OLEH:
M. NIKO SETIAWAN
NPM. 1398961
OLEH:
M. NIKO SETIAWAN
NPM. 1398961
ii
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Ki. Hajar Dewantara 15 A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111
Telp. (0725)4507, Fax.(0725) 47296 Website: www.metrouniv.ac.id, e-mail: iain@metrouniv.ac.id
NOTA DINAS
Sudah dapat kami setujui dan dapat diajukan ke Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan untuk diseminarkan. Demikianlah harapan kami dan atas perhatianya,
kami ucapkan terima kasih.
iii
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Ki. Hajar Dewantara 15 A Iring Mulyo Metro Timur Kota Metro Lampung 34111
Telp. (0725)4507, Fax.(0725) 47296 Website: www.metrouniv.ac.id, e-mail: iain@metrouniv.ac.id
PERSETUJUAN
MENYETUJUI
Mengetahui,
Ketua Jurusan PAI
iv
KATA PENGANTAR
M. Niko Setiawan
NPM. 1398961
v
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................... i
SAMPUL............................................................................................................ ii
NOTA DINAS.................................................................................................... iii
PERSETUJUAN................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................................ 6
C. Batasan Masalah................................................................................. 6
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................... 7
F. Penelitian Relevan.............................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia di dunia, tak heran jika banyak orang menghabiskan uang dan waktu
rangka mencari ilmu akan bermanfaat baginya untuk kehidupan dunia dan
akhirat. Pendidikan dalam hal ini yaitu pendidikan Islam yang menuntun
maupun yang sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan
tetapi juga membentuk manusia yang memiliki kepribadian dan akhlak mulia.
sangat strategis dalalm memperbaiki atau membina sikap dan tingkah laku
1
Choirul Mahmud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), hal. 32
2
dan keluarga menyediakan situasi belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak-
anak sangat bergantung kepada orang tua, baik karena keadaan jasmaniyah
maupun intelektual, sosial dan moral. Bayi dan anak belajar menerima dan
meniru apa yang diajarkan oleh orang tua. Sangat wajar dan logis jika
tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak bisa
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi seorang anak. hal
kedua orang tuanya yang tidak bisa dipisahkan hingga akhir hayat. Bagi ayah
dan ibu, anak bukan hanya sebagai amanah yang harus dipelihara dengan
2
Mubarak, Psikologi Keluarga dari Keluarga Sakinah Hingga Keluarga Bangsa, (Jakarta:
PT. Bina Pariwara, 2005), Cet Ke- 1, hal. 152.
3
Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif al-Qur’an, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2005), hal.256.
3
Kepribadian muslim dibentuk sejak dini, bahkan para ulama ada yang
mengatakan ketika bayi dalam kandungan seorang ibu. Orang tua mempunyai
anak dan akhlak yang mulia pada anak. Para ulama mengatakan semakin
kurang keimanan anak, maka semakin rendah juga kadar akhlak, watak,
sebagai pedoman dan pegangan hidup. Sebaliknya, jika aqidah tauhid anak
telah kokoh dan mapan, maka terlihat jelas dalam setiap amal perbuatannya.
Setiap konsep yang ada dalam Islam akan diterima secara utuh dan lapang
dada oleh seorang anak ketika mereka tumbuh dewasa, tanpa ada rasa
Dewasa ini banyak dari kalangan para orang tua yang tidak menyadari
jasa asisten rumah tangga, pengasuh anak atau baby sitter yang mana sangat
maka dari itu pihak yang patut untuk di salahkan dalam hal ini adalah kedua
4
orang tua, karena membiarkan orang lain untuk menjaga anak-anak mereka
iman yang 6. Dan siap menghambakan diri kepada tuhan ketika orang
tua untuk mengajarkan anak untuk mengenalkan ibadah kepada Alloh SWT.
Selain itu sholat berjamaah juga memili fadhilah yang lebih besar dari sholat
anak-anaknya dan contoh tersebut dikemukakan oleh Allah SWT kepada Nabi
disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan juga kemampuan anak.
yang utuh, sebagai jalan untuk menjadi hamba Allah yang bertakwa.
