Obat kemoterapi menghasilkan pemusnahan sel fraksional; yaitu , terjadi kematian pada sebagian sel
tumor (bukan angka absolut) pada setiap kali terapi. Sebagian besar regimen kemoterapi yang
digunakan untuk leukemia akut mungkin mampu memusnahkan sel 3 sampai 5 log, yang menghasilkan
eliminasi 99,9 sampai 99,999 persen sel leukemia.
- Kemoterapi penginduksi remisi yang melibatkan kemoterapi sistemik intensif dengan tujuan
mengurangi massa sel leukemik di bawah tingkat deteksi klinis. Bila massa sel leukemik lebih rendah
daripada 109 sampai 1010 sel, leukemia tidak lagi dapat dideteksi dalam darah atau sumsum tulang, dan
pasien tampak mengalami remisi sempurna (pengobatan). Kriteria klinis untuk remisi sempurna adalah
(1) bias (simpangan) di sumsum tulang kurang dari 5% dan tidak adanya sel leukemik di darah tepi. (2)
pemulihan hitung darah tepi normal, dan (3) tidak adanya temuan fisik yang berkaitan dengan
keterlibatan leukemia ekstrameduler (jika terdapat kelainan pada sumsum tulang, hematopoiesis
terjadi di hati dan spleen) .
Namun, bila tidak lagi diberikan pengobatan, sel leukemik residual akan berkembang dan menyebabkan
kekambuhan. Setelah remisi tercapai, harus diberikan kemoterapi sistemik tambahan untuk lebih
menurunkan massa sel leukemia dan, yang ideal, meradikasi (pemusnahan total) leukemia. Kemoterapi
intensif yang diberikan segera setelah induksi remisi disebut sebagai pengobatan intensifikasi dini atau
konsolidasi.
- Terapi konsolidasi atau pasca-induksi diberikan untuk mencegah kekambuhan dan eradikasi minimal
residual leukemia dalam sumsum tulang. Secara umum, terdapat 2 strategi utama terapi ini, yaitu
kemoterapi dan transplantasi sel punca hematopoietik.
- Kemoterapi dengan dosis lebih rendah yang dilanjutkan selama beberapa tahun disebut sebagai
pengobatan pemeliharaan (maintenance therapy). Mungkin diperlukan radiasi atau kemoterapi lokal
untuk tempat yang sering mengalami kekambuhan (sanctuary sites=refers to area where the leukemia
cells are protected from the systemic chemoteraphy), misalnya SSP, karena terapi sistemik mungkin
tidak dapat meradikasi penyakit di tempat ini.
Edukasi
Sumber :
Jurnal Perkembangan Terapi Leukemia Mieloid Akut . Yuliana Dokter Umum di RS Siloam Balikpapan,
Balikpapan, Indonesia