Anda di halaman 1dari 17

ORGAN SARAF DAN MEKANISME KERJA SISTEM

KOORDINASI
Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu : Elfa Oprasmani, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
KELOMPOK 4

Nathania Cress (190384205008)


Okti Radianti (180384205013)
Septian Wedy Pratomo (180384205029)
Yurizka Ikhlima (190384205055)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha


penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah Statistika Pendidikan tentang Statistik Deskriptif.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih


banyak kekurangan baik itu dalam segi kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami sangat menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembacanya.

Tanjungpinang, 10 Desember 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3

A. Sistem Saraf..........................................................................................
B. Organ Sistem Saraf...............................................................................
C. Sistem Saraf Vertebrata........................................................................
D. Sistem Saraf Invertebrata
E. Mekanisme Kerja Sistem Koordinasi

BAB III PENUTUP......................................................................................... 29

A. Kesimpulan .......................................................................................... 24
B. Saran..................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 25

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Saraf

Sistem saraf adalah sistem organ pada hewan yang terdiri dari serabut saraf
yang tersusun atas sel- sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk aktifitas
motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh dan homeostatis
berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan palig rumit dan
paling penting karena terdiri dari jutaam sel saraf yang saling terhubung. Pada
tingatan paling sederhana, fungsi sistem saraf adalah untuk mengirimkan sinyal
dari saru sel ke sel lain atau dari saru bagian ke bagian tubuh yang lain. Sistem
saraf rawan terhadaplfungsi dalam berbagai cara sebagai hasil cacat gentetik,
kerusakan fisik akibat trauma, racun atau penuaan. Di dalam tubuh manusia
terdapat milyaran sel saraf yang membentuk sistem saraf yang tersusun dari
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

a. Sistem saraf pusat


1. Otak

Otak merupakan pusat pengaturan dari segala kegiatan manusia yang dilapisi
oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut
durameter, paling dalam disebut piamater dan yang paling tengah disebut

4
arachnoid. Diantara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang
berfungsi untuk mengurangi benturan atau guncangan. Peradangan yang terjadi
pada selaput ini dinamkan meningitis. Otak manusia dibagi menjadi tiga bagian
yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan sumsum tulang lanjutan.

2. Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang


belakang, mulai dari ruas- ruas tulang leher hingga ruas tulang pinggang ke dua.
Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput meninges. Fungsi sumsum
tulang belakang adalah untuk menghantarkan impuls dari dan ke otak serta
memberi kemungkinan jalan terpendek gerak refleks.

b. Sistem saraf tepi


1. Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis disebut juga sistem saraf sadar. Proses yang dipengaruhi
saraf sadar yaitu ketika kamu melihat sebuah bola di depan kamu dan secara sadar
kamu ingin menendang bola ke arah yang lebih jauh. Maka peristiwa itu
dilakukan saraf saraf tubuh secara sadar untuk menggerakkan organ tubuh.
Adapun sistem saraf somatis yang terdiri atas :

1) Saraf otak
2) Saraf sumsum tulang belakang

2. Sistem saraf autonom

Sistem saraf autonom merupakan bagian dari susunan saraf tepi yang
bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara otomatis. Sistem saraf autonom
mengendalikan kegiatan organ- organ dalam seperti otot perut, pembuluh drah,
jantung, dan alat- alat reproduksi. Berdasarkan fungsinya, sistem saraf autonom
terbagi menjadi dua yaitu :

1) Sistem saraf simpatik


2) Sistem saraf parasimpatik

5
B. Organ sistem saraf
C. Sistem saraf vertebrata
1. Piscess

Sistem saraf ikan terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak ikan terdiri aas
otak depan, otak tengah, otak kecil dan sumsum tulang lanjutan. Sistem saraf tepi
pada ikan terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf dari sumsum tulang
belakang. Otak depan berhubungan dengan saraf pencium dan hidung, sedangkan
otak tengah berhubungan dengan saraf penglihatan.

Bagian otak ikan yang paling berkembang baik adalah otak kecil. Otak kecil
berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan pusat pengaturan gerak otot- otot
ketika berenang. Keberadaan pusat keseimbangan dan pengaturan gerak inilah
yang memungkinkan ikan dapat bergerak cepat dalam air tanpa terganggu
keseimbangannya.

2. Amphibi

6
Sistem saraf hewan amphibi seperti katak terdiri dari sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi. Katak memiliki otak depan, otak tengah, dan otak belakang serta
sumsum tulang lanjutan yang membentuk suatu sistem saraf pusat. Sedangkan
serabut- serabut saraf yang berasal dari sela- sela ruas tulang belakang membentuk
suatu sistem saraf tepi. Ujung otak besar berhubungan dengan indra pencium.
Otak tengah berkembang cukup baik dan berhubungan dengan indra penglihatan.
Otak kecil membentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum tulang
lanjutan dan kurang berkembang dengan baik.

3. Reptilia

Sistem saraf reptilia terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Dibagian otak besar, lobus olfaktorius yang merupakan pusat pencium yang
berkembang dengan baik. sehingga indera penciuman lebih tajam. Perkembangan
otak tengaj reptilia terdesak oleh otak besar, otak tengah menjadi kurang
berkembang dengan baik sehingga indera penglihatan reptilia kurang tajam.

7
4. Aves

Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas
serabut-serabut saraf yang berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal
dari sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak
tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan.

Otak besar sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan
kanan dan belahan kiri.Permukaannya tidak berlipat-lipat sehingga tidak
menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada otak besar manusia.

Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat berkembang baik dengan
membentuk gelembung sehingga indra penglihat burung berkembang dengan
baik. Di permukaan otak kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung
sel-sel saraf lebih banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak kecil
menunjukkan pusat keseimbangan burung ketika terbang berkembang dengan
baik.

5. Mammalia

Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan, otak tengah, dan
otak belakang yang berkembang dengan baik. Selain itu, mamalia juga memiliki
sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang (sumsum spinal).Beberapa jenis
mamalia memiliki kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak hewan
tersebut mengalami perkembangan yang lebih menonjol. Kemampuan seperti itu

8
bermanfaat bagi hewan dalam mencari mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada
india penglihat dan indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang
sangat tajam, dan indra pencium anjing yang sangat tajam.

D. Sistem saraf invertebrate


1. Coelenterata

Ubur-ubur dan Hydra sp. belum memiliki sistem saraf. Sel- sel saraf ubur-
ubur dan Hydra sp. menyebar secara merata keseluruh tubuh dan berhubungan
satu dengan yang lain membentuk suatu anyaman.

Sel-sel saraf motorik berakhir pada serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik
berakhir pada permukaan tubuh. Hubungan sel-sel sarafdan otot memungkiiikan
hewan tersebut memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan dan luar tubuh,
seperti sentuhan, cahaya, dan keberadaan makanan.

2. Arthropoda

Salah satu contoh serangga adalah belalang. Hewan tersebut memiliki sistem
saraf tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada
belalang terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion
ruas badan.

9
Ganglion kepala merupakan dua buah ganglion terbesar yang terletak di
bagian kepala sebelah atas. Di dalam ganglion kepala ini terdapat saraf
penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan
berhubungan dengan ganglion kepala melalui dua buah serabut saraf yang
masing-masing terdapat di sebelah kanan dan sebelah kiri kerongkongan.
Ganglion bawah kerongkongan dihubungkan dengan ganglion ruas badan oleh
dua buah serabut saraf.

3. Platyhelminthes

Cacing pipih, misalnya planaria, memiliki susunan saraf berupa dua buab
ganglia di daerah kepala. Selanjutnya di setiap ganglion terdapat seberkas saraf
memanjang (longitudinal) ke bagian ekor. Tiap-tiap berkas saraf bercabang-
cabang lagi membentuk cabang-cabang yang lebih kecil sehingga dapat
menjangkau seluruh bagian tubuh.

4. Annelida

Cacing tanah memiliki sistem saraf yang terdiri atas ganglion kepala, ganglion
bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion kepala merupakan

10
kumpulan badan sel saraf, terletak di ujung depan tubuh pada ruas ketiga.
Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan terletak di bawah saluran
pencernaan.

