Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN TRAUMA

KEPALA
Kelompok 2

I Wayan Adi Sucipta (201901053)


Khofifah Sri Wahyuni (201901055)
M.Syahril (201901056)
Irmawati (201901054)
Moh. Ilham Fikrianto Ali (201901058)
Moh Fahmi S Lamohammad(201901057)
Mohammad Fauzan Baso (201901059)
VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
VISI STIKES WN PALU:
Menjadikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Nusantara Palu Menghasilkan Lulusan
yang Profesional Sesuai dengan Kompetensi
dan Bersaing secara Internasional ditahun 2026

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
A. Konsep Teori Trauma Kepala

1. Definisi
Cidera kepala atau trauma kepala yaitu adanya deformasi
berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada
tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi,
decelerasi) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi
oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan
penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada
kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada
tindakan pencegahan

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
2. Epidemiologi
Di Indonesia penyebab cedera kepala adalah pengguna
kendaraan bermotor roda dua terutama bagi yang tidak
menggunakan helm. Hal ini juga menjadi tantangan sulit
dikarenakan diantara mereka datang dari golongan ekonomi
menengah kebawah sehingga secara sosio ekonomi cukup sulit
untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
3. Etiologi
a.Cedera Akselerasi terjadi jika objek bergerak menghantam
kepala yang tidak bergerak, misalnya : alat pemukul
menghantam kepala atau peluru yang ditembakkan ke
kepala.
b.Cedera Deselerasi terjadi jika kepala yang bergerak
membentur obyek diam, seperti pada kasus jatuh atau
tabrakan mobil ketika kepala membentur kaca depan mobil.
c.Cedera Akselerasi-deselerasi sering terjadi dalam kasus
kecelakaan kendaraan bermotor dan episode kekerasan
fisik.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
4. Klasifikasi
a. Cedera Kepala Ringan (CKR) dengan GCS > 13, tidak
terdapat kelainan berdasarkan CT scan otak, tidak
memerlukan tindakan operasi, lama dirawat di rumah sakit
< 48 jam.
b. Cedera Kepala Sedang (CKS) dengan GCS 9-13,
ditemukan kelainan pada CT scan otak, memerlukan
tindakan operasi untuk lesi intrakranial, dirawat di rumah
sakit setidaknya 48 jam.
c. Cedera Kepala Berat (CKB) bila dalam waktu > 48 jam
setelah trauma, score GCS < 9 (George, 2009).

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
5. Manifestasi Klinis
a. Cedera Ringan, tanda dan gejalanya
1) Dapat menimbulkan hilang kesadaran
2) Periode konfusi (kebingungan) transien
3) Iritabilitas
b. Tanda – Tanda Progresitivitas
4) Perubahan status mental (misalnya anak sulit dibangunkan)
5) Timbul tanda-tanda neurologi lateral fokal dan perubahan
tanda-tanda vital yang tampak jelas
c. Cedera Berat, tanda dan gejalanya
6) Tanda-tanda peningkatan TIK
7) Paralisis ekstraokular (terutama saraf kranial VI)
8) Hemiparesis
VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
6. Komplikasi
a. Gejala sisa cedera kepala berat kepribadian).
b. Kebocoran cairan serebrospinal
c. Epilepsi pasca trauma
d. Hematom subdural kronik.

7. Pemeriksaan Penunjang
e. Foto polos tengkorak (skull X-ray)
f. Angiografi serebral
g. Pemeriksaan MRI
h. CT-Scan

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
8. Penatalaksanaan
a. Dexamethason/kalmetason sebagai pengobatan anti edema
serebral, dosis sesuai dengan berat ringannya trauma.
b. Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat) untuk
mengurangi vasodilatasi.
c. Pemberian analgetik.
d. Pembedahan

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
9. Konsep Triage Trauma Kepala
a.Prioritas Pertama (Merah)
Pasien cedera berat yang memerlukan penilaian cepat serta tindakan
medik dan transport segera untuk tetap hidup.
b. Prioritas kedua (Kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera yang kurang
berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat.
c. Prioritas ketiga (Hijau)
Pasien dengan cedera minor yang tidak membutuhkan stabilisasi
segera, memerlukan bantuan pertama sederhana namun memerlukan
penilaian ulang berkala
d. Prioritas nol (Hitam)
Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera
yang mematikan.
VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat Trauma Kepala
1.Pengkajian
a. Primary Survey
1) Airway dan Cervical control
2) Breathing dan Ventilation
3) Circulation dan Hemorrhage control
4) Disability
5) Exposure dan Environment control

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
b. Secondary Survey
1) Kepala 9) Integritas Ego
2) Leher 10) Makanan/cairan
3) Neurologis 11) Eliminasi
4) Dada 12) Neurosensori
5) Abdomen 13) Nyeri/kenyamanan
6) Pelvis dan ekstremitas 14) Pernafasan
7) Aktivitas/istirahat 15) Keamanan
8) Sirkulasi 16) Interaksi sosial

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
1. Diagnosa dan intervensi keperawatan
a. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
berhubungan dengan edema serebral, peningkatan tekanan
intra cranial
intervensinya
1.Monitor TIK
2.Manajemen edema cerebral
3.Monitor neurologi
4.Monitor TTV
5.Posisikan head up (30- 40 derajat)
6.Beri terapi O2 sesuai anjuran medis
7.Kolaborasi pemberian terapi medis

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kegagalan otot
pernafasan
intervensinya
1) Airway Management
2) Oxygen Therapy
3) Vital Sign Monitoring
4) Kolaborasi pemberian Therapy medis

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Hasil Penelitian
Judul Jurnal 1: Hubungan antara trauma kepala dengan fungsi kognitif pada usia dewasa
muda
Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian diperoleh karakteristik pasien mengenai usia, tingkat pendidikan,
tingkat cedera kepala dan fungsi kognitif. Pasien yang mengalami cedera kepala terbanyak
adalah usia 26-55 sebanyak 55.1%. Tingkat pendidikan yang terbanyak mengalami cedera
kepala adalah SMA-Perguruan tinggi 87.8%. Tingkat cedera kepala terbanyak adalah cedera
kepala ringan sebanyak 61.2% dan fungsi kognitif terbanyak adalah tidak normal berjumlah
51%. Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan dengan gangguan fungsi kognitif,
didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan SD-SMP yang mengalami gangguan fungsi
kognitif berjumlah 50%. Pasien cedera kepala dengan tingkat pendidikan SLTA-Perguruan
tinggi yang mengalami gangguan fungsi kognitif 51.2 %.

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Judul Jurnal 2 : Pengaruh Pemberian Oksigen Melalui Masker Sederhana dan Posisi Kepala
30º Terhadap Perubahan Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang Di RSUD
Ulin Banjarmasin 2015
Hasil Penelitian :
Pemberian oksigen dan mempertahankan posisi kepala tegak 30 0 pada pasien cedera
kepala dimaksudkan untuk membantu meningkatkan oksigenasi. Suplai oksigen penuh dapat
membantu pasien merasa lebih nyaman dan rileks, mengurangi intensitas sakit kepala dan
mencegah penurunan perfusi jaringan otak. Mengangkat kepala 30 derajat meningkatkan
drainase vena, perfusi serebral, dan menurunkan tekanan intrakranial.
Dari Hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon test didapat nilai p value 0,009
untuk nilai GCS sebelum dan nilai p value 0,009 untuk nilai GCS sesudah dilakukan
pemberian oksigen melalui masker sederhana dan posisi kepala 30° yang berarti nilai p
value < α (0,05) maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian
oksigen masker sederhana dan posisi kepala 30° terhadap perubahan tingkat kesadaran GCS.
VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026
Sekian dan terimakasih

VISI Program Studi NERS: Menjadikan Program Studi Pendidikan Ners Yang
Unggul Dalam Pengembangan Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Serta Berdaya Saing Nasional Pada Tahun 2026

Anda mungkin juga menyukai