Anda di halaman 1dari 22

WEBINAR : TANTANGAN PEMBUKTIAN DALAM PENANGANAN KASUS KARTEL

TANTANGAN PEMBUKTIAN EKONOMI


DALAM KASUS KARTEL

Kodrat Wibowo S.E.,Ph.D.


Komisioner KPPU
KARTEL DAN PENGAWASAN PERSAINGAN
01 USAHA

02 PEMBUKTIAN DALAM KASUS KARTEL

OPTIMASI PERAN KPPU DALAM


03 PENANGANAN KASUS KARTEL
Outline

TANTANGAN PEMBUKTIAN EKONOMI DALAM KASUS KARTEL


KARTEL DAN PENGAWASAN PERSAINGAN USAHA
Larangan Dalam UU No. 5 Tahun 1999

PERJANJIAN YANG
DILARANG
(PASAL 4-16) POSISI DOMINAN
• Oligopoli (PASAL 25-29)
• Penetapan Harga
• RPM • Posisi Dominan
• Pembagian Wilayah KEGIATAN YANG • Jabatan Rangkap
• Pemboikotan DILARANG
• Kartel • Kepemilikan
(PASAL 17-24)
• Trust • Monopoli Saham
• Oligopsoni • Monopsoni • Penggabungan,
• Integrasi Vertikal • Diskriminasi Peleburan dan
• Perjanjian Tertutup • Jual Rugi
• Perjanjian dgn Pihak LN Pengambilalihan
• Persekongkolan
KARTEL
Kartel adalah kerjasama sejumlah perusahaan yang bersaing untuk
mengkoordinasikan kegiatannya sehingga dapat mengendalikan jumlah
produksi dan harga suatu barang dan atau jasa untuk memperoleh
keuntungan diatas tingkat keuntungan yang wajar.

Bentuk kerjasama:

Penetapan Pembagian
Pengendalian Harga Konsumen Persekongkolan
Produksi (Price Fixing) Pembagian Pembagian
(Costumer Tender
(production Wilayah Pangsa Pasar (Bid Rigging)
Allocation)
control) (Territorial (Market Share
Allocation) Allocation)
Pasal Yang Berkaitan Dengan KARTEL
Dalam UU No. 5/1999

PERJANJIAN YANG PERBUATAN YANG


DILARANG DILARANG
Penetapan Pembagian
Harga Wilayah Persekongkolan
(Pasal 5 & 7) (Pasal 9) (Pasal 22 & 24)

Boikot Kartel
(Pasal 10) (Pasal 11)

Trust
(Pasal 12)
Dampak Kartel
Kerugian Bagi Kerugian Bagi
Perekonomian Konsumen

Inefisiensi Harga tinggi


Produksi
Inefisiensi alokasi Ketersediaan
pasokan terbatas
Menghambat
inovasi MENURUNKAN
Tidak ada pilihan

Menghambat
DAYA SAING
masuknya
investasi
PEREKONOMIAN
NASIONAL !!!
PEMBUKTIAN DALAM KASUS KARTEL
PUTUSAN PERKARA KPPU (2000 – 2020)
Total: 351 Putusan

PENANGANAN KASUS KARTEL (NON-


TENDER) DAN KASUS LAINNYA PERKARA KARTEL

Dikuatkan di Tingkat Kasasi dan


36 PK  9 Kasus

Kalah di Tingkat Kasasi dan PK


 6 Kasus
315
Tidak mengajukan keberatan dan
dalam proses keberatan  22
kasus
Kartel Non Kartel
Hal-hal yang Menjadi Perhatian
dalam Menangani Kasus Kartel

Penerapan
Alat Bukti
Pendekatan
 Perse Illegal
Minimal 2
 Rule Of
Alat Bukti
Reason
Pendekatan Dalam Perkara
Persaingan Usaha
Pembuktian Kasus Persaingan Oleh KPPU

ALAT BUKTI Keterangan Pelaku Usaha


SEBAGAIMAN
Keterangan
Saksi
A DIATUR
DALAM Petunjuk
PASAL 42
Keterangan Ahli UU NO 5 /
1999

Surat dan atau Dokumen


Pembuktian Kasus Kartel di KPPU
Alat Bukti Yang Digunakan dalam pembuktian kasus kartel:

• Bukti Langsung (Direct Evidence);


• Bukti Tidak Langsung (Indirect Evidence/Circumstantial
Evidence)
Tantangan
Bukti KEWENANGAN
Untuk KPPU