Di antara ganglion kepala dan ganglion bawah kerongkongan terdapat dua


buah saraf penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion
ruas badan terdapat satu buah saraf penghubung. Selanjutnya, pada tiap-tiap ruas
tubuh terdapat ganglion yang membentuk cabang-cabang halus. Sistem saraf pada
ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh cacing
tanah.

5. Mollusca

System saraf kerang terdiri dari 3 pasang ganglion yang saling berhubungan:

•ganglion anterior terdapat di sebelah ventral lambung

•ganglion pedal terdapat pada kaki

•ganglion posterior terdapat disebelah ventral otot aduktor posterior.

6. Nemathelminthes

11
Struktur sistem saraf nemathelminthes berupa ganglion cerebral (dua
kelompok besar dari kumpulan sel saraf) dan truncus nervosus (berkas saraf kecil
longitudinal). Sistem sarafnya terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus.
Cincin saraf ini berhubungan dengan 6 saraf anterior dan beberapa saraf posterior.
Pada setiap sisi cincin saraf terdapat 6 ganglion saraf.

7. Echinodermata

Sistem saraf Echinodermata dikenal dengan saraf plexus, Echinodermata tidak


mempunyai otak dan hanya mempunyai cincin saraf pusat (ring nerves) serta
cabang saraf (radial nerves) yang menyebar pada lengan atau bagian tubuhnya
yang simetris radial tepatnya di bawah kulit mereka. Ini menyebabkan koordinasi
yang terjadi dapat berjalan lambat. Walaupun begitu, Echinodormata sensitif
terhadap sentuhan, cahaya, suhu, dan keadaan air di sekitarnya, karena pada
umumnya Echinodermata mempunyai kaki tabung pada tubuhnya yang
membantunya dalam gerak dan juga pada kelompok tertentu ditemukan suatu
bagian yang dinamakan eye spot. Eye spot berupa kumpulan ocelli yang
mengandung sel epitel berpigmen yang dapat merespon cahaya dan terdapat sel
sensori diantara itu.

E. Mekanisme kerja sistem koordinasi

Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem
organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk
menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menaggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsanga yang kita terima
melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan
rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di
dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil
koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh.

12
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem
endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena
sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh
hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem
sarafnya.

Sistem Koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh) berupa


penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan atau sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi pada
hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan sistem endokrin(hormon).

Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem saraf ini
tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-
beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya.
Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam
kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan)
antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel
lainnya yang berfungsi mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau
dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan
terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf terdiri dari jutaan
sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang
berupa rangsang atau tanggapan.

Sistem saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang.


1. Otak (ensefalon)
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu:
a. Otak besar (serebrum)
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai
dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian
korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area

13
sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur
gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang
menghubungkan area motor dan sensorik.
Otak dengan bagian-bagian penyusunnya
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang
mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat
pendengaran.
Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi
secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri
dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis
menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi
seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat
pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum sambung juga
mengatur gerak refleks yang lain.
2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap
yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut
tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang
belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat

14
badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari
sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor. Pada bagian putih
terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat
saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan
yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran
desenden.
Penampang melintang sumsum tulang belakang
Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar (sistem
saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh
otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak
antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.
Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang
keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar
dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori
2. Lima pasang saraf motor
3. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang
melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus
membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas
maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak
yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan
asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12
pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu
pasang saraf ekor.
2. Saraf Otonom

15
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun
dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem
ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang
kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal
ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion
disebut urat saraf post ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem
saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf
simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik
mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada
sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek,
sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari
keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan
beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
• mengecilkan pupil
• menstimulasi aliran ludah
• memperlambat denyut jantung
• membesarkan bronkus
• menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
• mengerutkan kantung kemih • memperbesar pupil
• menghambat aliran ludah
• mempercepat denyut jantung
• mengecilkan bronkus
• menghambat sekresi kelenjar pencernaan
• menghambat kontraksi kandung kemih

Struktur Sel Saraf


Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan

16
inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson
(neurit). Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan
akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson
biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Setiap neuron hanya
mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi
plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang
merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann
adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin.
Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah
melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus
mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls
Gbr.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai