdiri atas: 3
a. Surat permohonan izin perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Unggah
Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud; USUL
3

b. Rekomendasi dari LLDIKTI; dan


c. Dokumen pemenuhan persyaratan perubahan bentuk menjadi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana disebutkan pada Bab II
angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang


pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap (jika diperlukan 4
Evaluasi
pembukaan program studi vokasi baru untuk memenuhi persyaratan
4

DOSEN
minimum komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi program studi untuk TETAP
bentuk perguruan tinggi yang baru).
Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas disetujui,
LLDIKTI mengevaluasi Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi 5 5 Evaluasi
TENDIK,
Pembukaan Program Studi untuk kriteria non dosen (tenaga kependidikan, Unggah Kembali
TIDAK Disetujui? YA SARANA &
5

USUL PRASARANA
sarana dan prasarana serta kurikulum). Apabila usul sebagaimana dimaksud SERTA KURIKULUM
pada angka 4 tidak disetujui, pengusul dapat mengunggah kembali usul
melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Unggah Kembali
Apabila evaluasi kriteria non dosen belum disetujui maka Badan USUL TIDAK
6
Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul melalui laman
Unggah maksimal 4
silemkerma.kemdikbud.go.id. Badan Penyelenggara dapat mengunggah Disetujui?
6

(empat) kali
kembali usul perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan (termasuk
Vokasi dengan perbaikan hanya untuk program studi vokasi yang belum pengunggahan yang
direkomendasi atau program studi Vokasi pengganti. pertama kali)

Apabila usulan sebagaimana dimaksud pada angka 4 dan angka 5 disetujui, 7


Persetujuan
7

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Persetujuan Proses PROSES LANJUT YA


Lanjut .

Segera setelah Persetujuan Proses Lanjut diumumkan, Direktorat Jenderal


8
Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Evaluasi
8

Syarat Minimum Akreditasi Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan LAPANGAN


Vokasi. Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.

Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih terdapat
ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan
9

maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip. BELUM SESUAI
9
Dapat menerbitkan
IZIN PRINSIP

YA
10
Unggah
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS
KETIDAKSESUAIAN
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun
10

silemkerma.kemdikbud.go.id. Unggah maksimal 2


(dua) kali (termasuk
unggah pertama
setelah izin prinsip
diterbitkan)

11
Evaluasi
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. Apabila
BELUM SESUAI
hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara dapat
11

mengunggah dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman


silemkerma.kemdikbud.go.id. Memenuhi &
Sesuai? YA

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, 12 Penerbitan


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan SK
izin perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
12

kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang Perubahan


Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Selesai
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
41

e. Prosedur Khusus Pengalihan Pengelolaan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


dari Badan Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru;
PROSEDUR KHUSUS PENGALIHAN PENGELOLAAN PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI DARI BADAN PENYELENGGARA LAMA KE BADAN PENYELENGGARA
BARU PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI
PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI MENDIKBUD

Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola Mulai


mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id,

1
1
dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan
Penyelenggara yang belum memiliki akun). Usul
AKUN

2 Verifikasi
DOKUMEN USUL
AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum
2
disetujui maka Badan Penyelenggara yang menerima alih
kelola dapat mengajukan kembali permintaan akun.
TIDAK Disetujui?

YA

Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola


mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah
ditandatangani, yang terdiri atas:
a. Surat permohonan izin alih kelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi dari Badan Penyelenggara Lama ke
Badan Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi kepada Mendikbud;
3
b. Rekomendasi dari LLDIKTI, atau dalam hal Badan
Penyelenggara yang mengalihkelolakan dan Badan Unggah
3

Penyelenggara yang menerima alih kelola berbeda wilayah USUL


LLDIKTI, maka rekomendasi diminta dari LLDIKTI di wilayah
Badan Penyelenggara yang mengalihkelolakan dan LLDIKTI di
wilayah Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola; dan
c. Dokumen pemenuhan persyaratan alih kelola PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan Penyelenggara
Lama ke Badan Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi sebagaimana disebutkan pada Bab II
angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi


usul dokumen alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi dari Badan Penyelenggara Lama ke Badan 4
Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Evaluasi DOKUMEN
dan bersama LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan &
pemenuhan persyaratan alih kelola PTS Penyelenggara Evaluasi LAPANGAN
4

Pendidikan Vokasi dari Badan Penyelenggara Lama ke


Badan Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi.
Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi
lapangan.

Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan
masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang
5

diunggah dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal BELUM SESUAI


Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip. 5
Dapat menerbitkan
IZIN PRINSIP

YA

Unggah
6
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
BERDASARKAN HASIL
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi
6

lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id. Unggah maksimal 2 (dua)


kali (termasuk unggah
pertama setelah izin
prinsip diterbitkan)

7
Evaluasi
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi BERDASARKAN HASIL
dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil EVALUASI LAPANGAN
evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum
7

sesuai maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah BELUM SESUAI


dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id. Memenuhi &
Sesuai? YA

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi 8


Penerbitan
persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi SK
mengajukan usul tertulis penerbitan izin alih kelola PTS
8

Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud untuk


diterbitkan Surat Keputusan tentang alih kelola PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Selesai
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
42

f. Prosedur Khusus Penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS Penyelengara Pendidikan


Vokasi dan/atau Akademik menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi baru;
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
43

PROSEDUR KHUSUS PENGGABUNGAN 2 (DUA) ATAU LEBIH PTS MENJADI


1 (SATU) PTS BARU PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI
PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI MENDIKBUD

Badan Penyelenggara yang mengusulkan Penggabungan 2 (dua) atau lebih


PTS menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi Mulai
mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

1
melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat 1
permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki Usul
akun). AKUN

2 Verifikasi
DOKUMEN
USUL AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul
akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan

2
Penyelenggara dapat mengajukan kembali permintaan akun.
TIDAK Disetujui?

YA
Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen
dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani, yang terdiri atas:
a. Surat permohonan izin penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu)
PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud;
b. Rekomendasi dari LLDIKTI setempat, atau dalam hal 2 (dua) atau lebih PTS Unggah

3
yang akan bergabung berada di wilayah LLDIKTI yang berbeda, maka 3 USUL
rekomendasi diminta dari masing-masing LLDIKTI sesuai wilayah domisili PTS;
c. Dokumen pemenuhan persyaratan penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS
menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana
disebutkan pada Bab II angka 2.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang
pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap (jika diperlukan 4
Evaluasi
pembukaan program studi vokasi baru untuk memenuhi persyaratan DOSEN
4

minimum jumlah dan bidang ilmu & teknologi dari program studi vokasi TETAP
pada PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penggabungan).

Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas 5 Evaluasi


5 TENDIK,
disetujui, LLDIKTI mengevaluasi Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum
Unggah Kembali SARANA &
Akreditasi Pembukaan Program Studi untuk kriteria non dosen (tenaga USUL TIDAK Disetujui? YA PRASARANA
kependidikan, sarana dan prasarana serta kurikulum). SERTA
5

Apabila usulan sebagaimana dimaksud pada angka 4 tidak disetujui, KURIKULUM


pengusul dapat mengunggah kembali usul melalui laman Unggah maksimal 4
silemkerma.kemdikbud.go.id. (empat) kali
(termasuk
pengunggahan yang
Apabila hasil evaluasi kriteria non dosen belum disetujui, maka Badan pertama kali)
Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id. Badan Penyelenggara dapat mengunggah 6
kembali usul penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu) PTS
6

Unggah Kembali
baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan perbaikan hanya untuk TIDAK Disetujui?
USUL
program studi vokasi yang belum direkomendasi atau program studi vokasi
pengganti.

Apabila usul sebagaimana dimaksud pada angka 4 dan angka 5 disetujui, 7 Persetujuan
PROSES LANJUT YA
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Persetujuan Proses
7

Lanjut .

Segera setelah Persetujuan Proses Lanjut diumumkan, Direktorat


Jenderal Pendidikan Vokasi bersama dengan LLDIKTI melakukan evaluasi 8 Evaluasi
lapangan pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi PTS Penyelenggara LAPANGAN
8

Pendidikan Vokasi.
Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.

Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih
terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di
9

lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan BELUM SESUAI
izin prinsip. 9
Dapat menerbitkan
IZIN PRINSIP

YA
10
Unggah
DOKUMEN PEMENUHAN
KEKURANGAN
BERDASARKAN HASIL
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas EVALUASI LAPANGAN
ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun
10

silemkerma.kemdikbud.go.id. Unggah maksimal 2


(dua) kali (termasuk
unggah pertama
setelah izin prinsip
diterbitkan)

11
Evaluasi
DOKUMEN PEMENUHAN
KEKURANGAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. BELUM SESUAI
11

Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara


dapat mengunggah dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui
laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Memenuhi &
Sesuai? YA

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, 12 Penerbitan


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan SK
izin penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu) PTS Baru
12

Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan


Surat Keputusan tentang PTS Baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil Selesai
penggabungan.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
44

g. Prosedur Khusus Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan


Vokasi dan/atau Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru).
PROSEDUR KHUSUS PENYATUAN 1 (SATU) ATAU LEBIH PTS KE DALAM
1 (SATU) PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI LAIN
PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI MENDIKBUD

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi Mulai


yang menerima penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS
mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal

1
Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, 1
dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan
Usul
Penyelenggara yang belum memiliki akun). AKUN

2 Verifikasi
DOKUMEN USUL
AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum
2

disetujui maka Badan Penyelenggara dapat mengajukan


kembali permintaan akun.
TIDAK Disetujui?

YA

Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1


mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah
ditandatangani, yang terdiri atas:
a. Surat permohonan izin penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS
ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain
3
kepada Mendikbud;
b. Rekomendasi dari LLDIKTI setempat, atau dalam hal 2 Unggah
3

(dua) PTS atau lebih yang akan disatukan berada di wilayah USUL
LLDIKTI yang berbeda, maka rekomendasi diminta dari
masing-masing LLDIKTI sesuai wilayah domisili PTS;
c. Dokumen pemenuhan persyaratan penyatuan 1 (satu) atau
lebih PTS ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi lain sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi


usul dokumen penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS ke dalam 1
(satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain dan 4
bersama LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Evaluasi DOKUMEN
&
4

Syarat Minimum Akreditasi PTS Penyelenggara Pendidikan Evaluasi LAPANGAN


Vokasi.
Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi
lapangan.

Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan
masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang
5

diunggah dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal BELUM SESUAI


Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip.
5
Dapat menerbitkan
IZIN PRINSIP

YA

Unggah
6
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
BERDASARKAN HASIL
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi
6

lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id. Unggah maksimal 2 (dua)


kali (termasuk unggah
pertama setelah izin
prinsip diterbitkan)

7
Evaluasi
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil
evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum BELUM SESUAI
7

sesuai maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah


dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id. Memenuhi &
Sesuai? YA

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi 8


persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Penerbitan
mengajukan usul tertulis penerbitan izin penyatuan 1 (satu) SK
atau lebih PTS ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara
8

Pendidikan Vokasi lain kepada Mendikbud untuk diterbitkan


Surat Keputusan tentang PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi hasil penyatuan. Selesai
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
45

Setelah penerbitan Surat Keputusan Mendikbud tentang perubahan bentuk,


penggabungan, atau penyatuan PTS, BAN-PT dan/atau LAM berwenang melakukan
monitoring dan evaluasi atas peringkat akreditasi program studi yang telah diberikan.
Atas dasar hasil monitoring dan evaluasi tersebut, Menteri berwenang melakukan
evaluasi pelaksanaan Surat Keputusan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. Insentif Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi melalui Penggabungan


atau Penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Agar tujuan perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi melalui penggabungan
atau penyatuan, yaitu penguatan pendidikan tinggi di Indonesia, dapat diwujudkan
maka Kemdikbud memberikan insentif sebagai berikut:
• Dalam hal terjadi peleburan program studi atau perubahan bentuk PTS dalam
rangka penggabungan atau penyatuan menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi, maka pengaturan APS dan APT sebagai berikut:

Penggabungan atau Penyatuan PTS


No
Menjadi PTS Penyelenggara Vokasi
Peringkat Akreditasi
1 Peleburan Bentuk
Beberapa Program Studi Yang SAMA Perguruan Tinggi
Sebelum Sesudah Tetap Berubah
• Jika peringkat APS • Jika bentuk PTS
sebelumnya sama, tetap dan
peringkat APS peringkat APT
sesudahnya sebelum
A/B/C
TETAP; penggabungan/
• Jika peringkat APS penyatuan sama,
sebelumnya maka peringkat
Atau berbeda, peringkat APT sesudahnya
APS sesudahnya TETAP
APT peringkat
diambil peringkat • Jika bentuk PTS
APS tertinggi yang tetap, dan BAIK
Unggul/Baik
berlaku minimum peringkat APT
Sekali/Baik 2 (dua) tahun sebelum
sampai maksimum penggabungan/
masa berlaku penyatuan
peringkat APS berbeda, peringkat
tersebut berakhir. peringkat APT
2 Program Studi Lama sesudahnya
(Tidak Ada Peleburan Program Studi) diambil peringkat
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
46

Sebelum Sesudah APT tertinggi yang


berlaku minimum
A/B/C atau Tetap A/B/C atau 2 (dua) tahun
Unggul/Baik Unggul/Baik sampai maksimum
Sekali/Baik Sekali/Baik masa berlaku APT
tersebut berakhir.
3 Penambahan
Program Studi Baru
APS peringkat Baik

• Dalam hal akan dilakukan penggabungan atau penyatuan PTS menjadi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi, ternyata keberadaan lahan untuk kampus dan
sarana PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penggabungan atau penyatuan
belum memenuhi syarat yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka dapat diberikan pengecualian sebagai berikut:
a. Luas lahan ditetapkan dengan diskresi Mendikbud;
b. Lokasi dapat terletak di luar wilayah 1 (satu) kecamatan tetapi dalam 1 (satu)
kabupaten;
c. Perjanjian sewa menyewa lahan dan/atau sarana dan prasarana dibuat di
hadapan notaris, dengan memuat hak opsi, yaitu hak prioritas membeli lahan
dan/atau sarana dan prasarana tersebut apabila lahan dan/atau sarana dan
prasarana dijual oleh pemegang hak atas lahan dan/atau sarana dan prasarana
sebelum masa sewa berakhir;
d. Jangka waktu sewa menyewa lahan dan/atau sarana dan prasarana paling lama
10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa menyewa ditandatangani, dan tidak
dapat diperpanjang;
• Dapat dilakukan antar PTS yang berada dalam wilayah koordinasi lebih dari satu
LLDIKTI, dengan memberitahukan dan/atau memohon rekomendasi dari Kepala
LLDIKTI setempat;
• Jika usul penggabungan atau penyatuan PTS tersebut mengakibatkan program studi
vokasi tertentu harus diselenggarakan di wilayah kabupaten/kota yang tidak
berbatasan langsung dengan kampus utama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
hasil penggabungan atau penyatuan, maka program studi vokasi tersebut dapat
diberi status sebagai Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU), dengan
mengecualikan keberadaan program studi di kampus utama perguruan tinggi hasil
penggabungan atau penyatuan.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
47

LAMPIRAN

Lampiran a: Surat Permohonan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi


Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
48

Lampiran b: Contoh Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara


Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
49

Lampiran c : Keputusan Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum


Contoh Keputusan Menkumham Tentang
Contoh Berita Negara Tentang Pengesahan Yayasan
Pengesahan Yayasan

Contoh Keputusan Menkumham Tentang Contoh Keputusan Menkumham Tentang


Pengesahan Yayasan (online) 1 Pengesahan Yayasan (online) 2
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
50

Lampiran d : Contoh Surat Kemenkumham tentang Penyesuaian Yayasan dengan UU


Yayasan
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
51

Lampiran e : Contoh Sertifikat status lahan calon kampus PTS an. Badan Penyelenggara
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
52

Lampiran f: Contoh Perjanjian Badan Penyelenggara dengan Calon Dosen Tetap/


Instruktur Tetap

Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan…………

Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen Tetap


Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* …………………….

Pada hari …………… tanggal ……………. Tahun………………. Bertempat di


………………………………,para pihak yang bertandatangan di bawah ini:

• ……………….. (nama) ketua pengurus *Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan …… ,


alamat………………….,
Selanjutnya disebut Pihak Pertama;
• ……………….. (nama calon dosen tetap/instruktur), alamat …………………… (sesuai kartu
tanda penduduk), selanjutnya disebut Pihak Kedua;

telah bersepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap/instruktur tetap
*Yayasan/ Perkumpulan/ Persyarikatan ………………… dengan kententuan sebagai berikut:

Pasal 1
Pihak Pertama bersedia untuk mengangkat Pihak Kedua sebagai dosen tetap/instruktur tetap*
Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* ……………..dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh
tujuh koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan
perundang-undangan, apabila izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ............ yang sedang
diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 2
Pihak Kedua bersedia untuk diangkat Pihak Pertama sebagai dosen tetap/instruktur tetap*
Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* ………………….dengan jam kerja 37,5 (tiga puluh tujuh
koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan
perundang-undangan, apabila izin perubahan (Politeknik/Akademi*) .............. yang sedang
diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 3
Dalam hal izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ............ sebagaimana dimaksud pada Pasal 1
dan Pasal 2 telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pihak Kedua
bersedia untuk bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota domisli kampus utama
(Politeknik/Akademi*) .....................

Pasal 4
Pihak Kedua menyetujui bahwa perjanjian ini digunakan pula oleh Pihak Pertama untuk
pemenuhan persyaratan permohonan izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ......................... ke
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 5
Apabila timbul sengketa dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk
menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

…………………………………. ………………………………….

*) Pilih salah satu


Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
53

Lampiran g: Laporan Keuangan Badan Penyelenggara dalam Perubahan PTS


Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Laporan Keuangan Badan Penyelenggara 3 (tiga) tahun terakhir, dengan ketentuan:

• Tanpa audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah
beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; atau
• Dengan audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah
beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun;
2. Laporan Keuangan disusun sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK
32/2019), yang terdiri atas:

a. Laporan Posisi Keuangan;


b. Laporan Aktivitas;
c. Laporan Arus Kas; dan
d. Catatan Atas Laporan Keuangan;
3. Laporan Keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik untuk Badan penyelenggara
yang memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam I (satu) tahun buku; atau
mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh
miliar rupiah).
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
54

Lampiran h : Surat Kesanggupan Penyediaan Dana oleh Badan Penyelenggara dalam


Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Menyatakan kesanggupan untuk menyediakan dana untuk investasi dan operasional PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan diubah, yang ditandatangani oleh semua anggota
organ Badan Penyelenggara, dengan menunjukkan:

• Bukti asli kepemilikan dana dalam jumlah yang menyukupi untuk investasi dan operasional
PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik yang akan diubah sesuai dengan Proyeksi Arus Kas,
dengan menunjukkan rekening koran, tabungan, sertifikat deposito, dan surat berharga
lainnya atas nama Badan Penyelenggara (Bukti kepemilikan dana bukan berupa surat
keterangan/ referensi bank atas rekening yang dimiliki, surat jaminan bank, garansi bank
atau lembaga jasa keuangan lainnya);
• Akta Hibah atas dana, sebagai bagian dari Bukti Kepemilikan Dana, jika Badan Penyelenggara
memperoleh hibah.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
55

Lampiran l: Surat Pertimbangan Senat Perguruan Tinggi Swasta Sesuai Macam Usul
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
56

Lampiran m: Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) untuk


perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH ….
Jalan……………….. No…. Kota…………………….
Telepon………………………………………………..
Laman: ……………………………….. Email: …………………………
Nomor :
Lampiran :-
Perihal : Rekomendasi Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

…-…………………-2020

Yth. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung D Jl. Pintu I Senayan
Jakarta

Memenuhi permintaan Ketua Pengurus Yayasan/Perkumpulan1 ……………………………, maka berdasarkan


Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, serta berdasarkan hasil telaah terhadap data
dan informasi yang kami miliki tentang:

1. rekam jejak (termasuk legalitas) Yayasan/Perkumpulan1 ………………………..;


2. rekam jejak PTS yang terkait pada perubahan Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
3. tingkat kejenuhan berbagai program studi vokasi yang akan ditambahkan; dan
4. tingkat keberlanjutan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan tersebut jika izin diterbitkan
oleh Pemerintah;

dengan ini kami memberikan/tidak memberikan1 rekomendasi………………………............2, dengan penambahan


Program Studi vokasi baru3 sebagai berikut:
• Program Studi ………………. pada program Diploma /Sarjana Terapan2
• Program Studi ………………. pada program Diploma /Sarjana Terapan2
• dst.
sebagaimana diajukan oleh Yayasan/Perkumpulan1…………………………………

Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkan.

Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.

Kepala,

……………………………………………………..
NIP.
Tembusan:
Ketua Pengurus Yayasan/Perkumpulan1……..

1 Pilih salah satu


2 diisisesuai dengan macam perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
3 jika memerlukan penambahan program studi vokasi
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
57

Lampiran n: Contoh Masalah Badan Penyelenggara PTS dan Penyelesaiannya

No MASALAH BADAN PENYELENGGARA PTS PENYELESAIAN

1. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum


pada SK Pendirian/Perubahan PTS berbeda
dengan nama Badan Penyelenggara
Mengusulkan Perubahan nama Badan
Pengusul, karena telah didirikan Badan
Penyelenggara sebagaimana tercantum
Penyelenggara baru oleh Pengusul
pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sesuai
2. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum
dengan nama Badan Penyelenggara yang
pada SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda
baru kepada Dirjen Diksi.
dengan nama Badan Penyelenggara
Pengusul, karena telah dilakukan perubahan
nama Badan Penyelenggara oleh Pengusul.
3. Nama Badan Penyelenggara pada SK
Pendirian/ Perubahan PTS sama dengan
nama Badan Penyelenggara pengusul,
Mengusulkan kepada Dirjen Diksi tentang
namun Badan Penyelenggara tersebut
penetapan kembali Badan Penyelenggara
didirikan dan disahkan sebagai Badan Hukum
yang telah berstatus badan hukum
dengan nama yang sama setelah SK
sebagai badan penyelenggara PTS sejak
Pendirian/Perubahan PTS terbit
PTS tersebut didirikan.
4. SK Pendirian/ Perubahan PTS hilang sehingga
tidak dapat diketahui kronologi Badan
Penyelenggara PTS tersebut
5. Nama Badan Penyelenggara PTS sebelum Mengusulkan kepada Dirjen Diksi tentang
Pendirian/ Perubahan PTS tidak berubahpembetulan nama Badan Penyelenggara
namun ada kekeliruan penulisan pada SKsebagaimana tercantum pada SK
Pendirian/ Perubahan PTS Pendirian/Perubahan PTS sesuai dengan
nama Badan Penyelenggara sebagaimana
tercantum dalam SK Kemenkumham
tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum.
6. SK Pendirian/Perubahan PTS tidak Mengusulkan penetapan kepada Dirjen
menyebut-kan nama Badan Penyelenggara Diksi tentang pencantuman nama Badan
PTS Penyelenggara dalam SK Pendirian/
Perubahan PTS.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
58

Lampiran o: Daftar Program Studi Bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics)

Daftar program studi bidang STEM dapat dilihat di laman silemkerma.kemdikbud.go.id


50
Persyaratan dan Prosedur

Pembukaan Program Studi Vokasi


Pada
Perguruan Tinggi Negeri

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
2020
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
I

Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan
pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti.
Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal
baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada
Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi (Ditjen Diksi). Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan
Permendikbud No. 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Untuk menjalankan tugas dan wewenang Ditjen Dikti dan Ditjen Diksi dalam pemberian izin pembukaan
program studi, telah diterbitkan Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016
Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak
1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi baru dan pembukaan
program studi sebagai berikut:
1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/
lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;
2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi;
3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,
dan mathematic (STEM);
4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,
dan angka 3 dapat dikecualikan bagi:
a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan
b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.
Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan
kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti serta arah
prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi
pemimpin Perguruan Tinggi Negeri (Rektor/Ketua/Direktur) untuk memenuhi persyaratan dan prosedur
pembukaan program studi vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
II

Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana
dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pembukaan program studi vokasi pada
Perguruan Tinggi Negeri mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan
pengelolaan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
III

Pengantar
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Pasal 23 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta, mengatur tentang pemberian izin pembukaan program studi
akademik atau vokasi pada perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi
swasta (PTS). Oleh karena itu, pemrosesan usul pembukaan program studi vokasi pada
PTN dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
(Ditjen Diksi).
Berdasarkan Pasal 24 ayat (4) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 yang mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut
mengenai persyaratan dan prosedur pembukaan program studi ditetapkan oleh direktur jenderal terkait
sesuai dengan kewenangannya, maka Dirjen Diksi menetapkan persyaratan dan prosedur pembukaan
program studi vokasi pada PTN.
Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan
dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.
Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN dilakukan secara daring atau online, sehingga selain
dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih
dan efisien.
Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi vokasi dapat
dilakukan melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur
pembukaan program studi vokasi pada PTN tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi
vokasi pada PTN melalui kerja sama diuraikan dalam buku tersendiri.
Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi
Negeri’ dimaksudkan untuk memandu Rektor/Ketua/Direktur yang akan mengusulkan pembukaan
program studi vokasi tanpa melalui kerja sama.
Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.

Jakarta, Juni 2020


Direktur Pendidikan Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
IV

Daftar Isi
halaman
Sambutan I
Pengantar III
Daftar Isi IV
Bab I Pendahuluan 1
1. Latar Belakang 1
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara
Pendidikan Vokasi atau Penyelenggara Pendidikan Akademik 1
Bab II Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri 3
1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri 3
2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan
Tinggi Negeri 4
3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri 12
Lampiran 14

********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
1

Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perizinan pembukaan program studi vokasi pada
perguruan tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Kemdikbud, maka dilakukan pembaruan sistem pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti),
program studi vokasi selain dibuka pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi melainkan juga dapat
dibuka pada PTN penyelenggara pendidikan akademik. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat dikemukakan bahwa universitas, institut, dan sekolah tinggi sebagai perguruan
tinggi penyelenggara pendidikan akademik selain dapat membuka program studi akademik, juga dapat
membuka program studi vokasi. Sedangkan politeknik, akademi, dan akademi komunitas sebagai
perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi hanya dapat membuka program studi vokasi.
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau
Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Akademik
Berdasarkan gambar di atas, dapat dikemukakan bahwa uraian di dalam Buku ini tidak saja berlaku bagi
pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi, melainkan juga berlaku
bagi pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan akademik.
Pengusulan, evaluasi, sampai dengan penerbitan izin pembukaan program studi vokasi:
a. pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi (politeknik, akademi, dan akademi kominitas); dan
b. pada PTN penyelenggara pendidikan akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi);
diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
2

Di dalam buku ini diuraikan pembukaan program studi vokasi di kampus utama PTN yang telah berdiri.
Sedangkan pembukaan program studi vokasi di luar kampus utama (PSDKU) PTN, pembukaan program
studi vokasi untuk Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) PTN, pembukaan program studi vokasi pada PTN yang
berperingkat akreditasi Unggul atau Baik Sekali serta peringkat A atau B melalui kerja sama, pembukaan
program studi vokasi untuk memenuhi persyaratan minimal jumlah program studi pada usulan perubahan
PTN penyelenggara pendidikan vokasi, akan diuraikan dalam buku tersendiri.
Pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara
pendidikan akademik yang telah berdiri, diusulkan oleh pemimpin PTN (Rektor/Ketua/Direktur) tersebut
kepada Mendikbud dengan mengajukan usul pembukaan program studi vokasi yang memuat pemenuhan
persyaratan minimum akreditasi yang diuraikan di dalam Bab II buku ini.
Kelengkapan dan kebenaran persyaratan tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum
akreditasi dari program studi vokasi yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan
persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi dan LLDIKTI.
Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN
penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, dilakukan secara daring melalui silemkerma.
kemdikbud.go.id.

********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
3

Bab II
Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri


a. Pengertian Program Studi Vokasi
Menurut Pasal 1 angka 17 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), program studi
adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau
pendidikan vokasi.
Sedangkan menurut Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti:
(1) Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa
untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.
(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah
sampai program magister terapan atau program doktor terapan.
Dengan demikian, program studi vokasi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran
yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu yang diselenggarakan melalui program
diploma, program magister terapan, atau program doktor terapan yang menyiapkan mahasiswa
untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
b. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi
Pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi di kampus utama PTN dibedakan sebagai
berikut:
• Pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTN penyelenggara pendidikan
vokasi;
• Pembukaan program studi vokasi dalam rangka penambahan program studi vokasi pada PTN yang
telah berdiri.
Pembukaan program studi vokasi yang akan diuraikan dalam Buku ini merupakan pembukaan program
studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara pendidikan akademik
di kampus utama PTN tersebut, yang merupakan penambahan program studi vokasi pada PTN
penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara pendidikan akademik yang sudah berdiri.
Kampus utama PTN adalah domisili PTN di kabupaten/kota/kota administratif sebagaimana
dicantumkan dalam keputusan tentang pendirian PTN tersebut.
Penambahan program studi vokasi, khusus pada PTN penyelenggara pendidikan akademik,
berdasarkan Pasal 4 ayat (1) sampai dengan ayat (4) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 hanya diizinkan
sampai dengan batas maksimum jumlah program studi vokasi sebagai berikut:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
4

Selain itu, perlu dikemukakan bahwa seiring dengan pengembangan program studi vokasi untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja
lulusan program studi vokasi, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi antara lain pada bidang sebagai berikut:
a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri,
Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik
Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);
b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual,
Multimedia, Tata Busana);
c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit
dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan
d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).
c. Pengertian Perguruan Tinggi Negeri
Adapun yang dimaksud PTN menurut Pasal 1 angka 7 UU Dikti adalah Perguruan Tinggi yang didirikan
dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
Selanjutnya, di dalam Pasal 65 ayat (1) dan ayat (3) UU Dikti diatur bahwa:
(1) Penyelenggaraan otonomi perguruan tinggi dapat diberikan secara selektif berdasarkan evaluasi
kinerja oleh Menteri kepada PTN dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum atau dengan membentuk PTN badan hukum untuk menghasilkan Pendidikan
Tinggi bermutu.
(3) PTN badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki:
wewenang untuk membuka, menyelenggarakan, dan menutup Program Studi.
Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat 3 (tiga) macam PTN, yaitu:
a. PTN sebagai satuan kerja Pemerintah (Kemdikbud), disingkat PTN Satker;
b. PTN dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum, disingkat PTN PPKBLU;
c. PTN dengan status sebagai badan hukum, disingkat PTN Badan Hukum.

2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) Permendikbud Nomor 7
Tahun 2020 menetapkan:
a. Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program
Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi, mendapatkan akreditasi dengan
peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.
Khusus bagi PTN Badan Hukum, berlaku Pasal 28 ayat (2) huruf b Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020
yang mengatur bahwa Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan
syarat pembukaan Program Studi sebagaimana dimaksud di bawah ini.
Persyaratan dan dokumen pembukaan program studi vokasi baik pada PTN penyelenggara pendidikan
vokasi maupun PTN penyelenggara pendidikan akademik sebagai berikut:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
5

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
a. Rektor/Ketua/Direktur mengajukan surat Scan asli surat permohonan pemimpin PTN
permohonan pembukaan program studi vokasi (Rektor/Ketua/Direktur) tentang pembukaan
kepada Mendikbud. program studi vokasi kepada Mendikbud.
b. Memiliki pertimbangan tertulis Senat PTN Scan asli surat pertimbangan Senat PTN tentang
tentang pembukaan program studi vokasi yang pembukaan program studi vokasi yang diusulkan.
diusulkan;
c. Memenuhi persyaratan minimum akreditasi Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum
program studi vokasi sesuai standar nasional Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi
pendidikan tinggi, yang dibuktikan melalui beserta semua Lampirannya.
pengisian Formulir Instrumen Pemenuhan
Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan
Program Studi Vokasi pada:
• Program Diploma;
• Program Magister Terapan;
• Program Doktor Terapan.

Dalam hal pembukaan program studi vokasi


pada program magister terapan dan doktor
terapan:
• Monodisiplin:
a. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
magister terapan dapat diselenggarakan Baik Sekali program studi vokasi dalam
setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program
cabang ilmu yang sama pada program diploma empat atau sarjana terapan;
diploma empat atau sarjana terapan
telah memiliki peringkat akreditasi paling
rendah B atau Baik Sekali, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
b. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
doktor terapan dapat diselenggarakan Baik Sekali program studi vokasi dalam
setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program
cabang ilmu yang sama pada program magister terapan;
magister terapan telah memiliki
peringkat akreditasi paling rendah B atau
Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;

• Multidisiplin:
a. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
magister terapan multidisiplin dapat Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program
diselenggarakan setelah paling sedikit 2 studi vokasi yang relevan pada program
(dua) program studi vokasi yang relevan diploma empat atau sarjana terapan;
pada program diploma empat atau
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
6

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
sarjana terapan telah memiliki peringkat
akreditasi paling rendah B atau Baik
Sekali, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;
b. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
doktor terapan multidisiplin dapat Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program
diselenggarakan setelah paling sedikit 2 studi vokasi yang relevan pada program
(dua) program studi vokasi yang relevan magister terapan.
pada program magister terapan telah
memiliki peringkat akreditasi paling
rendah B atau Baik Sekali, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan.
d. Memperoleh Rekomendasi tertulis dari • Scan asli Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI
LLDIKTI setempat (masa berlaku rekomendasi setempat.
paling lama 1 tahun sejak rekomendasi
diterbitkan) yang memuat:
a. Tingkat kejenuhan berbagai program studi
akademik yang akan dibuka; dan
b. Tingkat keberlanjutan program studi
akademik yang diusulkan.
e. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi
paling sedikit berjumlah:
1) 3 (tiga) orang calon dosen tetap pada
Program Diploma atau Program Sarjana
Terapan untuk Universitas, Institut, Sekolah
Tinggi, Politeknik dan Akademi, yang dapat
berasal dari Dosen Tetap pada PTS pengusul,
atau berasal dari luar PTN pengusul yang
tidak menjadi pegawai tetap pada satuan
kerja atau satuan pendidikan lain;
2) 2 (dua) orang dosen tetap pada Akademi
Komunitas;
dengan ketentuan:
Calon Dosen Tetap:
• Scan asli KTP.
1) Warga Negara Indonesia berusia paling
tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi
• Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan
yang belum punya NIDN pada saat
sebagai PNS di PT pengusul; atau
pengusulan.
Jika telah memiliki NIDN dan/atau telah
memiliki jabatan fungsional, maka lihat
angka 5) di bawah.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
7

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
2) Bagi calon dosen tetap yang belum • Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan
memiliki NIDN, wajib menandatangani Dosen Tetap dengan perjanjian kerja
Surat Perjanjian Kesediaan Pengusulan (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Dosen Tetap dengan pemimpin perguruan Kerja) pada perguruan tinggi pengusul;
tinggi pengusul atau telah diangkat
sebagai dosen tetap Pegawai Negeri Sipil • Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengusulan
atau Dosen tetap dengan perjanjian kerja Dosen Tetap dengan Pemimpin Perguruan
(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Tinggi Pengusul
Kerja) pada perguruan tinggi pengusul
3) Paling rendah berijazah:
a) Magister, Magister terapan, atau yang • Scan asli ijazah dan transkrip semua program
setara untuk Program Diploma; pendidikan yang pernah ditempuh.
b) Doktor atau Doktor Terapan untuk • Scan asli Surat Keputusan penyetaraan
Program Magister Terapan dan Program ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar
Doktor Terapan; negeri, dari Kementerian yang menangani
dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan tinggi.
teknologi yang sesuai dengan program studi
vokasi yang akan diusulkan;
4) Pada program doktor terapan:
• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon
Dosen Tetap dengan jabatan akademik • Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir
profesor dalam bidang ilmu pengetahuan (khusus untuk pembukaan program studi
dan teknologi yang sesuai dengan vokasi pada program doktor terapan);
program studi vokasi yang akan dibuka;
• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima)
tahun untuk dosen yang telah memiliki
NIDN dengan jabatan akademik bukan
profesor, atau berusia paling tinggi 70
(tujuh puluh) tahun untuk dosen yang
telah memiliki NIDN dengan jabatan
akademik profesor, dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sesuai
dengan program studi vokasi yang akan
dibuka, pada saat pengusulan program
studi vokasi tersebut;
5) Bersedia bekerja penuh waktu • Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon
berdasarkan Ekuivalen Waktu Mendidik dosen tetap untuk bekerja penuh waktu
Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh berdasarkan EWMP.
tujuh koma lima) jam per minggu bagi
calon dosen tetap;
6) Belum memiliki Nomor Induk Dosen
Nasional (NIDN) atau belum memiliki
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
8

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK).
Dalam hal dosen telah memiliki NIDN yang
berasal dari program studi lain dalam PTN
yang sama, maka Rektor/Ketua/Direktur:
a) wajib mempertahankan nisbah Dosen
dan Mahasiswa pada program studi
yang ditinggalkan. Nisbah sebagaimana
dimaksud di atas sebagai berikut:
▪ 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 45 (empat puluh lima)
mahasiswa untuk rumpun ilmu
agama, rumpun ilmu humaniora,
rumpun ilmu sosial, dan/atau
rumpun ilmu terapan (bisnis,
pendidikan, keluarga dan
konsumen, olahraga, jurnalistik,
media massa dan komunikasi,
hukum, perpustakaan dan
permuseuman, militer, administrasi
publik, dan pekerja sosial); dan
▪ 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa
untuk rumpun ilmu alam, rumpun
ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu
terapan (pertanian, arsitektur dan
perencanaan, teknik, kehutanan dan
lingkungan, kesehatan, dan
transportasi);
b) dapat mengusulkan calon dosen tetap
sebagaimana dimaksud pada huruf a) • Scan asli SK pengangkatan sebagai dosen
yang berusia paling tinggi 65 (enam tetap di PTN yang mengusulkan pembukaan
puluh lima) tahun bagi yang memiliki program studi vokasi;
jabatan fungsional non profesor atau
paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun
bagi yang memiliki jabatan fungsional
profesor.
Bagi calon dosen yang diambil dari program
• Scan asli Surat tugas dari Rektor/Ketua/
studi lain dari perguruan tinggi yang sama
Direktur;
wajib dilengkapi surat penugasan dari
pemimpin perguruan tinggi dan
melampirkan Surat Keputusan sebagai
• Scan asli Daftar riwayat hidup
Dosen Tetap Pegawai Negeri Sipil atau
Dosen dengan Perjanjian Kerja perguruan
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
9

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
tinggi pengusul; atau Surat Keputusan
Pengangkatan sebagai Dosen Tetap Pegawai
Negeri Sipil pada perguruan tinggi pengusul;
7) Bukan guru yang telah memiliki Nomor
Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan; • Scan asli KTP;
8) Bukan pegawai tetap pada instansi lain;
9) Bukan aparatur sipil negara non-dosen.
Calon Dosen Tidak Tetap:
• Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan
1) Warga Negara Indonesia dengan identitas
sebagai PNS di PTN lain; atau
sebagaimana tercantum dalam Kartu Tanda
Penduduk (KTP), berusia paling tinggi 58 (lima • Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan
puluh delapan) tahun bagi yang belum punya Dosen Tetap dengan perjanjian kerja
NIDN pada saat pengusulan; (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
2) Berstatus sebagai dosen tetap pada Kerja) pada PTN lain;
perguruan tinggi lain, yang dibuktikan dengan • Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan
SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap di
perguruan tinggi lain tersebut; sebagai dosen tetap dari Badan
Penyelenggara PTS (apabila berasal dari PTS)

3) Dalam hal dosen yang berasal dari perguruan


tinggi lain telah memiliki NIDN, maka
Pemimpin Perguruan Tinggi tersebut:
a. wajib mempertahankan nisbah Dosen dan
Mahasiswa pada program studi yang
ditinggalkan. Nisbah sebagaimana
dimaksud di atas sebagai berikut:
1) 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 45 (empat puluh lima)
mahasiswa untuk rumpun ilmu
agama, rumpun ilmu humaniora,
rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun
ilmu terapan (bisnis, pendidikan,
keluarga dan konsumen, olahraga,
jurnalistik, media massa dan
komunikasi, hukum, perpustakaan
dan permuseuman, militer,
administrasi publik, dan pekerja
sosial); dan
2) 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa
untuk rumpun ilmu alam, rumpun
ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
10

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
terapan (pertanian, arsitektur dan
perencanaan, teknik, kehutanan dan
lingkungan, kesehatan, dan
transportasi);
b. dapat mengusulkan calon dosen tidak
tetap yang berusia paling tinggi 65 (enam
puluh lima) tahun bagi yang memiliki • Scan asli ijazah dan transkrip semua
jabatan fungsional non profesor atau program pendidikan yang pernah ditempuh.
paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun bagi
yang memiliki jabatan fungsional profesor. • Scan asli Surat Keputusan penyetaraan
4) Paling rendah berijazah: ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar
a) Magister, Magister terapan, atau yang negeri, dari Kementerian yang menangani
setara untuk Program Diploma; pendidikan tinggi.

b) Doktor atau Doktor Terapan untuk • Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir
Program Magister Terapan dan Program
(khusus untuk pembukaan program studi
Doktor Terapan;
vokasi pada program doktor terapan);
dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sesuai dengan program studi
vokasi yang akan diusulkan;
Khusus pada program doktor terapan:
• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon
Dosen Tetap dengan jabatan akademik
profesor dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sesuai dengan
program studi vokasi yang akan dibuka;
• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima)
tahun untuk dosen yang telah memiliki
NIDN dengan jabatan akademik bukan
profesor, atau berusia paling tinggi 70
(tujuh puluh) tahun untuk dosen yang
telah memiliki NIDN dengan jabatan
akademik profesor, dalam bidang ilmu • Scan asli Surat penugasan dari Rektor/
pengetahuan dan teknologi yang sesuai Ketua/Direktur perguruan tinggi asal;
dengan program studi vokasi yang akan
dibuka, pada saat pengusulan program
studi vokasi tersebut;
5) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin
Pergurruan Tinggi Asal bahwa calon dosen • Scan asli Surat Penugasan dari Pemimpin
tetap yang bersangkutan akan menjadi calon Perguruan Tinggi Pengusul sebagai dosen
dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi tidak tetap, atau tutor pada program studi
Pengusul, dilampiri Perjanjian Kerja Sama yang diusulkan;
(MoA) antar Perguruan tInggi Pengusul
dengan Perguruan Tinggi Asal;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
11

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
6) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin
Perguruan Tinggi Pengusul sebagai calon
dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi
Pengusul;
3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu)
program studi vokasi pada akademi
komunitas dengan ketentuan:
1) Warga Negara Indonesia berusia paling • Scan asli KTP
tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada
saat pengusulan pembukaan program studi
vokasi.
2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga • Scan asli ijazah dan transkrip semua
dengan sertifikat kompetensi atau program pendidikan tinggi yang pernah
pengalaman kerja dan/atau pengalaman ditempuh. sertifikat kompetensi atau surat
mengajar paling sedikit 5 tahun pada keterangan pengalaman kerja dan/atau
kompetensi sebidang; pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima)
tahun pada kompetensi sebidang;
• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
calon instruktur tetap lulusan luar negeri,
dari Kementerian
3) Sebagai tenaga profesional dengan • Scan asli sertifikat kompetensi atau surat
sertifikat kompetensi atau pengalaman keterangan pengalaman kerja paling rendah
kerja paling rendah setara dengan lulusan setara dengan lulusan Program Sarjana
Program Sarjana Terapan atau Program Terapan atau Program Sarjana; atau
Sarjana; atau
4) Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan • Scan asli surat keterangan pengakuan dari
dari asosiasi bidang keahliannya yang setara asosiasi bidang keahliannya yang setara
dengan angka 2 atau angka 3; atau dengan angka 2 atau angka 3; atau
5) Tenaga profesional dengan pengalaman • Scan asli surat keterangan pengakuan
kerja paling sedikit setara dengan lulusan pengalaman kerja paling sedikit setara
diploma tiga; dengan lulusan diploma tiga;
6) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan • Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), tetap tentang Kesediaan bekerja penuh
yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam waktu berdasarkan EWMP;
per minggu;
7) Belum memiliki Nomor Induk Dosen
Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;
8) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut • Scan asli Daftar riwayat hidup;
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
9) Bukan pegawai tetap pada instansi lain.
f. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
12

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
pembukaan program studi vokasi, terdiri atas:
1. Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) m2 per
mahasiswa;
2. Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat)
m2 per orang;
3. Ruang administrasi dan kantor paling
sedikit 4 (empat) m2 per orang;
4. Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua
ratus) m2 termasuk ruang baca yang harus
dikembangkan sesuai dengan pertambahan
jumlah mahasiswa;
5. Ruang laboratorium, komputer, dan sarana
praktikum dan/atau penelitian sesuai
kebutuhan setiap Program Studi;
6. Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per
program studi sesuai dengan bidang
keilmuan pada program studi;
7. Khusus untuk pembukaan program studi
vokasi pada program magister terapan atau
doktor terapan, memiliki ruang belajar
mandiri yang memadai dan fasilitas untuk
mengakses kepustakaan ilmiah;
kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
g. Memiliki perjanjian kerjasama antara Rektor/ • Scan asli perjanjian kerjasama antara
Ketua/Direktur dengan dunia usaha dan/atau Rektor/Ketua/Direktur dengan dunia usaha
dunia industri tentang: dan/atau dunia industri.
1. Pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki oleh
dunia usaha dan/atau dunia industri;

2. Pemanfaatan laboratorium yang dimiliki


oleh dunia usaha dan/atau dunia industri;
dan/atau
3. Tempat magang yang disediakan oleh dunia
usaha dan/atau dunia industri;
h. Kurikulum program studi vokasi disusun • Scan asli dokumen kurikulum yang berisi:
berdasarkan kompetensi lulusan sesuai 1. Profil lulusan;
standar nasional pendidikan tinggi dan 2. Keunikan program studi;
ketentuan peraturan perundang-undangan; 3. Capaian pembelajaran lulusan;
4. Struktur kurikulum:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
13

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Negeri
• untuk program studi vokasi pada
program diploma dan magister
terapan berisi daftar mata kuliah per
semester beserta beban sks;
• untuk program studi pada program
doktor terapan berisi:
a) Fokus penelitian;
b) Keterkaitan antara mata kuliah
dan fokus penelitian untuk
menjamin pemenuhan luaran
berupa publikasi pada jurnal
internasional bereputasi;
c) Persyaratan kelulusan.
5. RPS dari mata kuliah penciri program
studi:
• Program diploma 10 (sepuluh) mata
kuliah;
• Program magister terapan 5 (lima)
mata kuliah;
• Program doktor terapan 2 (dua)
sampai 3 (tiga) mata kuliah;

i. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah


2 (dua) orang untuk melayani 1 (satu) program
studi vokasi dan 1 (satu) orang untuk melayani
perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan ketentuan:
1) Warga Negara Indonesia berusia paling • Scan asli KTP;
tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada
saat pengusulan pembukaan program
studi vokasi;
2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan
• Scan asli ijazah calon tenaga kependidikan;
dan
3) Bersedia bekerja penuh waktu selama
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per • Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon
minggu. tenaga kependidikan untuk bekerja penuh
waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam per minggu;
Catatan:
a. Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi untuk
setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani
oleh Rektor/Ketua/Direktur;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
14

b. Semua dokumen untuk membuktikan pemenuhan semua persyaratan di atas, dilampirkan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi
Pembukaan Program Studi Vokasi yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur;
Formulir Instrumen sebagaimana dimaksud diatas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman
silemkerma.kemdikbud.go.id.
c. Dokumen huruf h, huruf i, dan huruf j juga diperiksa pada saat evaluasi lapangan khusus untuk usul
program studi vokasi pada program doktor terapan.

3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri


Pembukaan program studi vokasi merupakan penambahan jumlah program studi vokasi pada PTN yang
telah berdiri.
Usul pembukaan program studi vokasi pada PTN yang memuat pemenuhan semua persyaratan yang
diuraikan sebelumnya di dalam Bab II angka 2, diproses dengan prosedur sebagai berikut:

• Prosedur Umum Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri
Tahap Kesatu
Pemimpin PTN memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan Pertimbangan Senat
perguruan tinggi
Tahap Kedua
Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:
1. Pemimpin PTN mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui
laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan
3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Pemimpin PTN dapat mengajukan kembali
permintaan akun. Apabila disetujui maka Pemimpin PTN dapat melanjutkan proses ke tahap
ketiga.
Tahap Ketiga
Pemimpin PTN mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas
melalui akun yang telah diperoleh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang
diunggah.
Kekhususan:
a. Untuk pembukaan program studi vokasi pada program doktor terapan di PTN, apabila
berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi
lapangan);
b. Untuk pembukaan program studi vokasi pada PTN Badan Hukum, prosedur pembukaan Program
Studi Vokasi pada PTN Badan Hukum telah diatur dalam Pasal 28 ayat (2) Permendikbud No. 7
Tahun 2020 sebagai berikut:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
15

a. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan proposal pembukaan Program Studi vokasi kepada
Senat Akademik PTN Badan Hukum dan Majelis Wali Amanat;
b. Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan syarat
pembukaan Program Studi vokasi sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas;
c. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan permohonan akreditasi Program Studi vokasi yang
akan dibuka kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Akreditasi
Mandiri;
d. Apabila hasil evaluasi, verifikasi, dan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf
c menyatakan bahwa Program Studi vokasi yang diusulkan layak untuk dibuka, Pemimpin PTN
Badan Hukum menetapkan pembukaan Program Studi vokasi tersebut.
Untuk memperoleh izin pembukaan program studi vokasi pada PTN non PTN Badan Hukum
sebagaimana dikemukakan di atas, maka Rektor/Ketua/Direktur harus mengikuti prosedur khusus di
bawah ini:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
16

• Prosedur Khusus Pembukaan Program Studi Vokasi pada PTN Penyelenggara Pendidikan Akademik
dan PTN Penyelenggara Pendidikan Vokasi
PROSEDUR KHUSUS PEMBUKAAN PROGRAM STUDI VOKASI PADA PTN

PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI SETJEN

Pemimpin PTN mengajukan permintaan akun ke MULAI


Direktorat Jenderl Pendidikan Vokasi melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan

1
surat permohonan akun (bagi PTN yang belum memiliki 1
akun) Usul
AKUN

2 Verifikasi
DOKUMEN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan USUL AKUN
verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun
2
belum disetujui, maka Pemimpin PTN dapat mengajukan
kembali permintaan akun TIDAK
Disetujui?

YA
Pemimpin PTN mengunggah dokumen dalam bentuk pdf
yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pemimpin PTN,
yang terdiri atas:
3
a. Surat permohonan pembukaan program studi vokasi
Unggah
pada PTN kepada Mendikbud; USUL
3

b. Rekomendasi dari LLDikti


c. Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi
Pembukaan Program Studi Vokasi; dan
d. Lampiran Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum
Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan 4


evaluasi tentang pemenuhan jumlah dan kualifikasi Evaluasi
DOSEN/ INSTRUKTUR
4

calon dosen tetap/instruktur tetap untuk program studi TETAP


vokasi yang diusulkan

Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen


tetap/instruktur tetap memenuhi persyaratan, maka 5
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Unggah Kembali
TIDAK Disetujui?
USUL
“Persetujuan Proses Lanjut” melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id untuk diproses ke tahap
5

berikutnya. YA
Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen 5
tetap/instruktur tetap tidak memenuhi persyaratan, Persetujuan
usul dinyatakan belum disetujui dan Pemimpin PTN PROSES LANJUT
dapat mengunggah kembali usul.
Unggah maksimal 6
4 (empat) kali
Evaluasi
(termasuk TENDIK,
Apabila “Persetujuan Proses Lanjut” telah diberikan,
pengunggahan SARANA &
LLDIKTI mengevaluasi kriteria non dosen (tenaga
6

yang pertama PRASARANA


kependidikan, sarana prasaran, dan kurikulum). SERTA KURIKULUM
kali)

YA

Apabila hasil evaluasi kriteria non dosen tidak 7


memenuhi persyaratan, usul dinyatakan belum Unggah Kembali
TIDAK Disetujui?
USUL
7

disetujui, dan Pemimpin PTN dapat mengunggah


kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id
YA

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat melakukan


Visitasi
8

evaluasi lapangan

TIDAK
YA

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI 9


Evaluasi
dapat melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Syarat
9

LAPANGAN
Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi

10
Unggah Disetujui?
PEMENUHAN
Apabila hasil evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud KEKURANGAN
BERDASARKAN TIDAK
pada angka 9 belum memenuhi persyaratan, maka
HASIL EVALUASI
10

pengusul diminta mengunggah pemenuhan kekurangan Evaluasi


berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun LAPANGAN DOKUMEN
silemkerma.kemdikbud.go.id PEMENUHAN
KEKURANGAN
BERDASARKAN
HASIL EVALUASI
LAPANGAN

11
Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah Penerbitan
YA SK
memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin
11

pembukaan program studi vokasi kepada Mendikbud


untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang pembukaan SELESAI
program studi vokasi

********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
17

LAMPIRAN
Lampiran a: Contoh Surat Usul Pembukaan Program Studi Vokasi Pada PTN
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
18

Lampiran b: Contoh Surat Pertimbangan Senat PTN Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi
Lampiran b: Contoh Surat Rekomendasi LLDikti untuk Pembukaan Program Studi Vokasi Pada PTN
Persyaratan dan Prosedur

Pembukaan Program Studi Vokasi


Pada
Perguruan Tinggi Swasta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
2020
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
I

Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan
pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti.
Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal
baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada
Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan Permendikbud No. 45 Tahun
2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah merumuskan pemberian izin penyelenggaraan
perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat (Pasal 18 Perpres 82 Tahun 2019 dan
Pasal 114 huruf g Permendikbud No. 45 Tahun 2019). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, telah diterbitkan
Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016
Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak
1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS) baru dan
pembukaan program studi sebagai berikut:
1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/
lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;
2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi;
3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,
dan mathematic (STEM);
4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,
dan angka 3 dapat dikecualikan bagi:
a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan
b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.
Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan
kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti serta arah
prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi Badan
Penyelenggara dan pemimpin PTS untuk memenuhi persyaratan dan prosedur pembukaan program studi
vokasi pada PTS.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
II

Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana
dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pembukaan program studi vokasi pada PTS
mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi
untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020


Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
III

Pengantar
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Berdasarkan Permendikbud nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah dibentuk Ditjen Pendidikan Vokasi dan
Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi yang yang salah satu fungsinya adalah
melakukan perumusan pemberian izin pembukaan program studi vokasi pada
perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi. Oleh karena itu, pemro
sesan usul pembukaan program studi vokasi pada PTS dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi
dan Profesi.
Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan
dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.
Proses administrasi pembukaan program studi vokasi pada PTS dilakukan secara daring atau online,
sehingga selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan yang bersih dan efisien.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang dimuat dalam
peraturan untuk peningkatan pelayanan proses perizinan pembukaan program studi vokasi dan pendirian
PTS penyelenggara pendidikan vokasi, antara lain Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian,
Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan
Tinggi Swasta.
Peraturan tersebut diimplementasikan dalam tahap pengusulan pembukaan program studi vokasi maupun
usul pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi vokasi dapat
dilakukan melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur
pembukaan program studi vokasi tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi vokasi
melalui kerja sama diuraikan dalam buku tersendiri.
Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi pada Pendirian Perguruan Tinggi
Swasta’ dimaksudkan untuk memandu para pihak yang akan mengusulkan pembukaan program studi
vokasi tanpa melalui kerja sama.
Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.

Jakarta, Juni 2020


Direktur Pendidikan Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
IV

Daftar Isi
halaman
Sambutan I
Pengantar III
Daftar Isi IV
Bab I Pendahuluan 1
1. Latar Belakang 1
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi atau Penyelenggara Pendidikan Akademik 1
Bab II Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta 3
1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta 3
2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan
Tinggi Swasta 4
3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta 12
Lampiran 14

********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
1

Bab I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perizinan pembukaan program studi vokasi pada
perguruan tinggi swasta (PTS) di lingkungan Kemdikbud maka dilakukan pembaruan sistem pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti),
program studi vokasi selain dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi melainkan juga dapat
dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan akademik. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat dikemukakan bahwa universitas, institut, dan sekolah tinggi sebagai perguruan
tinggi penyelenggara pendidikan akademik selain dapat membuka program studi akademik, juga dapat
membuka program studi vokasi. Sedangkan politeknik, akademi, dan akademi komunitas sebagai
perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi hanya dapat membuka program studi vokasi.
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
atau Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Akademik
Berdasarkan gambar di atas, dapat dikemukakan bahwa uraian di dalam Buku ini tidak saja berlaku bagi
pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi, melainkan juga berlaku bagi
pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan akademik.
Pengusulan, evaluasi, sampai dengan penerbitan izin pembukaan program studi vokasi:
a. pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi (politeknik, akademi, dan akademi kominitas); dan
b. pada PTS penyelenggara pendidikan akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi);
diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
2

Di dalam buku ini diuraikan pembukaan program studi vokasi di kampus utama PTS yang telah berdiri.
Sedangkan pembukaan program studi vokasi di luar kampus utama (PSDKU), pembukaan program studi
vokasi untuk Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), pembukaan program studi vokasi pada PTS yang berperingkat
akreditasi Unggul atau Baik Sekali serta peringkat A atau B melalui kerja sama, pembukaan program studi
vokasi untuk memenuhi persyaratan minimal jumlah program studi pada usulan perubahan PTS penyelenggara
pendidikan vokasi, dan pembukaan program studi vokasi melalui penyelenggaraan PTS di kawasan ekonomi
khusus, akan diuraikan dalam buku tersendiri.
Pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara
pendidikan akademik yang telah berdiri, diusulkan oleh pemimpin PTS tersebut kepada Mendikbud
dengan mengajukan usul pembukaan program studi vokasi yang memuat pemenuhan persyaratan
minimum akreditasi yang diuraikan di dalam Bab II buku ini.
Kelengkapan dan kebenaran persyaratan tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum
akreditasi dari program studi vokasi yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan
persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi dan LLDIKTI.
Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS
penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, dilakukan secara daring melalui silemkerma.
kemdikbud.go.id.

********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
3

Bab II
Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta


a. Pengertian Program Studi Vokasi
Menurut Pasal 1 angka 17 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), program studi
adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode
pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau
pendidikan vokasi.
Sedangkan menurut Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti:
(1) Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa
untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.
(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah
sampai program magister terapan atau program doktor terapan.
Dengan demikian, program studi vokasi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran
yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu yang diselenggarakan melalui program
diploma, program magister terapan, atau program doktor terapan yang menyiapkan mahasiswa
untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.
b. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi
Pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi di kampus utama perguruan tinggi dibedakan
sebagai berikut:
• Pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS penyelenggara pendidikan
vokasi;
• Pembukaan program studi vokasi dalam rangka penambahan program studi vokasi pada perguruan
tinggi yang telah berdiri.
Pembukaan program studi vokasi yang akan diuraikan dalam Buku ini merupakan pembukaan program
studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara pendidikan akademik
di kampus utama PTS tersebut, yang merupakan penambahan program studi vokasi pada PTS
penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara pendidikan akademik yang sudah berdiri.
Kampus utama adalah domisili perguruan tinggi di kabupaten/kota/kota administratif sebagaimana
dicantumkan dalam keputusan Menteri tentang pendirian perguruan tinggi tersebut.
Penambahan program studi vokasi, khusus pada PTS penyelenggara pendidikan akademik,
berdasarkan Pasal 4 ayat (1) sampai dengan ayat (4) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 hanya diizinkan
sampai dengan batas maksimum jumlah program studi vokasi sebagai berikut:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
4

Selain itu, perlu dikemukakan bahwa seiring dengan pengembangan program studi vokasi untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja
lulusan program studi vokasi, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi antara lain pada bidang sebagai berikut:
a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri,
Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik
Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);
b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual,
Multimedia, Tata Busana);
c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit
dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan
d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).
c. Pengertian Perguruan Tinggi Swasta
Adapun yang dimaksud PTS menurut Pasal 1 angka 8 UU Dikti adalah perguruan tinggi yang didirikan
dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat.
Selanjutnya, di dalam Pasal 60 ayat (2) dan ayat (3) UU Dikti diatur bahwa:
(2) PTS didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan hukum yang
berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri.
(3) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk yayasan,
perkumpulan, dan bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) Permendikbud Nomor 7
Tahun 2020 menetapkan:
a. Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program
Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi, mendapatkan akreditasi dengan
peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.
Persyaratan dan dokumen pembukaan program studi vokasi baik pada PTS penyelenggara pendidikan
vokasi maupun PTS penyelenggara pendidikan akademik sebagai berikut:

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
a. Pemimpin PTS (Rektor/Ketua/Direktur) Scan asli surat permohonan pemimpin PTS
mengajukan surat permohonan pembukaan (Rektor/Ketua/Direktur) tentang pembukaan
program studi vokasi kepada Mendikbud. program studi vokasi kepada Mendikbud.
b. Telah memiliki akta notaris tentang pendirian • Scan asli akta notaris pendirian Badan
Badan Penyelenggara beserta perubahannya, Penyelenggara beserta semua perubahan,
Surat Keputusan Kementerian Hukum dan jika pernah dilakukan perubahan;
HAM, dan surat keputusan izin pendirian PTS;
• Scan asli Surat Keputusan Menkumham
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
5

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
tentang pengesahan Badan Penyelenggara
sebagai badan hukum;

Scan asli Surat Keputusan Mendiknas/
Mendikbud/Menristekdikti tentang izin
pendirian PTS;
c. Memiliki persetujuan tertulis Badan Scan asli surat persetujuan Badan Penyelenggara
Penyelenggara tentang pembukaan program tentang pembukaan program studi vokasi yang
studi vokasi yang diusulkan; diusulkan;
d. Memiliki pertimbangan tertulis Senat Scan asli surat pertimbangan Senat Perguruan
perguruan tinggi tentang pembukaan program Tinggi tentang pembukaan program studi vokasi
studi vokasi yang diusulkan; yang diusulkan.
e. Memenuhi persyaratan minimum akreditasi Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum
program studi vokasi sesuai standar nasional Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi
pendidikan tinggi, yang dibuktikan melalui beserta semua Lampirannya.
pengisian formulir Instrumen Pemenuhan
Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan
Program Studi Vokasi pada:
• Program Diploma;
• Program Magister Terapan;
• Program Doktor Terapan.
Dalam hal pembukaan program studi vokasi
pada program magister terapan dan doktor
terapan:
• Monodisiplin:
a. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
magister terapan dapat diselenggarakan Baik Sekali program studi vokasi dalam
setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program
cabang ilmu yang sama pada program diploma empat atau sarjana terapan;
diploma empat atau sarjana terapan
telah memiliki peringkat akreditasi paling
rendah B atau Baik Sekali, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
b. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
doktor terapan dapat diselenggarakan Baik Sekali program studi vokasi dalam
setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program
cabang ilmu yang sama pada program magister terapan;
magister terapan telah memiliki
peringkat akreditasi paling rendah B atau
Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
6

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
• Multidisiplin:
a. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
magister terapan multidisiplin dapat Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program
diselenggarakan setelah paling sedikit 2 studi vokasi yang relevan pada program
(dua) program studi vokasi yang relevan diploma empat atau sarjana terapan;
pada program diploma empat atau
sarjana terapan telah memiliki peringkat
akreditasi paling rendah B atau Baik
Sekali, kecuali ditentukan lain oleh
peraturan perundang-undangan;
b. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
doktor terapan multidisiplin dapat Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program
diselenggarakan setelah paling sedikit 2 studi vokasi yang relevan pada program
(dua) program studi vokasi yang relevan magister terapan;
pada program magister terapan telah
memiliki peringkat akreditasi paling
rendah B atau Baik Sekali, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan
f. Memperoleh rekomendasi tertulis dari LLDIKTI • Scan asli rekomendasi tertulis dari LLDIKTI
di wilayah perguruan tinggi swasta yang akan yang masih berlaku.
membuka program studi vokasi, dengan masa
berlaku rekomendasi paling lama 1 (satu)
tahun terhitung sejak rekomendasi
diterbitkan, yang berisi:
1. Rekam jejak (termasuk legalitas) Badan
Penyelenggara;
2. Rekam jejak perguruan tinggi yang
akan membuka program studi vokasi;
3. Tingkat kejenuhan berbagai Program
Studi vokasi yang akan dibuka; dan
4. Tingkat keberlanjutan program studi
yang diusulkan.
g. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi
yang akan dibuka paling sedikit berjumlah:
1) 3 (tiga) orang calon dosen tetap pada
Program Diploma atau Program Sarjana
Terapan untuk Universitas, Institut, Sekolah
Tinggi, Politeknik dan Akademi, yang dapat
berasal dari Dosen Tetap pada PTS pengusul,
atau berasal dari luar PTS pengusul yang
tidak menjadi pegawai tetap pada satuan
kerja atau satuan pendidikan lain.
2) 2 (dua) orang calon dosen tetap pada
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
7

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
Akademi Komunitas;
dengan ketentuan:
Calon Dosen Tetap:
1) Warga Negara Indonesia berusia paling • Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Domisili bagi calon dosen tetap yang
yang belum punya NIDN pada saat memiliki KTP tidak sama dengan domisili PTS
pengusulan. Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Jika telah memiliki NIDN dan/atau telah
memiliki jabatan fungsional, maka lihat
angka 5) di bawah.

2) Paling rendah berijazah:


a) Magister, Magister terapan, atau yang
setara untuk Program Diploma; • Scan asli ijazah dan transkrip semua
b) Doktor atau Doktor Terapan untuk program pendidikan yang pernah ditempuh.
Program Magister Terapan dan Program • Scan asli Surat Keputusan penyetaraan
Doktor Terapan; ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar
negeri, dari Kementerian yang menangani
dalam bidang ilmu pengetahuan dan
pendidikan tinggi.
teknologi yang sesuai dengan program studi
vokasi yang akan diusulkan;
3) Pada program doktor terapan:
• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon
Dosen Tetap dengan jabatan akademik • Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir
profesor dalam bidang ilmu pengetahuan (khusus untuk pembukaan program studi
dan teknologi yang sesuai dengan vokasi pada program doktor terapan);
program studi vokasi yang akan dibuka;
• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima)
tahun untuk dosen yang telah memiliki
NIDN dengan jabatan akademik bukan
profesor, atau berusia paling tinggi 70
(tujuh puluh) tahun untuk dosen yang
telah memiliki NIDN dengan jabatan
akademik profesor, dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sesuai
dengan program studi vokasi yang akan
dibuka, pada saat pengusulan program
studi vokasi tersebut;
4) Bersedia bekerja penuh waktu
berdasarkan Ekuivalen Waktu Mendidik • Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
8

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh dosen tetap untuk bekerja penuh waktu
tujuh koma lima) jam per minggu bagi berdasarkan EWMP.
calon dosen tetap;
5) Belum memiliki Nomor Induk Dosen
Nasional (NIDN) atau belum memiliki
Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK).
Dalam hal dosen telah memiliki NIDN yang
berasal dari program studi lain dalam PTS
yang sama, maka Rektor/Ketua/Direktur:
a) wajib mempertahankan nisbah Dosen
dan Mahasiswa pada program studi
yang ditinggalkan. Nisbah sebagaimana
dimaksud di atas sebagai berikut:
▪ 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 45 (empat puluh lima)
mahasiswa untuk rumpun ilmu
agama, rumpun ilmu humaniora,
rumpun ilmu sosial, dan/atau
rumpun ilmu terapan (bisnis,
pendidikan, keluarga dan
konsumen, olahraga, jurnalistik,
media massa dan komunikasi,
hukum, perpustakaan dan
permuseuman, militer, administrasi
publik, dan pekerja sosial); dan
▪ 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa
untuk rumpun ilmu alam, rumpun
ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu
terapan (pertanian, arsitektur dan
perencanaan, teknik, kehutanan dan
lingkungan, kesehatan, dan
transportasi);
b) dapat mengusulkan calon dosen tetap
sebagaimana dimaksud pada huruf a)
yang berusia paling tinggi 65 (enam • Scan asli SK pengangkatan sebagai dosen
puluh lima) tahun bagi yang memiliki tetap di PTS yang mengusulkan pembukaan
jabatan fungsional non profesor atau program studi vokasi;
paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun
bagi yang memiliki jabatan fungsional
profesor.
Bagi calon dosen tetap yang diambil dari
program studi lain dari PTS yang sama wajib
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
9

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
memperoleh penugasan dari Rektor/Ketua/ • Scan asli Suratpemugasan dari Rektor/
Direktur; Ketua/Direktur;
6) Bukan guru yang telah memiliki Nomor
Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
• Scan asli Daftar riwayat hidup
7) Bukan pegawai tetap pada instansi lain;
8) Bukan Aparatur Sipil Negara, kecuali dosen
yang dipekerjakan (DPK) oleh LLDIKTI
setempat pada PTS yang mengusulkan
pembukaan program studi vokasi.
Calon dosen tetap yang belum memiliki NIDN
atau NIDK harus menandatangani perjanjian
kesediaan pengangkatan sebagai calon dosen • Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengangkatan
tetap untuk setiap usul pembukaan program Dosen Tetap antara Badan Penyelenggara
studi vokasi dengan Badan Penyelenggara atau atau Rektor/Ketua/Direktur dalam hal
Rektor/Ketua/Direktur dalam hal kewenangan kewenangan menandatangani perjanjian
menandatangani perjanjian kesediaan telah kesediaan telah dilimpahkan kepada
dilimpahkan kepada Rektor/Ketua/Direktur. Rektor/Ketua/Direktur dan calon dosen
tetap.
Calon Dosen Tidak Tetap:
1) Warga Negara Indonesia dengan identitas
sebagaimana tercantum dalam Kartu Tanda • Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
Penduduk (KTP), berusia paling tinggi 58 (lima Domisili bagi calon dosen tetap yang
puluh delapan) tahun bagi yang belum punya memiliki KTP tidak sama dengan domisili PTS
NIDN pada saat pengusulan; Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
2) Berstatus sebagai dosen tetap pada
perguruan tinggi lain, yang dibuktikan dengan • Scan asli SK pengangkatan sebagai dosen
SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap di tetap di PTS yang mengusulkan pembukaan
perguruan tinggi lain tersebut; program studi vokasi;
3) Dalam hal dosen yang berasal dari perguruan
tinggi lain telah memiliki NIDN, maka
Pemimpin Perguruan Tinggi tersebut:
a. wajib mempertahankan nisbah Dosen dan
Mahasiswa pada program studi yang
ditinggalkan. Nisbah sebagaimana
dimaksud di atas sebagai berikut:
1) 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 45 (empat puluh lima)
mahasiswa untuk rumpun ilmu
agama, rumpun ilmu humaniora,
rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun
ilmu terapan (bisnis, pendidikan,
keluarga dan konsumen, olahraga,
jurnalistik, media massa dan
komunikasi, hukum, perpustakaan
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
10

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
dan permuseuman, militer,
administrasi publik, dan pekerja
sosial); dan
2) 1 (satu) dosen berbanding paling
banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa
untuk rumpun ilmu alam, rumpun
ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu
terapan (pertanian, arsitektur dan
perencanaan, teknik, kehutanan dan
lingkungan, kesehatan, dan
transportasi);
b. dapat mengusulkan calon dosen tidak
tetap yang berusia paling tinggi 65 (enam
puluh lima) tahun bagi yang memiliki
jabatan fungsional non profesor atau
paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun bagi
yang memiliki jabatan fungsional profesor.
4) Paling rendah berijazah:
a) Magister, Magister terapan, atau yang
setara untuk Program Diploma;
• Scan asli ijazah dan transkrip semua
b) Doktor atau Doktor Terapan untuk program pendidikan yang pernah ditempuh.
Program Magister Terapan dan Program
Doktor Terapan; • Scan asli Surat Keputusan penyetaraan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar
teknologi yang sesuai dengan program studi negeri, dari Kementerian yang menangani
vokasi yang akan diusulkan; pendidikan tinggi.
Khusus pada program doktor terapan:
• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon
Dosen Tetap dengan jabatan akademik • Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir
profesor dalam bidang ilmu pengetahuan (khusus untuk pembukaan program studi
dan teknologi yang sesuai dengan vokasi pada program doktor terapan);
program studi vokasi yang akan dibuka;
• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima)
tahun untuk dosen yang telah memiliki
NIDN dengan jabatan akademik bukan
profesor, atau berusia paling tinggi 70
(tujuh puluh) tahun untuk dosen yang
telah memiliki NIDN dengan jabatan
akademik profesor, dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sesuai
dengan program studi vokasi yang akan
dibuka, pada saat pengusulan program
studi vokasi tersebut;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
11

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
5) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin PTS Asal
bahwa calon dosen tetap yang bersangkutan • Scan asli Surat pemugasan dari Rektor/
akan menjadi calon dosen tidak tetap pada Ketua/Direktur perguruan tinggi asal;
Perguruan Tinggi Pengusul, dilampiri
Perjanjian Kerja Sama (MoA) antar PTS
Pengusul dengan Perguruan Tinggi Asal;
6) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin
Perguruan Tinggi Pengusul sebagai calon • Scan asli Surat Penugasan dari Pemimpin
dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi Pengusul sebagai dosen
Pengusul; tidak tetap, atau tutor pada program studi
yang diusulkan;

2 (dua) Calon Instruktur/Tutor atau Sebutan


Lain Yang Sejenis yang akan ditugaskan pada
program studi vokasi yang akan dibuka pada
Program Diploma Tiga atau Program Sarjana
Terapan, dengan ketentuan:
1. Berstatus sebagai karyawan di mitra kerja • Scan asli KTP Instruktur/Tutor atau Sebutan
sama (dunia usaha/industri/instansi/ Lain Yang Sejenis;
lembaga) yang bekerja sama dengan Badan • Scan asli ijazah dan transkrip semua
Penyelenggara yang akan mendirikan PTS; program pendidikan tinggi yang pernah
2. Memiliki surat persetujuan dari pemimpin ditempuh;
mitra kerja sama (perusahaan/industri/ • Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
instansi/lembaga) yang bekerja sama
calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari
dengan badan penyelenggara yang akan
Kemdikbud;
mendirikan PTS;
• Scan asli Surat Persetujuan dari pemimpin
3. Memiliki surat penugasan dari badan
Penyelenggara yang akan mendirikan PTS mitra kerja sama (perusahaan/industri/
untuk menjadi Instruktur/Tutor atau instansi/lembaga) yang bekerja sama
sebutan lain yang sejenis pada program dengan badan penyelenggara yang akan
studi yang diusulkan; mendirikan PTS
4. Memiliki kualifikasi pendidikan paling • Scan asli Daftar riwayat hidup;
rendah Diploma Tiga; dan
a. pengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun di
tempat kerja pada bidang pekerjaan yang
relevan dengan program studi yang
diusulkan; atau
sertifikat keahlian/kompetensi yang masih
berlaku sesuai dengan program studi yang
diusulkan;
3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu)
program studi vokasi pada akademi
komunitas dengan ketentuan:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
12

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
1) Warga Negara Indonesia berusia paling • Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada Domisili bagi calon instruktur tetap yang
saat pengusulan pembukaan program studi memiliki KTP dengan alamat tidak sama
vokasi. dengan alamat domisili PTS penyelenggara
pendidikan vokasi atau penyelenggara
pendidikan akademik;

2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga • Scan asli ijazah dan transkrip semua
dengan sertifikat kompetensi atau program pendidikan tinggi yang pernah
pengalaman kerja dan/atau pengalaman ditempuh, sertifikat kompetensi atau surat
mengajar paling sedikit 5 tahun pada keterangan pengalaman kerja dan/atau
kompetensi sebidang; pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima)
tahun pada kompetensi sebidang;
• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
calon instruktur tetap lulusan luar negeri,
dari Kemdikbud;
3) Sebagai tenaga profesional dengan • Scan asli sertifikat kompetensi atau surat
sertifikat kompetensi atau pengalaman keterangan pengalaman kerja paling rendah
kerja paling rendah setara dengan lulusan setara dengan lulusan Program Sarjana
Program Sarjana Terapan atau Program Terapan atau Program Sarjana; atau
Sarjana; atau
4) Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan • Scan asli surat keterangan pengakuan dari
dari asosiasi bidang keahliannya yang setara asosiasi bidang keahliannya yang setara
dengan angka 2 atau angka 3; atau dengan angka 2 atau angka 3; atau
5) Tenaga profesional dengan pengalaman • Scan asli surat keterangan pengakuan
kerja paling sedikit setara dengan lulusan pengalaman kerja paling sedikit setara
diploma tiga; dengan lulusan diploma tiga;
6) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan
• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP),
tetap tentang Kesediaan bekerja penuh
yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam
waktu berdasarkan EWMP;
per minggu;
7) Belum memiliki Nomor Induk Dosen
Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;
8) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut • Scan asli Daftar riwayat hidup;
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
9) Bukan pegawai tetap pada instansi lain
10) Bukan Aparatur Sipil Negara; dan
Calon instruktur tetap harus menandatangani • Scan asli Perjanjian Kesediaan
perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai Pengangkatan Calon Instruktur Tetap
calon instruktur tetap untuk setiap usul antara Badan Penyelenggara atau
pembukaan program studi vokasi, dengan Rektor/Ketua/Direktur dalam hal
Badan Penyelenggara atau Rektor/Ketua/
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
13

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
Direktur dalam hal kewenangan menanda- kewenangan menandatangani perjanjian
tangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kesediaan telah dilimpahkan kepada
kepada Rektor/Ketua/Direktur. Rektor/Ketua/Direktur dan dengan calon
instruktur tetap.
h. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk
pembukaan program studi vokasi, terdiri atas:
1. Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) m2 per
mahasiswa;
2. Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat)
m2 per orang;
3. Ruang administrasi dan kantor paling
sedikit 4 (empat) m2 per orang;
4. Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua
ratus) m2 termasuk ruang baca yang harus
dikembangkan sesuai dengan pertambahan
jumlah mahasiswa;
5. Ruang laboratorium, komputer, dan sarana
praktikum dan/atau penelitian sesuai
kebutuhan setiap Program Studi;
6. Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per
program studi sesuai dengan bidang
keilmuan pada program studi;
7. Khusus untuk pembukaan program studi
vokasi pada program magister terapan atau
doktor terapan, memiliki ruang belajar
mandiri yang memadai dan fasilitas untuk
mengakses kepustakaan ilmiah;
kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
i. Memiliki perjanjian kerjasama antara Badan • Scan asli perjanjian kerjasama antara Badan
Penyelenggara dengan dunia usaha dan/atau Penyelenggara atau Rektor/Ketua/Direktur
dunia industri tentang: dalam hal kewenangan menandatangani
1. Pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki oleh perjanjian kerjasama telah dilimpahkan
dunia usaha dan/atau dunia industri; kepada Rektor/Ketua/Direktur dengan dunia
usaha dan/atau dunia industri.
2. Pemanfaatan laboratorium yang dimiliki
oleh dunia usaha dan/atau dunia industri;
dan/atau
3. Tempat magang yang disediakan oleh dunia
usaha dan/atau dunia industri;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
14

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi


Dokumen
Pada Perguruan Tinggi Swasta
j. Kurikulum program studi disusun berdasarkan • Scan asli dokumen kurikulum yang berisi:
kompetensi lulusan sesuai standar nasional 1. Profil lulusan;
pendidikan tinggi dan ketentuan peraturan 2. Keunikan program studi;
perundang-undangan; 3. Capaian pembelajaran lulusan;
4. Struktur kurikulum:
• untuk program studi vokasi pada
program diploma dan magister
terapan berisi daftar mata kuliah per
semester beserta beban sks;
• untuk program studi pada program
doktor terapan berisi:
a) Fokus penelitian;
b) Keterkaitan antara mata kuliah
dan fokus penelitian untuk
menjamin pemenuhan luaran
berupa publikasi pada jurnal
internasional bereputasi;
c) Persyaratan kelulusan.
5. RPS dari mata kuliah penciri program
studi:
• Program diploma 10 (sepuluh) mata
kuliah;
• Program magister terapan 5 (lima)
mata kuliah;
• Program doktor terapan 2 (dua)
sampai 3 (tiga) mata kuliah;

k. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah


2 (dua) orang untuk melayani 1 (satu) program
studi vokasi dan 1 (satu) orang untuk melayani
perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan ketentuan:
1) Warga Negara Indonesia berusia paling
• Scan asli KTP;
tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada
saat pengusulan pembukaan program
studi vokasi;
2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan • Scan asli ijazah calon tenaga kependidikan;
dan

3) Bersedia bekerja penuh waktu selama • Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per tenaga kependidikan untuk bekerja penuh
minggu. waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam per minggu;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
15

Catatan:
a. Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi untuk
setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani
oleh Rektor/Ketua/Direktur;
b. Semua dokumen untuk membuktikan pemenuhan semua persyaratan di atas, dilampirkan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi
Pembukaan Program Studi Vokasi yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur;
Formulir Instrumen sebagaimana dimaksud diatas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman
silemkerma.kemdikbud.go.id.
c. Dokumen huruf h, huruf i, dan huruf j juga diperiksa pada saat evaluasi lapangan khusus untuk usul
program studi vokasi pada program doktor terapan.

3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta


Pembukaan program studi vokasi merupakan penambahan jumlah program studi vokasi pada PTS yang
telah berdiri.
Usul pembukaan program studi vokasi pada PTS yang memuat pemenuhan semua persyaratan yang
diuraikan sebelumnya di dalam Bab II angka 2, diproses dengan prosedur sebagai berikut:

3.1. Prosedur Umum Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta
Tahap Kesatu
Pemimpin PT memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan dokumen:
1. Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya, jika pernah dilakukan
perubahan;
2. Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan;
3. Surat Keputusan izin pendirian perguruan tinggi, serta semua izin pembukaan program studi
vokasi beserta semua perubahannya;
4. Persetujuan pembukaan program studi vokasi dari Badan Penyelenggara; dan
5. Pertimbangan pembukaan program studi vokasi dari Senat PTS.

Tahap Kedua
LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1, angka 2, dan
angka 3 tentang legalitas badan penyelenggara PTS. Dalam hal legalitas badan penyelenggara
tersebut belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk melakukan perbaikan dokumen
kepada instansi yang terkait. Beberapa contoh kasus belum terpenuhinya aspek legalitas Badan
Penyelenggara PTS dapat dilihat dalam Lampiran e.
LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi apabila:
1. telah menerima kembali pengajuan dokumen (dalam hal dilakukan perbaikan dokumen), dan
2. hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1, angka 2,
dan angka 3 telah dipenuhi.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
16

Tahap Ketiga
Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:
1. Rektor/Ketua/Direktur mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan
3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Rektor/Ketua/Direktur dapat mengajukan kembali
permintaan akun. Apabila disetujui maka Rektor/Ketua/Direktur dapat melanjutkan proses ke tahap
keempat.
Tahap Keempat
Rektor/Ketua/Direktur mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2
di atas melalui akun yang telah diperoleh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang
diunggah.
Khusus untuk pembukaan program studi vokasi pada program doktor terapan, apabila berdasarkan
hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan);
Untuk memperoleh izin pembukaan program studi vokasi pada PTS sebagaimana dikemukakan di
atas, maka Rektor/Ketua/Direktur harus mengikuti prosedur khusus di bawah ini:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
17

3.2. Prosedur Khusus Pembukaan Program Studi Akademik pada PT Penyelenggara Pendidikan
Akademik
PROSEDUR KHUSUS PEMBUKAAN PROGRAM STUDI VOKASI PADA PTS

PENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI SETJEN

MULAI
Rektor/Ketua/Direktur mengajukan permintaan akun ke
Direktorat Jenderl Pendidikan Vokasi melalui laman

1
silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat 1
permohonan akun (bagi PTN yang belum memiliki akun) Usul
AKUN

2 Verifikasi
DOKUMEN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan USUL AKUN
verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun 2
belum disetujui, maka Rektor/Ketua/Direktur dapat
mengajukan kembali permintaan akun TIDAK
Disetujui?

YA

Rektor/Ketua/Direktur mengunggah dokumen dalam


bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani oleh
Rektor/Ketua/Direktu, yang terdiri atas: 3

a. Surat permohonan pembukaan program studi vokasi Unggah


USUL
pada PTN kepada Mendikbud;
3

b. Rekomendasi dari LLDikti


c. Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi
Pembukaan Program Studi Vokasi; dan
d. Lampiran Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum
Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi 4

tentang pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen Evaluasi


DOSEN/ INSTRUKTUR
4

tetap/instruktur tetap untuk program studi vokasi yang TETAP


diusulkan

Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen


5
tetap/instruktur tetap memenuhi persyaratan, maka
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Unggah Kembali TIDAK Disetujui?
USUL
“Persetujuan Proses Lanjut” melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id untuk diproses ke tahap
5

berikutnya. YA
Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen 5

tetap/instruktur tetap tidak memenuhi persyaratan, usul Persetujuan


dinyatakan belum disetujui dan Rektor/Ketua/Direktur PROSES LANJUT
dapat mengunggah kembali usul.
Unggah maksimal 6
4 (empat) kali Evaluasi
Apabila “Persetujuan Proses Lanjut” telah diberikan, (termasuk TENDIK,
LLDIKTI mengevaluasi kriteria non dosen (tenaga pengunggahan SARANA &
6

kependidikan, sarana prasaran, dan kurikulum). yang pertama PRASARANA


kali) SERTA KURIKULUM

YA

Apabila hasil evaluasi kriteria non dosen tidak memenuhi 7

persyaratan, usul dinyatakan belum disetujui, dan Rektor/ Unggah Kembali TIDAK Disetujui?
USUL
7

Ketua/Direktur dapat mengunggah kembali usul melalui


laman silemkerma.kemdikbud.go.id
YA

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat melakukan


Visitasi
8

evaluasi lapangan

TIDAK
YA

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI 9


Evaluasi
dapat melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Syarat
9

LAPANGAN
Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi

10
Unggah
PEMENUHAN Disetujui?
Apabila hasil evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud KEKURANGAN TIDAK
pada angka 9 belum memenuhi persyaratan, maka BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
pengusul diminta mengunggah pemenuhan kekurangan
10

berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun


Evaluasi
silemkerma.kemdikbud.go.id DOKUMEN
PEMENUHAN
KEKURANGAN
BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
YA

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi 11


Penerbitan
persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi SK
mengajukan usul tertulis penerbitan izin pembukaan
11

program studi vokasi kepada Mendikbud untuk


diterbitkan Surat Keputusan tentang pembukaan program SELESAI
studi vokasi

********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
18

LAMPIRAN
Lampiran a: Contoh Surat Usul Pembukaan Program Studi Vokasi
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
19

Lampiran b: Contoh Surat Pertimbangan Senat PTN/PTS Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
20

Lampiran c: Contoh Surat Persetujuan Badan Penyelenggara Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
21

Lampiran d: Contoh Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen Tetap Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan

Yayasan/ Perkumpulan/ Persyarikatan …………………………

SK Menkumham No. ………………….

Perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap *Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan


…………………….

Pada hari …………… tanggal ……………. tahun………………. bertempat di …………………para pihak


yang bertandatangan di bawah ini:

• ……………… (nama) ketua pengurus *Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan ……………… ,


alamat…………………., selanjutnya disebut Pihak Pertama;
• ……………… (nama calon dosen tetap), alamat ………………………………………………(sesuai
kartu tanda penduduk), selanjutnya disebut Pihak Kedua;

Telah bersepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap *Yayasan/
Perkumpulan/Persyarikatan ……………………… dengan kententuan sebagai berikut:

Pasal 1

Pihak pertama bersedia untuk mengangkat pihak kedua sebagai dosen tetap *Yayasan/
Perkumpulan/Persyarikatan ……………..dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)
jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan perundang-undangan,
apabila izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... yang sedang diusulkan ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 2

Pihak Kedua bersedia untuk diangkat Pihak Pertama sebagai dosen tetap *Yayasan/
Perkumpulan/Persyarikatan ……………dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)
jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan perundang-undangan,
apabila izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... yang sedang diusulkan ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 3

Dalam hal izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... sebagaimana dimaksud pada pasal
2 telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pihak Kedua bersedia untuk
bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota domisli kampus utama (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*)
............................

Pasal 4

Pihak Kedua menyetujui bahwa perjanjian ini digunakan pula oleh Pihak Pertama untuk pemenuhan
persyaratan permohonan izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 5

Apabila timbul sengketa dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

…………………………………. …………………………………

*) Pilih salah satu


Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
22

Lampiran e: Contoh Masalah Badan Penyelenggara PTS dan Penyelesaiannya

No MASALAH BADAN PENYELENGGARA PTS PENYELESAIAN


1. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK
Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama
Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah Mengusulkan Perubahan nama Badan
didirikan Badan Penyelenggara baru oleh Pengusul Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK
2. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sesuai dengan nama
Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama Badan Penyelenggara yang baru kepada Dirjen
Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah Pendidikan Vokasi.
dilakukan perubahan nama Badan Penyelenggara
oleh Pengusul.
3. Nama Badan Penyelenggara pada SK Pendirian/
Perubahan PTS sama dengan nama Badan
Penyelenggara pengusul, namun Badan
Mengusulkan kepada Dirjen Pendidikan Vokasi
Penyelenggara tersebut didirikan dan disahkan
tentang penetapan kembali Badan Penyelenggara
sebagai Badan Hukum dengan nama yang sama
yang telah berstatus badan hukum sebagai badan
setelah SK Pendirian/ Perubahan PTS terbit
penyelenggara PTS sejak PTS tersebut didirikan.
4. SK Pendirian/ Perubahan PTS hilang sehingga tidak
dapat diketahui kronologi Badan Penyelenggara PTS
tersebut
5. Nama Badan Penyelenggara PTS sebelum Pendirian/ Mengusulkan kepada Dirjen Pendidikan Vokasi
Perubahan PTS tidak berubah namun ada kekeliruan tentang pembetulan nama Badan Penyelenggara
penulisan pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/
Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan
Penyelenggara sebagaimana tercantum dalam SK
Kemenkumham tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum.
6. SK Pendirian/Perubahan PTS tidak menyebutkan Mengusulkan penetapan kepada Dirjen Pendidikan
nama Badan Penyelenggara PTS Vokasi tentang pencantuman nama Badan
Penyelenggara dalam SK Pendirian/Perubahan PTS.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
23

Lampiran f: Contoh Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara


Lampiran g : Keputusan Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum

Contoh Keputusan Menkumham Contoh Berita Negara


Tentang Pengesahan Yayasan Tentang Pengesahan
Yayasan

Contoh Keputusan Contoh Keputusan


Menkumham Tentang Menkumham Tentang
Pengesahan Yayasan (online) 1 Pengesahan Yayasan (online) 2
Lampiran h : Contoh Surat Kemenkumham tentang Penyesuaian Yayasan dengan UU
Yayasan
Lampiran i : Contoh Rekomendasi LLDikti untu pembukaan Program Studi Vokasi

Anda mungkin juga menyukai