Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN KASUS HERNIA DI KLINIK HAYFA MEDIKA SURAKARTA

Disusun Oleh :
WINDARI PANCAWATI

Profesi Ners
STIKES YPIB MAJALENGKA 2020/2021
1. DEFINISI
Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan (R. Syamsuhidayat dan Win Dedjong, Buku
Ajar Ilmu Bedah). Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang
normal melalui suatu defek fasia dan muskuloaponeuritik dinding perut baik secara
konginetal maupun didapat. (Kapita Selecta Kedokteran). Hernia inguinalis lateralis
adalah hernia yang melalui annulus inguinalis internus yang terletak di sebelah lateral
vasa epigastrika inferior menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut
melalui annulus inguinalis eksternus (Kapita Selekta Kedokteran)

Menurut jenisnya hernia dibagi menjadi

a. Henia indirekta
Suatu kantong yang terbentuk dari selaput peritoneum yanmg berisi bagian dari
saluran pencernaan atau omentum. Hal ini sering menjadi besar dan turun ke
skrotum. Diakibatkan dari gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup setelah
testis turun ke dalam skrotum.
b. Hernia direkta
Hernia yang melalui dinding inguinal posterior medial terhadap vasa epigastrika
inferior di daerah yang dibatasi oleh segitiga hasselbach.
c. Hernia femoralis
Hernia yang mana lengkung susu keluar melalui cincin umbilicus yang gagal
menutup.
d. Hernia incisional
Akibat dari in adekuat dari penyembuhan luka bedah dan sering terjadi pada luka
bedah terinfeksi.

Menurut keadaannya hernia dibagi menjadi :

a. Hernia reponibilis : Isi hernia bisa dimasukkan kembali


b. Hernia irreponibilis : Isi hernia tidak bisa dimasukkan kembali
c. Hernia incaserata : Hernia ireponibilis yang terdapat gangguan pada jalannya isi
usus.
d. Hernia strangulasi : Hernia incarserata yang terdapat gangguan sirkulasi darah.
2. ETIOLOGI
a. Konginetal atau primer
b. Sekunder akibat peningkatan tekanan intra abdomen, misal disebabkan karena batuk
kronis, konstipasi, kehamilan, asites, penyumbatan jalan keluar kandung kemih, masa
abdomen yang terlalu besar, gerak yang terlalu aktif.

3. PATOFISIOLOGI
Prosesus inguinalis Batuk kronis, konstipasi, kehamilan

(duktus spermatikus) Retensi urin, masa abdomen membesar

Janin 8 bulan testis Peningkatan TIK

turun ke skrotum

Sirkulasi darah terganggu

Tidak dpt menutup

sempurna

Isi usus keluar Usus dan isinya, omentum terjepit skrotum

Bendungan dari pembuluh darah usus

Nyeri, mual, muntah Perdarahan Nekrose

Resti infeksi

Penonjolan peritoneum
(menekan peritoneum)

Gangguan body image Gangguan mobilitas fisik

4. TANDA DAN GEJALA


1. Hernia inguinalis lateralis / indirekta
- Adanya benjolan di selakangan/ kemaluan
- Benjolan bisa hilang atau timbul dan mengecil
- Timbul bila menangis, mengejan saat defekasi,
mengangkat benda berat
- Dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau
mual muntah bila terjadi komplikasi
- Pada bayi dan anak-anak sering gelisah,
banyak menangis dan kadang perut kembung
2. Hernia inguinalis medialis / direkta
- Terlihat adanya masa yang bundar pada
annulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila tiduran
- Tetap akan terdapat benjolan meskipun tidak
mengejan
- Mudah kencing karena buli-buli ikut
membentuk dinding medial hernia
- Bila hernia ke skrotum maka hanya akan ke
bagian atas skrotum

5. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan terjepitnya usus di daerah selakangan
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri dan benjolan di
lipatan paha
3. Inkontinensia usus berhubungan dengan vesika urinaria tertekan oleh
hernia
4. Resti kurang pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan
mual dan muntah
5. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan kondisi kesehatan

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Radiografi abdomen : sejumlah gas terdapat dalam usus, enema barium
menunjukan tingkat obstruksi
b. Laboratorium
- Hb dan Ht meningkat karena hemokonsentrasi

- Sel darah putih meningkat pada hernia strangulasi (<10.000 sel/mm)


