Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN KASUS FILOIDES DI KLINIK HAYFA MEDIKA SURAKARTA

Disusun Oleh :
WINDARI PANCAWATI

Profesi Ners
STIKES YPIB MAJALENGKA 2020/2021
I. LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan
kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.
Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut
sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus
menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau
berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen.
Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mamma.

B. ETIOLOGI
Penyebab spesifik dari kanker payudara secara spesifik belum diketahui.
Adanya faktor hormonal, genetik serta lingkungan diduga sebagai sebagai faktor
pencetus. Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal
dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan
kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran
penting dalam kanker payudara. Hormon estradiol dan progesteron mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler yang dapat mempengaruhi faktor
pertumbuhan bagi kanker.
a. Faktor predisposisi
Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist
(Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :
1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah
menopause
2. tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar
3. anak pertama lahir serelah usia 35 tahun
4. menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada
wanita dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12
tahun.
5. menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih
tinggi
6. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
risikonya 3-9 kali lebih besar
7. adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar
8. pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali lebih
intggi
9. radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar
10. riwaya tkeluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih
tinggi.
11. kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan
fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker
payudara 11 kali lebih tinggi.
C. Gejala klinis
Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984):
1. Mungkin tidak ada
2. tumor mammae umumny atidak nyeri
3. ulkus/perdarahan dari ulkus
4. erosi putting susu
5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu
6. nyeri pada payudara
7. kelainan bentuk payu dara
8. keluhan karena metastase
Gambaran klinis kanker mammae yang khas pada usia 35 tahun/lebih (Lab. UPF
Bedah RSDS, 1984) :
1. Tumbuh progresif
2. invasi atau nekrose
a. Batas tak jelas g. nodul satelit
b. Bentuk tidak teratur h. ulkus
c. Mobilitas terbatas i. tumor melekat dengan “
d. Retraksi kulit/papil - kulit
e. Eritem kulit - m. pektoralis
f. Peaue d’orange - dinding thoraks

3. Mengadakan metastase
1. Regional
a. pembesaran kel;enjar linfe aksila
b. pembesaran kelenjar limfe mammaria interna
2. Organ jauh
D. Patofisiologi

Faktor predisposisi : MAMMAE


anak pertama lahir serelah usia 35
tahun Estrogen dan progesterone
tidak kawin/nulipara setelah 35
menarche kurang aari 12 tahun
menopause dating terlambat lebih dari
55 tahun,
pernah mengalami infeksi, trauma a Hipopise anterior/posterior
adanya kanker payudara kontralateral, positif
pernah mengalami operasi ginekologis-
tumor ovarium
radiasi dinding dada
Hiperplasi sel parenkim, areola, papilla
mamae ada yang menderita
riwaya tkeluarga
kanker
kontrasepsi oral Tomur mammae
Keluhan
Mungkin tidak ada
parenkim, stroma, Masalah keperawatan :
tumor mammae umumnya tidak
nyeri takut dan cemas
ulkus/perdarahan dari ulkus ketidaktahuan tantang penyakit
erosi putting susu kurang efektifnya terapi
perdarahan.keluar cairan dari risiko komplikasi
putting susu gambaran tubuh
nyeri pada payudara
kelainan bentuk payu dara
keluhan karena metastase

Tumor padat Tumor kistik Nipple discharge Non palpable Mass


Nipple Discharge
Jinak
ganas

MAMMOGRAFI, USG ABDOMEN, BIPOSI, THORAK AP/PA

Masalah pre operasi : Masalah post operasi


OPERASI
cemas CHEMOTERAPI nyeri
takut RADIASI kurang pengetahuan
kurang pengetahuan risiko infeksi
deficit ekonomi body image
tidak efektifnya terapi
risiko komplikasi
E. Pemeriksaan
Dasar diagnosis karsinoma mammae :
1. Dasar diagnosis klinis, tumor pada mamae yang tumbuh progtresif dengan
tanda-tanda infiltrasi dan atau metastase
2. Dasar diagnostic patologi, tumor dengan tanda-tanda keganasan
Pemeriksaan :
1. pemeriksaan klinis
2. pemeriksaan penunjang klinis
3. pemeriksaan sitologis/patologis
4. Penatalaksanaan
1. Terapi kuratif :
a. Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
- Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative
tomoorektomi + diseksi aksila
- Terapi ajuvan, :
 Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
 Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF
(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14,
methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4
minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP
(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50
mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8
untuk 6 siklus.
 Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen
untuk 1-2 tahun
- Terapi bantuan, roboransia,
- Terapi sekunder bila perlu
- Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan
(fisioterapi)

2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :
a. Terapi utama
- pramenopause, bilateral ovariedektomi
- pasca menopause ; 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2)
hormone resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)
b. Terapi ajuvan
- operable (mastektomi simple)
- inoperable (radioterapi)
kanker mamae inoperative :
 tumor melekat pada dinding thoraks
 odema lengan
 nodul satelit yang luas
 mastitis karsionamtosa
c. Terapi bantuan ; roboransia
d. Terapi komplikasi , bila ada :
- patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah
- odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi tranposisi
omentum atau kondoleon,
- Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin 30
mg dan teramisin 1000 mg, intra pleura
- Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3)
mitramisin ¼-1/2 mg/kg BB IV
- NYeri, terapi nyeri sesuai WHO
- Borok,perawatan borok
e. Terapi sekunder, bila ada
F. Prognosis
Tujuan akhir dari suatu program ini buka saja memperbaiki kethan hidup ,
tetpi juga perbaikan penyembuhan sebab kanker yang diobatik pada stasium
dini dengan sendirinya menaikkan angka survival biarpun penyembuhannya
belum tentu tercapai.

II KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak
kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah
diberikan), faktro etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.
4. Pemeriksaan klinis ;
Mencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe hormone
antara lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya pemeriksaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi
+ 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke
samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama
tinggi.
a. Inspeksi
 Simetri mamma kiri-kanan
 Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,
kelainan kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi dan
lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan
diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio
bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,
dimpling dan lain-lain.
b. Palpasi
 Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
 Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.
 Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
 Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
 Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan penunjang klinis
 Pemeriksaan radiologist
- Mammografi/USG Mamma
- X-foto thoraks
- Kalau perlu
 Galktografi
 Tulang-tulang
 USG abdomen
 Bone scan
 CT scan
 Pemeriksaan laboratorium
- rutin, darah lengkap, urine
- duyla darah puasa dan 2 jpp
- enxym alkali sposphate, LDH
- CEA, MCA, AFP
- HOrmon reseptor ER, PR
- Aktivitas estrogen/vaginal smear
 Pemeriksaan sitologis
- FNA dari tumor
- Cairan kista dan pleura effusion
- Secret putting susu
b. Pemeriksaan sitologis/patologis
 Durante oprasi Vries coupe
 Pasca operasi dari specimen operasi
6. Penatalaksanaan
(lihat landsan teori)
7. Dignosa Keperawatan
a. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan
tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan
tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
b. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,
inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan
nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi
nyeri, kelemahan.
c. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam
penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.
d. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya
rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat,
hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan,
konstipasi, abdominal cramping.
e. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan
kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,
pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
f. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan
efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,
prosedur invasive
h. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi
dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.

B. Perencanaan
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan,
kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak
adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
Tujuan :
- Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL
a. Tentukan pengalaman klien a. Data-data mengenai pengalaman
sebelumnya terhadap penyakit klien sebelumnya akan memberikan
yang dideritanya. dasar untuk penyuluhan dan
menghindari adanya duplikasi.
b. Pemberian informasi dapat
b. Berikan informasi tentang membantu klien dalam memahami
prognosis secara akurat. proses penyakitnya.
c. Beri kesempatan pada klien c. Dapat menurunkan kecemasan
untuk mengekspresikan rasa klien.
marah, takut, konfrontasi. Beri
informasi dengan emosi wajar
dan ekspresi yang sesuai.
d. Jelaskan pengobatan, tujuan d. Membantu klien dalam memahami
dan efek samping. Bantu klien kebutuhan untuk pengobatan dan efek
mempersiapkan diri dalam sampingnya.
pengobatan.
e. Catat koping yang tidak e. Mengetahui dan menggali pola
efektif seperti kurang interaksi koping klien serta
sosial, ketidak berdayaan dll. mengatasinya/memberikan solusi
dalam upaya meningkatkan kekuatan
f. Anjurkan untuk
mengembangkan interaksi dalam mengatasi kecemasan.
dengan support system. f. Agar klien memperoleh dukungan
g. Berikan lingkungan yang dari orang yang terdekat/keluarga.
tenang dan nyaman. g. Memberikan kesempatan pada
h. Pertahankan kontak dengan klien untuk
klien, bicara dan sentuhlah berpikir/merenung/istirahat.
dengan wajar. h. Klien mendapatkan kepercayaan
diri dan keyakinan bahwa dia benar-
benar ditolong.

2. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan


jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,
inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan
nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,
kelemahan.
Tujuan :
- Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
- Melaporkan nyeri yang dialaminya
- Mengikuti program pengobatan
- Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang
mungkin
INTERVENSI RASIONAL
a. Tentukan riwayat nyeri, a. Memberikan informasi yang
lokasi, durasi dan intensitas diperlukan untuk merencanakan
b. Evaluasi therapi: asuhan.
pembedahan, radiasi, b. Untuk mengetahui terapi yang
khemotherapi, biotherapi, dilakukan sesuai atau tidak, atau
ajarkan klien dan keluarga malah menyebabkan komplikasi.
tentang cara menghadapinya
c. Berikan pengalihan seperti c. Untuk meningkatkan
reposisi dan aktivitas kenyamanan dengan mengalihkan
menyenangkan seperti perhatian klien dari rasa nyeri.
mendengarkan musik atau
nonton TV d. Meningkatkan kontrol diri atas
d. Menganjurkan tehnik efek samping dengan menurunkan
penanganan stress (tehnik
relaksasi, visualisasi, stress dan ansietas.
bimbingan), gembira, dan
berikan sentuhan therapeutik. e. Untuk mengetahui efektifitas
e. Evaluasi nyeri, berikan penanganan nyeri, tingkat nyeri dan
pengobatan bila perlu. sampai sejauhmana klien mampu
menahannya serta untuk mengetahui
kebutuhan klien akan obat-obatan
anti nyeri.
f. Diskusikan penanganan nyeri f. Agar terapi yang diberikan tepat
dengan dokter dan juga dengan sasaran.
klien
g. Berikan analgetik sesuai g. Untuk mengatasi nyeri.
indikasi seperti morfin,
methadone, narkotik dll

3. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan


hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya
rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol
nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa
kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah
ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal
cramping.
Tujuan :
- Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada
tanda malnutrisi
- Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat
- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya
INTERVENSI RASIONAL
a. Monitor intake makanan a. Memberikan informasi tentang
setiap hari, apakah klien makan status gizi klien.
sesuai dengan kebutuhannya.
b. Timbang dan ukur berat b. Memberikan informasi tentang
badan, ukuran triceps serta penambahan dan penurunan berat
amati penurunan berat badan. badan klien.
c. Kaji pucat, penyembuhan
luka yang lambat dan
pembesaran kelenjar parotis. c. Menunjukkan keadaan gizi klien
d. Anjurkan klien untuk sangat buruk.
mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dengan intake cairan
yang adekuat. Anjurkan pula d. Kalori merupakan sumber energi.
makanan kecil untuk klien.
e. Kontrol faktor lingkungan
seperti bau busuk atau bising.
Hindarkan makanan yang e. Mencegah mual muntah, distensi
terlalu manis, berlemak dan berlebihan, dispepsia yang
pedas. menyebabkan penurunan nafsu
makan serta mengurangi stimulus
f. Ciptakan suasana makan berbahaya yang dapat meningkatkan
yang menyenangkan misalnya ansietas.
makan bersama teman atau f. Agar klien merasa seperti berada
keluarga. dirumah sendiri.
g. Anjurkan tehnik relaksasi,
visualisasi, latihan moderate g. Untuk menimbulkan perasaan
sebelum makan. ingin makan/membangkitkan selera
h. Anjurkan komunikasi makan.
terbuka tentang problem h. Agar dapat diatasi secara
anoreksia yang dialami klien. bersama-sama (dengan ahli gizi,
Kolaboratif perawat dan klien).
i. Amati studi laboraturium
seperti total limposit, serum i. Untuk mengetahui/menegakkan
transferin dan albumin terjadinya gangguan nutrisi sebagi
j. Berikan pengobatan sesuai akibat perjalanan penyakit,
indikasi pengobatan dan perawatan terhadap
Phenotiazine, antidopaminergic, klien.
corticosteroids, vitamins j. Membantu menghilangkan gejala
khususnya A,D,E dan B6, penyakit, efek samping dan
antacida meningkatkan status kesehatan klien.
k. Pasang pipa nasogastrik k. Mempermudah intake makanan
untuk memberikan makanan dan minuman dengan hasil yang
secara enteral, imbangi dengan maksimal dan tepat sesuai
infus.
kebutuhan.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan
kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan
miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan :
- Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada
ting-katan siap.
- Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti
prosedur tersebut.
- Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam
pengo- batan.
- Bekerjasama dengan pemberi informasi.
INTERVENSI RASIONAL
a. Review pengertian klien dan a. Menghindari adanya duplikasi
keluarga tentang diagnosa, dan pengulangan terhadap
pengobatan dan akibatnya. pengetahuan klien.
b. Tentukan persepsi klien
tentang kanker dan b. Memungkinkan dilakukan
pengobatannya, ceritakan pada pembenaran terhadap kesalahan
klien tentang pengalaman klien persepsi dan konsepsi serta kesalahan
lain yang menderita kanker. pengertian.
c. Beri informasi yang akurat
dan faktual. Jawab pertanyaan c. Membantu klien dalam
secara spesifik, hindarkan memahami proses penyakit.
informasi yang tidak
diperlukan.
d. Berikan bimbingan kepada d. Membantu klien dan keluarga
klien/keluarga sebelum dalam membuat keputusan
mengikuti prosedur pengobatan.
pengobatan, therapy yang lama,
komplikasi. Jujurlah pada klien.
e. Anjurkan klien untuk e. Mengetahui sampai sejauhmana
memberikan umpan balik pemahaman klien dan keluarga
verbal dan mengkoreksi
miskonsepsi tentang mengenai penyakit klien.
penyakitnya. f. Meningkatkan pengetahuan klien
f. Review klien /keluarga dan keluarga mengenai nutrisi yang
tentang pentingnya status adekuat.
nutrisi yang optimal.
g. Anjurkan klien untuk g. Mengkaji perkembangan proses-
mengkaji membran mukosa proses penyembuhan dan tanda-tanda
mulutnya secara rutin, infeksi serta masalah dengan
perhatikan adanya eritema, kesehatan mulut yang dapat
ulcerasi. mempengaruhi intake makanan dan
minuman.
h. Anjurkan klien memelihara h. Meningkatkan integritas kulit dan
kebersihan kulit dan rambut. kepala.

5. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek


samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
Tujuan :
- Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan
ulcerasi
- Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.
- Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan
rongga mulut.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji kesehatan gigi dan a. Mengkaji perkembangan proses
mulut pada saat pertemuan penyembuhan dan tanda-tanda
dengan klien dan secara infeksi memberikan informasi
periodik. penting untuk mengembangkan
rencana keperawatan.
b. Kaji rongga mulut setiap b. Masalah dengan kesehatan mulut
hari, amati perubahan mukosa dapat mempengaruhi pemasukan
membran. Amati tanda terbakar makanan dan minuman.
di mulut, perubahan suara, rasa
kecap, kekentalan ludah. c. Mencari alternatif lain mengenai
c. Diskusikan dengan klien pemeliharaan mulut dan gigi.
tentang metode pemeliharan d. Mencegah rasa tidak nyaman dan
oral hygine.
d. Intruksikan perubahan pola iritasi lanjut pada membran mukosa.
diet misalnya hindari makanan
panas, pedas, asam, hindarkan e. Agar klien mengetahui dan segera
makanan yang keras. memberitahu bila ada tanda-tanda
e. Amati dan jelaskan pada tersebut.
klien tentang tanda superinfeksi
oral. f. Meningkatkan kebersihan dan
Kolaboratif kesehatan gigi dan gusi.
f. Konsultasi dengan dokter g. Tindakan/terapi yang dapat
gigi sebelum kemotherapi menghilangkan nyeri, menangani
g. Berikan obat sesuai indikasi, infeksi dalam rongga mulut/infeksi
analgetik, topikal lidocaine, sistemik.
antimikrobial mouthwash h. Untuk mengetahui jenis kuman
preparation. sehingga dapat diberikan terapi
h. Kultur lesi oral. antibiotik yang tepat.

