Anda di halaman 1dari 25

STRUKTUR & KONSTRUKSI

BANGUNAN 4
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS NUSA NIPA MAUMERE
2022
Mata Kuliah : Struktur dan Konstruksi Bangunan 4
SKS : 3 sks
Semester : 4 (Empat)

Deskripsi Mata Kuliah :


Pemahaman tentang pengertian teknologi bangunan (struktur, konstruksi,
bahan, dan utilitas) dalam kaitannya dengan perwujudan bangunan bertingkat
tinggi (> 60 lantai), sistim struktur agak rumit, bentuk tidak terlalu sederhana,
penekanan pada pemahaman statika (sistem, pembebanan, penyaluran gaya,
koordinasi struktur, penaksiran dimensi elemen struktur, sistim konstruksi dan
sambungan), fungsi komponen struktur pada bangunan tinggi, jenis-jenis
struktur untuk bangunan tinggi serta optimasi pokok-pokok penyelesaian
konstruksi elemen structural dan bahan bangunan beton bertulang, baja dan
komposit, pengenalan metoda konstruksi dengan pracetak (prefab dan precast)
dan konvensional, metoda membangun dan perlengkapannya.
Metode Pembelajaran :
Tugas dikerjakan secara kelompok dan diberikan secara terstruktur.
Pendekatan yang dipakai dalam mata kuliah ini adalah:
Pendekatan ekspositori : ceramah, tanya jawab, diskusi
Pendekatan inkuiri : tugas terstruktur kelompok

Model Evaluasi :
Aspek Penilaian (indikator yang dinilai) :
Bobot penilaian kemampuan dan keberhasilan belajar mata kuliah ini
didasarkan pada :
 Kehadiran 10 % dari seluruh kegiatan tatap muka
 Softskill 15 % berpartisipasi aktif dalam perkuliahan, pengerjaan tugas dan
responsi.
 Tugas 25 %
 Ujian Tengah Semester (UTS) 20 %
 Ujian Akhir Semester (UAS) 30 %
SUMBER PUSTAKA PEMBELAJARAN :

1. Wolfgang Schuller, High Rise Building Structures, John Wiley & sons, New York.
2. Arnold C and Reitherman R., Building Configuration & SeismicDesign, John Wiley
& Sons, New York, 1982.
3. Dadras, A.S., Mechanical System for Architect , Mc. Graw Hill, Inc New York, 1995.
4. Daniel L. Schodek, Structure, Prentice Hall, New Jersey
5. Haas, A. M., Precast Concrete Design and Apllication, Applied Science Publishers
London.
6. Hartono Purbo : “ Utilitas Bangunan “,Djambatan, Jakarta 1992.
7. Hart F and all, Multi Storey Buildings in Steel, Collins, London, 1985
8. Kowalczyk R.M. and all, Structural Systems for Tall Buildings, McGraw-Hill Inc, New
York, 1992
9. Peurifoy R.L and Oberlender G.D., Formwork For Concrete Structures, McGraw-Hill
Inc, New York, 1996
10. Smith B. S. and Coull A, Tall Building Analysis and Design, John Wiley & Son Inc,
New York, 1991
11. Taranath B. S., Structural Analysis & Design of Tall Buildings, Mc Graw-Hill Book
Company, New York, 1988.
12. Thornton C and all, Exposed Structure in Building Design, McGraw-Hill Inc, New
York, 1993
Landmark/citra kota Pengganggu/’pengacau’krn
Lambang kejayaan skala yang tdk nyaman
Konsentrasi penduduk di daerah kota
Lahan sempit dan terbatas
Harga tanah/lahan mahal
Kemajuan teknologi terutama tek.bahan
Metoda konstruksi dan informasi
Abad 19 Abad 20
Bangunan yang sesuai/cocok dengan Ditekankan pada ketinggian
lingkungan kota bangunan dan gaya bangunan
LAHIRNYA
Sifat pembaharuan dari bangunan tsb lebih Multifungsi “sebuah tiruan dari
ditekankan pada teknologi bangunannya
BANGUNAN suatu dunia”
dan bukan ukuran gaya TINGGI

Kontra Pro
- BT merupakan ancaman bagi kesehatan & - Membatasi ketinggian BT berarti membatasi
keselamatan masyarakat (Boyd) kegiatan bisnis yang mrpkan lambang potensi
ekonomi
- BT mengancam sejarah jalan-jalan tradisional
- Teknologi modern mampu memberi solusi spt
- BT menutup akses terhadap pencahayaan alami
pencahayaan buatan & ventilasi udara
-Mesyaratkan bentuk dan keindahan BT
-Setiap orang memiliki hak thd apapun miliknya serta
menentukan bentuk BT-nya
PERKEMBANGAN BANGUNAN TINGGI

1. Periode Fungsional (1880-1900) -- Monadnock Bldg (1889)


• Beraturan, elegan, rangka baja ringan, fasad batu/terracota
2. Periode Ekletik (1900 – 1920) -- Woolworth Bldg (1913)
• Desain bangunan dan dekorasi marak, bergaya/bermotif Gothic dan Renaissance
3. Periode Art Deco (1920 – 1940) – Chrysler Bldg, Empire State Bldg
• Campuran berbagai style mis: Maya, Astek, Cina, Kubisme, dsb
4. Periode International Style (1950 – 1970) – Seagram Bldg (1958), Mies van der Rohe
• Ekonomis, fungsional, umumnya bentuk kotak kaca, baja dan beton. Tidak ada dekorasi pada
fasadnya.
5. Periode Supertall (1965-1975) – John Hancock Center, Sears Tower
• Mendasarkan pada keunggulan dan kekuatan ekonomi. Baja kualitas tinggi dengan tipe sambungan,
lebih ringan, biaya lebih murah, cepat pengerjaannya
6. Periode Social Skyscraper (1970-1980)
• Pencarian terhadap image, style, dan karakter sosial. Bangunan tidak lepas dari jalan dan komunitas.
Memasukan unsur manusia dan pekerjaan dalam skala manusia.
7. Periode Post Modern (>1980) - contoh
• Mempresentasikan identitas pemakai, punya karakter warna, sculpture dan dekorasi dengan style
bebas
Gaya hidup Tekanan urbanisasi dan pertumbuhan
kontemporer populasi

Redefinisi tentang Bangunan Tinggi di dalam kota

Apakah pendekatan Bangunan Tinggi cukup mengakomodasi


kebutuhan penghuni berkaitan dengan kualitas kehidupan kota ?

- Terlalu menekankan pada


Apa yang efisiensi ruang

dibutuhkan ? - Keseragaman pada tiap


lantai

Habitable working environment


Habitable living urban environment
More diverse
Greater multiplicity
Less regimented (sedikit mengatur/tidak
kaku)

Bangunan Tinggi sebagai perpanjangan kota secara vertikal dan


bukan sekedar tipologi bangunan
 Sejalan dengan perkembangan peradaban kehidupan manusia sampai dengan
revolusi di bidang industri, teknologi dan ilmu pengetahuan, struktur arsitektur
berkembang pula secara kuantitatif dan kualitatif seperti dari segi "fungsi" walaupun
tidak sebanyak perkembangan dari segi teknologi dan bahan(material), yang terus
diusahakan dengan menelaah batasan-batasan yang ada sampai sekarang.

 Terbatasnya ruang yang dapat dipergunakan akibat konsentrasi manusia


diperkotaan mendorong munculnya teknologi struktur bangunan vertikal dan
bertingkat tinggi baik keatas lantai dasar dan kebawah tanah yang sering disebut
dengan istilah bangunan "pencakar langit".
 Pada awalnya kemunculan gedung atau
bangunan bertingkat tinggi ini menimbulkan satu
fenomena yang akhirnya dapat diterima
masyarakat selama masih dalam batasan-batasan
yang ada terutama batasan ekonomis.

 itu, diperlukan pula pertimbangan perancang


bangunan bertingkat tinggi ini terhadap ruang
prilaku, seperti keterpencilan, ketiadaan kontak
antar manusia dalam bangunan dan ketiadaan
kontak dengan kehidupan diluar bangunan seperti
jalan dan sebagainya.

