Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PID (PELVIC INFLAMMATORY DEASES)

NAMA : NIVITA NANDA GABRELA TOSUBU

NIM : 201901064

KELAS : R2B Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

2021

1. Pengkajian

a. Biodata mencakup nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin


b. Riwayat penyakit dahulu : KET, abortus septikus, endometriosis

c. Riwayat penyakit sekarang: metroraghia, menoragia

d. Pemeriksaan fisik

e. Status kesehatan ibu selama kehamilan : harus dikaji terutama pemeliharaan kesehatan,
manajemen kesehatan diri seperti melakukan seks bebas, penggunaan pembalut dan perawatan
perineum. Penggunaan fasilitas kesehatan selama sakit.
f. Nutrisi
Makanan yang dikonsumsi, mual muntah, kebutuhan minum air per hari.Jenis- jenis konsumsi
makanan yang di konsumsi oleh ibu selama ini.
g. Eliminasi
BAB lancar, konstipasi, BAK yang menimbulkan nyeri, volume urine, rna dan bau urine¸ oliguria
atau dysuria, sering berkemih.
h. Aktivitas dan istirahat
Aktivitas yang dilakukan oleh pasien selama ini dan olahraga yang dilakukan yang berguna bagi
kesehatan.
i. Persepsi /kognisi
Pengetahuan pasien terhadap penyakit , penyebab , tanda dan gejala serta pengobatan penyakit
radang panggul. Adanya kebingungan atau cemas dalam menghadapi masalah kesehatan
j. Seksualitas
Adanya nyeri saat melakukan hubungan seksual, nyeri tekan abdomen bawah, menstruasi yang
tidak teratur dan karakteristik yang abnormal

k. Koping / toleransi terhadap stress


Respon pasien terhadap masalah kesehatan yang dialaminya selama ini

l. Prinsip- prinsip hidup


Harapan pasien untuk meningkatkan kesehatan setelah mengetahui penyakit yang dialaminya.

2. Diagnosa keperawatan
a. Hipertermi b/d proses penyakit

b. Nyeri akut b/d agen cedera biologic


c. Disfungsi seksual b/d gangguan fungsi tubuh
d. Ansietas b/d perubahan status kesehatan

3. Intervensi keperawatan

N NANDA NOC NIC

Setelah dilakukan perawatan Perawatan demam


1.Hipertermi
b/d proses selama 1x 24 jam Pantau suhu dan
tanda
penyakit temperature suhu dalam tanda vital lainnya
batas normal (360-370C) Monitor warna kulit dan

dengan kriteria hasil: suhu


Klien tidak Monitor asupan
menggigil dan
Tidak keluaran.
terjadi
peningkatan suhu Dorong konsumsi
cairan
tubuh Tutup pasien
dengan
TTV dalam selimut atau pakaian
batas
normal ( TD: 100- ringan tergantung pada
120/80 mmhg, N: 70- fase demam.
80 x/mnt, P: 16-20 Fasilitasi
x/mnt, SB: 36-370C) terapkan pembatasan

aktivitas

 Pantau komplikasi
komplikasi yang
demam.
berhubungan dengan
demam serta tanda
Tingkatkan sirkulasi
dangejala

kondisi penyebab
udara

 Beri obat /

cairan

intravena.

Manajemen cairan

 Jaga intake/asupan

cairan yang adekuat

 Monitor status hidrasi

 Monitor hasil

laboratorium yang

relevan dengan

retensi cairan.

 Berikan cairan dengan

tepat

 Dukung pasien dan

keluarga untuk

membantu dalam

pemberian makanan

dengan baik.

2. Nyeri akut Setelah dilakukan perawatan Manajemen nyeri

b/d agen selama 1x24 jam nyeri


 Lakukan pengkajian
cedera berkurang atau hilang dengan
nyeri komprehensif
biologis kriteria hasil:
yang meliputI lokasi,

 Mampu mengontrol karakteristik, durasi,

nyeri frekuensi,kualitas dan

 Melaporkan intensitas nyeri serta

bahwa nyeri faktor pencetus.

berkurang  Observasi reaksi

 Mampu mengenali nonverbal dari

nyeri(skala,intensitas ketidaknyamanan

frekuensi dan tanda  Berikan informasi

nyeri)
 Menyatakan rasa mengenai nyeri
nyaman setelah nyeri
 Kurangi faktor yang
berkurang
dapat mencetuskan

atau meningkatkan

nyeri

 Pilih dan

implementasikan

tindakan farmakologi

dan nonfarmakologi

untuk memfasilitasi

penurunan nyeri

 Ajarkan metode

farmakologi untuk

menurunkan

nyeri

 Berikan analgetik

untuk mengurangi

nyeri

 Evaluasi keefektifan

control nyeri

 Dukung istirahat/tidur

yang adekuat untuk

membantu

penurunan nyeri.

Pemberian analgesic

 Tentukan lokasi,

karakteristik,kualitas,

dan keparahan nyeri

sebelum mengobati

pasien

 Cek perintah

pengobatan

 Tentukan pilihan

obat analgesic

berdasarkan tipe dan

keparahan penyakit
 Kolaborasikan dengan

dokter.

3. Disfungsi Setelah dilakukan Konseling seksual


seksual b/d perawatan selama 2x24
 Bangun hubungan
gangguan jam klien menunjukkan
terapeutik
fungsi tubuh fungsi seksual meningkat
 Berikan privasi dan
dengan kriteria hasil:
 jaminan kesehatan
 Mengespresikan
 Tetapkan lamanya
kenyamanan dengan
konseling
tubuh
 Dorong pasien untuk
 Mengkomunikasikan
mengungkapkan
kenyamanan dengan
ketakutan dan untuk
pasangan.
bertanya mengenai
 Mengespresikan
fungsi seksual
minat seksual
 Kumpulkan riwayat

seksualitas pasien

 Monitor timbulnya

stress, kecemasan

dan depresi sebagai

kemungkinan

penyebab dari

disfungsi seksual

 Tentukan tingkat

pengetahuan pasien

mengenai seksual

secara umum

 Bantu pasien

mengespresikan

kesedihan dan

kemarahan mengenai

perubahan dalam
fungsi
tubuh
 Diskusikan efek

kesehatan dan

penyakit terhadap

seksualitas

 Libatkan pasangan

pasien pada saat

konseling

 Beri rujukan untuk

berkonsultasi pada

petugas tim

kesehatan lainnya

sesuai

kebutuhan

4. Ansietas b/d Setelah dilakukan Pengurangan kecemasan

perubahan perawatan selama 2x 24


 Kaji tanda verbal dan
status  jam tingkat kecemasan
nonverbal kecemasan
kesehatan berkurang dengan kriteria  Gunakan pendekatan
hasil: yang tenang dan

 Dapat beristirahat meyakinkan

 Perasaan tidak  Nyatakan dengan jelas

gelisah harapan terhadap

perilaku klien
 Menyampaikan rasa
 Berikan informasi
takut dan cemas
faktual terkait diagnosis,
secara lisan
perawatan dan
 Tidak mengalami
prognosis
gangguan tidur
 Berada di sisi klien
 TTV dalam batas untuk meningkatkan rasa
normal aman

 Dangarkan klien

 Dorong verbalisasi

perasaan

 Identifikasi pada

saat terjadi

perubahan
tingkat kecemasan

 Atur penggunaan obat

obat untuk mengurangi

kecemasan secara

tepat.

Tekhnik menenangkan

 Pertahankan sikap

yang tenang dan

hati-hati

 Pertahankan kontak

mata

 Kurangi stimuli

yang menciptakan

perasaan takut

maupun cemas

 Berada disisi klien

 Duduk dan

bicara dengan

klien

 Instruksikan klien

untuk menggunakan

metode

mengurangi

kecemasan (mis:

teknik bernafas

dalam)

 Berikan obat anti

kecemasan jika

di perluka
4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan


berdasarkan dari rencana atau intervensi keperawatan yang dibuat, tujuan melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi keperawatan agar kriteria hasil dapat
tercapai.
5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan


yang sudah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan

Anda mungkin juga menyukai