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh


sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur
invasif
Tujuan :
- Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi
- Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal
INTERVENSI RASIONAL
a. Cuci tangan sebelum a. Mencegah terjadinya infeksi
melakukan tindakan. silang.
Pengunjung juga dianjurkan
melakukan hal yang sama. b. Menurunkan/mengurangi adanya
b. Jaga personal hygine klien organisme hidup.
dengan baik. c. Peningkatan suhu merupakan tanda
c. Monitor temperatur. terjadinya infeksi.
d. Kaji semua sistem untuk d. Mencegah/mengurangi terjadinya
melihat tanda-tanda infeksi. resiko infeksi.
e. Hindarkan/batasi prosedur e. Mencegah terjadinya infeksi.
invasif dan jaga aseptik f. Segera dapat diketahui apabila
prosedur. terjadi infeksi.
Kolaboratif g. Adanya indikasi yang jelas
f. Monitor CBC, WBC, sehingga antibiotik yang diberikan
granulosit, platelets. dapat mengatasi organisme
g. Berikan antibiotik bila penyebab infeksi.
diindikasikan.

7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi
spesifik
- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji integritas kulit untuk a. Memberikan informasi untuk
melihat adanya efek samping perencanaan asuhan dan
therapi kanker, amati mengembangkan identifikasi awal
penyembuhan luka. terhadap perubahan integritas kulit.
b. Anjurkan klien untuk tidak b. Menghindari perlukaan yang
menggaruk bagian yang gatal. dapat menimbulkan infeksi.
c. Ubah posisi klien secara c. Menghindari penekanan yang
teratur. terus menerus pada suatu daerah
tertentu.
d. Berikan advise pada klien d. Mencegah trauma berlanjut pada
untuk menghindari pemakaian kulit dan produk yang kontra
cream kulit, minyak, bedak indikatif
tanpa rekomendasi dokter.

8. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam


penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.

Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi
stabil

Kriteria hasil :
- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara
konstruktif.
- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.

INTERVENSI RASIONAL
a. Kontak dengan klien a. Perasaan empatik
sering dan perlakukan klien dan perhatian untuk siap membantu
dengan hangat dan sikap klien dalam mengatasi permasalahan
positif. yang ada.
b. Berikan dorongan b. Perasaan yang
pada klien untuk diungkapakan pada orang yang
mengekpresikan perasaan dan dipercaya akan membuat perasaan
pikiran tentang kondisi, lega dan tidak tekanan batin.
kemajuan, prognose, sisem
pendukung dan pengobatan.
c. Berikan informasi c. Informasi yang
yang dapat dipercaya dan akurat memberikan masukan dan
klarifikasi setiap mispersepsi instropeksi diri dalam menerima
tentang penyakitnya. dirinya.
d. Bantu klien d. Ektulisasi diri
mengidentifikasi potensial dibutuhkan bagi klien dengan
kesempatan untuk hidup kaneker.
mandiri melewati hidup dengan
kanker, meliputi hubungan
interpersonal, peningkatan
pengetahuan, kekuatan pribadi
dan pengertian serta
perkembangan spiritual dan
moral. e. Respon klien
e. Kaji respon negatif yang negatfi diperlukan bantuan baik
terhadap perubahan penampilan fisik mapun psikis-moral untuk
(menyangkal perubahan, memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.
penurunan kemampuan
merawat diri, isolasi sosial,
penolakan untuk
mendiskusikan masa depan.
f. Bantu dalam f. Dampak dari
penatalaksanaan alopesia sesuai pada chemoterapi perlu adanya
dengan kebutuhan. penjelasan dan perawatan rambut.
g. Kolaborasi dengan g. Konseling
tim kesehatan lain yang terkait kesehatan secara bersama akan lebih
untuk tindakan konseling lebih efektif.
secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC.
Jakarta.
Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran,
Bandung.

Muchlis Ramli dkk, 2000. Deteksi Dini Kanker, FKUI, Jakarta.


FORMAT PENGKAJIAN / ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

RUANG RAWAT : Klinik Hayfa Medika


NO. MEDREC :202011192
TANGGAL PENGKAJIAN : 01 November 2020
TANGGAL MASUK RS : 01 November 2020

A. IDENTIFIKASI KLIEN
Nama : Ny K
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status Marital : Menikah
Alamat : Rejosari, Gondangrejo
Diagnosa Medis : Filoides
Sumber Biaya : Umum
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
: Pasien mengatakan terdapat benjolan di payudara sebelah kiri sejak 1
tahun yang lalu dan bertambah besar sejak 4 bulan yang lalu.
b. Keluhan Utama
: Pasien mengatakan terdapat benjolan pada payudara sebelah kiri sejak
1 tahun yang lalu.
c. Kronologi Keluhan (PQRST) :
 Faktor pencetus
: Saar pasien merasa lelah
 Timbulnya keluhan
: Seperti ditusuk-tusuk
 Lamanya
: 5 – 10 menit
 Upaya mengatasi
: Beristirahat

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Riwayat Imunisasi
: Pasien mengatakan telah diberikan imunisasi lengkap sejak kecil.
b. Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan)
: Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap apapun
c. Riwayat Kecelakaan
: Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat kecelakaan sebelumnya
d. Riwayat Dirawat di Rumah Sakit (kapan, alasan dan berapa lama
: Pasien mengatakan belum pernah di rawat di rumah sakit
sebelumnnya
e. Riwayat Pemakaian Obat
: Pasien mengatakan dirinya mengkonsumsi obat-obatan herbal

3. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan)


(Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko)
2 generasi ke atas

Keterangan:

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

= Hubungan Keluarga

4. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a. Adakah orang yang terdekat dengan pasien
: Pasien mengatakan orang terdekat pasien saat ini adalah suami dan
anak-anaknya.
b. Interaksi dalam keluarga :
 Pola Komunikasi
: Pasien mengatakan selalu berkomunikasi dengan suami dan
anaknya.
 Pembuat keputusan
: Pasien mengatakan pembuat keputusan didalam keluarganya
adalah suaminya.
 Kegiatan Kemasyarakatan
: Pasien mengatakan mengikuti arisan RT yang diadakan setiap
3 bulan sekali.
c. Dampak Penyakit pasien pada keluarga
: Pasien mengatakan suami dan anggota keluarganya menjadi sedih
dengan kondisi pasien saat ini.
d. Masalah yang mempengaruhi pasien
: Pasien mengatakan penyakitnya saat ini mengganggu keseharian
aktivitasnya.
e. Mekanisme koping terhadap pasien : Tidak ada masalah mekanisme koping
( ) Pemecahan Masalah ( ) Minum Obat
( ) Makan ( ) Cari Pertolongan
( ) Tidur ( ) Lain-lain (mis : marah, diam)
sebutkan:

f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya


 Hal yang sangat dipikirkan saat ini
: Pasien mengatakan kepikiran anak dan suaminya yang sedih
karena penyakitnya saat ini.
 Harapan setelah menjalani perawatan
: Pasien mengatakan harapan pasien setelah menjalani
perawatan adalah bisa beraktivitas seperti biasa lagi.
 Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit
: Pasien mengatakan setelah dirinya sakit dirinya merasa berat
badannya menjadi turun
g. Tugas perkembangan menurut usia saat ini
(v) Menikah ( ) Bekerja
h. Sistem Nilai Kepercayaan
 Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada
 Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan : sholat

5. Kondisi Lingkungan Rumah


(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) : Pasien mengatakan
tetangga dan saudara nya sering datang menjenguk dan memberinya semangat
agar cepat sembuh dan bisa beraktivitas sepeti biasa lagi.

6. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi
 Frekuensi Makan : 2 x/sehari
 Nafsu Makan
(v) Baik
( ) Tidak nafsu makan (alasan : mual, muntah, sariawan)
 Jenis Makanan di rumah
: Nasi, sayu dan lauk pauk (Ayam/ian)
 Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan
(v) tidak ada
( ) ada, sebutkan : -
 Kebiasaan sebelum makan : Berdoa
b. Pola Eliminasi
 BAK
- Frekuensi
: 4-5 x/sehari
- Warna
: Kuning Jernih
- Keluhan yang berhubangan dengan BAK
: Tidak ada
 BAB
- Frekuensi
: 1-2 x/sehari
- Warna
: Kuning
- Bau
: Khas Feses
- Konsistensi
: Padat
- Keluhan
: Tidak ada
- Penggunaan laksatif/pencahar
: Tidak ada
- Waktu
( ) Pagi ( ) Siang ( ) Malam
(v) Tidak tentu

c. Pola Personal Hygiene


 Mandi
- Frekuensi : 3 x/sehari
- Penggunaan Sabun :
(v) Ya ( ) Tidak
 Oral Hygiene
- Frekuensi : 4 x/sehari
- Waktu :
(v) Pagi (v) Sore (v) Setelah makan
 Cuci Rambut
- Frekuensi : 1 x/seminggu
- Penggunaan Shampo :
(v) Ya ( ) Tidak

d. Pola istirahat dan tidur


 Lama tidur: 6-7 Jam/sehari
 Tidur siang
(v) ya ( ) tidak
 Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur : Tidak ada
 Keluhan/masalah
( ) sulit tidur
(v) sering/mudah terbangun
( ) merasa tidak puas setelah bangun tidur

e. Pola aktivitas dan latihan


 Merokok
( ) ya (v) tidak
- Frekuensi :-
- Jumlah :-
- Lama Pemakaian :-
 Ketergantungan obat
( ) ya (v) tidak
- Frekuensi : -
- Jumlah : -
- Lama pemakaian : -
- Alasan/keluhan : -

C. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Penglihatan
 Posisi mata : (v) simetris ( ) asimetris
 Kelopak mata : (v) normal ( ) ptosis
 Gerakan : (v) normal ( ) abnormal
 Pergerakan bola mata : (v) normal ( ) abnormal
 Konjungtiva : (v) normal/merah ( ) anemis
( ) sangat merah
 Kornea : (v) normal ( ) keruh/berkabut
( ) terdapat pendarahan
 Sklera : (v) ikhterik ( ) anikterik
 Pupil : (v) isokotor ( ) anisokor
( ) midriasis ( ) miosis
 Otot-otot mata : ( v) tidak ada kelainan ( ) juling keluar
( ) juling ke dalam ( ) berada di atas
 Fungsi penglihatan : (v) baik ( ) kabur
( ) dua bentuk/diplopia
 Tanda-tanda radang
:Tidak ada
 Pemakaian kaca mata
: Tidak ada
 Pemakaian lensa kontak
: Tidak ada