- Defisiensi elektrolit, pasien akan kehilangan kalium, hydrogen, klorida, yang akan
mengakibatkan alkalis metabolic

7. PENATALAKSANAAN
Pada kasus hernia tindakan bedah adalah tindakan satu-satunya untuk pengobatan,
pembedahan ini disebut herniotomy dan herniografi. Pada hernia inguinalis lateralis
reponbilis maka dilakukan bedah afektif karena terjadi komplikasi. Pada hernia
irreponibilis diusahakan agar penderita istirahat baring dan dipuasakan/ mendapat diet
halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan missal dengan bantl pasir., baik
juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan lakukan berulang-ulang
sehingga isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan pembedahan.

8. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian fokus
1. Aktifitas
Pembatasan aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan intra abdomen seperti
bersin, mengangkat benda berat, batuk mengejan.
2. Istirahat
Ansietas, nyeri sebagai manifestasi obstruksi usus, pembatasan aktifitas kerja
sehubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen.

3. Integritas ego
Ansietas, takut, emosi (kesal), perasaan tidak berdaya

4. Sirkulasi
Takikardi (akibat dari nyeri, infeksi, dehidrasi), hipotensi, kulit atau membran
mukosa pecah, sianosis, takipnea, asidosis berhubungan dengan hilangnya cairan
dan Na mengakibatkan syock hipovolemik.

5. Eliminasi
Pada awalnya feses dapat keluar, fase lanjut terjadi konstipasi, obstipasi, terjadi
inkontinensia uri, kebiasaan mengejan pada waktu BAB.

6. Makanan dan Cairan


Mual, muntah, anoreksia, obesitas merupakan salah satu predisposisi hernia.
Muntah peroral mengandung makanan tak dicerna selanjutnya muntah air dan
empedu hitam dan fekal.

7. Higiene
Tidak mampu melakukan perawatan diri, bau badan berhubungan dengan
keterbataan aktifitas akibat nyeri.

8. Nyeri /kenyamanan
Nyeri pada lokasi, pada selakangan dan daerah sekitarnya.

B. Masalah keperawatan pre operasi dan post operasi


 Pre operasi
a. Nyeri berhubungan dengan terjepitnya usus di daerah selakangan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat dikurangi

Kriteria hasil :

 Klien mengatakan nyeri berkurang


 Wajah relaks
 TTV dalam batas normal : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt
Intervensi

1. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, skalanya (skala 1-10)


R/ : berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan

2. Tetapkan hubungan antara flatus dan nyeri mereda


R/ : nyeri tidak hilang dengan flatus merupakan tanda obstruksi usus
3. Monitor bising usus, TTV, perhatikan peningkatan/ spasme dan nyeri
R/ : mengetahui perkembangan kondisi pasien

4. Berikan kompres dingin pada hernia yang membengkak


R/ : kompres dingin menambah vasokontriksi pembuluh darah dan mengurangi
nyeri

b. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi kesehatan,


proses inflamasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak cemas

Kriteria hasil

 Klien mengatakan sudah siap untuk dioperasi


 Klien tidak gelisah
 Wajah rileks
Intervensi

1. Catat petunjuk perilaku missal gelisah, menolak


R/ : indicator derajat ansietas

2. Berikan lingkungan tenang dan istirahat


R/ : meningkatkan relaksasi,membantu menurunkan ansietas

3. Motivasi orang terdekat untuk menunjukan perilaku perhatian


R/ : membantu pasien merasa tenang

4. Bantu pasien belajar mekanisme koping baru


R/ : membantu menurunkan stress, meningkatkan kontrol penyakit

 Post operasi
a. Nyeri berhubungan dengan luka insisi bedah
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat dikurangi

Kriteria hasil :

 Klien mengatakan nyeri hilang / berkurang


 Wajah relaks
 TTV dalam batas normal : TD : 120/80 mmHg, N : 80 x/mnt
Intervensi
1. Kaji nyeri, catat lokasi, skala nyeri (skala 1-10)
R/ : berguna dalam pengawasan keefektifan obat, kemajuan penyembuhan
2. Dorong ambulasi dini
R/: menungkatkan normalisasi fungsi organ seperti merangsang periltastik dan
kelancaran flatus.

