Disusun Oleh :
WINDARI PANCAWATI
Profesi Ners
STIKES YPIB MAJALENGKA 2020/2021
I. LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam mengendalikan
kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.
Normalnya, sel yang mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut
sudah mengalami malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus
menerus membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau
berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat karsinogen.
Karsinoma mamma adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola
dan papilla mamma.
B. ETIOLOGI
Penyebab spesifik dari kanker payudara secara spesifik belum diketahui.
Adanya faktor hormonal, genetik serta lingkungan diduga sebagai sebagai faktor
pencetus. Perubahan genetik termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal
dan pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan
kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran
penting dalam kanker payudara. Hormon estradiol dan progesteron mengalami
perubahan dalam lingkungan seluler yang dapat mempengaruhi faktor
pertumbuhan bagi kanker.
a. Faktor predisposisi
Beberapa factor risiko pada karsinoma mammae dalam kalangan oncologist
(Muchlis Ramli, dkk, 2000) di antaranya :
1. Umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah
menopause
2. tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar
3. anak pertama lahir serelah usia 35 tahun
4. menarche kurang aari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada
wanita dengan menarche yang dating pada suia normal atau lebih dari 12
tahun.
5. menopause dating terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih
tinggi
6. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara
risikonya 3-9 kali lebih besar
7. adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar
8. pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali lebih
intggi
9. radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar
10. riwaya tkeluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara
perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih
tinggi.
11. kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan
fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker
payudara 11 kali lebih tinggi.
C. Gejala klinis
Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 1984):
1. Mungkin tidak ada
2. tumor mammae umumny atidak nyeri
3. ulkus/perdarahan dari ulkus
4. erosi putting susu
5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu
6. nyeri pada payudara
7. kelainan bentuk payu dara
8. keluhan karena metastase
Gambaran klinis kanker mammae yang khas pada usia 35 tahun/lebih (Lab. UPF
Bedah RSDS, 1984) :
1. Tumbuh progresif
2. invasi atau nekrose
a. Batas tak jelas g. nodul satelit
b. Bentuk tidak teratur h. ulkus
c. Mobilitas terbatas i. tumor melekat dengan “
d. Retraksi kulit/papil - kulit
e. Eritem kulit - m. pektoralis
f. Peaue d’orange - dinding thoraks
3. Mengadakan metastase
1. Regional
a. pembesaran kel;enjar linfe aksila
b. pembesaran kelenjar limfe mammaria interna
2. Organ jauh
D. Patofisiologi
2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :
a. Terapi utama
- pramenopause, bilateral ovariedektomi
- pasca menopause ; 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2)
hormone resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)
b. Terapi ajuvan
- operable (mastektomi simple)
- inoperable (radioterapi)
kanker mamae inoperative :
tumor melekat pada dinding thoraks
odema lengan
nodul satelit yang luas
mastitis karsionamtosa
c. Terapi bantuan ; roboransia
d. Terapi komplikasi , bila ada :
- patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah
- odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi tranposisi
omentum atau kondoleon,
- Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin 30
mg dan teramisin 1000 mg, intra pleura
- Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3)
mitramisin ¼-1/2 mg/kg BB IV
- NYeri, terapi nyeri sesuai WHO
- Borok,perawatan borok
e. Terapi sekunder, bila ada
F. Prognosis
Tujuan akhir dari suatu program ini buka saja memperbaiki kethan hidup ,
tetpi juga perbaikan penyembuhan sebab kanker yang diobatik pada stasium
dini dengan sendirinya menaikkan angka survival biarpun penyembuhannya
belum tentu tercapai.
II KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak
kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah
diberikan), faktro etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.
4. Pemeriksaan klinis ;
Mencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe hormone
antara lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya pemeriksaan ini
dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi
+ 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke
samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama
tinggi.
a. Inspeksi
Simetri mamma kiri-kanan
Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu,
kelainan kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling, ulserasi dan
lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan
diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio
bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,
dimpling dan lain-lain.
b. Palpasi
Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas
lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.
Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)
5. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan penunjang klinis
Pemeriksaan radiologist
- Mammografi/USG Mamma
- X-foto thoraks
- Kalau perlu
Galktografi
Tulang-tulang
USG abdomen
Bone scan
CT scan
Pemeriksaan laboratorium
- rutin, darah lengkap, urine
- duyla darah puasa dan 2 jpp
- enxym alkali sposphate, LDH
- CEA, MCA, AFP
- HOrmon reseptor ER, PR
- Aktivitas estrogen/vaginal smear
Pemeriksaan sitologis
- FNA dari tumor
- Cairan kista dan pleura effusion
- Secret putting susu
b. Pemeriksaan sitologis/patologis
Durante oprasi Vries coupe
Pasca operasi dari specimen operasi
6. Penatalaksanaan
(lihat landsan teori)
7. Dignosa Keperawatan
a. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan
tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan
tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
b. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,
inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan
nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi
nyeri, kelemahan.
c. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam
penampilan sekunder terhadap pemberian sitostatika.
d. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi
khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya
rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat,
hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan,
konstipasi, abdominal cramping.
e. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan
kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya,
pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti
intruksi/pencegahan komplikasi.
f. Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan
efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi.
g. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan
tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi,
prosedur invasive
h. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi
dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
B. Perencanaan
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan
kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan
kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan,
kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak
adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik.
Tujuan :
- Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
- Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif.
- Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
INTERVENSI RASIONAL
a. Tentukan pengalaman klien a. Data-data mengenai pengalaman
sebelumnya terhadap penyakit klien sebelumnya akan memberikan
yang dideritanya. dasar untuk penyuluhan dan
menghindari adanya duplikasi.
b. Pemberian informasi dapat
b. Berikan informasi tentang membantu klien dalam memahami
prognosis secara akurat. proses penyakitnya.
c. Beri kesempatan pada klien c. Dapat menurunkan kecemasan
untuk mengekspresikan rasa klien.
marah, takut, konfrontasi. Beri
informasi dengan emosi wajar
dan ekspresi yang sesuai.
d. Jelaskan pengobatan, tujuan d. Membantu klien dalam memahami
dan efek samping. Bantu klien kebutuhan untuk pengobatan dan efek
mempersiapkan diri dalam sampingnya.
pengobatan.
e. Catat koping yang tidak e. Mengetahui dan menggali pola
efektif seperti kurang interaksi koping klien serta
sosial, ketidak berdayaan dll. mengatasinya/memberikan solusi
dalam upaya meningkatkan kekuatan
f. Anjurkan untuk
mengembangkan interaksi dalam mengatasi kecemasan.
dengan support system. f. Agar klien memperoleh dukungan
g. Berikan lingkungan yang dari orang yang terdekat/keluarga.
tenang dan nyaman. g. Memberikan kesempatan pada
h. Pertahankan kontak dengan klien untuk
klien, bicara dan sentuhlah berpikir/merenung/istirahat.
dengan wajar. h. Klien mendapatkan kepercayaan
diri dan keyakinan bahwa dia benar-
benar ditolong.
7. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia.
Tujuan :
- Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi
spesifik
- Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji integritas kulit untuk a. Memberikan informasi untuk
melihat adanya efek samping perencanaan asuhan dan
therapi kanker, amati mengembangkan identifikasi awal
penyembuhan luka. terhadap perubahan integritas kulit.
b. Anjurkan klien untuk tidak b. Menghindari perlukaan yang
menggaruk bagian yang gatal. dapat menimbulkan infeksi.
c. Ubah posisi klien secara c. Menghindari penekanan yang
teratur. terus menerus pada suatu daerah
tertentu.
d. Berikan advise pada klien d. Mencegah trauma berlanjut pada
untuk menghindari pemakaian kulit dan produk yang kontra
cream kulit, minyak, bedak indikatif
tanpa rekomendasi dokter.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan perawatan, konsep diri dan persepsi klien menjadi
stabil
Kriteria hasil :
- Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya
- Klien mampu membagi perasaan dengan perawat, keluarga dan orang dekat.
- Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya secara
konstruktif.
- Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri.
INTERVENSI RASIONAL
a. Kontak dengan klien a. Perasaan empatik
sering dan perlakukan klien dan perhatian untuk siap membantu
dengan hangat dan sikap klien dalam mengatasi permasalahan
positif. yang ada.
b. Berikan dorongan b. Perasaan yang
pada klien untuk diungkapakan pada orang yang
mengekpresikan perasaan dan dipercaya akan membuat perasaan
pikiran tentang kondisi, lega dan tidak tekanan batin.
kemajuan, prognose, sisem
pendukung dan pengobatan.
c. Berikan informasi c. Informasi yang
yang dapat dipercaya dan akurat memberikan masukan dan
klarifikasi setiap mispersepsi instropeksi diri dalam menerima
tentang penyakitnya. dirinya.
d. Bantu klien d. Ektulisasi diri
mengidentifikasi potensial dibutuhkan bagi klien dengan
kesempatan untuk hidup kaneker.
mandiri melewati hidup dengan
kanker, meliputi hubungan
interpersonal, peningkatan
pengetahuan, kekuatan pribadi
dan pengertian serta
perkembangan spiritual dan
moral. e. Respon klien
e. Kaji respon negatif yang negatfi diperlukan bantuan baik
terhadap perubahan penampilan fisik mapun psikis-moral untuk
(menyangkal perubahan, memenuhi kebutuhan sejhri-sehari.
penurunan kemampuan
merawat diri, isolasi sosial,
penolakan untuk
mendiskusikan masa depan.
f. Bantu dalam f. Dampak dari
penatalaksanaan alopesia sesuai pada chemoterapi perlu adanya
dengan kebutuhan. penjelasan dan perawatan rambut.
g. Kolaborasi dengan g. Konseling
tim kesehatan lain yang terkait kesehatan secara bersama akan lebih
untuk tindakan konseling lebih efektif.
secara profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company,
Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC.
Jakarta.
Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran,
Bandung.
A. IDENTIFIKASI KLIEN
Nama : Ny K
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status Marital : Menikah
Alamat : Rejosari, Gondangrejo
Diagnosa Medis : Filoides
Sumber Biaya : Umum
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
: Pasien mengatakan terdapat benjolan di payudara sebelah kiri sejak 1
tahun yang lalu dan bertambah besar sejak 4 bulan yang lalu.
b. Keluhan Utama
: Pasien mengatakan terdapat benjolan pada payudara sebelah kiri sejak
1 tahun yang lalu.
c. Kronologi Keluhan (PQRST) :
Faktor pencetus
: Saar pasien merasa lelah
Timbulnya keluhan
: Seperti ditusuk-tusuk
Lamanya
: 5 – 10 menit
Upaya mengatasi
: Beristirahat
Keterangan:
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
= Hubungan Keluarga
C. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Penglihatan
Posisi mata : (v) simetris ( ) asimetris
Kelopak mata : (v) normal ( ) ptosis
Gerakan : (v) normal ( ) abnormal
Pergerakan bola mata : (v) normal ( ) abnormal
Konjungtiva : (v) normal/merah ( ) anemis
( ) sangat merah
Kornea : (v) normal ( ) keruh/berkabut
( ) terdapat pendarahan
Sklera : (v) ikhterik ( ) anikterik
Pupil : (v) isokotor ( ) anisokor
( ) midriasis ( ) miosis
Otot-otot mata : ( v) tidak ada kelainan ( ) juling keluar
( ) juling ke dalam ( ) berada di atas
Fungsi penglihatan : (v) baik ( ) kabur
( ) dua bentuk/diplopia
Tanda-tanda radang
:Tidak ada
Pemakaian kaca mata
: Tidak ada
Pemakaian lensa kontak
: Tidak ada
2. Sistem Pendengaran
Daun telinga : (v) normal/dirak sakit saat digerakkan
( ) sakit saat digerakkan
Kondisi telinga : (v) normal ( ) kemerahan
( ) bengkak ( ) terdapat lesi
Cairan dari telinga : (v) tidak ada ( ) darah
