“SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE”
Disusun oleh :
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan diharapkan mampu menetapkan kadar suatu senyawa menggunakan alat
spectrofotometri Visible dengan tahapan analisa data yang bener.
2. Mampu menetapkan kadar senyawa obat berdasarkan metode spektrofotometri.
3. Mengetahui dan memahami bahwa senyawa obat, dapat ditetapkan kadarnya lebih dari
satu metode.
B. LATARBELAKANG
Spektrofotometri adalah metode pengukuran konsentrasi suatu zat berdasarkan
besarnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia sebagai fungsi dari panjang
gelombang radiasi zat tersebut. Benda bercahaya seperti matahari atau suatu bohlam
listrik memancarkan spektrum yang lebar yang terdiri dari panjang gelombang. Panjang
gelombang yang dikaitkan dengan cahaya tampak itu mampu mempengaruhi selaput
pelangi mata manusia dan karenanya menimbulkan kesan subjektif yang diterjemahkan
oleh otak sebagai sebuah warna tampak. Namun banyak radiasi yang dipancarkan oleh
benda panas terletak diluar daerah kepekaan mata yaitu daerah ultraviolet dan
inframerah, dari spektrum yang terleak di kiri dan di kanan daerah tampak spektrum
elektromagnetik. Dalam daerah tampak spektrum itu dapat mengkorelasikan panjang
gelombang cahaya yang mengenai mata dengan indera subjektif mengenai warna seperti
diuraikan. Secara umum spektrofotometri dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
spektrofotometer ultraviolet, spektrofotometer sinar tampak, spektrofotometer infra
merah, dan spektrofotometer srapan atom.
Penyerapan sinar UV-Vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsional atau gugus
kromofor yang mengandung elektron valensi dengan tingkat eksutasi rendah. Tiga jenis
elektron yang terlibat adalah sigma, phi, dan elektron bebas. Kromofor- kromofor
organik seperto karbonil, alkena, azo, nitrat, dan karboksil mampu menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak. Panjang gelombang maksimumnya dapat berubah sesuai
dengan pelarut yang digunakan. Auksokrom adalah gugus fungsional yang mempunyai
elektron bebas nseperti hidroksil, metoksi, dan amina. Terkaitnya gugus kromofor akan
mengakibatkan pergeseran pita absorpsi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar
dan disertai dengan peningkatan intensitas (Hart 2003). Ketika cahaya melewati suatu
larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah cahaya
ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering.
2
Mekanisme Kerja Spektrofotometer
Alat spektrophotometer mengukur serapan sinar yang kontinyu melalui sampel
bahan kimia baik berupa senyawa maupun berupa atom. Tergantung jenis sinar yang
dideteksi, dikenal spektrophotometer sinar tunggal yang dipakai untuk kawasan spektrum
ultravioletdan cahaya tampak (uv-visible), juga dikenal spektrophotometer sinar ganda
yang dapat mendeteksi sampai kawasan spektrum inframerah (Sari, 2010).
Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang berdasarkan interaksi
energi dengan materi. Alat untuk analisis secara spektrofotometri disebut
Spektrofotometer, yang dapat digunakan untuk menganalisa suatu senyawa secara
kuantitatif maupun kualitatif. Metode analisis yang umum digunakan adalah dengan
spektrofotometer UV-Vis (Mulja dan Suharman dalam Suharmanto dan Fredy, 2013).
Adapun menurut Yanlinastuti, dkk. (2011), spektrofotometer UV-Vis adalah alat
untuk analisa unsur-unsur berkadar rendah secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Penentuan secara kualitatif berdasarkan puncak-puncak yang dihasilkan pada spektrum
suatu unsur tertentu pada panjang gelombang tertentu, sedangkan penentuan secara
kuantitatif berdasarkan nilai absorbansi yang dihasilkan dari spektrum senyawa kompleks
unsur yang dianalisa dengan pengompleks yang sesuai.