Kecamatan Pekalongan masih banyak masjid atau mushola yang masih sepi
agama yang juga memiliki anak remaja namun anaknya jarang mengikuti
tauhid (pembacaan adzan pada bayi baru lahir), keteladanan (memberi contoh
yang baik), pembiasaan (bertingkah laku yang baik), nasehat (nasihat yang
baik), dan pengawasan (kegiatan ibadah dll), sudah diberikan kepada anak-
anak mereka, namun masih belum menyentuh. Untuk itu Penulis tertarik untuk
B. Identifikasi Masalah
6
Berdasarkan latar belakang masalah dan hasil pra survey yang Penulis
4. Menasehati anak
C. Batasan Masalah
batasi dalam penelitian ini diantaranya objek penelitian, subjek penelitian, dan
lokasi penelian:
D. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritik
Timur.
b. Manfaat praktis
F. Penelitian Relevan
8
adalah pelajaran penting yang harus ditanam kan kepada siswa karna
fadhilah sholat berjamaah lebih besar dari sholat sendirian dan membentuk
Muhammad Ikhsan dengan yang akan Penulis lakukan adalah terletak pada
variabel bebasnya.
6
Muhammad Ikhsan, Pembinaan Pelaksanaan Sholat Fardhu Berjamaah Bagi Siswa Sman
2 Unggul Ali Hasjmy Di Aceh Besar. 2017
7
Wasir Nuri, Korelasi Antara Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga dengan
Keaktifan Sholat Berjamaah di Sekolah Pada Siswa Kelas V SD Krebet Kecamatan Pajangan
Kabupaten Bantul. 2014
9
pertama dan yang paling utama, bisa memberi warna dan corak
karena kesibukan orang tua itu, maka hal ini akan membawa pengaruh
yang tidak baik terhadap perkembangan dan pendidikan anak pada tahap
selanjutnya.
pada saat disekolahan yang mana pada sekolahan tersebut terdapat sarana
oleh siti sukrilah dengan yang akan penulis lakukan adalah pendidikan
BAB II
LANDASAN TEORI
yang wajib dilakukan oleh setiap orang Islam yang dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, dilengkapi dengan syarat, rukun, gerak, dan
yang dimaksud disini ialah ibadah yang tersusun dari beberapa perbuatan
sama. Shalat berjamaah sedikitnya dikerjakan dengan dua orang, yang satu
8
Abdul Karim Nafsin, Menggugat Orang Shalat, Antara Konsep dan Realita, (Mojokerto :
CV Al-Hikmah, 2005), hal. 2
9
Sulaiman Rasdjid, Fiqih Islam, (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 1996), hal. 64
10
Akhmad Muhaimin Azzet, Pedoman Praktis Sholat Wajib dan Sunnah, (Jogjakarta :
2011), hal. 78
11
ibadah khusus, memiliki dasar hukum baik berdasarkan Al-Qur’an dan Al-
hukumnya mubah.
Abu Hanifah pun juga memegang pendapat ini, akan tetapi sebagai ulama’
fardhu ‘ain, tetapi bukan syarat sah sembahyang. Maka apabila seseorang
11
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : Karya Toha Putra,
2009), hal. 175
12
di masjid atau dirumah. Apabila salah satu pihak berada di dalam masjid
dan pihak lain diluar masjid, maka dipersyaratkan jarak diantara mereka
tidak melebihi dari 300 hasta, di samping itu diantara keduanya tidak ada
pandangan mata.
lebih depan kearah kiblat. Bagi orang yang berdiri diukur tumitnya dan
1) Islam
2) Baligh
3) Laki-laki
4) Berakal
6) Tidak berudzur
membaca Al-Qur’an
hamdu
14
Hasbi As Shidieqy, Pedoman Shalat, hal. 329
14
dengan amin.15
ajaran Islam. Umat Islam wajib mengambil hukum ibadah sesuai dengan
Al Quran dan Hadist yang shahih. Sabda Rasulullah SAW “Salatlah kalian
Amalan ibadah menjadi sah dan tertib jika didasarkan pada perintah
ajaran dalam Islam dan sesuai tata tertib, sehingga diharapkan tujuan dan
makna ibadah tersebut dapat tercapai, maka tata tertib mendirikan jamaah
harus diketahui, baik tata tertib sebagai imam dan makmum. Tata tertib
salat berjamaah menyangkut sifat imam, adab imam dan sikap makmum.
artinya:
15
Ibid., hal. 33
16
Abdul Aziz Muhammad Azzam Dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,
(Jakarta: Amzah, 2009), Cet. Ke-1, hal. 249
Ibid., hal. 250
15
musafir
b. Sebaiknya yang menjadi imam bagi suatu jama’ah ialah orang yang
berikut:
b. Posisi makmum tidak lebih ke depan daripada imam. Dalam hal ini,
berikut:
17
Ibid.