2. Sistem Pendengaran
 Daun telinga : (v) normal/dirak sakit saat digerakkan
( ) sakit saat digerakkan
 Kondisi telinga : (v) normal ( ) kemerahan
( ) bengkak ( ) terdapat lesi
 Cairan dari telinga : (v) tidak ada ( ) darah
( ) nanah
 Tinitus :( ) ya (v) tidak
 Fungsi pendengaran: (v) normal ( ) kurang
( ) tuli
 Pemakaian alat bantu :( ) ya (v) tidak
 Perasaan penuh pada telinga : ( ) ya (v) tidak
 Karakteristik serumen (konsistensi, bau) : Padat

3. Sistem Wicara
 Kesulitan/gangguan wicara :( ) ya (v) tidak
( ) aphasia ( ) dysphasia
( ) aphonia ( ) anarthria
( ) dysarthtia

4. Sistem Pernafasan
 Frekuensi : 24 x/mnt
 Jalan Nafas : (v) bersih ( ) sumbatan
( ) sputum ( ) lendir
( ) darah ( ) lidah
 Pernafasan :( ) sesak ( ) tidak sesak
 Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: ( ) ya (v) tidak
 Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
 Kedalaman : (v) dalam ( ) dangkal
 Batuk :( ) ya (v) tidak
( ) produktif ( ) non produktif
 Sputum : (v) putih ( ) kuning
( ) hijau
 Konsistensi :( ) kental (v) encer
 Terdapat darah: ( ) ya (v) tidak
 Suara nafas : (v) normal ( ) ronchi
( ) wheezing ( ) rales

5. Sistem Kardiovasculer
a. Sirkulasi perifer
 Nadi : 110x/mnt
 Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
 Denyut :( ) lemah (v) kuat
 Tekanan darah : 160/80 mmHg
 Distensivena jugularis
Kanan :( ) ya (v) tidak
Kiri :( ) ya (v) tidak
 Temperatur kulit : (v) hangat ( ) dingin
 Warna kulit :( ) pucat ( ) sianosis
(v) kemerahan
 Pengisian kapiler : < 1 detik
 Edema :( ) ya (v) tidak
( ) tungkai atas ( ) tungkai bawah
( ) periolbital ( ) anasarka
( ) muka
b. Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apikal : 110 x/menit
 Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
 Kelihatan buni jantung : (v) murmur ( ) gallop
 Sakit dada :( ) ya (v) tidak
 Timbul :( ) saat aktists ( ) tanpa aktifitas
 Karakter :( ) seperti ditusuk-tusuk
( ) seperti terbakar
( ) seperti tertimpa benda berat

6. Sistem Hematologi
 Hb : 12 gr/dl
 Ht : 38 Vol %
 Leukosit : 13 ribu/ul
 Eritosit : 4.5 juta/ul
 Trombosit : 120 ribu/ul
 Mengeluh kesakitan : ( ) ya (v) tidak
( ) splenomegali( ) pura-pura
( ) mimisan
( ) perdarahan suka berhenti
( ) echmosis ( ) hepatomegali
( ) ptechie ( ) lemah
( ) pucat ( ) gusi berdarah

7. Sistem Saraf Pusat


 Tingkat Kesadaran : (v) compos mentis ( ) apatis
( ) somnolen ( ) soporus
( ) koma
 Pupil, ukuran :( ) isokotor ( ) anisokotor
 Reaksi terhadap cahaya
Kanan : (v) positif ( ) negatif
Kiri : (v) positif ( ) negatif
 Peningkatan Tekanan Intra Kranial;
( ) ya (v) tidak
 Terjadi :( ) kejang ( ) kelumpuhan
( ) kanan ( ) kiri
( ) pelo ( ) mulut mencong
( ) disarthria ( ) dseriotasi
 Glasgow coma scale : E = 4 M= 6 V=5

8. Sistem pencernaan
a. Keadaan Mulut
 Gizi :( ) caries (v) tidak
 Gigi palsu :( ) ya (v) tidak
 Stomatisis :( ) ya (v) tidak
 Lidah kotor :( ) ya (v) tidak
 Saliva : (v) normal ( ) abnormal

b. Muntah
 Isi :( ) makanan ( ) cairan
( ) darah
 Warna :( ) kehijauan ( ) coklat
( ) kuning ( ) hitam
( ) sesuai warna makanan

c. Mual :( ) ya (v) tidak

d. Nafsu Makan :( ) baik (v) kurang


( ) naik

e. Nyeri daerah perut :( ) ya (v) tidak

f. Rasa penuh di perut : ( ) ya (v) tidak

g. Karakter nyeri : ( ) melilit-lilit ( ) kram


( ) menyebar ( ) setempat
( ) kanan atas ( ) kanan bawah
( ) kuru atas ( ) kiri bawah
( ) berpindah-pindah
( ) panas seperti terbakar
( ) seperti ditusuk-tusuk

h. Kebiasaan BAB : 1 x/hari

i. Bising usus : 10 x/menit

j. Diare :-

k. Warna feces : (v) kuning ( ) coklat


( ) hitam ( ) dempul
( ) putih seperti cucian air beras

l. Konsistensi feces :( ) berdarah ( ) terdapat lendir


(v) tidak ada kelainan

m. Konstipasi :-

n. Hepar :( ) teraba (v) tidak teraba


( ) tidak ada kelainav
( ) membesar/mengecil

o. Abdomen : (v) baik ( ) lembek


( ) kembung ( ) acites

9. Sistem Endokrin
 Nafas berbau kton :( ) ya (v) tidak
( ) keringat banyak ( ) urine banyak
( ) sedikit ( ) hipokalemi
( ) hierkalemi ( ) poliphagia
( ) poliuri ( ) polidipsi
 Gangren :( ) kaki kiri ( ) kaki kanan
 Warna :( ) kehijauan ( ) hitam
 Bau :( ) ya (v) tidak
 Exopthalmus :( ) ya (v) tidak
 Tremor :( ) ya (v) tidak
 Pembesaran kelenjar tyroid : () ya (v) tidak