 Untuk itu diperlukan bantuan dari lembaga -


lembaga pendidikan untuk menyelidiki dan
menelitinya sehingga dapat memperbaiki kondisi
tersebut diatas.
Pengertian

 Sebuah bangunan tinggi adalah bangunan atau struktur tinggi. Biasanya, fungsi
bangunan adalah bangunan apartemen tinggi atau perkantoran tinggi.

 Bangunan tinggi merupakan jawaban atas permasalahan lahan yang semakin mahal dan
langka, sehingga memiliki aspek ekonomis yang tinggi dan merupakan solusi bila tidak
mungkin membangun secara horizontal.
 Bangunan tinggi termasuk didalamnya gedung perkantoran, apartemen, hotel dan
sebagainya dengan multi lantai.

 Dalam sistem bangunan tinggi (high rise building), terdapat beberapa sistem utama yang
bekerja secara terpadu demi terbentuknya bangunan tinggi utuh yang berdaya guna, sistem
tersebut mirip seperti tubuh manusia dengan fungsi-fungsi seperti struktur (tulang),
arsitektural (kulit dan pembungkus, barangkali termasuk otot beserta keindahan
bentuknya), mekanikal dan elektrikal (semisal sistem respirasi, peredaran darah dan sistem
getah bening), meskipun tidak benar-benar sama, fungsi-fungsi ini mirip organisme yang
memang berfungsi untuk tujuan kehidupan manusia didalamnya.
 Bangunan tinggi menjadi mungkin dengan adanya penemuan elevator (lift) dan bahan
bangunan yang lebih murah dan kuat. Bangunan antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga
150 m), berdasarkan beberapa standar, dianggap bangunan tinggi.

 Bangunan yang lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai pencakar langit. Tinggi rata-
rata satu tingkat adaalh 13 kaki (4 m), sehingga bangunan setinggi 79 kaki (24 m) memiliki 6
tingkat.
 Meskipun definisi tetapnya tidak jelas, banyak badan mencoba mengartikan arti
'bangunan tinggi':

1. International Conference on Fire Safety in High-Rise Buildings mengartikan


bangunan tinggi sebagai "struktur apapun dimana tinggi dapat memiliki dampak
besar terhadap evakuasi“

2. New Shorter Oxford English Dictionary mengartikan bangunan tinggi sebagai


"bangunan yang memiliki banyak tingkat“

3. Massachusetts General Laws mengartikan bangunan tinggi lebih tinggi dari 70


kaki (21 m)

4. Banyak insinyus, inspektur, arsitek bangunan dan profesi sejenisnya


mengartikan bangunan tinggi sebagai bangunan yang memiliki tinggi setidaknya
75 kaki (23 m).
Perbandingan Gedung Jangkung di beberapa kota
(sumber: kompas, 9/9/01)

Menara
Chrysler
Bld Sears
Menara Menara
Menara WTC
Eiffel GE Bldg BNI
Tokyo Petronas
Empire Tower
John Hancock
State Bldg
Center
Shanghai World
Financial Center
Chrysler Building di New York
(William van Alen, 1927-1930)

Messeturm di Frankfurt am
Main (Helmut Jahn, 1992)
Seagram Building di New York (Mies van der
Rohe dan Philip Johnson, 1954-1958)
John Hancock Tower di Boston (Henry Cobb, 1966-
1976)
Bank of China di Hongkong (IM. Pei, 1982-
1989)
Hongkong & Shanghai Bank di Hongkong (Norman
Foster)
Lloyds Building di London (Richard Rogers,
1986)
Menara Mesiniaga di Kuala Lumpur (Kean Yeang,
1992)
Commerzbank di Frankfurt (Norman Foster, 1997)
BANGUNAN SEDERHANA & BANGUNAN TINGGI

Bangunan Sederhana Bangunan Berlantai


Banyak/Tinggi

Figure Tinggi umumnya hingga 3-4 Tinggi lebih dari 10 lantai


lantai
Fungsi Tunggal, Skala Kecil Ganda, Multifungsi

Struktur Mengindahkan kaidah struktur Tdk banyak terikat kaidah


konvensional struktur konvensional
Bahan Non Fabrikasi Bahan fabrikasi

Utilitas Skala Kecil. Skala besar.

Tidak byk menggunakan alat2 Banyak menggunakan alat2


artificial/mekanis artificial/mekanis
SAMPAI JUMPA MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai