DOSEN PENGAMPU :
Dr.Hj.Nevrita, M.Pd.,S.Si
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan sayukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Administrasi dan
Manajemen Kurikulum Sekolah Menengah dan Pembelajaran” untuk
memenuhi tugas mata kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah. Dalam proses
penyusunan makalah ini tentunya ada hambatan yang kami hadapi. Namun berkat
dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak untuk semua dukungan yang telah diberikan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu
teman-teman sekalian. Kami menyadari makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan, untuk itu kami berharap saran dan kritikan yang
membangun agar pembuatan makalah selanjutnya jauh lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………….….……….2
Daftar Isi…………………………………………………………………………3
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………….4
Bab II Pembahasan……………………..……………………………………….6
3.1 Kesimpulan………………..……………………………………………19
Daftar Pustaka……………….…………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1. Aspek Hardware, yaitu meliputi sarana dan prasarana yang mendukung aspek
software. Sarana dan prasarananya memiliki aksesibilitas yang ramah pada
setiap peserta didik.
2. Aspek Software, yaitu meliputi kurikulum, silabus, dan perangkat penunjang
yang lain. Kurikulum yang digunakan pada sekolah inklusi adalah kurikulum
umum (reguler) yang disesuaikan atau dimodifikasi sesuai dengan kemampuan
awal dan karakteristik peserta didik. Modifikasi ini dapat dilakukan dengan cara
modifikasi alokasi waktu, materi atau isi, proses belajar mengajar atau
pembelajaran, sarana prasarana, lingkungan belajar, dan pengelolaan kelas.
3. Aspek Brainware, yaitu meliputi tenaga kependidikan, peserta didik, staf ahli,
psikolog, dan staf pendukung lainnya. Tenaga kependidikan atau guru di
sekolah inklusi yaitu guru kelas, guru mata pelajaran, dan guru pembimbing
khusus. Dalam perannya guru tidak berdiri sendiri, namun kerjasama dari
psikolog, dokter anak, bahkan orang tua peserta didik pun turut andil dalam
implementasi menuju sekolah iklusi yang lebih baik.
Jadwal pelajaran berguna untuk mengetahui apa yang akan diajarkan pada
suatu waktu dalam suatu kelas. Dari sudut pandang guru, jadwal pelajaran
merupakan pedoman di kelas dimana ia harus mengajar pada suatu waktu, dan
berapa lama ia harus berada di kelas tersebut, untuk kemudian harus pindah ke kelas
lain. Berdasarkan penjelasan tersebut, jadwa pelajaran sebenarnya merupakan
penjabaran dari seluruh program pengajaran di sekolah (Suryosubroto, 2010: 44).
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan jadwal pelajaran ditingkat
satuan pendidikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
1. Antara mata pelajaran satu dengan lainnya harus ada selingan agar tidak
menjemukan.
2. Durasi jam pelajaran jangan terlalu lama, untuk kelas I dan II SD satu jam
pelajaran 30 menit, kelas III-VI 40 menit, dan untuk sekolah lanjutan 45 menit.
Untuk satu mata pelajaran maksimal 2 jam pelajaran jika diberikan berurutan.
3. Tiap-tiap mata pelajaran dicarikan waktu yang sesuai, biasanya mata pelajaran
yang banyak membutuhkan daya pikir dijadwalkan pada jam permulaan. Perlu
diatur antara mata pelajaran yang memerlukan pemikiran yang banyak atau
sebaliknya. Jika memungkinkan, dalam satu hari tidak perlu diisi dengan mata
pelajaran kimia, fisika, matematika, atau biologi secara berurutan, apalagi
disertai dengan adanya mata pelajaran yang membutuhkan tenga lebih seperti
olahraga.
4. Harus disediakan waktu istirahat agar peserta didik tidak terlalu lelah.
5. Jangan sampai kegiatan disuatu kelas dapat mengganggu kegiatan di kelas
sebelahnya. Untuk itu, perlunya penempatan ruang kelas secara cermat,
sebelum membuat jadwal pelajaran sebaiknya dilakukan identifikasi materi dan
aktivitas dari tiap-tiap kelas dan mata pelajaran.
6. Untuk sekolah-sekolah yang memiliki kelas atau peserta didik yang sedikit
dapat digabung dan diberikan kegiatan yang sama, seperti olahraga dan
kesenian.
2) Teknik penilaian
Adapun model penilaian yang terdapat dalam kurikulum 2013 dapat berupa
penilaian berbasis tes dan non tes (portofolio), menilai proses dan output dengan
menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang
pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan. Dalam
peraturan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar penilaian
pendidikan disebutkan bahwa standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik. Setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik
harus dinilai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis
evaluasi yang digunakan. Selanjutnya pada bagian ke-2, disebutkan pula bahwa
penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan