Yth.:
1. Pemimpin Perguruan Tinggi
2. Pemimpin Badan Hukum Penyelenggara PTS
di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III
Jakarta
Sehubungan dengan surat Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud Nomor 0251/D/OT/2021
tanggal 25 Januari 2021 tentang Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi serta Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi dan Profesi, dan mengacu pada
Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, bersama ini dengan
hormat kami sampaikan hal-hal berikut:
1. Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Vokasi serta Pembukaan Program
Studi (Prodi) Vokasi dan Profesi akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
sedangkan usul Pendirian dan Perubahan PTS Akademik serta Pembukaan Prodi Akademik pada
PT Akademik akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud;
2. Surat permohonan rekomendasi usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Prodi
Vokasi dan Profesi Tahun 2021 disampaikan kepada LLDikti Wilayah III melalui aplikasi Sistem
Informasi Layanan Terpadu (SIL@T) dengan melampirkan berkas persyaratan yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud;
3. Berkas Persyaratan dan Daftar Program Studi Vokasi dan Profesi yang dibuka dapat dilihat pada
panduan sebagaimana terlampir dan dapat diunduh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi;
4. Lampiran surat permohonan rekomendasi dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Usul Pendirian PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara):
Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya;
Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan dan surat pencatatan
perubahan dari Menkumham untuk Yayasan;
Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi dalam rangka Pendirian
PTS.
b. Usul Perubahan PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara):
Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya;
Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk
Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu, semua surat keputusan
pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum;
Khusus untuk usul alih kelola, penggabungan, dan penyatuan melampirkan Akta notaris
tentang kesepakatan alih kelola PTS, penggabungan PTS, atau penyatuan PTS yang
melibatkan 2 (dua) badan penyelenggara atau lebih;
Surat Keputusan izin pendirian PTS dan seluruh izin pembukaan program studi beserta
semua perubahannya yang diterbitkan oleh Kemendiknas/Kemendikbud/Kemenristekdikti;
Sertifikat atau Keputusan tentang peringkat akreditasi seluruh prodi yang diselenggarakan;
Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi (jika sekaligus usul
pembukaan Prodi);
Surat pertimbangan Senat perihal perubahan perguruan tinggi.
c. Usul Pembukaan Program Studi Vokasi dan Profesi (diusulkan oleh Pemimpin PT):
Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya (untuk PTS);
Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk
Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu, semua surat keputusan
pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum
(untuk PTS);
Surat pertimbangan Senat perihal pembukaan program studi;
Persetujuan Badan Penyelenggara (Untuk PTS);
Surat Keputusan izin pendirian PTS dan seluruh izin pembukaan program studi beserta
semua perubahannya yang diterbitkan oleh Kemendiknas/Kemendikbud/Kemenristekdikti;
Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi dan Profesi.
d. Masing-masing dokumen berkas persyaratan dibuat dalam bentuk file PDF (bukan Ms.Word
atau Image);
e. Setiap file PDF disusun menurut urutan daftar berkas persyaratan sebagaimana angka 4 di atas;
f. Dokumen yang tidak menjadi persyaratan wajib mohon agar tidak diserahkan saat penyampaian
usulan, dokumen tersebut dapat dibawa pada saat presentasi.
5. LLDikti Wilayah III berhak menolak permohonan rekomendasi yang tidak memenuhi angka 2 s.d 4
di atas atau ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemendikbud. Permohonan rekomendasi yang ditolak dapat diusulkan ulang;
6. Surat permohonan rekomendasi beserta dokumen akan ditelaah oleh LLDikti Wilayah III sesuai
dengan tugas dan kewenangannya;
7. LLDikti Wilayah III akan mengundang Badan Penyelenggara atau PT Pengusul untuk
mempresentasikan permohonannya (apabila diperlukan);
8. LLDikti Wilayah III akan menerbitkan Surat Rekomendasi bila berdasarkan hasil verifikasi dan
telaah dokumen usulan sudah layak untuk diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,
Kemendikbud;
9. Permohonan rekomendasi usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Prodi Vokasi
dan Profesi Tahun 2020 dibuka mulai tanggal 28 Januari s.d 23 Desember 2021;
10. Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak diterbitkan dengan ketentuan tidak ada
perubahan usulan nama perguruan tinggi, program studi dan/atau ketentuan peraturan perundangan-
undangan;
11. Bagi Badan Penyelenggara PTS dan/atau PT yang telah mendapatkan rekomendasi LLDikti Wilayah
III pada tahun 2020, dapat menggunakan rekomendasi tersebut sesuai ketentuan angka 10 di atas.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdr. Deni Hidayat (HP. 08159307469) atau Sdr.
Mulhadi (HP. 085299709081).
Kepala,
Ttd.
Yth.
1. Pemimpin Perguruan Tinggi
2. Pemimpin Badan Hukum Penyelenggara Pengusul Pendirian/Perubahan PTS
3. Kepala LLDIKTI Wilayah I –
XVI di Tempat
Sehubungan dengan Surat Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 1640/D/PT/2020 tanggal 4
September 2020 perihal Pengumuman penerimaan usul pembukaan prodi vokasi dan profesi
serta pendirian PTS Vokasi Tahun 2020, maka dalam rangka terus terlaksananya fungsi
layanan Ditjen Dikti dalam memproses usulan pendirian/perubahan perguruan tinggi swasta
penyelenggara pendidikan akademik (PTS Vokasi yaitu Politeknik, Akademi, dan Akademi
Komunitas) dan pembukaan program studi pendidikan vokasi (Prodi Vokasi) pada
perguruan tinggi, dengan hormat kami sampaikan hal sebagai berikut:
1. Ditjen Diksi membuka kembali usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan
prodi vokasi sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang diterbitkan pada tahun 2020
dan/atau tahun 2021;
2. Penerimaan usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan prodi vokasi
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuka mulai tanggal 18 Januari 2021 s.d. 31
Desember 2021 secara daring melalui silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi;
3. Usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan program studi vokasi dan profesi
pada perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat menggunakan Surat
Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) yang dikeluarkan pada
tahun 2020;
4. Mekanisme dan persyaratan usul pendirian PTS Vokasi serta pembukaan program studi
vokasi pada tahun 2021 tercantum dalam dokumen yang dapat diunduh pada menu
Panduan laman silemkerma.kemdikbud.go.id berupa:
a. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 29/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi Pada
Perguruan Tinggi Negeri;
b. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 31/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi Pada
Perguruan Tinggi Swasta;
c. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 30/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi;
d. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 47/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada
Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
e. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 48/D.D3/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Diplom Tiga dan Sarjana
Terapan Bidang Kesehatan Pada Perguruan Tinggi;
f. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 55/D/HK/2020 tentang
Persyaratan dan Prosedur Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana
Terapan;
g. Instrumen Pemenuhan syarat minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi
Pendidikan Vokasi;
5. Evaluasi atas usul sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan dengan ketentuan:
a. Evaluasi dilakukan berdasarkan tahapan berikut:
• Evaluasi aspek calon dosen dilakukan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi;
• Evaluasi aspek non dosen dilakukan oleh LL Dikti di wilayah pengusul berada ;
Kecuali untuk program Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana
Terapan serta program Diploma Dua Jalur Cepat Kerja Sama dengan SMK dan
IDUKA.
b. Hasil evaluasi akan diinformasikan melalui laman
silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi pada akun masing-masing pengusul;
c. Untuk evaluasi usul yang dinyatakan belum disetujui, jika masih berminat, pengusul
dapat mengunggah kembali usul yang telah diperbaiki tersebut paling banyak 3 (tiga)
kali dalam 1 (satu) tahun periode pengusulan yang sama (Persyaratan dan prosedur
lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
sebagai mana dimaksud dalam angka 3 di atas);
6. Program Diploma Dua Jalur Cepat Kerja Sama Dengan SMK dan IDUKA, serta Program
Profesi akan diterbitkan kemudian menunggu penyelesaian instrumen persyaratan
minimum akreditasi.
7. Ketentuan lain terkait pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan prodi vokasi
masih sesuai dengan surat Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi nomor 1640/D/PT/2020 tanggal
4 September 2020 perihal Pengumuman penerimaan usul pembukaan prodi vokasi dan
profesi serta pendirian PTS Vokasi Tahun 2020.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
Direktur Jenderal,
Wikan Sakarinto
Tembusan:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Persyaratan dan Prosedur
Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan
pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud).
Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti.
Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal
baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada
Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan Permendikbud No. 45 Tahun
2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah merumuskan pemberian izin penyelenggaraan
perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat (Pasal 18 Perpres 82 Tahun 2019 dan
Pasal 114 huruf g Permendikbud No. 45 Tahun 2019). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, telah diterbitkan
Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016
Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak
1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS) baru dan
pembukaan program studi sebagai berikut:
1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/
lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;
2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi;
3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,
dan mathematic (STEM);
4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,
dan angka 3 dapat dikecualikan bagi:
a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan
b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.
Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan
kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti, serta arah
prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi Badan
Penyelenggara untuk memenuhi persyaratan dan prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi II
dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi
mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi
untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.
Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi III
Pengantar
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi
Berdasarkan Permendikbud nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah dibentuk Ditjen Pendidikan Vokasi
dan Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi yang yang salah satu fungsinya
adalah melakukan perumusan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS)
penyelenggara pendidikan vokasi. Oleh karena itu, pemrosesan usul pendirian PTS
penye
lenggara pendidikan vokasi dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi.
Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan
dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.
Proses administrasi pendirian perguruan tinggi swasta penyelenggara pendidikan vokasi, serta pembukaan
program studi vokasi pada perguruan tinggi dilakukan secara daring atau online, sehingga selain dapat
mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih dan
efisien.
Pemerintah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang
dimuat dalam peraturan untuk peningkatan pelayanan proses perizinan pembukaan program studi dan
pendirian perguruan tinggi, antara lain Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Peraturan tersebut diimplementasikan dalam tahap pengusulan pembukaan program studi vokasi maupun
usul pendirian perguruan tinggi swasta penyelenggara pendidikan vokasi.
Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi dapat dilakukan
melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur pembukaan
program studi vokasi tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi vokasi melalui kerja sama
diuraikan dalam buku lain.
Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan
Vokasi’ dimaksudkan untuk memandu para pihak yang akan mengusulkan pendirian perguruan tinggi
swasta penyelenggara pendidikan vokasi tanpa melalui kerja sama.
Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.
Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi IV
Daftar Isi
halaman
Sambutan I
Pengantar III
Daftar Isi IV
Bab I Pendahuluan 1
• Latar Belakang 1
• Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 1
• Pembukaan Program Studi Vokasi Bersamaan Pendirian Perguruan Tinggi Swasta
Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2
Bab II Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3
1. Pengertian Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3
2. Persyaratan dan Dokumen Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi 4
3. Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 12
Lampiran 15
********
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 1
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam rangka pelayanan proses perizinan pendirian perguruan tinggi swasta (PTS), Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang dimuat dalam peraturan, antara
lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta;
Kedua peraturan di atas berlaku bagi usul pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
2. Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Menurut Pasal 10 Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, diatur
bahwa pendirian PTS meliputi:
• pendirian PTS oleh badan penyelenggara; atau
• pendirian PTS yang dilakukan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri.
Buku ini memuat persyaratan dan prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang
dilakukan tanpa melalui kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri, sedangkan persyaratan dan
prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang dilakukan melalui kerja sama dimuat
dalam buku lain.
Pada prinsipnya, pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi, termasuk pembukaan program studi
vokasi di dalamnya, diusulkan oleh Badan Penyelenggara berbadan hukum yang berprinsip nirlaba kepada
Mendikbud, dengan mengajukan usul tertulis pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang
memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan di dalam buku ini.
Kelengkapan dan kebenaran data dan informasi yang dicantumkan dalam usul tertulis tersebut akan
digunakan untuk menentukan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi dari PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang akan didirikan, dan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi program studi
yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pendirian
PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pembukaan
program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi (LLDIKTI).
Apabila Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan rekomendasi bahwa persyaratan minimum
akreditasi untuk pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan pembukaan program studi vokasi
telah dipenuhi, maka Mendikbud menerbitkan izin pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi
termasuk di dalamnya izin pembukaan program studi vokasi tersebut. BAN-PT dan/atau LAM akan
meregistrasi peringkat akreditasi PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan peringkat akreditasi program
studi vokasi yang baru tersebut.
Prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi bersamaan dengan pembukaan program studi
vokasi, dilakukan secara daring atau online melalui silemkerma.kemdikbud.go.id.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2
********
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3
Bab II
Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
yang terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) program studi pada Program Diploma Tiga dan/atau Program
Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
b. Akademi, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam 1 (satu) atau
beberapa cabang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu, melalui:
1. Program Diploma Satu;
2. Program Diploma Dua;
3. Program Diploma Tiga; dan/atau
4. Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;
yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) program studi pada Program Diploma Tiga;
c. Akademi Komunitas, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi program
diploma satu dan/atau program diploma dua di daerah kabupaten/kota yang berbasis keunggulan lokal
atau untuk memenuhi kebutuhan khusus, yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) program studi pada
Program Diploma Satu atau Program Diploma Dua.
2. Persyaratan dan Dokumen Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
a. Badan Penyelenggara PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang akan didirikan telah
memenuhi legalitas, sebagai berikut:
• Scan asli akta notaris pendirian Badan
1. Memiliki akta notaris pendirian Badan
Penyelenggara beserta segala
Penyelenggara beserta segala perubahannya
perubahannya (jika pernah dilakukan
(jika pernah dilakukan perubahan);
perubahan);
2. Memiliki surat keputusan pejabat yang
• Scan asli surat keputusan pejabat yang
berwenang tentang pengesahan Badan
berwenang tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum,
Penyelenggara sebagai badan hukum,
misalnya Surat Keputusan Menkumham
misalnya Surat Keputusan Menkumham
untuk Yayasan.
untuk Yayasan.
b. Persetujuan tertulis Pendirian PTS • Scan asli Berita Acara dan daftar hadir rapat
Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari organ persetujuan pendirian PTS Penyelenggara
Pengurus Badan Penyelenggara (misal Ketua Pendidikan Vokasi dari organ Pengurus
Pengurus Yayasan atau yang sejenis). Badan Penyelenggara (misal Ketua
Pengurus Yayasan atau yang sejenis).
c. Memperoleh Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI
setempat (masa berlaku rekomendasi paling
lama 1 tahun sejak rekomendasi diterbitkan)
yang berisi:
1. Rekam jejak Badan Penyelenggara yang • Scan asli Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI
berdomisili di wilayah LLDIKTI tempat PTS setempat
penyelenggara pendidikan vokasi tersebut
akan didirikan, atau apabila domisili Badan
Penyelenggara berbeda dengan domisili PTS
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 5
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
penyelenggara pendidikan vokasi yang akan
didirikan, rekomendasi diminta dari LLDIKTI
di wilayah Badan Penyelenggara berdomisili;
2. Tingkat kejenuhan berbagai Program Studi
vokasi yang akan dibuka dibandingkan
dengan jumlah program studi vokasi yang
sama pada perguruan tinggi lain di wilayah
LLDIKTI; dan
3. Tingkat keberlanjutan PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang akan didirikan, serta
semua Program Studi vokasi yang akan
dibuka untuk memenuhi syarat minimum
suatu bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi.
d. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi yang
akan dibuka paling sedikit berjumlah:
• 5 (lima) orang dosen tetap pada Program
Diploma atau Program Sarjana Terapan untuk
Politeknik dan Akademi;
• 2 (dua) orang dosen tetap pada Akademi
Komunitas;
dengan ketentuan:
1. Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi • Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
58 (lima puluh delapan) tahun pada saat Domisili bagi calon dosen tetap yang
pengusulan pendirian PTS penyelenggara memiliki KTP dengan alamat tidak sama
pendidikan vokasi; dengan alamat domisili PTS penyelenggara
pendidikan vokasi;
2. Paling rendah berijazah magister, magister • Scan asli ijazah dan transkrip semua
terapan, atau yang setara untuk Program program pendidikan tinggi yang pernah
Diploma dan Program Sarjana Terapan dalam ditempuh;
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang • Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
sesuai dengan program studi vokasi yang calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari
akan dibuka; Kemdikbud;
3. Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan • Scan asli Surat Pernyataan calon dosen
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), tetap tentang Kesediaan bekerja penuh
yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam waktu berdasarkan EWMP;
per minggu;
4. Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional
atau Nomor Induk Dosen Khusus;
5. Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut • Scan asli Daftar riwayat hidup;
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 6
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. Bukan pegawai tetap pada instansi lain;
7. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan
8. Calon dosen tetap harus menandatangani • Scan asli Perjanjian Kesediaan
perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai Pengangkatan Dosen Tetap antara Badan
calon dosen tetap untuk setiap usul Penyelenggara dengan calon dosen tetap.
pembukaan program studi vokasi, dengan
Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi yang akan didirikan.
2 (dua) Instruktur/Tutor atau Sebutan Lain
Yang Sejenis yang akan ditugaskan pada
program studi vokasi yang akan dibuka pada
Politeknik dan Akademi, dengan ketentuan:
1. Berstatus sebagai karyawan di mitra kerja • Scan asli KTP Instruktur/Tutor atau Sebutan
sama (dunia usaha/industri/instansi/ Lain Yang Sejenis;
lembaga) yang bekerja sama dengan Badan
• Scan asli ijazah dan transkrip semua
Penyelenggara yang akan mendirikan PTS;
program pendidikan tinggi yang pernah
2. Memiliki surat persetujuan dari pemimpin ditempuh;
mitra kerja sama (perusahaan/industri/
instansi/lembaga) yang bekerja sama dengan • Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
badan penyelenggara yang akan mendirikan calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari
PTS; Kemdikbud;
3. Memiliki surat penugasan dari badan • Scan asli Surat Persetujuan dari pemimpin
Penyelenggara yang akan mendirikan PTS mitra kerja sama (perusahaan/industri/
untuk menjadi Instruktur/Tutor atau sebutan instansi/lembaga) yang bekerja sama
lain yang sejenis pada program studi yang dengan badan penyelenggara yang akan
diusulkan; mendirikan PTS
4. Memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah • Scan asli Daftar riwayat hidup;
Diploma Tiga; dan
a. pengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun di
tempat kerja pada bidang pekerjaan yang
relevan dengan program studi yang
diusulkan; atau
b. sertifikat keahlian/kompetensi yang masih
berlaku sesuai dengan program studi yang
diusulkan;
3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu) program
studi vokasi yang akan dibuka pada akademi
komunitas dengan ketentuan:
1. Warga Negara Indonesia berusia paling • Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada Domisili bagi calon instruktur tetap yang
memiliki KTP dengan alamat tidak sama
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 7
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
saat pengusulan pendirian PTS penyeleng- dengan alamat domisili PTS penyelenggara
gara pendidikan vokasi. pendidikan vokasi;
• Scan asli ijazah dan transkrip semua
2. Paling rendah berijazah Diploma Tiga program pendidikan tinggi yang pernah
dengan sertifikat kompetensi atau ditempuh. sertifikat kompetensi atau surat
pengalaman kerja dan/atau pengalaman keterangan pengalaman kerja dan/atau
mengajar paling sedikit 5 tahun pada pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima)
kompetensi sebidang; tahun pada kompetensi sebidang;
• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
calon instruktur tetap lulusan luar negeri,
dari Kemdikbud;
• Scan asli sertifikat kompetensi atau surat
3. Sebagai tenaga profesional dengan sertifikat keterangan pengalaman kerja paling rendah
kompetensi atau pengalaman kerja paling setara dengan lulusan Program Sarjana
rendah setara dengan lulusan Program Terapan atau Program Sarjana; atau
Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau • Scan asli surat keterangan pengakuan dari
4. Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan asosiasi bidang keahliannya yang setara
dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau
dengan angka 2 atau angka 3; atau • Scan asli surat keterangan pengakuan
5. Tenaga profesional dengan pengalaman pengalaman kerja paling sedikit setara
kerja paling sedikit setara dengan lulusan dengan lulusan diploma tiga;
diploma tiga;
• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur
6. Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan tetap tentang Kesediaan bekerja penuh
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), waktu berdasarkan EWMP;
yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam
per minggu;
7. Belum memiliki Nomor Induk Dosen
Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus; • Scan asli Daftar riwayat hidup;
8. Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
9. Bukan pegawai tetap pada instansi lain
10. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan • Scan asli Perjanjian Kesediaan
11. Calon instruktur tetap harus menandata- Pengangkatan Calon Instruktur Tetap
ngani perjanjian kesediaan pengangkatan antara Badan Penyelenggara dengan calon
sebagai calon instruktur tetap untuk setiap instruktur tetap.