3. Ajarkan teknik relaksasi


R/ : mengalihkan perhatian dan mengurangi ketegangan

4. Berikan analgesik sesuai indikasi


R/ : menghilangkan nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

- Dongoes, E Marylin. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. 1992


- Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
2000
- Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah I. Jakarta . EGC. 1992
FORMAT PENGKAJIAN / ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

RUANG RAWAT : Klinik Hyafa Medikaa


NO. MEDREC :202010187
TANGGAL PENGKAJIAN :26 Oktober 2020
TANGGAL MASUK RS : 26 Oktober 2020

A. IDENTIFIKASI KLIEN
Nama : Sdr S
Umur : 16 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Pekerjaan : Pekerja Kasar/Buruh
Status Marital : Belum Menikah
Alamat : Wonosari 05/01
Diagnosa Medis : Hernia
Sumber Biaya : Umum
Sumber Informasi : Pasien dan Orangtua Pasien

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
: Terdapat benjolan di bagian lipat paha sebelah kiri
b. Keluhan Utama
: Pasien mengatakan terdpat benjolan di lipat paha sebelah kiri kurang
lebih 3 tahun yang lalu
c. Kronologi Keluhan (PQRST)
: Pasien mengatakan nyeri pada lipat paha sebelah kiri
 Faktor pencetus : Saat berjalan
 Timbulnya keluhan : Nyeri senut-senut
 Lamanya : ±5 menit
 Upaya mengatasi : Berhenti melakukan aktivitas

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Riwayat Imunisasi : Pasien mengatakan sudah dilakukan imunisasi sejak kecil
b. Riwayat Alergi (obat, makanan, binatang, lingkungan) : Pasien mengatakan
tidak mempunyai riwayat alergi
c. Riwayat Kecelakaan : Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat
kecelakaan
d. Riwayat Dirawat di Rumah Sakit (kapan, alasan dan berapa lama : Pasien
mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di ruma sakit.
e. Riwayat Pemakaian Obat : Pasien mengatakan mengkonsumsi obat Cafidek
dengan dosis dari dokter yaitu 1 x 1 minggu.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan)


(Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor resiko)
2 generasi ke atas

Keterangan:

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

= Hubungan Keluarga

4. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a. Adakah orang yang terdekat dengan pasien : Pasien mengatakan orang yang
paling terdekat bagi pasien adalah kedua orangtuanya
b. Interaksi dalam keluarga : Pasien mengatakan interaksi dalam keluarga sangat
baik
 Pola Komunikasi : Pasien mengatakan pola komunikasi pasien dengan
orangtua tidak ada hambatan
 Pembuat keputusan : Pasien mengatakan untuk saat ini pengambilan
keputusan sepenuhnya ada di orangtuanya
 Kegiatan Kemasyarakatan : Pasien mengatakan di lingkungan masyarakat
pasien selalu saling bekomunikasi antar tetangga pasien
c. Dampak Penyakit pasien pada keluarga : Pasien mengatakan keluarganya
berharap penyakit yang diderita pasien cepat sembuh karena kedua orangtua
pasien merasa sangat sedih ketika dirinya sakit
d. Masalah yang mempengaruhi pasien : Pasien mengatakan selama sakit dirinya
menjadi susah untuk bekerja.
e. Mekanisme koping terhadap pasien : Tidak ada masalah pada mekanisme
koping pasien
( ) Pemecahan Masalah ( ) Minum Obat
( ) Makan ( ) Cari Pertolongan
( ) Tidur ( ) Lain-lain (mis : marah, diam)
sebutkan:

f. Persepsi pasien terhadap penyakitnya


 Hal yang sangat dipikirkan saat ini : Pasien mengatakan dirinya berharap
penyakit yang dideritanya saat ini bisa sembuh.
 Harapan setelah menjalani perawatan : Pasien mengatakan dirinya
berharap penyakit yang dideritanya saat ini bisa sembuh.
 Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : Pasien mengatakan lebih
banyak istirahat untuk saat ini karena penyakit yang dideritanya
g. Tugas perkembangan menurut usia saat ini
( ) Menikah (v) Bekerja
h. Sistem Nilai Kepercayaan
 Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : Pasien mengatakan tidak
ada yang bertentangann dengan kesehatan
 Aktivitas agama/kepercayaan yang dilakukan : pasien mengatakan
untuk aktivitas ibadah seperti sholat masih bisa pasien lakukan dengan
cara mandiri.