( ) nanah
Tinitus :( ) ya (v) tidak
Fungsi pendengaran: (v) normal ( ) kurang
( ) tuli
Pemakaian alat bantu :( ) ya (v) tidak
Perasaan penuh pada telinga : ( ) ya (v) tidak
Karakteristik serumen (konsistensi, bau) : Padat
3. Sistem Wicara
Kesulitan/gangguan wicara :( ) ya (v) tidak
( ) aphasia ( ) dysphasia
( ) aphonia ( ) anarthria
( ) dysarthtia
4. Sistem Pernafasan
Frekuensi : 24 x/mnt
Jalan Nafas : (v) bersih ( ) sumbatan
( ) sputum ( ) lendir
( ) darah ( ) lidah
Pernafasan :( ) sesak ( ) tidak sesak
Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: ( ) ya (v) tidak
Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
Kedalaman : (v) dalam ( ) dangkal
Batuk :( ) ya (v) tidak
( ) produktif ( ) non produktif
Sputum : (v) putih ( ) kuning
( ) hijau
Konsistensi :( ) kental (v) encer
Terdapat darah: ( ) ya (v) tidak
Suara nafas : (v) normal ( ) ronchi
( ) wheezing ( ) rales
5. Sistem Kardiovasculer
a. Sirkulasi perifer
Nadi : 110x/mnt
Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
Denyut :( ) lemah (v) kuat
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Distensivena jugularis
Kanan :( ) ya (v) tidak
Kiri :( ) ya (v) tidak
Temperatur kulit : (v) hangat ( ) dingin
Warna kulit :( ) pucat ( ) sianosis
(v) kemerahan
Pengisian kapiler : < 1 detik
Edema :( ) ya (v) tidak
( ) tungkai atas ( ) tungkai bawah
( ) periolbital ( ) anasarka
( ) muka
b. Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apikal : 110 x/menit
Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
Kelihatan buni jantung : (v) murmur ( ) gallop
Sakit dada :( ) ya (v) tidak
Timbul :( ) saat aktists ( ) tanpa aktifitas
Karakter :( ) seperti ditusuk-tusuk
( ) seperti terbakar
( ) seperti tertimpa benda berat
6. Sistem Hematologi
Hb : 12 gr/dl
Ht : 38 Vol %
Leukosit : 13 ribu/ul
Eritosit : 4.5 juta/ul
Trombosit : 120 ribu/ul
Mengeluh kesakitan : ( ) ya (v) tidak
( ) splenomegali( ) pura-pura
( ) mimisan
( ) perdarahan suka berhenti
( ) echmosis ( ) hepatomegali
( ) ptechie ( ) lemah
( ) pucat ( ) gusi berdarah
8. Sistem pencernaan
a. Keadaan Mulut
Gizi :( ) caries (v) tidak
Gigi palsu :( ) ya (v) tidak
Stomatisis :( ) ya (v) tidak
Lidah kotor :( ) ya (v) tidak
Saliva : (v) normal ( ) abnormal
b. Muntah
Isi :( ) makanan ( ) cairan
( ) darah
Warna :( ) kehijauan ( ) coklat
( ) kuning ( ) hitam
( ) sesuai warna makanan
j. Diare :-
m. Konstipasi :-
9. Sistem Endokrin
Nafas berbau kton :( ) ya (v) tidak
( ) keringat banyak ( ) urine banyak
( ) sedikit ( ) hipokalemi
( ) hierkalemi ( ) poliphagia
( ) poliuri ( ) polidipsi
Gangren :( ) kaki kiri ( ) kaki kanan
Warna :( ) kehijauan ( ) hitam
Bau :( ) ya (v) tidak
Exopthalmus :( ) ya (v) tidak
Tremor :( ) ya (v) tidak
Pembesaran kelenjar tyroid : () ya (v) tidak
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Rongten
Hasil: Terdapat massa pada payudara sebelah kiri dengan ukuran 15 cm
E. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF
1. Ranitidine 2x1 Ampul/IV ( Anti Nyeri)
2. Ringer Laktat 500 ml/20 tpm (Kristaloid)
3. Caviplex 2X1 ( Suplemen)
4. Zelone 2X1 ( anti inflamasi)
5. Cefixime 2X1 (antibiotik)
6. Farsipen 3X1 ( Analgesik)
F. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Agen Pencedera Fisik Nyeri Akut
Pasien mengatakan
merasa nyeri dibagian
payudara kiri aklibat
benjolan
P: Saat bergerak
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Bahu kiri
S: 5
T: Hilang timbul
DO:
Pasien tampak gelisah,
pasien terlihat meringis,
diaforesis, TTD: 130/80,
Suhu: 37 oC, Nadi: 80
x/menit.
DS: Pola tidur yang tidak Gangguan Pola tidur
Pasien mengatakan sering menyehatkan
terbangun dari tidurnya
karena nyeri di bagian
payudaranya
DO:
Pasien tampak
mengantuk, pasien tidak
puas dengan tidurnya
DS: Perubahan persepsi diri Gangguan citra tubuh
Pasien mengatakan
dirinya menjadi tidak
percaya diri akrena
penyakit yang dideritanya
saat ini
DO:
Pasien terlihat minder
kepada orang lain
G. Diagnosa Keperawatan
No Tgl masalah Diagnosa Kep. Tanggal Teratasi TTD Ket.
muncul
1 01 November Nyeri Akut 02 November 2020 Windari
2020 behubungan
dengan Agen
Pencedera Fisik
2 01 November Gangguan pola 02 November 2020 Windari
2020 tidur berhubunagn
dengan pola tidur
yang tidak
menyehatkan
3 01 November Gangguan citra 02 November 2020 Windari
2020 tubuh berhubungan
dengan perubahan
persepsi diri
H. Perencanaan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri:
tindakan selama … 1. Lakukan
x24 Jam, pengkajian nyeri 1. Tingakt
diharapkan Nyeri secara keparahan nyeri
Akut dapatteratasi komprehensif pada pasien
dengan kriteria meliputi lokasi, diketahui oleh
hasil sebagai karakteristik, perawat
berikut: onset/durasi,
Kontrol Nyeri: frekuensi dan
1. Mengenali kualitas, intensitas
Kapan nyeri terjadi serta apa yang
2. Menggunakan mengurangi nyeri
tindakan dan fakto memicu
pencegahan nyeri
3. monitor dampak 2. lakukan tindakan
terapeuitik dan non farmakologi
analgesik yaitu kompres air 2. Nyeri yang
Melaporkan hangat dengan timbul bisa
perubahan dalam tujuan agar berkurang.
gejalah nyeri pada mengurangi nyeri
profesional pada pasien
kesehatan.
4. melakukan 3. jelaskan kepada
teknik relaksasi pasien dan keluarga
efektif. pasien tentang
nyeri dan penyebab 3. Keluarga dan
nyeri pada pasien pasien mengetahui
penyebab nyeri dan
4. kolaborasikan keparahan nyeri
dengan dokter pada pasien.
tentang pembetian
obat analgesik 4. Pemberian obat
kepada pasien yaitu pengurang nyeri.
