Anda di halaman 1dari 9

KURANGNYA RASA TOLERANSI PADA GENERASI

MILENIAL

Disusun oleh:
Okta Priza Nurlaily
Rizkha Dhea Anandha
Reisya Camellia Azzahra

Guru Pembimbing:
Wiwik Eko P, S.Pd.,M.M

SMA NEGERI 1 BELITANG


OGAN KOMERING ULU TIMUR
SUMATERA SELATAN
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sikap toleransi tidaklah memiliki Batasan waktu, tempat dan dengan siapa saja kita
melakukan toleransi. Sikap toleransi tidak hanya ketika kita mengedepankan etika dalam
menghargai ras, agama, budaya, suku, dan golongan orang lain tetapi juga dapat menghargai
berbagai pendapat aupun pemikiran dari orang-orang disekitar kita.
Pemahaman mengenai toleransi dan juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di
zona generasi milenial sekarang ini yang merupakan agen dari sebuah perubahan yang
tentunya perlu disikapi dengan serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman
dan penerapan tolerasi tersebut tentunya perlu dan harus diterapkan pada generasi milenial
saat ini.
Mengenai generasi milenial kelahirannya selalu dikaitkan dengan kemajuan teknologi,
generasi tang lahir saat kecanggihan teknologi yang ada dan berkembang pesat dikalangan
masyarakat mulai dari segi Pendidikan, moral, budaya, dan cara mereka bersosialisasi di
kalangan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas beberapa rumusan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa penyebab memudarnya nilai toleransi dikalangan milenial saat ini?
2. Bagaimana generasi milenial menyikapi makna toleransi yang harus dilakukan?
3. Bagaimana sikap dari generasi milenial dalam meyikapi perbedaan yang dimiliki bangsa
Indonesia?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan penyebab memudarnya nilai toleransi dikalangan milenial.
2. Mendeskripsikan sikap milenial terhadap memaknai arti toleransi yang harus dilakukan.
3. Mendeskripsikan sikap dalam menyikapi perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
BAB 2
ISI

Generasi milenial di Indonesia berkisar 32 persen dari keseluruhan populasi penduduk