16
tersebut mundur
3) Bila makmum itu laki-laki, dua orang atau lebih, mereka bersaf di
belakang imam
tetapi jaraknya tidak lebih 300 hasta, dari sisi masjid itu dan tidak
berada tidak dimasjid, maka jarak antara makmum dengan imam tidak
boleh lebih dari 300 hasta, dan tidak boleh ada dinding yang
menghalangi.
mengikuti apa yang dilakukan imam yang menuntun shalat berjama’ah itu,
secara sendiri.
19
Ibid., hal. 94-95
18
dijinjing berat sama dipikul, selalu rukun dan damai dengan suatu tekad
batin.20
adalah sekumpulan yang hidup bersama dalam tempat tinggal dan masing-
yang hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis
20
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarrga,
(Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), hal. 16
21
Moh Shohib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Mengembangkan Disiplin Diri
Sebagai Pribadi Yang Berkarakter, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010), hal. 17
19
2. Fungsi Keluarga
suatu hal yang sangat pending sekali karena anak sebagai amanat bagi
orang tuanya. Hati anak suci bagaikan mutiara cemerlang, bersih dari
dengan akhlak mulia yang jauh dari kejahatan dan kehinaan. Islam
20
paling wajib. Sholat adalah kewajiban, akan tetapi penyucian jiwa dan
menerapkan ilmu tersebut. Jadi, pemberian pendidikan pun tidak kaku dan
a. Kalimat Tauhid
Meskipun ada perbedaan antara bayi satu dan bayi lainnya. Jadi,
b. Keteladanan
anaknya.
c. Pembiasaan
22
Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, (Jakarta : Lentera, 2001), hal. 240
21
d. Nasihat
e. Pengawasan
Tahrim : 6).23
Berjamaah
siksa api neraka, serta ingin mendidik putra putrinya, karena hal itu sudah
menjadi kodrat sebagai orang tua. Namun bagi orang tua yang beriman,
mendidik anak bukan hanya mengikuti dorongan kodrat naluriah, akan tetapi
23
Ibid., hal. 21-26
22
lebih dari itu yakni dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT yang
harus dilaksanakan.24
lain adalah keluarga sebagai pusatnya, karena seorang anak masuk Islam sejak
dibandingkan tempat lain, dan kedua orang tua merupakan figur yang paling
keimanan anak harus dengan cara yang halus dan lemah lembut, bukan dengan
paksaan atau dengan berdebat, sehingga dengan metode yang lemah lembut
anaknya dapat membentuk atau merusak masa depan anak. Oleh sebab itu
lingkungan yang diciptakan oleh orang tuanya. Apabila orang tua mampu
Orangtua, ibu dan bapak memegang peranan yang sangat penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak, sejak anak lahir ibu yang banyak
24
Yasin Nur Falah, Jurnal Urgensi Pendidikan Tauhid dalam Keluarga, (Kediri : IAI
Tribakti, 2014), Volume 25 Nomor 2, hal. 384
25
Ibid., 384
26
Yasin Nur Falah, Jurnal Urgensi Pendidikan Tauhid dalam Keluarga, hal. 383
23
tumbuh dan berkembang, maka ia mulai kenal ayahnya dan dari perangai
yang taat kepada Alloh SWT. Kegiatan anak merupakan tanggung jawab
orang tua karena ruang lingkup anak masih banyak dirumah. Keluarga
iman, moral, mental, jasmani maupun rohani. Pendidikan pertama yang harus
ditanamkan orang tua adalah keimanan dan prilaku agama di dalam diri anak
untuk memupuk keteladanan dalam diri mereka. Oleh karena itu, hendaknya
orang tua menerapkan pendidikan agama sejak dini agar kelak anak-anaknya
2. Penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan
pengetahuan di sekolah.27
27
Siti Makhmudah, “Penguatan Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak”, Jurnal
Perempuan dan Anak, (STAI Miftahul ‘Ula Nglawak Kertosono), Vol. 2, No. 2, Desember 2018.
hal. 276
24
memberikan contoh dan menjadi teladan yang baik sejak anak-anak sehingga
mereka bisa meniru apa yang dilakukan orang tua tentang pelaksanaan sholat
keteladanan orang tua dalam beribadah merupakan salah satu cara mendidik
ini adalah: motivasi orangtua sangat berperan penting dalam mencapai suatu
hasil belajar yang maksimal terutama pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam.
Jadi paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
25
sholat berjamaah remaja baik, jika pendidikan tauhid dalam keluarga cukup,
maka pelaksanaan sholat berjamaah remaja cukup, dan jika pendidikan tauhid
E. Hipotesis
saat fenomena di kenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam
verifikasi.30
bahwa hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara, ia bisa ditolak
28
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hal.66
29
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2006), hal.71.