Antalgin 3x1 (IV)
2 Gangguan Setelah dilakukan Peningkatan Tidur
Pola Tidur tindakan selama … 1. Monitor pola
x24 Jam, tidur dan jam tidur 1. Perawat
diharapkan pasien mengetahui berapa
Gangguan Pola 2. Sesuaikan lama pasien tertidur
Tidur dapat teratasi lingkungan 2. Pasien mampu
dengan kriteria (misalnya cahaya, tidur dengan
hasil sebagai kebisingan suhu nyenyak
berikut: kasur, dan tempat
Tidur: tidur) untuk
1. Jam tidur meningkatkan tidur
2. Pola tidur 3. diskusikan
3. Kualitas tidur dengan pasien dan 3. Keluarga dan
4. Efisiensi tidur keluarga teknik pasien sepakat
5. Mudah untuk menggunakan
terbangun meningkatkan tidur metode yang sama
4. Kolaborasikan
dengan dokter 4. Pemberian obat
tentang pola tidur tidur kepada pasien
pasien
3 Gangguan Setelah dilakukan Peningkatan Citra
Citra Tubuh tindakan selama … Tubuh
x24 Jam, 1. Tentukan 1. Perawat
diharapkan harapan citra diri mengetahui
Gangguan Citra pasien didasarkan harapan dari pasien
Tubuh dapat tahap
teratasi dengan perkembangan 2. Pasien mampu
kriteria hasil 2. Bantu pasien merubah
sebagai berikut: menentukan persepsinya tentang
Citra Tubuh: keberlanjutan dari citra tubuhnya
1. Kepuasan perubahan -
dengan penampilan perubahan aktual 3. pasien mampu
tubuh dari tubuh atau mengerti tentang
2. Kepuasan tingkat fungsinya perubahan yang
dengan fungsi 3. Ajarkan pada terjadi pada dirinya
tubuh pasien mengenai
3. Penyesuaian perubahan- 4. Diharapkan
dengan perubahan perubahan normal mampu
tampilan fisik yang terjadi dalam meningkatkan citra
tubuhnya terkait tubuh pasien
dengan beberapa
tahap proses
penuaan
4. Kolaborasi
dengan ahli
psikologis terkait
peningkatan citra
tubuh pasien
I. Implementasi
No Tanggal Tindakan dan Implementasi TTD
1 01 November 1. Melakukan pengkajian nyeri Windari
2020 2. Melakukan kompres air hangat
3. Menjelaskan kondisi pasien
4. Mengkolaborasikan dengan dokter
2 01 November 1. Memonitor jam tidur pasien Windari
2020 2. Menyesuaikan lingkungan untuk meningkatkan
tidur
3. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga
tentang teknik meningkatkan tidur
4. Mengkolaborasikan dengan dokter tentang pola
tidur pasien
3 01 November 1. Mentukan harapan citra diri pasien Windari
2020 2. Membantu pasien menentukan keberlanjutkan
perubahan-perubahan yang dialami oleh pasien
3. Mengjajarkan pasien mengenai perubahan-
perubahan normal yang terjadi paa pasien
4. Mengkolaborasi dengan ahli psikologis tentang
peningkatan citra tubh pasien
J. Evaluasi
No Tgl Diagnosa Kep. Cat. Perkembangan TTD
1 01 Nyeri Akut S: Pasien mengatakan masih Windari
November merasa nyeri pada bpayudaranya
2020 P: Saat kelelahan
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Payudara kiri
S: 4
T: hilang timbul ± 5 menit
P: Lanjutkan Intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
2. Melakukan kompres air hangat
3. Memberikan Edukasi kepada
keluarga
4. Mengkolaborasi dengan dokter
mengenai penanganan nyeri
2 01 Gangguan pola S: Pasien mengatakan dirinya Windari
November tidur masih sering terbangun dimalam
2020 hari karena nyeri yang
dirasakannya
P: Lanjutkan Intervensiu
Monitor pola tidur dan jam tidur
pasien
2. Sesuaikan lingkungan (misalnya
cahaya, kebisingan suhu kasur,
dan tempat tidur) untuk
meningkatkan tidur
3. diskusikan dengan pasien dan
keluarga teknik untuk
meningkatkan tidur
4. Kolaborasikan dengan dokter
tentang pola tidur pasien
3 01 Gangguan Citra S: Pasien mengatakan masih tidak Windari
November Tubuh pecaya dengan dirinya sendiri
2020
O: Pasien tampak malu kepada
perawat, pasien terlihat tidak
percaya diri
P: Lanjutkan Intervensi
1. Tentukan harapan citra diri
pasien didasarkan tahap
perkembangan
2. Bantu pasien menentukan
keberlanjutan dari perubahan -
perubahan aktual dari tubuh atau
tingkat fungsinya
3. Ajarkan pada pasien mengenai
perubahan-perubahan normal yang
terjadi dalam tubuhnya terkait
dengan beberapa tahap proses
penuaan
4. Kolaborasi dengan ahli
psikologis terkait peningkatan citra
tubuh pasien