Sumber radiasi elektromagnetik dalam spektrofotometer akan melewati sampel
yang berada pada kuvet. Metode yang digunakan merupakan metode in-vitro di mana
sampel harus dimasukkan kedalam tempat sampel (kuvet). Dalam beberapa kasus analisis
in-vitro tidak bisa dilakukan karena harus dilakukan analisis secara langsung dan ada
beberapa sampel akan berubah ketika dimasukkan kuvet. Apabila tidak bisa dilakukan
analisis secara in-vitro maka harus dilakukan secara in-situ, yang berarti alat yang
digunakan dimasukkan ke dalam larutan yang dianalisis (Suharmanto dan Fredy, 2013).
Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi elektromagnetik
(REM) dengan molekul. REM merupakan bentuk energi radiasi yang mempunyai sifat
gelombang dan partikel. Karena bersifat sebagai gelombang maka beberapa parameter
perlu diketahui, misalnya panjang gelombang, frekuensi, bilangan gelombang dan
serapan.REM mempunyai vektor listrik dan vektor magnit yang bergetar dalam bidang
yang tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus satu sama lain dan tegak
lurus pada arah perambatan radiasi (Harmita, 2006).
3
BAB II
PROSEDUR KERJA
4
Larutan yang diperoleh adalah larutan baku asam salisilat
5
2. Penetapan kurva baku asam salisilat
Pipet untuk 5 labu ukur, larutan baku berturut-tururt sebanyak 0,1 ml, 0,2
ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 ml dan dimauskan pada masing-masing
labu 10,0 ml
6
3. Penetapan kadar sampai tablet XonCe
7
BAB III
HASIL PERHITUNGAN
3. M = gr/mr x 1000/v
gr 1000
0,1= x
40 5 ml
= 2 gr
8
2. Konsentrasi 0,2 ml
0,2 ml x 1600 ppm = 10 ml x C2
1600 ppm x 0,02 ml
C 2=
10 ml
C2 = 32 ppm
3. Konsentrasi 0,3 ml
0,3 ml x 1600 ppm = 10 ml x C2
1600 ppm x 0,03 ml
C 2=
10 ml
C2 = 48 ppm
4. Konsentrasi 0,4 ml
0,4 ml x 1600 ppm = 10 ml x C2
1600 ppm x 0,04 ml
C 2=
10 ml
C2 = 64 ppm
5. Konsentrasi 0,5 ml
0,5 ml x 1600 ppm = 10 ml x C2
1600 ppm x 0,05 ml
C 2=
10 ml
C2 = 80 ppm
9
B. Kurva Baku Asam Salisilat
Absorbansi
C. PERHITUNGAN FeCl3
Diketahui :
Mr = 162,5
Mr = 0,02M
Ditanya : gr FeCl3?
gr 1000
Penyelesain : M = X
mr v
gr 1000
¿ x =0,0325 gr
162,5 10
gr 1000
M= x
mr v
0,16 1000
M= X
180 100 ml
M=0,0088
= 2,079
2. Abrobansi 0,310
y = 0,1008x + 0,1094
0,310 = 0,1008x + 0,1094
0,310−0,1094
x = 0,1008
= 1,990
3. Abrobansi 0,312
y = 0,1008x + 0,1094
0,312 = 0,1008x + 0,1094
0,312−0,1094
x = 0,1008
= 2,009
11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Hasil dari praktikum menunjukan bahw anilai konsentrasi sesusai dengan data
kelompok, nilai kurva baku didapatkan y= 0,1008x+0,1096, pada kadar sampel
0,319 didapatkan nilai konsentrasi sebesar 2,079 ppm; pada kadar sempel 0,310
didapatkan nilai konsentrasi 1,990 ppm; pada kadar sampel 0,312 didapatkan
konsentrasi sampel sebesar 2,009 ppm. Semakin tinggi panjang gelombang yang di
gunakan untuk mengukur sampel, maka semakin tinggi pula nilai absorbennya.
Semakin tinggi nilai pengenceran ppm, semakin besar nilai absorbennya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14