5. Kondisi Lingkungan Rumah


(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) :
Pasien mengatakan seluruh tetangganya mendoakan dirinya agar cepat sembuh
dari penyakitnya saat ini.

6. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola Nutrisi
 Frekuensi Makan : 3x sehari
 Nafsu Makan
( v ) Baik
( ) Tidak nafsu makan (alasan : mual, muntah, sariawan)
 Jenis Makanan di rumah
: Nasi, sayur, dan lauk pauk (ikan atau ayam)
 Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan
( v ) tidak ada
( ) ada, sebutkan
: ....................................................................................
 Kebiasaan sebelum makan
: Berdoa
b. Pola Eliminasi
 BAK
- Frekuensi : 5 – 6 x sehari
- Warna : Kuning jernih
- Keluhan yang berhubangan dengan BAK : Tidak ada
 BAB
- Frekuensi : 1-2 x sehari
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Khas Feses
- Konsistensi : Padat
- Keluhan : Tidak ada
- Penggunaan laksatif/pencahar :Tidak menggunakan
- Waktu
( ) Pagi ( ) Siang ( ) Malam
(v) Tidak tentu

c. Pola Personal Hygiene


 Mandi
- Frekuensi : 1-2 xsehari
- Penggunaan Sabun :
(v) Ya ( ) Tidak
 Oral Hygiene
- Frekuensi : 1-2 x sehari
- Waktu :
(v) Pagi (v) Sore ( ) Setelah makan
 Cuci Rambut
- Frekuensi : 1x sehari
- Penggunaan Shampo :
(v) Ya ( ) Tidak

d. Pola istirahat dan tidur


 Lama tidur: 4-5 Jam sehari
 Tidur siang
( ) ya (v) tidak
 Kebiasaan sebelum tidur/pengantar tidur : Tidak ada
 Keluhan/masalah
( ) sulit tidur
(v) sering/mudah terbangun
(v) merasa tidak puas setelah bangun tidur

e. Pola aktivitas dan latihan


 Merokok
( ) ya (v) tidak
- Frekuensi :-
- Jumlah :-
- Lama Pemakaian :-
 Ketergantungan obat
( ) ya (v) tidak
- Frekuensi : -
- Jumlah : -
- Lama pemakaian : -
- Alasan/keluhan : -

C. PENGKAJIAN FISIK
1. Sistem Penglihatan
 Posisi mata : (v) simetris ( ) asimetris
 Kelopak mata : (v) normal ( ) ptosis
 Gerakan : (v) normal ( ) abnormal
 Pergerakan bola mata : (v) normal ( ) abnormal
 Konjungtiva :( ) normal/merah (v) anemis
( ) sangat merah
 Kornea : (v) normal ( ) keruh/berkabut
( ) terdapat pendarahan
 Sklera : (v) ikhterik ( ) anikterik
 Pupil : (v) isokotor ( ) anisokor
( ) midriasis ( ) miosis
 Otot-otot mata : ( v) tidak ada kelainan ( ) juling keluar
( ) juling ke dalam ( ) berada di atas
 Fungsi penglihatan : (v) baik ( ) kabur
( ) dua bentuk/diplopia
 Tanda-tanda radang : Tidak ada
 Pemakaian kaca mata : Tidak menggunakan
 Pemakaian lensa kontak : Tidak menggunakan

2. Sistem Pendengaran
 Daun telinga : (v) normal/dirak sakit saat digerakkan
( ) sakit saat digerakkan
 Kondisi telinga : (v) normal ( ) kemerahan
( ) bengkak ( ) terdapat lesi
 Cairan dari telinga : (v) tidak ada ( ) darah
( ) nanah
 Tinitus :( ) ya (v) tidak
 Fungsi pendengaran: (v) normal ( ) kurang
( ) tuli
 Pemakaian alat bantu :( ) ya (v) tidak
 Perasaan penuh pada telinga : ( ) ya (v) tidak
 Karakteristik serumen (konsistensi, bau)

3. Sistem Wicara
 Kesulitan/gangguan wicara :( ) ya (v) tidak
( ) aphasia ( ) dysphasia
( ) aphonia ( ) anarthria
( ) dysarthtia

4. Sistem Pernafasan
 Frekuensi : 20 x/mnt
 Jalan Nafas : (v) bersih ( ) sumbatan
( ) sputum ( ) lendir
( ) darah ( ) lidah
 Pernafasan :( ) sesak (v) tidak sesak
 Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: ( ) ya (v) tidak
 Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
 Kedalaman : (v) dalam ( ) dangkal
 Batuk :( ) ya (v) tidak
( ) produktif ( ) non produktif
 Sputum : (v) putih ( ) kuning
( ) hijau
 Konsistensi :( ) kental (v) encer
 Terdapat darah: ( ) ya (v) tidak
 Suara nafas : (v) normal ( ) ronchi
( ) wheezing ( ) rales

5. Sistem Kardiovasculer
a. Sirkulasi perifer
 Nadi : 98 x/mnt
 Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
 Denyut :( ) lemah (v) kuat
 Tekanan darah :130/80 mmHg
 Distensivena jugularis
Kanan :( ) ya (v) tidak
Kiri :( ) ya (v) tidak
 Temperatur kulit : (v) hangat ( ) dingin
 Warna kulit :( ) pucat ( ) sianosis
( ) kemerahan
 Pengisian kapiler :< 1 detik
 Edema :( ) ya (v) tidak
( ) tungkai atas ( ) tungkai bawah
( ) periolbital ( ) anasarka
( ) muka
b. Sirkulasi jantung
 Kecepatan denyut apikal : 98 x/menit
 Irama : (v) teratur ( ) tidak teratur
 Kelihatan buni jantung : (v) murmur ( ) gallop
 Sakit dada :( ) ya (v) tidak
 Timbul :( ) saat aktists ( ) tanpa aktifitas
 Karakter :( ) seperti ditusuk-tusuk
( ) seperti terbakar
( ) seperti tertimpa benda berat

6. Sistem Hematologi
 Hb : 12,5 gr/dl
 Ht : 38.0 Vol %
 Leukosit : 10.0 ribu/ul
 Eritosit : 5.25 juta/ul
 Trombosit : 200 ribu/ul
 Mengeluh kesakitan : ( ) ya (v) tidak
( ) splenomegali( ) pura-pura
( ) mimisan
( ) perdarahan suka berhenti
( ) echmosis ( ) hepatomegali
( ) ptechie ( ) lemah
( ) pucat ( ) gusi berdarah

7. Sistem Saraf Pusat


 Tingkat Kesadaran : (v) compos mentis ( ) apatis
( ) somnolen ( ) soporus
( ) koma
 Pupil, ukuran : (v) isokotor ( ) anisokotor
 Reaksi terhadap cahaya
Kanan : (v ) positif ( ) negatif
Kiri : (v) positif ( ) negatif
 Peningkatan Tekanan Intra Kranial;
( ) ya (v) tidak
 Terjadi :( ) kejang ( ) kelumpuhan
( ) kanan ( ) kiri
( ) pelo ( ) mulut mencong
( ) disarthria ( ) dseriotasi
 Glasgow coma scale : E = 4 M= 6 V=5

8. Sistem pencernaan
a. Keadaan Mulut
 Gizi :( ) caries (v) tidak
 Gigi palsu :( ) ya (v) tidak
 Stomatisis :( ) ya (v) tidak
 Lidah kotor :( ) ya (v) tidak
 Saliva :( ) normal (v) abnormal

b. Muntah
 Isi :( ) makanan ( ) cairan
( ) darah
 Warna :( ) kehijauan ( ) coklat
( ) kuning ( ) hitam
( ) sesuai warna makanan

c. Mual :( ) ya (v) tidak

d. Nafsu Makan : (v) baik ( ) kurang


( ) naik

e. Nyeri daerah perut :( ) ya (v) tidak

f. Rasa penuh di perut : ( ) ya (v) tidak

g. Karakter nyeri : ( ) melilit-lilit ( ) kram


( ) menyebar ( ) setempat
( ) kanan atas ( ) kanan bawah
( ) kuru atas ( ) kiri bawah
( ) berpindah-pindah
( ) panas seperti terbakar
( ) seperti ditusuk-tusuk

h. Kebiasaan BAB : 1-2 x/hari

i. Bising usus : 7 x/menit

j. Diare :-

k. Warna feces : (v) kuning ( ) coklat


( ) hitam ( ) dempul
( ) putih seperti cucian air beras

l. Konsistensi feces :( ) berdarah ( ) terdapat lendir


(v) tidak ada kelainan

m. Konstipasi : lamanya hari

n. Hepar :( ) teraba (v) tidak teraba


(v) tidak ada kelainan
( ) membesar/mengecil

o. Abdomen : (v) baik ( ) lembek


( ) kembung ( ) acites

9. Sistem Endokrin
 Nafas berbau kton :( ) ya ( ) tidak
( ) keringat banyak ( ) urine banyak
(v) sedikit ( ) hipokalemi
( ) hierkalemi ( ) poliphagia
( ) poliuri ( ) polidipsi
 Gangren :( ) kaki kiri ( ) kaki kanan
 Warna :( ) kehijauan ( ) hitam
 Bau :( ) ya ( ) tidak
 Exopthalmus :( ) ya ( ) tidak
 Tremor :( ) ya ( ) tidak
 Pembesaran kelenjar tyroid : () ya ( ) tidak

10. Sistem Urogenital


 Perubahan pola berkemih
( ) retensi ( ) urgency
( ) resistensi ( ) frekuensi
( ) nokturia ( ) tdk lampias
 BAK : pola rutin 5 – 6 x/hari
(v) terkontrol ( ) tidak
 Jumlah : 500 cc/12 jam
 Warna : (v) kuning jernih
( ) kuning kental/coklat
( ) merah ( ) putih
 Distensi/ketegangan kandung kencing
( ) ya (v) tidak
 Keluhan sakit pinggang :( ) ya (v) tidak
 Pembesaran kelenjar prostal
( ) ya (v) tidak

 Keadaan genitalia : Bersih, tidak ada kotoran dan sedikit berbau.


11. Sistem integumen
 Turgor : (v) baik elastis ( ) sedang
( ) buruk
 Warna kulit :( ) pucat ( ) sianosis
( ) kemerahan
 Keadaan kulit : (v) baik ( ) terdapat lesi
( ) ulkus ( ) luka
( ) bercak-bercak merah( ) ptechie
( ) gatal-gatal ( ) sakit
( ) memar/lebam
( ) insisi operasi
( ) terdapat luka bakar
( ) dekubitus
 Keadaan rambut
Tekstur : (v) baik ( ) tidak
Kebersihan : (v) ya ( ) tidak

12. Sistem muskuloskeletal


 Kesulitan dalam pergerakan : ( ) ya (v) tidak
 Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) ya (v) tidak
 Faktur :( ) ya (v) tidak
 Lokasi :-
 Kelainan bentuk tulang/sendi
( ) kontraktur ( ) skoliosis
( ) lordosis ( ) kiposis
( ) lain-lain sebutkan : .........................................
 Keadaan tonus otot : ( ) hipotomi ( ) hipertomi
( ) atoni

13. Sistem kekebalan tubuh


 Suhu : 36,8 C
 BB sebelum sakit : 55 Kg
 BB sesudah sakit : 53 Kg
 Pembesaran kelenjar getah bening : (v) ya ( ) tidak

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
E. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF
- TERAPI FARMAKOLOGIS
 Inful RL (500 mg/20 tpm): Menambah cairan dalam tubuh.
 Injeksi Antalgin (3 x 1/IV): Meredakan nyeri ringan sampai dengan
berat, demam.

F. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS: Pasien mengatakan Agen Pencedera Biologis Nyeri Akut
terdapat nyeri dan benjolan
di lipat paha sebelah
kirinya
P: Saat bergerak
Q: Senat-senut
R: Lipatan Paha Kiri
S: 5
T: Hilang timbul ±5 menit

DO:
Terdapat benjolan
disebelah lipatan paha kiri
pasien, pasien tampka
meringis kesakitan, pasien
menutupi area nyeri,
pasien tidak berkeringat
dingin, nafsu makan pasien
baik
DS: Nyeri Gangguan Pola Tidur
Pasien mengatakan akhri-
akhir ini tidurnya kurang
nyenyak dan sering
terbangun dikarenakan
nyeri pada kakinya

DO:
Pasien tampak masih
mengantuk, pasien nampak
tidak puas dengan tidurnya

G. Diagnosa Keperawatan
No Tgl masalah Diagnosa Kep. Tanggal Teratasi TTD Ket.
muncul
1 26 Oktober Nyeri Akut 26 Oktober 2020 Windari
2020 Berhubungan
dengan Agen
Pencedera
Biologis
2 26 Oktober Gangguan 26 Oktober 2020 Windari
2020 Pola Tidur
berhubungan
dengan Nyeri