Memperoleh
Langsung
Bukti langsung adalah bukti yang menunjukkan adanya
pertemuan atau komunikasi antar pelaku usaha serta
menggambarkan isi dari perjanjian antar pelaku usaha
baik dalam bentuk :
• Dokumen (baik dalam bentuk cetakan maupun elektronik) yang
menunjukkan isi perjanjian/kontrak serta para pihak dalam
perjanjian tersebut; dan
• Pernyataan lisan maupun tertulis oleh para pelaku usaha kartel
yang menggambarkan pelaksanaan dari kartel tersebut
Kekuatan
Bukti Tidak Langsung
(Circumstantial Evidence) Dalam
Pembuktian

Bukti Komunikasi
Bukti komunikasi adalah bukti bahwa pelaku kartel bertemu atau berkomunikasi, tetapi
tidak menggambarkan substansi komunikasi mereka. Ini termasuk, misalnya, catatan
percakapan telepon di antara para pelaku kartel yang dicurigai, tentang perjalanan
mereka ke satu tempat dengan tujuan dan catatan atau catatan pertemuan di mana
mereka berpartisipasi. Komunikasi bukti bisa sangat membuktikan kesepakatan. Hampir
semua kasus kartel dijelaskan secara tidak langsung oleh bukti komunikasi antar pelaku.
https://www.oecd.org/daf/competition/prosecutionandlawenforcement/37391162.pdf
Bukti Ekonomi
• Bukti struktural
• Bukti perilaku
BUKTI EKONOMI (revisit)
• Bukti Perilaku seperti perilaku paralel oleh para pelaku kartel yang dicurigai: (i) pola kenaikan
harga simultan dan identik, (ii) pola strategi penawaran yang berbarengan dan tentu
mencurigakan . Bisa juga termasuk bukti (iii) praktik fasilitasi, meskipun perilaku itu juga dapat
dikategorikan sebagai "Bukti komunikasi semu".
• Bukti struktural mencakup bukti terkait (i) tingkat konsentrasi, (ii) ukuran perusahaan, (iii)
homogenitas produk, (iv) kontak multi-pasar, (v) persediaan & pasar, (vi) kapasitas produksi,
(vii) keterkaitan kepemilikan dan manajemen, (viii) kemudahan masuk pasar, (ix) karakter
permintaan, dan (x) kekuatan tawar pembeli).
• Bukti Struktural, dianggap lebih penting. Bukti ekonomi harus dievaluasi dengan cermat. Bukti
harus mampu menolak hipotesis bahwa pelaku pasar bertindak secara mandiri/independen
demi kepentingan diri mereka sendiri. Penggunaan game theory permainan, biasanya
digunakan sebagai metode penilaian ini Tetapi lebih jauh, bukti ekonomi dapat memainkan
peran peran penting dalam tahap awal investigasi kartel. Analisis yang tepat terhadap
pembuktian ekonomi dapat memberikan dasar kuat untuk memutuskan apakah suatu kasus
indikasi kartel layak diperkarakan.
• Pada Praktiknya pemenuhan satu komponen bukti di tiap jenis dianggap cukup, sehingga
komponen lain dalam kategori yg sama akan dianggap Plus Factors
Kedudukan Bukti Ekonomi
Dalam Kasus Kartel

• Penggunaan bukti ekonomi, bukti komunikasi


bersama-sama dengan alat bukti langsung lain
• Mengacu ke Pasal 42 UU Nomor 5 Tahun 1999

Pemenuhan
minimal 2 alat bukti

• Sebagai salah satu bukti pendukung


Plus Factors • Tidak dapat digunakan sebagai satu-
satunya alat bukti
Circumstantial evidence can be difficult to interpret,
however. Economic evidence especially can be
ambiguous, consistent with either concerted or
independent action.

(OECD, “Prosecuting Cartels without Direct


Evidence of Agreement”, Policy Brief, 2007)

The circumstantial better practice is to consider


evidence in a case as a whole, giving it cumulative
effect, rather than on an item-by-item basis, and to
subject economic evidence to careful economic analysis.
Tahap Analisa Ekonomi

• Pembuktian apakah kesepakatan


Analisis kartel memang terbukti terjadi di
pasar bersangkutan.
Struktural Menggunakan
Tools
• Untuk membuktikan apakah
Analisis perilaku di pasar bersangkutan Ekonomi
konsisten dengan perilaku kartel
Perilaku dan bukan perlaku bersaing.
OPTIMASI PERAN KPPU DALAM PENANGANAN
KASUS KARTEL
Optimasi peran KPPU dalam
Penanganan Kasus Kartel
Amandemen UU No. 5/1999
• Liniency Program
• Penegasan bahwa bukti
ekonomi dan komunikasi
sebagai alat bukti Advokasi kepada
• Memperluas kewenangan
KPPU
pelaku usaha
melalui program
kepatuhan

Menyampaikan saran kepada


Memperkuat
Pemerintah terkait regulasi analisis dampak
pemerintah yang berpotensi perilaku kartel
memfasilitasi kartel

Anda mungkin juga menyukai