10. Sistem Urogenital


 Perubahan pola berkemih
( ) retensi ( ) urgency
( ) resistensi (v) frekuensi
( ) nokturia ( ) tdk lampias
 BAK : pola rutin 5-6 x/hari
(v) terkontrol ( ) tidak
 Jumlah : 800 cc/24 jam
 Warna : (v) kuning jernih
( ) kuning kental/coklat
( ) merah ( ) putih
 Distensi/ketegangan kandung kencing
( ) ya (v) tidak
 Keluhan sakit pinggang :( ) ya (v) tidak
 Pembesaran kelenjar prostal
( ) ya (v) tidak

 Keadaan genitalia: Tidak ada kelainan pada genetalia

11. Sistem integumen


 Turgor : (v) baik elastis ( ) sedang
( ) buruk
 Warna kulit :( ) pucat ( ) sianosis
(v) kemerahan
 Keadaan kulit : (v) baik ( ) terdapat lesi
( ) ulkus ( ) luka
( ) bercak-bercak merah( ) ptechie
( ) gatal-gatal ( ) sakit
( ) memar/lebam
( ) insisi operasi
( ) terdapat luka bakar
( ) dekubitus
 Keadaan rambut
Tekstur : (v) baik ( ) tidak
Kebersihan : (v) ya ( ) tidak

12. Sistem muskuloskeletal


 Kesulitan dalam pergerakan : ( ) ya (v) tidak
 Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) ya (v) tidak
 Faktur :( ) ya (v) tidak
 Lokasi :-
 Kelainan bentuk tulang/sendi
( ) kontraktur ( ) skoliosis
( ) lordosis ( ) kiposis
( ) lain-lain sebutkan : -
 Keadaan tonus otot : ( ) hipotomi ( ) hipertomi
( ) atoni

13. Sistem kekebalan tubuh


 Suhu : 36.5 C
 BB sebelum sakit : 55 Kg
 BB sesudah sakit : 52 Kg
 Pembesaran kelenjar getah bening :( ) ya (v) tidak

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rongten
Hasil: Terdapat massa pada payudara sebelah kiri dengan ukuran 15 cm

E. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF
1. Ranitidine 2x1 Ampul/IV ( Anti Nyeri)
2. Ringer Laktat 500 ml/20 tpm (Kristaloid)
3. Caviplex 2X1 ( Suplemen)
4. Zelone 2X1 ( anti inflamasi)
5. Cefixime 2X1 (antibiotik)
6. Farsipen 3X1 ( Analgesik)

F. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut
Pasien mengatakan
merasa nyeri dibagian
payudara kiri aklibat
benjolan
P: Saat bergerak
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Bahu kiri
S: 5
T: Hilang timbul

DO:
Pasien tampak gelisah,
pasien terlihat meringis,
diaforesis, TTD: 130/80,
Suhu: 37 oC, Nadi: 80
x/menit.
DS: Pola tidur yang tidak Gangguan Pola tidur
Pasien mengatakan sering menyehatkan
terbangun dari tidurnya
karena nyeri di bagian
payudaranya

DO:
Pasien tampak
mengantuk, pasien tidak
puas dengan tidurnya
DS: Perubahan persepsi diri Gangguan citra tubuh
Pasien mengatakan
dirinya menjadi tidak
percaya diri akrena
penyakit yang dideritanya
saat ini

DO:
Pasien terlihat minder
kepada orang lain

G. Diagnosa Keperawatan
No Tgl masalah Diagnosa Kep. Tanggal Teratasi TTD Ket.
muncul
1 01 November Nyeri Akut 02 November 2020 Windari
2020 behubungan
dengan Agen
Pencedera Fisik
2 01 November Gangguan pola 02 November 2020 Windari
2020 tidur berhubunagn
dengan pola tidur
yang tidak
menyehatkan
3 01 November Gangguan citra 02 November 2020 Windari
2020 tubuh berhubungan
dengan perubahan
persepsi diri

H. Perencanaan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri:
tindakan selama … 1. Lakukan
x24 Jam, pengkajian nyeri 1. Tingakt
diharapkan Nyeri secara keparahan nyeri
Akut dapatteratasi komprehensif pada pasien
dengan kriteria meliputi lokasi, diketahui oleh
hasil sebagai karakteristik, perawat
berikut: onset/durasi,
Kontrol Nyeri: frekuensi dan
1. Mengenali kualitas, intensitas
Kapan nyeri terjadi serta apa yang
2. Menggunakan mengurangi nyeri
tindakan dan fakto memicu
pencegahan nyeri
3. monitor dampak 2. lakukan tindakan
terapeuitik dan non farmakologi
analgesik yaitu kompres air 2. Nyeri yang
Melaporkan hangat dengan timbul bisa
perubahan dalam tujuan agar berkurang.
gejalah nyeri pada mengurangi nyeri
profesional pada pasien
kesehatan.
4. melakukan 3. jelaskan kepada
teknik relaksasi pasien dan keluarga
efektif. pasien tentang
nyeri dan penyebab 3. Keluarga dan
nyeri pada pasien pasien mengetahui
penyebab nyeri dan
4. kolaborasikan keparahan nyeri
dengan dokter pada pasien.
tentang pembetian
obat analgesik 4. Pemberian obat
kepada pasien yaitu pengurang nyeri.
Antalgin 3x1 (IV)
2 Gangguan Setelah dilakukan Peningkatan Tidur
Pola Tidur tindakan selama … 1. Monitor pola
x24 Jam, tidur dan jam tidur 1. Perawat
diharapkan pasien mengetahui berapa
Gangguan Pola 2. Sesuaikan lama pasien tertidur
Tidur dapat teratasi lingkungan 2. Pasien mampu
dengan kriteria (misalnya cahaya, tidur dengan
hasil sebagai kebisingan suhu nyenyak
berikut: kasur, dan tempat
Tidur: tidur) untuk
1. Jam tidur meningkatkan tidur
2. Pola tidur 3. diskusikan
3. Kualitas tidur dengan pasien dan 3. Keluarga dan
4. Efisiensi tidur keluarga teknik pasien sepakat
5. Mudah untuk menggunakan
terbangun meningkatkan tidur metode yang sama
4. Kolaborasikan
dengan dokter 4. Pemberian obat
tentang pola tidur tidur kepada pasien
pasien
3 Gangguan Setelah dilakukan Peningkatan Citra
Citra Tubuh tindakan selama … Tubuh
x24 Jam, 1. Tentukan 1. Perawat
diharapkan harapan citra diri mengetahui
Gangguan Citra pasien didasarkan harapan dari pasien
Tubuh dapat tahap
teratasi dengan perkembangan 2. Pasien mampu
kriteria hasil 2. Bantu pasien merubah
sebagai berikut: menentukan persepsinya tentang
Citra Tubuh: keberlanjutan dari citra tubuhnya
1. Kepuasan perubahan -
dengan penampilan perubahan aktual 3. pasien mampu
tubuh dari tubuh atau mengerti tentang
2. Kepuasan tingkat fungsinya perubahan yang
dengan fungsi 3. Ajarkan pada terjadi pada dirinya
tubuh pasien mengenai
3. Penyesuaian perubahan- 4. Diharapkan
dengan perubahan perubahan normal mampu
tampilan fisik yang terjadi dalam meningkatkan citra
tubuhnya terkait tubuh pasien
dengan beberapa
tahap proses
penuaan
4. Kolaborasi
dengan ahli
psikologis terkait
peningkatan citra
tubuh pasien

I. Implementasi
No Tanggal Tindakan dan Implementasi TTD
1 01 November 1. Melakukan pengkajian nyeri Windari
2020 2. Melakukan kompres air hangat
3. Menjelaskan kondisi pasien
4. Mengkolaborasikan dengan dokter
2 01 November 1. Memonitor jam tidur pasien Windari
2020 2. Menyesuaikan lingkungan untuk meningkatkan
tidur
3. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga
tentang teknik meningkatkan tidur
4. Mengkolaborasikan dengan dokter tentang pola
tidur pasien
3 01 November 1. Mentukan harapan citra diri pasien Windari
2020 2. Membantu pasien menentukan keberlanjutkan
perubahan-perubahan yang dialami oleh pasien
3. Mengjajarkan pasien mengenai perubahan-
perubahan normal yang terjadi paa pasien
4. Mengkolaborasi dengan ahli psikologis tentang
peningkatan citra tubh pasien

J. Evaluasi
No Tgl Diagnosa Kep. Cat. Perkembangan TTD
1 01 Nyeri Akut S: Pasien mengatakan masih Windari
November merasa nyeri pada bpayudaranya
2020 P: Saat kelelahan
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Payudara kiri
S: 4
T: hilang timbul ± 5 menit

O: Pasien tampak menahan nyeri


pada paha kirinya, pasien tampak
gelisah, tidak mengeluarkan
keingat, tampak melindungi paha
kirinya

A: Masalah Nyeri Akut Belum


Teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
2. Melakukan kompres air hangat
3. Memberikan Edukasi kepada
keluarga
4. Mengkolaborasi dengan dokter
mengenai penanganan nyeri
2 01 Gangguan pola S: Pasien mengatakan dirinya Windari
November tidur masih sering terbangun dimalam
2020 hari karena nyeri yang
dirasakannya

O: Pasien tampka mengantuk,


pasien tampak lemas, pasien
terlihat tidak puas dengan tidurnya

A: Masalah Gangguan Pola tidur


belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensiu
Monitor pola tidur dan jam tidur
pasien
2. Sesuaikan lingkungan (misalnya
cahaya, kebisingan suhu kasur,
dan tempat tidur) untuk
meningkatkan tidur
3. diskusikan dengan pasien dan
keluarga teknik untuk
meningkatkan tidur
4. Kolaborasikan dengan dokter
tentang pola tidur pasien
3 01 Gangguan Citra S: Pasien mengatakan masih tidak Windari
November Tubuh pecaya dengan dirinya sendiri
2020
O: Pasien tampak malu kepada
perawat, pasien terlihat tidak
percaya diri

A: Masalah Gangguan Citra


Tubuh belum teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
1. Tentukan harapan citra diri
pasien didasarkan tahap
perkembangan
2. Bantu pasien menentukan
keberlanjutan dari perubahan -
perubahan aktual dari tubuh atau
tingkat fungsinya
3. Ajarkan pada pasien mengenai
perubahan-perubahan normal yang
terjadi dalam tubuhnya terkait
dengan beberapa tahap proses
penuaan
4. Kolaborasi dengan ahli
psikologis terkait peningkatan citra
tubuh pasien

Anda mungkin juga menyukai