DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU
Trisna Amelia, S.Pd, M.Pd.
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW karena atas berkat limpahan dari Rahmat- Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugasmata kuliah MIKROBIOLOGI yang
berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroba”. Dalam penyusunan tugas atau materi
dalam makalah ini, penulis sadar bahwa tidak sedikit hambatan yang dihadapi .Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dukungan, dari teman-teman dan juga dosen pengajar mata kuliah ini, sehingga kendala-
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Penulis memahami bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.Tetapi penulis sudah berusaha sebaik-baiknya
agar makalah ini dapat memperluas pengetahuan kita.
PENULIS
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................
A. KESIMPULAN ..............................................................................................
B. SARAN ..........................................................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tumbuh dalam pengertian umum diartikan sebagai bertambahnya ukuran, sedangkan
berkembang diartikan sebagai bertambahnya kuantitas. Oleh karena itu pertumbuhan dapat
ditunjukkan dengan adanya pertambahan.
Panjang, luas, volume, berat maupun kandungan tertentu, sedangkan berkembang
ditunjukan dengan bertambahnya jumlah individu dan terbentuknya alat reproduksi. Dengan
demikian dari segi ukuran, maka tumbuh merupakan proses dari pendek menjadi panjang,
dari sempit menjadi luas, darikosong menjadi berisi, dari ringan menjadi berat, sedangkan
berkembang adalah dari sedikit menjadi banyak. Kuantitas atau ukuran pertumbuhan
mikroorganisme dapat diukur dari
• segi pertambahan dimensi satu, misalnya: panjang, diameter, jari-jari, dan jumlah sel
• segi pertambahan dimensi dua, misalnya: luas, dan segi pertambahan dimensi tiga,
misalnya: volume, berat segar, berat kering.
• Selain tiga segi tersebut, pertumbuhan juga dapat diukur dari segi komponen seluler,
misalnya: RNA, DNA, dan protein dan
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan dari kurva pertumbuhan?
2. Apa factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba?
3. Bagaiman biofilmnya?
4. Bagaimana perkembangbiakan dan daur hidup mikroba?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui semua tentang “Pertumbuhan
dan Perkembangan Mikroba”.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan makalah ini untuk memberikan informasi bagi pembaca apa itu
”Pertumbuhan dan Perkembangan Mikroba”.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KURVA PERTUMBUHAN
Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan, dapat dihubungkan dengan
penambahan ukuran, jumlah bobot, massa dan banyak parameter lain dari suatu bentuk
hidup. Penambahan ukuran atau massa sel biasanya terjadi pada proses pendewasaan dan
perubahan ini pada umumnya bersifat sementara, kemudian dilanjutkan dengan proses
multiplikasi (perbanyakan) sel tersebut. Multiplikasi terjadi dengan cara pembelahan sel.
Istilah pertumbuhan yang umum digunakan pada bakteri atau mikrorganisme lain
mengacu pada perubahan di dalam sel (pertambahan total masa sel) dan bukan perubahan
individu organisme. Selama fase pertumbuhan seimbang (balance growth) pertambahan
masa sel bakteri berbanding lurus dengan pertambahan komponen selular yang lain
seperti DNA, RNA, dan protein. Karena itu maka mungkinlah untuk mengembangkan
pengukuran bagi pertumbuhan dengan berbagai cara.
Sebagaimana dijelaskan, cara reproduksi bakteri adalah melalui pembelahan biner
melintang, satu sel membelah diri, menghasilkan dua sel. Jadi jika dimulai dari sel
tunggal, maka populasi bertambah secara geometrik:
1 → 2 → 22 → 23 → 24 → 25 … . 2𝑛
Atau
1 → 2 → 4 → 8 → 16 → 32 ….
2n menunjukkan jumlah sel yang pada akhirnya dicapai di dalam populasi. Selang
waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk membelah diri atau untuk populasi menjadi dua
kali lipat dikenal sebagai waktu regenerasi. 2n menunjukkan jumlah sel yang pada
akhirnya dicapai di dalam populasi. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk
membelah diri atau untuk populasi menjadi dua kali lipat dikenal sebagai waktu
regenerasi. Tidak semua spesies bakteri mempunyai waktu generasi yang sama.
Andaikan satu bakteri tunggal diinokulisikan pada suatu medium dan memperbanyak diri
dengan laju dan konstan, maka populasi bakteri bertambah secara teratur, menjadi dua
kali lipat pada interval waktu tertentu (waktu generasi) selama inkubasi, fase
pertumbuhan ini disebut juga pertumbuhan seimbang. Di dalam koondisi nyata, bila kita
menginokulasi sejumlah tertentu sel pada suatu medium segar, lalu menentukan populasi
bakteri tersebut pada waktu-waktu tertentu selama masa inkubasi 24 jam dan memetakan
logaritma jumlah sel terhadap waktu, maka kita memperoleh kurva sebagai berikut.
𝑇
𝐺=
𝑏
3,3 𝐿𝑂𝐺 (𝐵 )
G = waktu generasi
T = selang waktu antara pengukuran jumllah sel di dalam populasi pada suatu saat dalam
fase log (B) dan kemudian lagi pada suatu titik waktu kemudian (b)
B = populasi awalb
b = populasi setelah waktu t
log = log 10
3,3 = faktor konversi log
Pada kenyataannya bahwa gambaran kurve pertumbuhan mikroorganisme tidak linear seperti
yang dijelaskan di atas jika faktor-faktor lingkungan yang menyertainya tidak memenuhi
persyaratan. Beberapa penyimpangan yang sering terjadi, misalnya : fase lag yang terlalu lama
karena faktor lingkungan kurang mendukung, tanpa fase lag karena pemindahan ke lingkungan
yang identik, fase eksponensial berulang-ulang karena medium kultur kontinyu, dan lain
sebagainya.
Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor biotik maupun
faktor abiotik. Faktor biotik ada yang dari dalam dan ada faktor biotik dari lingkungan. Faktor
biotik dari dalam menyangkut : bentuk mikroorganisme, sifat mikroorganisme terutama di
dalam kehidupannya apakah mempunyai respon yang tinggi atau rendah terhadap perubahan
lingkungan, kemampuan menyesuaikan diri (adaptasi). Faktor lingkungan biotik berhubungan
dengan keberadaan organisme lain didalam lingkungan hidup mikroorganisme yang
bersangkutan. Faktor abiotik meliputi susunan dan jumlah senyawa yang dibutuhkan di dalam
medium kultur, lingkungan fisik (suhu, kelembaban, cahaya), keberadaan senyawa-senyawa
lain yang dapat bersifat toksik, penghambat, atau pemacu, baik yang berasal dari lingkungaan
maupun yang dihasilkan sendiri.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROBA
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba adalah sebagai berikut.
1. suhu
Suhu adalah faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba, pembelahan
dan kelangsungan hidup. Suhu yang rendah biasanya memperlambat kegiatan sel,
suhu lebih tinggi meningkatkan taraf kegiatan sel. Tapi tiap mikroorganisme
memiliki batasan suhu terendah, tertinggi, batas-batas berhentinya tumbuh, dan suhu
optimum. Batasan suhu ini dinamakan suhu kardinal.
a. suhu pertumbuhan minimum
suhu terendah organisme masih dapat hidup dan tumbuh.
b. Suhu pertumbuhan optimum
Suhu yang diperlukan untuk multiplikasi dalam taraf yang tercepat. Untuk
kebanyakan mikroorganisme suhu optimum terjadi pada jangka suhu (bukan pada
suhu yang pasti)
c. Suhu perkembangan maksimum
Suhu tertinggi yang memungkinkan masih ada pertumbuhan. Seringkali kenaikan
sedikit saja dari suhu optimum mikroorganisme akan mati.
1. Pelekatan awal: mikrob melekat pada permukaan suatu benda dan dapat diperantarai
oleh fili (rambut halus sel) contohnya pada P.aeruginosa.
2. Pelekatan permanen: mikrob melekat dengan bantuan eksopolisakarida (EPS).
3. Maturasi I: proses pematangan biofilm tahap awal.
4. Maturasi II: proses pematangan biofilm tahap akhir, mikrob siap untuk menyebar.
5. Dispersi: Sebagian bakteri akan menyebar dan berkolonisasi di tempat lain.
Pemicu pembentukkan biofilm salah satunya adalah kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan atau mencekam. Contohnya adalah produksi EPS oleh Escherichia
coli berupa asam dan P. aeruginosa saat ketersediaan nutrisi menipis.
3. Qourum sensing
Selain keterbatasan nutrisi, faktor lain yang memicu pembentukan biofilm
adalah quorum sensing, yaitu mekanisme untuk memastikan jumlah sel mencukupi
sebelum suatu spesies melakukan respon biologi khusus. Jadi, setiap sel mikrob akan
menghasilkan molekul sinyal untuk berkomunikasi dengan sel yang lain, bila jumlah sel
mikrob tersebut cukup banyak, maka molekul sinyal terseut juga cukup banyak untuk
memicu pembentukkan biofilm oleh keseluruhan bakteri tersebut. Molekul-molekul sinyal
tersebut berbeda untuk tiap jenis mikrob dan memiliki peranannya masing-masing.] Berikut
ini adalah tabel daftar molekul sinyal yang berperan dalam quorum sensing untuk membentuk
biofilm dan akibatnya bila molekul sinyal tersebut tidak ada:
Berikut ini merupakan cara perkrmbangbikan mikroorganisme secara Aseksual dan Seksual.
a. Perekmbangan aseksual
Perkembangbiakan mikroorganisme dapat terjadi secara seksual dan aseksual yang paling
banyak terjadi adalah perkembangbiakan aseksual atau vegetatif. Reproduksi aseksual
tidak melibatkan pertukaran bahan genetik sehingga tidak terjadi variasi genetik, suatu
kerugian karena organisme tersebut menjadi terbatas kemampuannya dalam berespon dan
beradaptasi terhadap tekanan lingkungan. Macam-macam perkembangbiakan aseksual
adalah sebagai berikut.