usul pembukaan program studi vokasi,
dengan Badan Penyelenggara PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang
akan didirikan
e. Lahan untuk kampus PTS penyelengara • Scan asli Sertifikat hak atas tanah dengan
pendidikan vokasi yang akan didirikan memiliki status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 8
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) m2 untuk Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara,
Politeknik, Akademi atau Akademi Komunitas, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat
dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak
atau Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara, Pakai dalam 1 (satu) wilayah kecamatan;
sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Hak atau
Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai
dalam 1 (satu) wilayah kecamatan;
Dalam hal luas lahan untuk kampus PTS
penyelengara pendidikan vokasi sebagaimana
dimaksud di atas tidak dapat dipenuhi,
Mendikbud dapat menentukan berdasarkan
luas bangunan.
Dalam hal status lahan untuk kampus PTS • Scan asli akta perjanjian sewa-menyewa
penyelengara pendidikan vokasi belum atas lahan yang dibuat oleh notaris dengan
nama Badan Penyelanggara, Badan mencantumkan hak untuk membeli
Penyelenggara dapat menggunakan lahan atas pertama kali.
nama pihak lain berdasarkan perjanjian sewa-
menyewa lahan dengan hak membeli pertama
kali yang dibuat di hadapan Notaris. Perjanjian
sewa-menyewa tersebut berlangsung paling
lama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa-
menyewa ditandatangani, dan tidak dapat
diperpanjang.
f. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk PTS
penyelengara pendidikan vokasi yang akan
didirikan terdiri atas:
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
keilmuan pada program studi vokasi;
kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan;
Dalam hal sarana dan prasarana untuk kampus
• Scan asli Akta notaris tentang perjanjian
PTS penyelengara pendidikan vokasi
sewa-menyewa sarana dan prasarana
sebagaimana ditentukan di atas belum dapat
(gedung).
dipenuhi, Badan Penyelenggara dapat
menggunakan sarana dan prasarana atas nama
pihak lain berdasarkan perjanjian sewa-
menyewa sarana dan prasasara dengan hak
membeli pertama kali yang dibuat di hadapan
Notaris. Perjanjian sewa-menyewa tersebut
berlangsung paling lama 10 (sepuluh) tahun
sejak perjanjian sewa-menyewa ditandatangan
dan tidak dapat diperpanjang.
g. Memenuhi syarat minimum akreditasi program • Semua Formulir Instrumen Pemenuhan
studi vokasi dan PTS penyelengara pendidikan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi
vokasi yang dibuktikan melalui pengisian Vokasi yang telah diisi beserta lampirannya
Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat untuk setiap usul program studi vokasi.
Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi.
h. Memiliki perjanjian kerjasama antara Badan • Scan asli perjanjian kerjasama antara Badan
Penyelenggara dengan dunia usaha dan/atau Penyelenggara dengan dunia usaha
dunia industri tentang: dan/atau dunia industri.
1. Pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki oleh
dunia usaha dan/atau dunia industri;
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
sebagaimana dimaksud pada huruf g.
j. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah
2 (dua) orang untuk melayani 1 (satu) program
studi vokasi pada Program Diploma atau
Program Sarjana Terapan, dan 1 (satu) orang
untuk melayani Perpustakaan, dengan
ketentuan:
1. Warga Negara Indonesia berusia paling
• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan
tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada saat
Domisili bagi calon tenaga kependidikan
pengusulan pendirian PTS penyelengara
yang memiliki KTP dengan alamat tidak
pendidikan vokasi;
sama dengan alamat domisili PTS
penyelenggara pendidikan vokasi .yang
2. Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan akan didirikan.
• Scan asli ijazah semua program pendidikan
tinggi yang pernah ditempuh calon tenaga
3. Bersedia bekerja penuh waktu selama 37,5 kependidikan; dan
(tiga puluh koma lima) jam per minggu.
• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon
tenaga kependidikan untuk bekerja penuh
waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam per minggu;
yang dilampirkan pada Instrumen Pemenuhan
Syarat Minimum Akreditasi Program Studi
Vokasi sebagaimana dimaksud pada huruf g.
k. Studi kelayakan pendirian PTS penyelenggara • Dokumen Studi kelayakan PTS
Pendidikan Vokasi. Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan
didirikan.
l. Organisasi dan tata kerja PTS Penyelenggara • Dokumen Rancangan Organisasi dan Tata
Pendidikan Vokasi memiliki 5 (lima) unsur, Kerja PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
yaitu: yang akan didirikan.
1. Unsur penyusun kebijakan;
2. Unsur pelaksana akademik;
3. Unsur pengawas dan penjaminan mutu;
4. Unsur penunjang akademik atau sumber
belajar; dan
5. Unsur pelaksana administrasi atau tata
usaha.
m. Rancangan Dokumen Kebijakan Sistem • Rancangan Dokumen Kebijakan SPMI PTS
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang
penyelenggara pendidikan vokasi yang akan akan didirikan.
didirikan, serta informasi keberadaan dokumen
SPMI lainnya.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 11
Persyaratan Dokumen
Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
n. Laporan keuangan Badan Penyelenggara PTS
penyelenggara pendidikan vokasi, dengan
ketentuan:
1. Tanpa audit oleh akuntan publik apabila • Scan asli laporan keuangan badan
Badan Penyelenggara tersebut telah penyelenggara PTS penyelenggara
beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; atau pendidikan vokasi sesuai Interpretasi
Standar Akuntansi Keuangan ISAK 32/2019;
2. Dengan audit oleh akuntan publik apabila atau
Badan Penyelenggara tersebut telah
beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun; • Scan asli laporan keuangan badan
penyelenggara PTS penyelenggara
pendidikan vokasi yang telah diaudit.
o. Menyatakan kesanggupan untuk menyediakan Scan asli surat pernyataan kesanggupan untuk
dana investasi dan dana operasional dari Badan menyediakan dana investasi dan dana
Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan operasional dari badan penyelenggara PTS
Vokasi yang akan didirikan, yang ditandatangani Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan
oleh ketua dan semua anggota organ Badan didirikan, yang ditandatangani oleh Ketua dan
Penyelenggara. semua anggota organ badan Penyelenggara
Catatan
1) Persyaratan huruf a sampai dengan huruf h merupakan persyaratan mutlak, artinya apabila
persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka usul belum disetujui;
2) Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi
untuk setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan
ditandatangani oleh Badan Penyelenggara;
3) Usul pembukaan program studi vokasi dalam pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi sesuai
prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
• Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi
Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat,
Teknik Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);
• Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual,
Multimedia, Tata Busana);
• Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan
Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan
• Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).
4) Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi
sebagaimana dimaksud di atas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman
silemkerma.kemdikbud.go.id
5) Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan, termasuk studi kelayakan,
rancangan organisasi dan tata kerja, dan rancangan SPMI PTS penyelenggara pendidikan Akademik.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 12
dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan, maka Mendikbud dapat menerbitkan izin
prinsip dengan masa berlaku yang ditetapkan berdasarkan hasil site evaluation.
Setelah penerbitan Surat Keputusan, Mendikbud berwenang melakukan evaluasi pelaksanaan surat
keputusan tersebut secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 15
Lampiran
Lampiran a: Surat Permohonan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
Nomor : 73/YSN/08/2020
Hal : Usul .............................
Lampiran : Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi
Dengan hormat,
Melalui surat ini perkenankan kami, Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain
............................ mengusulkan pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi (Politeknik, Akademi,
Akademi Komunitas*) ........................................... (diisi sesusai jenis usul pendirian), dengan
pembukaan program studi vokasi sebagai berikut:
1. Program Studi .................................................................................................................
2. Program Studi .................................................................................................................
3. Program Studi .................................................................................................................
4. dst.
Bersama ini kami sampaikan dokumen untuk pemenuhan persyaratan pendirian PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi (Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas *) sebagai berikut:
1. .........................................................................................................................................
2. .........................................................................................................................................
3. dst
Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami sampaikan terima kasih.