H. Perencanaan
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri:
tindakan selama 1. Lakukan
…x24 Jam, pengkajian nyeri 1. Tingakt
diharapkan Nyeri secara keparahan nyeri
Akut komprehensif pada pasien
dapatteratasi meliputi lokasi, diketahui oleh
dengan kriteria karakteristik, perawat
hasil sebagai onset/durasi,
berikut: frekuensi dan
Kontrol Nyeri: kualitas, intensitas
1. Mengenali serta apa yang
Kapan nyeri mengurangi nyeri
terjadi dan fakto memicu
2. Menggunakan
tindakan 2. lakukan tindakan
pencegahan nyeri non farmakologi
3. monitor yaitu kompres air 2. Nyeri yang
dampak hangat dengan timbul bisa
terapeuitik dan tujuan agar berkurang.
analgesik mengurangi nyeri
Melaporkan pada pasien
perubahan dalam
gejalah nyeri 3. jelaskan kepada
pada profesional pasien dan keluarga
kesehatan. pasien tentang
4. melakukan nyeri dan penyebab 3. Keluarga dan
teknik relaksasi nyeri pada pasien pasien mengetahui
efektif. penyebab nyeri
4. kolaborasikan dan keparahan
dengan dokter nyeri pada pasien.
tentang pembetian
obat analgesik 4. Pemberian obat
kepada pasien yaitu pengurang nyeri.
Antalgin 3x1 (IV)
2 Gangguan Pola Setelah dilakukan Manajemen
Tidur tindakan selama Lingkungan
…x24 Jam, 1. Identifikasi 1. Pasien
diharapkan Nyeri kebutuhan mendapatkan
Akut keselamatan pasien kebutuhan yang
dapatteratasi berdasarkan fungsi dibutuhkan
dengan kriteria fisik dan kognitif olehnya.
hasil sebagai serta riwayat
berikut: perilaku di masa
Nyeri: Efek yang lalu.
Mengganggu 2. Ciptakan
1. lingkungan yang 2. Pasien
Ketidaknyamanan aman bagi pasien. mendapatkan
2. Intrupsi pada 3. izinkan lingkungan yang
saat tidur keluarga/orang aman untuknya.
teredekat untuk 3. Keluarga pasien
tinggal dengan selalu berada
pasien. dengan pasien.
4. kolaborasi
dengan terapi 4. Mampu
psikologi untuk memperbaiki pola
memudahkan tidur pasien.
pasien tidur

I. Implementasi
No Tanggal Tindakan dan Implementasi TTD
1 26 Oktober 1. Melakukan pengkajian nyeri
2020 2. Melakukan kompres air hangat
3. Menjelaskan kondisi pasien
4. Mengkolaborasikan dengan dokter
2 26 Oktober 1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien saat dirawat
2020 2. Menciptakan lingkungan yang aman untuk pasien
3. mengizinkan keluarga untuk berada di dekat
pasien
4. mengkolaborasikan dengan terapi psikologi

J. Evaluasi
No Tgl Diagnosa Kep. Cat. Perkembangan TTD
1 26 Nyeri Akut S: Pasien mengatakan masih Windari
Oktober merasa nyeri pada bagian lipat paha
2020 sebelah kiri
P: Saat bergerak
Q: Senat-senut
R: Lipatan Paha kiri
S: 5
T: hilang timbul;± 5 menit

O: Pasien tampak menahan nyeri


pada paha kirinya, pasien tampak
gelisah, tidak mengeluarkan
keingat, tampak melindungi paha
kirinya

A: Masalah Nyeri Akut Belum


Teratasi

P: Lanjutkan Intervensi
1. Melakukan pengkajian nyeri
2. Melakukan kompres air hangat
3. Memberikan Edukasi kepada
keluarga
4. Mengkolaborasi dengan dokter
mengenai penanganan nyeri
2 26 Gangguan Pola S: Pasien mengatakan sering Windari
Oktober Tidur terbangun dari tidurnya saat malam
2020 hari karenanyeri yang
dirasakannya.

O: Pasien tampak lemas, pasien


tampak tidak puas dengan tidurnya
dan mengantuk.

A: Masalah Gangguan Tidur belum


teratasi

P: Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai