Mean
Mean
Mean adalah angka rata-rata. Istilah mean akan tetap dipakai karena lazim digunakan dalam
statistic. Dari segi aritmetika, mean adalah jumlah nilai-nilai dibagai dengan jumlah individu.
Pernyataan ini dapat dipahami dari contoh sebagai berikut:
Ada tiga orang berpenghasilan 10, 15, dan 20rupiah tiap harinya. Rata-rata penghasilan mereka
adalah 15rupiah tiap harinya. Hal ini dapat dicari rata-ratanya dengan cara sebagai berikut.
10+ 15+20 45
Penghasilan rata-rata ¿ = = 15
3 3
Dari cara di atas dapat dikemukakan bahwa rumus Mean sebagai berikut:
X 1 + X 2 + X 3 … + X n−1 + X n
Mean ¿
N
Arti dari X 1 , X 2 , dan seterusnya adalah nilai-nilai individual, dan N adalah jumlah individu
dalam distribusi. Sehingga dituliskan rumus sebagai berikut.
M=
∑X
N
Simbol ∑ adalah huruf Yunani yang disebut “sigma” dan mempunyai arti jumlah.
Contoh: ada empat orang yang berpenghasilan 10 rupiah, seorang yang berpenghasilan 15 rupiah
dan seorang yang berpenghasilan 20 rupiah seharinya, maka Mean dari penghasilan mereka tidak
lagi 15 rupiah, melainkan 12.50 rupiah. Hal ini dapat dicari dengan tabel berikut.
Tabel 1.
Tabel untuk contoh mencari mena yang ditimbang.
Penghasilan (X) Frekuensi (f) fX
20 1 20
15 1 15
10 4 40
N=6 ∑fX = 75
Rumus mean yang ditimbang adalah sebagai berikut:
∑ fX
M =
N
75
= = 12,50
6
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rumus di atas sama dengan rumus mean pada
dasarnya. Mean yang ditimbang adalah mean yang memperhitungkan frekuensi tiap-tiap nilai
variabel. Selanjutnya yang dimaksud dengan mean adalah mean yang ditimbang.
Menghitung mean dari distribusi bergolong pada hakikatnya tidak berbeda dengan menghitung
mean dari distribusi tunggal. Rumus yang sudah dikemukakan berlaku sepenuhnya disini. Hanya
saja nilai X di sini tidak lagi mewakili nilai variabel individual, melainkan mewakili titik tengah
interval kelas. Di bawah ini adalah contoh menghitung mean dari distribusi bergolong.
M=
∑ fX =
18.599
=111,13
N 167
Dalam menghitung mean dari distribusi bergolong waktu kita sangat dihemat oleh penggunaan
rumus mean terkaan. Selain itu, juga tidak terlibat dalam angka-angka yang besar – besar, maka
kemungkinan membuat kekeliruan adalah sedikit sekali. Rumus dalam menghitung mean ini
sangat praktis.
Istilah terkaan jangan diartikan meraba-raba, sebab akhirnya kesalahan terkaan itu dikorelasi
kembali. Mean terkaan boleh juga disebut mean kerja, sebab mean terkaan itu digunakan untuk
pangkal bekerja. Langkah-langkah untuk menghitung mean terkaan adalah sebagai berikut
(Sutrisna. 2019:48)
M = MT + [ ]
∑ fx
N
i
Dengan mengisikan apa yang sudah diketahui ke dalam rumus, maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
M = MT + [∑ ]
N
fx
i
= 107 + [ ]
138
167
×5
= 107 + 0,826 × 5
= 107 + 4,13
= 111,13