1. Pembelahan biner (binary fission)
Yakni satu sel induk membelah menjadi dua sel anak. Kemudian masing-masing sel anak
membentuk dua sel anak lagi dan Pembelahan biner yang terjadi pada bakteri adalah
pembelahan biner suatu proses aseksual sederhana berupa pembelahan suatu sel bakteri
menjadi dua sel anak yang secara genetis identik. Kecepatan pembelahan biner bergantung
pada spesies yang bersangkutan dan keadaan lingkungan.
Dalam kondisi ideal (Mis. Bangsal rumah sakit yang hangat dan lembab), basil negatif-gram
tipikal misalnya E.coli akan membelah diri setiap 20 menit. Kuman lain, misalnya
M. tuberculosis, membelah dengan sangat lambat. Hasil uji laboratorium
untul E.coli tersedia dalam 24 jam, tapi diagnosis pasti tuberculosis mungkin belum selesai
setelah beberapa minggu. Namun pengobatan untuk tuberculosis dapat dimulai berdasarkan
temuan klinis uji lain, misalnya uji kulit, radiografi, dan adanya BTA di spesimen sputum.
yakni satu sel induk membelah menjadi lebih dari dua sel anak.
3. Perkuncupan (budding)
yakni pembentukan kuncup dimana tiap kuncup akan membesar seperti induknya.
Kemudian tumbuh kuncup baru dan seterusnya, sehingga akhirnya akan membentuk
semacam mata rantai.
4. Pembelahan tunas
yakni kombinasi antara pertunasan dan pembelahan. Biasanya terjadi pada khamir, misalnya
Saccharomyces cerevisiae. Sel induk akan membentuk tunas. Jika ukuran tunas hampir
sama besar dengan inangnya inti sel induk membelah menjadi dua dan terbentuk dinding
penyekat. Sel anak lalu melepaskan diri dari induk atau menempel pada induknya dan
membentuk tunas baru. Pada khamir terdapat berbagai bentuk pertunasan, yakni:
• Multilateral, tunas muncul di sekitar ujung sel, misal pada sel yang berbentuk
silinder dan oval (Saccharomyces).
• Pertunasan di setiap tempat pada permukaan sel yakni terjadi pada sel khamir
berbentuk bulat, misal Debaryomyces.
• Pertunasan polar, dimana tunas muncul hanya pada salah satu atau kedua ujung sel
yang memanjang, misal sel berbentuk lemon seperti Hanseniaspora dan
• Pertunasan triangular, yakni pertunasan yang terjadi pada ketiga ujung sel yang
memanjang seperti Trigonopsis.
• Pseudomiselium apabila tunas tidak lepas dari induknya.
Perkembangbiakan secara seksual, umumnya terjadi pada jamur dan mikro alga serta secara
terbatas terjadi pada bakteri dapat terjadi secara:
Reproduksi bakteri secara seksual atau generatif yaitu dengan pertukaran materi genetik
dengan bakteri lainnya. Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau
rekombinasi DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
• Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung melalui
kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel bakteri yang
berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
• Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya
dengan perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
• Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu gen saja dari satu
sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu: pertumbuhan
individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi. Pertumbuhan individu
diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan pertumbuhan populasi
diartikan sebagai bertambahnya
Kuantitas individu dalam suatu populasi atau bertambahnya ukuran koloni. Namun
demikian pertumbuhan mikroorganisme unisel (bersel tunggal) sulit diukur dari segi
pertambahan panjang, luas, volume, maupun berat, karena pertambahannya sangat
sedikit dan berlangsung sangat cepat (lebih cepat dari satuan waktu mengukurnya),
sehingga untuk mikroorganisme yang demikian satuan pertumbuhan sama dengan
satuan perkembangan.
B. SARAN
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita semua, terutama
bagi yang membacanya. Walaupun banyak kekurangan dan informasi yang kami dapat
mudah-mudahan bisa berguna dan bermanfaat bagi kita serta menambah ilmu kita dan
untuk makalah kedepannya agar lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gurupendidikan.co.id/mikroorganisme/
Campbell NA, Reece JB. 2003. Biologi Jilid 2. Ed. V. Terjemahan: Manalu W.
Jakarta:Erlangga. Hal 92
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012-
YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.pdf
Irianto, Koes. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 1. Bandung. Yrama Widya.
Irianto, Koes. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Bandung. Yrama Widya.