Prof.Dr.H.R.Notobotosongo,ST.,Empty
Lampiran f : Contoh Sertifikat status lahan calon kampus PTS an. Badan Penyelenggara
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 23
Yayasan …………………………………..
Telah sepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen/instruktur tetap yayasan ………………
Dengan kententuan sebagai berikut:
Pasal 1
Pihak pertama bersedia untuk mengangkat pihak kedua sebagai dosen/instruktur tetap yayasan ……………..
dengan jam 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam perminggu dengan gaji serta tunjangan sesuai peraturan
yayasan……………,apabila izin pendirian perguruan swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu keduanya
) yang sedang diusulkan ke Kemdikbud dikabulkan.
Pasal 2
Pihak kedua bersedia untuk diangkat pihak pertama sebagai dosen tetap yayasan ……………dengan jam kerja
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan sesuai peraturan yayasan……….
Apabila izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya) yang
sedang diusulkan ke kementrian Riset , Teknologi dan Pendidikan Tinggi dikabulkan.
Pasal 3
Dalam hal izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya)
sebagaimana dimaksud pada pasal 2 telah diterbitkan oleh Kemdikbud, pihak kedua bersedia untuk bertempat
tinggal di kabupaten atau kota domisli kampus utama perguruan tinggi swasta tersebut.
Pasal 4
Pihak kedua menyutujui bahwa perjanjian ini digunakan oleh pihak pertama untuk melengkapi persyaratan
permohonan izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya) ke
Kemdikbud.
Pasal 5
Penyelesaian sengketa yang timbul dalam pelaksaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk diselesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.
…………………………………. …………………………………
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 24
2. Jika dalam Badan Penyelenggaraan pendirian perguruan tinggi ini Badan Penyelenggara memperoleh
hibah, maka Badan Penyelenggara diminta untuk menyampaikan fotocopy Akta Hibah atas dana
tersebut, sebagai bagian dari Bukti Kepemilikan Dana.
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 26
Nomor :
Lampiran :
Perihal : Rekomendasi Pendirian/Perubahan PTS/Pembukaan Program Studi pada
Perguruan Tinggi
…-…………………-2019
Kepala,
……………………………………………………..
NIP.
Tembusan:
Rektor/Ketua/Direktur Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi/AK ………………………
………………………………………………….
1 Pilih yang sesuai
2 Id
3
Id
4 Id
Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 26
Persyaratan dan Prosedur
Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud, Surat Edaran Menristekdikti, dan kebijakan pengembangan
program studi vokasi tersebut di atas, maka Badan Penyelenggara yang bermaksud
mengubah PTS penyelenggara pendidikan vokasi, perlu dipandu dalam memenuhi
persyaratan dan prosedur perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan
usul perubahan PTS penyelenggara vokasi dapat diproses secara tepat waktu, sehingga
PTS yang akan diubah maupun program studi yang akan dibuka dalam rangka perubahan
tersebut, mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi
untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.
Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
III
Pengantar
Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi
Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
IV
DAFTAR ISI
Sambutan ....................................................................................................................... i
Pengantar ....................................................................................................................... iii
Daftar Isi ......................................................................................................................... iv
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
2. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta ....................................................... 2
3. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2
Lampiran ........................................................................................................................ 45
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
1
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perubahan PTS penyelenggara
pendidikan vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan
pembaruan sistem pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran
Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan
Tinggi Swasta.
Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan
Tinggi (UU Dikti), bentuk perguruan tinggi dengan jenis pendidikan dan program
pendidikannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Program studi vokasi selain dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi
(Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas) melainkan juga dapat dibuka pada PTS
penyelenggara pendidikan akademik (Universitas, Institut, Sekolah Tinggi).
Dari gambar di atas dapat dikemukakan secara khusus mengenai perubahan bentuk
PTS sebagai berikut:
a. Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi sebagai perguruan tinggi penyelenggara
pendidikan akademik dapat berubah bentuk menjadi Politeknik, Akademi, Akademi
Komunitas sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi;
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
2
Bab II
Perubahan Perguruan Tinggi Swasta
Penyelenggara Pendidikan Vokasi
awal tahun 2017, perubahan nama PTS dengan modus seperti di atas tidak
diizinkan lagi.
Berdasarkan Pasal 36 Ayat 3 UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, serta Peraturan Presiden Nomor 63
Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia, nama perguruan tinggi
(termasuk PTS) wajib menggunakan bahasa Indonesia.
Kemristekdikti) harus diubah dari izin dengan nama lama PTS menjadi nama
baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
2) Keputusan tentang peringkat akreditasi dari PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi dan semua program studinya dengan nama lama PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi harus dimohonkan perubahannya kepada BAN-PT dan/atau
LAM terkait, setelah terbit Keputusan Mendikbud tentang Perubahan Nama
PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti) harus
diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dengan nama lama menjadi data dan informasi PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi dengan nama baru.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan mengenai izin perubahan nama,
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin
perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Setelah semua
persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud dapat menerbitkan keputusan
mengenai perubahan nama lama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan
nama baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
Penyelenggara yang sama. Misalnya sertifikat hak atas lahan di lokasi yang
lama (di Cimahi) adalah atas nama Yayasan Cimahi Raya, harus diganti dengan
sertifikat hak atas lahan di lokasi baru atas nama Yayasan Cimahi Raya di
Bandung Barat sebagai lokasi baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)
harus diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi di lokasi yang lama menjadi data dan informasi tentang PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang sama di lokasi baru.
Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan mengenai perubahan izin yang
berisi pemindahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, Direktorat
Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin pemindahan
lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut.
Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud dapat
menerbitkan keputusan tentang perubahan izin pemindahan lokasi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi ke lokasi yang baru.
Proses perubahan pada angka 1 dan 2 di atas diajukan kepada Dirjen Pendidikan
Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Sedangkan Perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
menjadi Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik diajukan kepada
Dirjen Pendidikan Tinggi, yaitu dari Akademi/Politeknik berubah menjadi Sekolah
Tinggi/Institut/Universitas.
Izin Perubahan bentuk PTS pada angka 1 dan angka 2 dimuat dalam keputusan
Mendikbud tentang perubahan surat keputusan izin pendirian PTS dalam
bentuknya yang lama menjadi PTS penyelenggara pendidikan vokasi dalam
bentuknya yang baru.
Terdapat berbagai alasan perubahan Bentuk PTS pada angka 1 dan angka 2,
antara lain:
1) Bentuk lama dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tidak atau kurang
sesuai dengan visi dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut;
2) Bentuk lama dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik
tidak atau kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sehingga diubah
bentuknya menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;
3) Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dialihkelolakan dari Badan
Penyelenggara yang lama ke Badan Penyelenggara yang baru. Selanjutnya
Badan Penyelenggara baru yang menerima alih kelola menginginkan
perubahan Bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain. Jika
terjadi permohonan seperti ini, maka proses perubahan Bentuk menjadi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang bersamaan dengan alih kelola
harus dilakukan secara bertahap, yaitu alih kelola PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi diselesaikan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
Perubahan Bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain;
4) Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang ditetapkan dalam izin
pendirian tidak memenuhi lagi komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi
dari program studi untuk Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
tersebut, sehingga harus berubah bentuk menjadi PTS Penyelenggara
Pendidikan Vokasi lain sesuai dengan komposisi jumlah dan bidang ilmu &
teknologi dari program studi berdasarkan peraturan Perundang-undangan;
5) Keputusan pencabutan peringkat akreditasi 1 (satu) atau lebih program studi
vokasi oleh BAN-PT atau LAM, yang mengakibatkan komposisi jumlah dan
bidang ilmu & teknologi dari program studi yang ada, tidak memenuhi lagi
komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi untuk Bentuk PTS
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
13
Catatan:
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
34
7. Dokumen huruf k sampai dengan huruf p diperiksa pada saat evaluasi lapangan
(untuk perubahan PTS yang memerlukan evaluasi lapangan).
untuk Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu,
semua surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan
Penyelenggara sebagai badan hukum;
3) Akta notaris tentang kesepakatan alih kelola PTS yang dilakukan, yang berisi
kesepakatan tentang alih kelola PTS tersebut, termasuk kesepakatan tentang
kelanjutan status mahasiswa, dosen tetap dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, hutang piutang (jika ada), penyerahan dokumen legalitas
perguruan tinggi yang akan dialihkelolakan, serta dengan mencantumkan
klausula yang menyatakan bahwa kesepakatan ini baru berlaku apabila izin
alih kelola telah diterbitkan oleh Mendikbud (khusus alih kelola);
4) Untuk usul penggabungan PTS atau penyatuan PTS yang melibatkan 2 (dua)
Badan Penyelenggara atau lebih wajib dibuat pula kesepakatan sebagaimana
dimaksud pada angka 3) di atas;
5) Surat Keputusan izin pendirian PTS serta semua izin pembukaan program
studi beserta semua perubahannya; dan
6) Sertifikat peringkat akreditasi semua program studi yang diselenggarakan.
Tahap Kedua
LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu
angka 1 sampai dengan angka 6:
1) Evaluasi legalitas badan penyelenggara dan izin pendirian PTS serta semua izin
pembukaan program studi beserta perubahannya, berupa pemeriksaan
kebenaran dokumen angka 1 sampai dengan angka 5. Dalam hal legalitas badan
penyelenggara belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk
melakukan perbaikan dokumen kepada instansi yang terkait. Beberapa contoh
kasus dapat dilihat pada lampiran.
2) Evaluasi legalitas PTS berupa pemeriksaan peringkat akreditasi program studi,
status pembinaan PTS dan pembinaan program studi, serta status penerima
hibah PP-PTS pada saat pengajuan.
LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi apabila:
1) Telah menerima kembali pengajuan dokumen (dalam hal dilakukan perbaikan
dokumen), dan
2) Hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu
angka 1 sampai dengan angka 6 telah dipenuhi.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
36
Tahap Ketiga
Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:
1) Badan Penyelenggara mengajukan permintaan akun ke Dirjen Pendidikan
Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat
permohonan akun;
2) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun;
dan
3) Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat
mengajukan kembali permintaan akun. Apabila disetujui maka Badan
Penyelenggara dapat melanjutkan proses ke tahap Keempat.
Tahap Keempat
Badan Penyelenggara mengunggah semua dokumen sebagaimana disebutkan
pada Bab II angka 2 dalam bentuk pdf yang telah diisi dan/atau ditandangani.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua
dokumen yang telah diunggah.
Apabila berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi,
maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim evaluator
untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan), kecuali perubahan nama PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi.
a. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan masih terdapat
ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka
Mendikbud dapat menerbitkan izin prinsip. Setelah memperoleh Izin prinsip ini,
Badan Penyelenggara:
• Berkewajiban untuk memenuhi semua kekurangan berdasarkan hasil site
evaluation;
• Berhak untuk merekrut dosen/instruktur selain yang minimal dipersyaratkan
untuk setiap penambahan program studi vokasi;
• Berhak melakukan transaksi kepemilikan dan/atau pembangunan sarana
dan prasarana calon kampus;
• Badan Penyelenggara dilarang menerima mahasiswa baru pada program
studi vokasi yang dibuka sebagai penambahan program studi vokasi yang
sudah ada, sampai dengan izin perubahan PTS penyelengara pendidikan
vokasi diterbitkan.
Jangka waktu keberlakuan izin prinsip ditetapkan berdasarkan hasil site
evaluation.
b. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan pemenuhan syarat
dan kesesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
37
1
melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan 1
surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang Usul
belum memiliki akun). AKUN
2 Verifikasi
DOKUMEN USUL
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi AKUN
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum
disetujui maka Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara
2
Pendidikan Akademik dapat mengajukan kembali permintaan TIDAK
akun. Disetujui?
YA
4
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melakukan evaluasi Evaluasi
4
TIDAK
6
Dalam hal hasil evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud Penerbitan
pada angka 4 disetujui, maka Direktorat Jenderal Pendidikan SK
Tinggi mengajukan usul tertulis penerbitan izin perubahan
6
1
silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat 1
permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum Usul
AKUN
memiliki akun).
2 Verifikasi
DOKUMEN
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melakukan verifikasi USUL AKUN
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui
2
maka Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
dapat mengajukan kembali permintaan akun. TIDAK
Disetujui?
YA
4
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang Evaluasi
4
DOSEN
pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap. TETAP
TIDAK
YA
PROSES LANJUT
Proses Lanjut .
Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan
masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah
8
YA
Unggah 9
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui
9
Evaluasi 10
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi BERDASARKAN HASIL
dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil EVALUASI LAPANGAN
evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai
10
11
Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan memenuhi persyaratan, Penerbitan
SK
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis
penerbitan izin perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan
11
1
1
dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara Usul
yang belum memiliki akun). AKUN
2 Verifikasi
DOKUMEN
USUL AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul
akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara
2
dapat mengajukan kembali permintaan akun.
TIDAK Disetujui?
YA
DOSEN
minimum komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi program studi untuk TETAP
bentuk perguruan tinggi yang baru).
Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas disetujui,
LLDIKTI mengevaluasi Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi 5 5 Evaluasi
TENDIK,
Pembukaan Program Studi untuk kriteria non dosen (tenaga kependidikan, Unggah Kembali
TIDAK Disetujui? YA SARANA &
5
USUL PRASARANA
sarana dan prasarana serta kurikulum). Apabila usul sebagaimana dimaksud SERTA KURIKULUM
pada angka 4 tidak disetujui, pengusul dapat mengunggah kembali usul
melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Unggah Kembali
Apabila evaluasi kriteria non dosen belum disetujui maka Badan USUL TIDAK
6
Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul melalui laman
Unggah maksimal 4
silemkerma.kemdikbud.go.id. Badan Penyelenggara dapat mengunggah Disetujui?
6
(empat) kali
kembali usul perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan (termasuk
Vokasi dengan perbaikan hanya untuk program studi vokasi yang belum pengunggahan yang
direkomendasi atau program studi Vokasi pengganti. pertama kali)
Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih terdapat
ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan
9
maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip. BELUM SESUAI
9
Dapat menerbitkan
IZIN PRINSIP
YA
10
Unggah
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS
KETIDAKSESUAIAN
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun
10
11
Evaluasi
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. Apabila
BELUM SESUAI
hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara dapat
11
1
1
dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan
Penyelenggara yang belum memiliki akun). Usul
AKUN
2 Verifikasi
DOKUMEN USUL
AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum
2
disetujui maka Badan Penyelenggara yang menerima alih
kelola dapat mengajukan kembali permintaan akun.
TIDAK Disetujui?
YA
Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan
masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang
5
YA
Unggah
6
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
BERDASARKAN HASIL
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi
6
7
Evaluasi
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi BERDASARKAN HASIL
dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil EVALUASI LAPANGAN
evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum
7
1
melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat 1
permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki Usul
akun). AKUN
2 Verifikasi
DOKUMEN
USUL AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul
akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan
2
Penyelenggara dapat mengajukan kembali permintaan akun.
TIDAK Disetujui?
YA
Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen
dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani, yang terdiri atas:
a. Surat permohonan izin penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu)
PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud;
b. Rekomendasi dari LLDIKTI setempat, atau dalam hal 2 (dua) atau lebih PTS Unggah
3
yang akan bergabung berada di wilayah LLDIKTI yang berbeda, maka 3 USUL
rekomendasi diminta dari masing-masing LLDIKTI sesuai wilayah domisili PTS;
c. Dokumen pemenuhan persyaratan penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS
menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana
disebutkan pada Bab II angka 2.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang
pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap (jika diperlukan 4
Evaluasi
pembukaan program studi vokasi baru untuk memenuhi persyaratan DOSEN
4
minimum jumlah dan bidang ilmu & teknologi dari program studi vokasi TETAP
pada PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penggabungan).
Unggah Kembali
baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan perbaikan hanya untuk TIDAK Disetujui?
USUL
program studi vokasi yang belum direkomendasi atau program studi vokasi
pengganti.
Apabila usul sebagaimana dimaksud pada angka 4 dan angka 5 disetujui, 7 Persetujuan
PROSES LANJUT YA
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Persetujuan Proses
7
Lanjut .
Pendidikan Vokasi.
Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.
Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih
terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di
9
lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan BELUM SESUAI
izin prinsip. 9
Dapat menerbitkan
IZIN PRINSIP
YA
10
Unggah
DOKUMEN PEMENUHAN
KEKURANGAN
BERDASARKAN HASIL
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas EVALUASI LAPANGAN
ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun
10
11
Evaluasi
DOKUMEN PEMENUHAN
KEKURANGAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. BELUM SESUAI
11
1
Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, 1
dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan
Usul
Penyelenggara yang belum memiliki akun). AKUN
2 Verifikasi
DOKUMEN USUL
AKUN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi
dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum
2
YA
(dua) PTS atau lebih yang akan disatukan berada di wilayah USUL
LLDIKTI yang berbeda, maka rekomendasi diminta dari
masing-masing LLDIKTI sesuai wilayah domisili PTS;
c. Dokumen pemenuhan persyaratan penyatuan 1 (satu) atau
lebih PTS ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan
Vokasi lain sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.
Memenuhi &
Sesuai?
Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan
masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang
5
YA
Unggah
6
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
BERDASARKAN HASIL
Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen EVALUASI LAPANGAN
perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi
6
7
Evaluasi
DOKUMEN PERBAIKAN
ATAS KETIDAKSESUAIAN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil
evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum BELUM SESUAI
7
• Dalam hal akan dilakukan penggabungan atau penyatuan PTS menjadi PTS
Penyelenggara Pendidikan Vokasi, ternyata keberadaan lahan untuk kampus dan
sarana PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penggabungan atau penyatuan
belum memenuhi syarat yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka dapat diberikan pengecualian sebagai berikut:
a. Luas lahan ditetapkan dengan diskresi Mendikbud;
b. Lokasi dapat terletak di luar wilayah 1 (satu) kecamatan tetapi dalam 1 (satu)
kabupaten;
c. Perjanjian sewa menyewa lahan dan/atau sarana dan prasarana dibuat di
hadapan notaris, dengan memuat hak opsi, yaitu hak prioritas membeli lahan
dan/atau sarana dan prasarana tersebut apabila lahan dan/atau sarana dan
prasarana dijual oleh pemegang hak atas lahan dan/atau sarana dan prasarana
sebelum masa sewa berakhir;
d. Jangka waktu sewa menyewa lahan dan/atau sarana dan prasarana paling lama
10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa menyewa ditandatangani, dan tidak
dapat diperpanjang;
• Dapat dilakukan antar PTS yang berada dalam wilayah koordinasi lebih dari satu
LLDIKTI, dengan memberitahukan dan/atau memohon rekomendasi dari Kepala
LLDIKTI setempat;
• Jika usul penggabungan atau penyatuan PTS tersebut mengakibatkan program studi
vokasi tertentu harus diselenggarakan di wilayah kabupaten/kota yang tidak
berbatasan langsung dengan kampus utama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi
hasil penggabungan atau penyatuan, maka program studi vokasi tersebut dapat
diberi status sebagai Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU), dengan
mengecualikan keberadaan program studi di kampus utama perguruan tinggi hasil
penggabungan atau penyatuan.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
47
LAMPIRAN
Lampiran e : Contoh Sertifikat status lahan calon kampus PTS an. Badan Penyelenggara
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
52
Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan…………
telah bersepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap/instruktur tetap
*Yayasan/ Perkumpulan/ Persyarikatan ………………… dengan kententuan sebagai berikut:
Pasal 1
Pihak Pertama bersedia untuk mengangkat Pihak Kedua sebagai dosen tetap/instruktur tetap*
Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* ……………..dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh
tujuh koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan
perundang-undangan, apabila izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ............ yang sedang
diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.
Pasal 2
Pihak Kedua bersedia untuk diangkat Pihak Pertama sebagai dosen tetap/instruktur tetap*
Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* ………………….dengan jam kerja 37,5 (tiga puluh tujuh
koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan
perundang-undangan, apabila izin perubahan (Politeknik/Akademi*) .............. yang sedang
diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.
Pasal 3
Dalam hal izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ............ sebagaimana dimaksud pada Pasal 1
dan Pasal 2 telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pihak Kedua
bersedia untuk bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota domisli kampus utama
(Politeknik/Akademi*) .....................
Pasal 4
Pihak Kedua menyetujui bahwa perjanjian ini digunakan pula oleh Pihak Pertama untuk
pemenuhan persyaratan permohonan izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ......................... ke
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasal 5
Apabila timbul sengketa dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk
menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
…………………………………. ………………………………….
• Tanpa audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah
beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; atau
• Dengan audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah
beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun;
2. Laporan Keuangan disusun sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK
32/2019), yang terdiri atas:
• Bukti asli kepemilikan dana dalam jumlah yang menyukupi untuk investasi dan operasional
PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik yang akan diubah sesuai dengan Proyeksi Arus Kas,
dengan menunjukkan rekening koran, tabungan, sertifikat deposito, dan surat berharga
lainnya atas nama Badan Penyelenggara (Bukti kepemilikan dana bukan berupa surat
keterangan/ referensi bank atas rekening yang dimiliki, surat jaminan bank, garansi bank
atau lembaga jasa keuangan lainnya);
• Akta Hibah atas dana, sebagai bagian dari Bukti Kepemilikan Dana, jika Badan Penyelenggara
memperoleh hibah.
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
55
Lampiran l: Surat Pertimbangan Senat Perguruan Tinggi Swasta Sesuai Macam Usul
Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
56
…-…………………-2020
Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkan.
Kepala,
……………………………………………………..
NIP.
Tembusan:
Ketua Pengurus Yayasan/Perkumpulan1……..
Lampiran o: Daftar Program Studi Bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and
Mathematics)
Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan
pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti.
Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal
baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada
Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi (Ditjen Diksi). Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan
Permendikbud No. 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Untuk menjalankan tugas dan wewenang Ditjen Dikti dan Ditjen Diksi dalam pemberian izin pembukaan
program studi, telah diterbitkan Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016
Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak
1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi baru dan pembukaan
program studi sebagai berikut:
1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/
lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;
2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi;
3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,
dan mathematic (STEM);
4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,
dan angka 3 dapat dikecualikan bagi:
a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan
b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.
Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan
kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti serta arah
prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi
pemimpin Perguruan Tinggi Negeri (Rektor/Ketua/Direktur) untuk memenuhi persyaratan dan prosedur
pembukaan program studi vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
II
Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana
dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pembukaan program studi vokasi pada
Perguruan Tinggi Negeri mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan
pengelolaan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.
Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
III
Pengantar
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi
Pasal 23 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan,
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta, mengatur tentang pemberian izin pembukaan program studi
akademik atau vokasi pada perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi
swasta (PTS). Oleh karena itu, pemrosesan usul pembukaan program studi vokasi pada
PTN dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
(Ditjen Diksi).
Berdasarkan Pasal 24 ayat (4) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 yang mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut
mengenai persyaratan dan prosedur pembukaan program studi ditetapkan oleh direktur jenderal terkait
sesuai dengan kewenangannya, maka Dirjen Diksi menetapkan persyaratan dan prosedur pembukaan
program studi vokasi pada PTN.
Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan
dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.
Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN dilakukan secara daring atau online, sehingga selain
dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih
dan efisien.
Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi vokasi dapat
dilakukan melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur
pembukaan program studi vokasi pada PTN tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi
vokasi pada PTN melalui kerja sama diuraikan dalam buku tersendiri.
Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi
Negeri’ dimaksudkan untuk memandu Rektor/Ketua/Direktur yang akan mengusulkan pembukaan
program studi vokasi tanpa melalui kerja sama.
Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.
Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
IV
Daftar Isi
halaman
Sambutan I
Pengantar III
Daftar Isi IV
Bab I Pendahuluan 1
1. Latar Belakang 1
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara
Pendidikan Vokasi atau Penyelenggara Pendidikan Akademik 1
Bab II Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri 3
1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri 3
2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan
Tinggi Negeri 4
3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri 12
Lampiran 14
********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
1
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perizinan pembukaan program studi vokasi pada
perguruan tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Kemdikbud, maka dilakukan pembaruan sistem pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti),
program studi vokasi selain dibuka pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi melainkan juga dapat
dibuka pada PTN penyelenggara pendidikan akademik. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat dikemukakan bahwa universitas, institut, dan sekolah tinggi sebagai perguruan
tinggi penyelenggara pendidikan akademik selain dapat membuka program studi akademik, juga dapat
membuka program studi vokasi. Sedangkan politeknik, akademi, dan akademi komunitas sebagai
perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi hanya dapat membuka program studi vokasi.
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau
Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Akademik
Berdasarkan gambar di atas, dapat dikemukakan bahwa uraian di dalam Buku ini tidak saja berlaku bagi
pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi, melainkan juga berlaku
bagi pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan akademik.
Pengusulan, evaluasi, sampai dengan penerbitan izin pembukaan program studi vokasi:
a. pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi (politeknik, akademi, dan akademi kominitas); dan
b. pada PTN penyelenggara pendidikan akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi);
diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
2
Di dalam buku ini diuraikan pembukaan program studi vokasi di kampus utama PTN yang telah berdiri.
Sedangkan pembukaan program studi vokasi di luar kampus utama (PSDKU) PTN, pembukaan program
studi vokasi untuk Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) PTN, pembukaan program studi vokasi pada PTN yang
berperingkat akreditasi Unggul atau Baik Sekali serta peringkat A atau B melalui kerja sama, pembukaan
program studi vokasi untuk memenuhi persyaratan minimal jumlah program studi pada usulan perubahan
PTN penyelenggara pendidikan vokasi, akan diuraikan dalam buku tersendiri.
Pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara
pendidikan akademik yang telah berdiri, diusulkan oleh pemimpin PTN (Rektor/Ketua/Direktur) tersebut
kepada Mendikbud dengan mengajukan usul pembukaan program studi vokasi yang memuat pemenuhan
persyaratan minimum akreditasi yang diuraikan di dalam Bab II buku ini.
Kelengkapan dan kebenaran persyaratan tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum
akreditasi dari program studi vokasi yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan
persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi dan LLDIKTI.
Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN
penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, dilakukan secara daring melalui silemkerma.
kemdikbud.go.id.
********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
3
Bab II
Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
Selain itu, perlu dikemukakan bahwa seiring dengan pengembangan program studi vokasi untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja
lulusan program studi vokasi, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi antara lain pada bidang sebagai berikut:
a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri,
Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik
Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);
b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual,
Multimedia, Tata Busana);
c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit
dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan
d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).
c. Pengertian Perguruan Tinggi Negeri
Adapun yang dimaksud PTN menurut Pasal 1 angka 7 UU Dikti adalah Perguruan Tinggi yang didirikan
dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.
Selanjutnya, di dalam Pasal 65 ayat (1) dan ayat (3) UU Dikti diatur bahwa:
(1) Penyelenggaraan otonomi perguruan tinggi dapat diberikan secara selektif berdasarkan evaluasi
kinerja oleh Menteri kepada PTN dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum atau dengan membentuk PTN badan hukum untuk menghasilkan Pendidikan
Tinggi bermutu.
(3) PTN badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki:
wewenang untuk membuka, menyelenggarakan, dan menutup Program Studi.
Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat 3 (tiga) macam PTN, yaitu:
a. PTN sebagai satuan kerja Pemerintah (Kemdikbud), disingkat PTN Satker;
b. PTN dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum, disingkat PTN PPKBLU;
c. PTN dengan status sebagai badan hukum, disingkat PTN Badan Hukum.
2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) Permendikbud Nomor 7
Tahun 2020 menetapkan:
a. Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program
Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi, mendapatkan akreditasi dengan
peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.
Khusus bagi PTN Badan Hukum, berlaku Pasal 28 ayat (2) huruf b Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020
yang mengatur bahwa Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan
syarat pembukaan Program Studi sebagaimana dimaksud di bawah ini.
Persyaratan dan dokumen pembukaan program studi vokasi baik pada PTN penyelenggara pendidikan
vokasi maupun PTN penyelenggara pendidikan akademik sebagai berikut:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
5
• Multidisiplin:
a. Program studi vokasi pada program • Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau
magister terapan multidisiplin dapat Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program
diselenggarakan setelah paling sedikit 2 studi vokasi yang relevan pada program
(dua) program studi vokasi yang relevan diploma empat atau sarjana terapan;
pada program diploma empat atau
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
6
b) Doktor atau Doktor Terapan untuk • Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir
Program Magister Terapan dan Program
(khusus untuk pembukaan program studi
Doktor Terapan;
vokasi pada program doktor terapan);
dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sesuai dengan program studi
vokasi yang akan diusulkan;
Khusus pada program doktor terapan:
• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon
Dosen Tetap dengan jabatan akademik
profesor dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sesuai dengan
program studi vokasi yang akan dibuka;
• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima)
tahun untuk dosen yang telah memiliki
NIDN dengan jabatan akademik bukan
profesor, atau berusia paling tinggi 70
(tujuh puluh) tahun untuk dosen yang
telah memiliki NIDN dengan jabatan
akademik profesor, dalam bidang ilmu • Scan asli Surat penugasan dari Rektor/
pengetahuan dan teknologi yang sesuai Ketua/Direktur perguruan tinggi asal;
dengan program studi vokasi yang akan
dibuka, pada saat pengusulan program
studi vokasi tersebut;
5) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin
Pergurruan Tinggi Asal bahwa calon dosen • Scan asli Surat Penugasan dari Pemimpin
tetap yang bersangkutan akan menjadi calon Perguruan Tinggi Pengusul sebagai dosen
dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi tidak tetap, atau tutor pada program studi
Pengusul, dilampiri Perjanjian Kerja Sama yang diusulkan;
(MoA) antar Perguruan tInggi Pengusul
dengan Perguruan Tinggi Asal;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
11
b. Semua dokumen untuk membuktikan pemenuhan semua persyaratan di atas, dilampirkan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi
Pembukaan Program Studi Vokasi yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur;
Formulir Instrumen sebagaimana dimaksud diatas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman
silemkerma.kemdikbud.go.id.
c. Dokumen huruf h, huruf i, dan huruf j juga diperiksa pada saat evaluasi lapangan khusus untuk usul
program studi vokasi pada program doktor terapan.
• Prosedur Umum Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri
Tahap Kesatu
Pemimpin PTN memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan Pertimbangan Senat
perguruan tinggi
Tahap Kedua
Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:
1. Pemimpin PTN mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui
laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan
3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Pemimpin PTN dapat mengajukan kembali
permintaan akun. Apabila disetujui maka Pemimpin PTN dapat melanjutkan proses ke tahap
ketiga.
Tahap Ketiga
Pemimpin PTN mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas
melalui akun yang telah diperoleh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang
diunggah.
Kekhususan:
a. Untuk pembukaan program studi vokasi pada program doktor terapan di PTN, apabila
berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi
lapangan);
b. Untuk pembukaan program studi vokasi pada PTN Badan Hukum, prosedur pembukaan Program
Studi Vokasi pada PTN Badan Hukum telah diatur dalam Pasal 28 ayat (2) Permendikbud No. 7
Tahun 2020 sebagai berikut:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
15
a. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan proposal pembukaan Program Studi vokasi kepada
Senat Akademik PTN Badan Hukum dan Majelis Wali Amanat;
b. Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan syarat
pembukaan Program Studi vokasi sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas;
c. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan permohonan akreditasi Program Studi vokasi yang
akan dibuka kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Akreditasi
Mandiri;
d. Apabila hasil evaluasi, verifikasi, dan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf
c menyatakan bahwa Program Studi vokasi yang diusulkan layak untuk dibuka, Pemimpin PTN
Badan Hukum menetapkan pembukaan Program Studi vokasi tersebut.
Untuk memperoleh izin pembukaan program studi vokasi pada PTN non PTN Badan Hukum
sebagaimana dikemukakan di atas, maka Rektor/Ketua/Direktur harus mengikuti prosedur khusus di
bawah ini:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
16
• Prosedur Khusus Pembukaan Program Studi Vokasi pada PTN Penyelenggara Pendidikan Akademik
dan PTN Penyelenggara Pendidikan Vokasi
PROSEDUR KHUSUS PEMBUKAAN PROGRAM STUDI VOKASI PADA PTN
1
surat permohonan akun (bagi PTN yang belum memiliki 1
akun) Usul
AKUN
2 Verifikasi
DOKUMEN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan USUL AKUN
verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun
2
belum disetujui, maka Pemimpin PTN dapat mengajukan
kembali permintaan akun TIDAK
Disetujui?
YA
Pemimpin PTN mengunggah dokumen dalam bentuk pdf
yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pemimpin PTN,
yang terdiri atas:
3
a. Surat permohonan pembukaan program studi vokasi
Unggah
pada PTN kepada Mendikbud; USUL
3
berikutnya. YA
Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen 5
tetap/instruktur tetap tidak memenuhi persyaratan, Persetujuan
usul dinyatakan belum disetujui dan Pemimpin PTN PROSES LANJUT
dapat mengunggah kembali usul.
Unggah maksimal 6
4 (empat) kali
Evaluasi
(termasuk TENDIK,
Apabila “Persetujuan Proses Lanjut” telah diberikan,
pengunggahan SARANA &
LLDIKTI mengevaluasi kriteria non dosen (tenaga
6
YA
evaluasi lapangan
TIDAK
YA
LAPANGAN
Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi
10
Unggah Disetujui?
PEMENUHAN
Apabila hasil evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud KEKURANGAN
BERDASARKAN TIDAK
pada angka 9 belum memenuhi persyaratan, maka
HASIL EVALUASI
10
11
Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah Penerbitan
YA SK
memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan
Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin
11
********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
17
LAMPIRAN
Lampiran a: Contoh Surat Usul Pembukaan Program Studi Vokasi Pada PTN
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri
18
Lampiran b: Contoh Surat Pertimbangan Senat PTN Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi
Lampiran b: Contoh Surat Rekomendasi LLDikti untuk Pembukaan Program Studi Vokasi Pada PTN
Persyaratan dan Prosedur
Sambutan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi
Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan
pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang
Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan
Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin
Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti.
Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah
menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal
baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada
Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Untuk
melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan Permendikbud No. 45 Tahun
2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah merumuskan pemberian izin penyelenggaraan
perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat (Pasal 18 Perpres 82 Tahun 2019 dan
Pasal 114 huruf g Permendikbud No. 45 Tahun 2019). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, telah diterbitkan
Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016
Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak
1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS) baru dan
pembukaan program studi sebagai berikut:
1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/
lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;
2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi;
3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,
dan mathematic (STEM);
4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,
dan angka 3 dapat dikecualikan bagi:
a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan
b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.
Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan
kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:
1. Machinery and Construction;
2. Creative Economy
3. Hospitality; dan
4. Care Services.
Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti serta arah
prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi Badan
Penyelenggara dan pemimpin PTS untuk memenuhi persyaratan dan prosedur pembukaan program studi
vokasi pada PTS.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
II
Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana
dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pembukaan program studi vokasi pada PTS
mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi
untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.
Wikan Sakarinto
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
III
Pengantar
Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi
Berdasarkan Permendikbud nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah dibentuk Ditjen Pendidikan Vokasi dan
Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi yang yang salah satu fungsinya adalah
melakukan perumusan pemberian izin pembukaan program studi vokasi pada
perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi. Oleh karena itu, pemro
sesan usul pembukaan program studi vokasi pada PTS dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi
dan Profesi.
Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan
dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.
Proses administrasi pembukaan program studi vokasi pada PTS dilakukan secara daring atau online,
sehingga selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan yang bersih dan efisien.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang dimuat dalam
peraturan untuk peningkatan pelayanan proses perizinan pembukaan program studi vokasi dan pendirian
PTS penyelenggara pendidikan vokasi, antara lain Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian,
Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan
Tinggi Swasta.
Peraturan tersebut diimplementasikan dalam tahap pengusulan pembukaan program studi vokasi maupun
usul pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.
Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi vokasi dapat
dilakukan melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur
pembukaan program studi vokasi tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi vokasi
melalui kerja sama diuraikan dalam buku tersendiri.
Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi pada Pendirian Perguruan Tinggi
Swasta’ dimaksudkan untuk memandu para pihak yang akan mengusulkan pembukaan program studi
vokasi tanpa melalui kerja sama.
Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.
Benny Bandanadjaja
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
IV
Daftar Isi
halaman
Sambutan I
Pengantar III
Daftar Isi IV
Bab I Pendahuluan 1
1. Latar Belakang 1
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara
Pendidikan Vokasi atau Penyelenggara Pendidikan Akademik 1
Bab II Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta 3
1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta 3
2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan
Tinggi Swasta 4
3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta 12
Lampiran 14
********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
1
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perizinan pembukaan program studi vokasi pada
perguruan tinggi swasta (PTS) di lingkungan Kemdikbud maka dilakukan pembaruan sistem pelayanan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi
Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.
Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti),
program studi vokasi selain dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi melainkan juga dapat
dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan akademik. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat dikemukakan bahwa universitas, institut, dan sekolah tinggi sebagai perguruan
tinggi penyelenggara pendidikan akademik selain dapat membuka program studi akademik, juga dapat
membuka program studi vokasi. Sedangkan politeknik, akademi, dan akademi komunitas sebagai
perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi hanya dapat membuka program studi vokasi.
2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi
atau Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Akademik
Berdasarkan gambar di atas, dapat dikemukakan bahwa uraian di dalam Buku ini tidak saja berlaku bagi
pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi, melainkan juga berlaku bagi
pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan akademik.
Pengusulan, evaluasi, sampai dengan penerbitan izin pembukaan program studi vokasi:
a. pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi (politeknik, akademi, dan akademi kominitas); dan
b. pada PTS penyelenggara pendidikan akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi);
diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
2
Di dalam buku ini diuraikan pembukaan program studi vokasi di kampus utama PTS yang telah berdiri.
Sedangkan pembukaan program studi vokasi di luar kampus utama (PSDKU), pembukaan program studi
vokasi untuk Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), pembukaan program studi vokasi pada PTS yang berperingkat
akreditasi Unggul atau Baik Sekali serta peringkat A atau B melalui kerja sama, pembukaan program studi
vokasi untuk memenuhi persyaratan minimal jumlah program studi pada usulan perubahan PTS penyelenggara
pendidikan vokasi, dan pembukaan program studi vokasi melalui penyelenggaraan PTS di kawasan ekonomi
khusus, akan diuraikan dalam buku tersendiri.
Pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara
pendidikan akademik yang telah berdiri, diusulkan oleh pemimpin PTS tersebut kepada Mendikbud
dengan mengajukan usul pembukaan program studi vokasi yang memuat pemenuhan persyaratan
minimum akreditasi yang diuraikan di dalam Bab II buku ini.
Kelengkapan dan kebenaran persyaratan tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum
akreditasi dari program studi vokasi yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan
persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi dan LLDIKTI.
Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS
penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, dilakukan secara daring melalui silemkerma.
kemdikbud.go.id.
********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
3
Bab II
Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
Selain itu, perlu dikemukakan bahwa seiring dengan pengembangan program studi vokasi untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja
lulusan program studi vokasi, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan
program studi vokasi antara lain pada bidang sebagai berikut:
a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri,
Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik
Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);
b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual,
Multimedia, Tata Busana);
c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit
dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan
d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).
c. Pengertian Perguruan Tinggi Swasta
Adapun yang dimaksud PTS menurut Pasal 1 angka 8 UU Dikti adalah perguruan tinggi yang didirikan
dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat.
Selanjutnya, di dalam Pasal 60 ayat (2) dan ayat (3) UU Dikti diatur bahwa:
(2) PTS didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan hukum yang
berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri.
(3) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk yayasan,
perkumpulan, dan bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) Permendikbud Nomor 7
Tahun 2020 menetapkan:
a. Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program
Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi;
b. Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi, mendapatkan akreditasi dengan
peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.
Persyaratan dan dokumen pembukaan program studi vokasi baik pada PTS penyelenggara pendidikan
vokasi maupun PTS penyelenggara pendidikan akademik sebagai berikut:
2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga • Scan asli ijazah dan transkrip semua
dengan sertifikat kompetensi atau program pendidikan tinggi yang pernah
pengalaman kerja dan/atau pengalaman ditempuh, sertifikat kompetensi atau surat
mengajar paling sedikit 5 tahun pada keterangan pengalaman kerja dan/atau
kompetensi sebidang; pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima)
tahun pada kompetensi sebidang;
• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi
calon instruktur tetap lulusan luar negeri,
dari Kemdikbud;
3) Sebagai tenaga profesional dengan • Scan asli sertifikat kompetensi atau surat
sertifikat kompetensi atau pengalaman keterangan pengalaman kerja paling rendah
kerja paling rendah setara dengan lulusan setara dengan lulusan Program Sarjana
Program Sarjana Terapan atau Program Terapan atau Program Sarjana; atau
Sarjana; atau
4) Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan • Scan asli surat keterangan pengakuan dari
dari asosiasi bidang keahliannya yang setara asosiasi bidang keahliannya yang setara
dengan angka 2 atau angka 3; atau dengan angka 2 atau angka 3; atau
5) Tenaga profesional dengan pengalaman • Scan asli surat keterangan pengakuan
kerja paling sedikit setara dengan lulusan pengalaman kerja paling sedikit setara
diploma tiga; dengan lulusan diploma tiga;
6) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan
• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP),
tetap tentang Kesediaan bekerja penuh
yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam
waktu berdasarkan EWMP;
per minggu;
7) Belum memiliki Nomor Induk Dosen
Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;
8) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut • Scan asli Daftar riwayat hidup;
Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
9) Bukan pegawai tetap pada instansi lain
10) Bukan Aparatur Sipil Negara; dan
Calon instruktur tetap harus menandatangani • Scan asli Perjanjian Kesediaan
perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai Pengangkatan Calon Instruktur Tetap
calon instruktur tetap untuk setiap usul antara Badan Penyelenggara atau
pembukaan program studi vokasi, dengan Rektor/Ketua/Direktur dalam hal
Badan Penyelenggara atau Rektor/Ketua/
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
13
3) Bersedia bekerja penuh waktu selama • Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon
37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per tenaga kependidikan untuk bekerja penuh
minggu. waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma
lima) jam per minggu;
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
15
Catatan:
a. Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi untuk
setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani
oleh Rektor/Ketua/Direktur;
b. Semua dokumen untuk membuktikan pemenuhan semua persyaratan di atas, dilampirkan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi
Pembukaan Program Studi Vokasi yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur;
Formulir Instrumen sebagaimana dimaksud diatas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman
silemkerma.kemdikbud.go.id.
c. Dokumen huruf h, huruf i, dan huruf j juga diperiksa pada saat evaluasi lapangan khusus untuk usul
program studi vokasi pada program doktor terapan.
3.1. Prosedur Umum Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta
Tahap Kesatu
Pemimpin PT memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan dokumen:
1. Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya, jika pernah dilakukan
perubahan;
2. Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai
badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan;
3. Surat Keputusan izin pendirian perguruan tinggi, serta semua izin pembukaan program studi
vokasi beserta semua perubahannya;
4. Persetujuan pembukaan program studi vokasi dari Badan Penyelenggara; dan
5. Pertimbangan pembukaan program studi vokasi dari Senat PTS.
Tahap Kedua
LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1, angka 2, dan
angka 3 tentang legalitas badan penyelenggara PTS. Dalam hal legalitas badan penyelenggara
tersebut belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk melakukan perbaikan dokumen
kepada instansi yang terkait. Beberapa contoh kasus belum terpenuhinya aspek legalitas Badan
Penyelenggara PTS dapat dilihat dalam Lampiran e.
LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi apabila:
1. telah menerima kembali pengajuan dokumen (dalam hal dilakukan perbaikan dokumen), dan
2. hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1, angka 2,
dan angka 3 telah dipenuhi.
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
16
Tahap Ketiga
Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:
1. Rektor/Ketua/Direktur mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;
2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan
3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Rektor/Ketua/Direktur dapat mengajukan kembali
permintaan akun. Apabila disetujui maka Rektor/Ketua/Direktur dapat melanjutkan proses ke tahap
keempat.
Tahap Keempat
Rektor/Ketua/Direktur mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2
di atas melalui akun yang telah diperoleh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang
diunggah.
Khusus untuk pembukaan program studi vokasi pada program doktor terapan, apabila berdasarkan
hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan);
Untuk memperoleh izin pembukaan program studi vokasi pada PTS sebagaimana dikemukakan di
atas, maka Rektor/Ketua/Direktur harus mengikuti prosedur khusus di bawah ini:
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
17
3.2. Prosedur Khusus Pembukaan Program Studi Akademik pada PT Penyelenggara Pendidikan
Akademik
PROSEDUR KHUSUS PEMBUKAAN PROGRAM STUDI VOKASI PADA PTS
MULAI
Rektor/Ketua/Direktur mengajukan permintaan akun ke
Direktorat Jenderl Pendidikan Vokasi melalui laman
1
silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat 1
permohonan akun (bagi PTN yang belum memiliki akun) Usul
AKUN
2 Verifikasi
DOKUMEN
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan USUL AKUN
verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun 2
belum disetujui, maka Rektor/Ketua/Direktur dapat
mengajukan kembali permintaan akun TIDAK
Disetujui?
YA
berikutnya. YA
Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen 5
YA
persyaratan, usul dinyatakan belum disetujui, dan Rektor/ Unggah Kembali TIDAK Disetujui?
USUL
7
evaluasi lapangan
TIDAK
YA
LAPANGAN
Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi
10
Unggah
PEMENUHAN Disetujui?
Apabila hasil evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud KEKURANGAN TIDAK
pada angka 9 belum memenuhi persyaratan, maka BERDASARKAN HASIL
EVALUASI LAPANGAN
pengusul diminta mengunggah pemenuhan kekurangan
10
********
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
18
LAMPIRAN
Lampiran a: Contoh Surat Usul Pembukaan Program Studi Vokasi
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
19
Lampiran b: Contoh Surat Pertimbangan Senat PTN/PTS Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
20
Lampiran c: Contoh Surat Persetujuan Badan Penyelenggara Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi
Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta
21
Telah bersepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap *Yayasan/
Perkumpulan/Persyarikatan ……………………… dengan kententuan sebagai berikut:
Pasal 1
Pihak pertama bersedia untuk mengangkat pihak kedua sebagai dosen tetap *Yayasan/
Perkumpulan/Persyarikatan ……………..dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)
jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan perundang-undangan,
apabila izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... yang sedang diusulkan ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.
Pasal 2
Pihak Kedua bersedia untuk diangkat Pihak Pertama sebagai dosen tetap *Yayasan/
Perkumpulan/Persyarikatan ……………dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)
jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan perundang-undangan,
apabila izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... yang sedang diusulkan ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.
Pasal 3
Dalam hal izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... sebagaimana dimaksud pada pasal
2 telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pihak Kedua bersedia untuk
bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota domisli kampus utama (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*)
............................
Pasal 4
Pihak Kedua menyetujui bahwa perjanjian ini digunakan pula oleh Pihak Pertama untuk pemenuhan
persyaratan permohonan izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... ke Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pasal 5
Apabila timbul sengketa dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan
secara musyawarah untuk mufakat.
…………………………………. …………………………………