30
Moh Nazir, Metodelogi Penelitian,(Bandung: Ghalia Indonesia,2002), hal.97.
26
Lampung Timur”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
27
apabila ada, seberapa erat hubungannya serta berarti atau tidak hubungan itu
mencari hubungan atau pengaruh dari dua variabel yang akan diteliti
ini mencari ada atau tidaknya “Korelasi Pendidikan dalam keluarga Terhadap
yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk
untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul,
atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh
peneliti.
a. Variabel
1. Variabel Bebas
a. Fungsi Keluarga
1) Kalimat Tauhid
2) Keteladanan pembiasaan
3) Nasihat
4) Pengawasan
2. Variabel Terikat
ini yaitu:
1. Populasi
individu dari unit analisis yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu.
33
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hal. 130.
30
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh remaja desa 30
2. Sampel
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi bisa dijadikan
sampel.34
berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini baik berupa pendapat,
34
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta : Kencana,
2010), hal.169
31
1. Angket
orang lain.36
option dan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban antara lain:
35
Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), hal. 182.
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Edisi Revisi VI ).,
hal. 274.
32
a. Sering
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak pernah
2. Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
E. Instrumen Penelitian
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
37
Ibid..
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, hal. 160.
33
pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap
dan sistematik.
mungkin dapat dipakai yang termuat di dalam kisi-kisi umum ini baru
adalah:
Tabel 1
Kisi-kisi instrumen Penelitian
Jumlah
Variabel
No Indikator Sub Indikator Item
Penelitian
Pertanyaan
1. Variabel Fungsi Keluarga a. Orangtua 3
sebagai
Bebas (X):
pendidik 2
pendidikan
34
dalam b. Orangtua
sebagai
keluarga
pelindung
Metode a. Kalimat 1
Pendidikan dalam tauhid
Keluarga b. Keteladanan 2
c. Pembiasaan 2
d. Nasihat 1
e. Pengawasan 1
2. Variabel Syarat Shalat a. Makmum 1
Berjamaah hendaknya
terikat (Y)
berniat
Pelaksanaan
mengikuti
sholat imam
1
b. Makmum
berjamaah
mengikuti
imam dalam
segala
gerakannya
1
c. Mengetahui
gerak-gerik
imam 1
d. Imam dan
ma’mum
berada dalam
satu tempat 1
e. Tempat
berdirinya
makmum
tidak boleh
lebih depan
35
dari imam 1
f. Imam
hendaklah
jangan
mengikuti
1
orang lain
g. Aturan shalat
makmum
dengan shalat
imam
hendaknya 1
sama
h. Laki-laki
tidak sah
mengikuti
imam 1
perempuan
i. Keadaan
imam tidak
umi,
sedangkan
1
makmum
qarik
j. Tidak
bermakmum
kepada imam
yang
shalatnya
tidak sah
Jumlah
36
adalah:
2. Pengujian Instrumen
a. Validitas
∑ xy
rxy =
√( ∑ x2 )(∑ y2)
Keterangan :
b. Reliabilitas
sudah baik”.40
kolerasi antara skor item ganjil dan skor item genap dengan
2 xr 1/ 21 / 2
r 11=
( 1+r 1/ 21 /2 )
Keterangan :
data yang diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan cara berfikir deskriptif
data menggunakan metode statistic. Hal ini untuk mengetahui ada atau tidak
41
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, hal.93.
39
x 2= ∑ ¿ ¿ ¿
Keterangan :
2
x =¿chi kuadrat
f o=¿ frekuensi yang diperoleh dari Sampel
jumlah baris
f h= x jumlah kolom
jumlah semua
C=
√ 2
x2
x +N
Keterangan :
C = koefisien kontingensi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim Nafsin, Menggugat Orang Shalat, Antara Konsep dan Realita,
Mojokerto : CV Al-Hikmah, 2005
Akhmad Muhaimin Azzet, Pedoman Praktis Sholat Wajib dan Sunnah, Jogjakarta
: 2011
Moh Shohib, Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Mengembangkan Disiplin
Diri Sebagai Pribadi Yang Berkarakter, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010
Siti Sukrilah, Konsep Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga Studi Analisis Qur’an
Surat Al-Baqoroh ayat 132-133 dalam Tafsir Ibnu Katsir. 2015
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam
Keluarrga, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004
Yasin Nur Falah, Jurnal Urgensi Pendidikan Tauhid dalam Keluarga, (Kediri :
IAI Tribakti, 2014), Volume 25 Nomor 2