Indonesia. Memudarnya nilai toleransi dikalangan milenial menjadi momok yang berbahaya
terhadap pengaruh ketentraman hidup di masa kini. Seperti yang diketahui pada kondisi saat
ini, negara Indonesia memiliki penduduk yang pluralistic dari berbagai suku, bangsa, ras,
bahasa, agama, dan lain-lain. Menyikapi hal tersebut perlu dilakukan pemupukan terhadap
siap saling menghargai dan menghormati satu sama lain sesuai dengan surah Al-Hujurat ayat
13, bahwa allah menciptakan manusia dari jenis laki-laki dan perempuan yang kemudian
menjadikanmu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku yang tujuannya untuk saling mengenal.
Berdarkan ayat tersebut allah menciptakan manusia beragam-ragam dengan tujuan bukan
untuk saling terpecah-belah melainkan untuk saling mengenal, bersilahturahmi,
berkomunikasi, saling memberi dan saling menerima dari perbedaan. Sebagai generasi yang
merupakan agen perubahan diharapkan dapat mengedepankan suri teladan dalam segala hal
sehingga dapat mewujudkan kehidupan yang lebih baik berdasarkan Amanah dalam UUD
1945 dan NKRI. Dalam mewujudkan impian suatu bangsa maka tidak lepas perlu menumbuh
kembangkan nilai toleransi di kalangan milenial.
Berbicara toleransitidak lepas dari definisi bahwa toleransi adalah sifat dan sikap
toleran yang biasanya ditunjukkan untuk menghormati adanya perbedaan pendapat,
agama, ras, dan budaya pada setiap orang atau kelompok ( KBBI). Sikap toleransi
dapat menghindariterjadinya diskriminasi, walaupun banyak kelompokatau golongan
yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Toleransi merupakan kunci
perdamaian yang patut dijaga, berbagai budaya disetiap wilayah memiliki keragaman
dan keunikan yang berbeda satu sama lain, serta perbedaan keyakinan, ras, warna
kulit, menjadi ciri khas yang patut dibanggakandikancah dunia. Toleransi menurut
salah satu pakar Michael Wazler berpendapatjika toleransi adalah sikap keniscayaan
yang harus ada didalam kehidupan bermasyarakat. Ini artinya sikap toleransi adalah
sikap dasaryang harus dimiliki oleh setiap anggota masyarakat. Jika ada anggota
masyarakat yang tidak menjunjung tinggi nilai toleransi, maka tatanan masyarakat
tersebut akan rusak. Hal ini bisa dikatakan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan,
banyak sekali konflik di masyarakat akibat kurangnya rasa toleransi. Apalagi dalam
situasi sekar nilai- nilai toleransi sudah memudar terutama dikalangan milenial yang
lebih mengedepannkan segala sesuatunya dengan egonya , dan ini yang memicu
sehingga generasi milineal mudah terpancing dengan pernyataan dan statmant yang
belum jelas. Dari berbagai pendapat mengenai persepsi toleransi yang dikemukakan
oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa toleransi merupakan sebuah sikap untuk
menghargai dan menghormati setiap orang yang memiliki perbedaan pandangan,
pendapat, keyakinan, kepercayaan, termasuk juga perbedaan agama, ras dan budaya
dengan diri sendiri, karena mereka semua memiliki hak untuk diperlakukan sama
dengan setiap orang.
Toleransi sebagai sebuah sikap yang positif tentu saja memiliki banyak
manfaat.jika setiap orang memiliki sikap toleran yang tinggi tentu dalam kehidupan ini
akan terhindar dari berbaagai kekerasan dan deskriminasi salah satu pihak atas nama
identitas, selain itu yang perlu diketahui dan harus ditanamkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegaraterutama dikalangan generasi milenial.
Nilai toleransi memiliki manfaat yang luar biasa yang perlu dikembangkan
dalam kehidupan karana Allah menciptakan manusia yang memiliki latar belakang
yang berbeda dan perbedaan ini merupakan alamiah yang tidak bisa dipungkiri,
diantara manfaat toleransi dalam kehidupan manusia yang pluralistic
1. Menguatkan sikap nasionaisme
Toleransi bisa menunjukkan seberapa besar rasa nasionalisme dikalngan generasi
milineal yang merupakan agen perubahanyang tentunya harus menumbuhkan rasa cinta
yang tinggi pula terhadap tanah airnya. Adanya sikap toleranmaka akan timbul rasa
nasionalismepada diri sendiridan akan semakin cinta tanah airnya dengan keragaman
yang dimiliki bangsa Indonesia.
2. Menciptakan keharmonisan dan kedamaian
Dengan ditanamkan sikap toleran dalam kehidupan akan menumbuhkan kedamaian,
sikap ini akan mampu menahan dirinya untuk tidak memaksakan pendapat pribadi
kepada orang lain. Sehingga keharmonisanpun akan tetap terjaga, karena mereka bisa
saling memahami satu sama lain. Dengan begitu kedamaianpun akan tercipta karena
memahami latar belakang dari perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara dan merupakan hal yang wajar dan alamiyah yang
tidapat dipungkiri.
3. Meningkatkan rasa Persaudaraan
Persaudaraan merupakankunci sukses dalam menciptakan dan melestaarikan tata
kehidupan masyarakatyang baik, terhormat, dan bermartabat. Dengan sikap toleransi
yang dimiliki seseorang akan meningkatkan rasa persaudaraan , akan timbul rasa kasih
sayang kepada sesame meski memiliki perbedaan, apalagi bangsa Indonesia merupakan
negara yang majemuk penduduknya. Sesuai dengan al-qur’an surat al-Hujurat ayat 10
penjelasan ayat ini Allah menegaskan bahwa walaupun orang- orang mukmin itu
berbeda-beda bangsa,etnis, Bahasa, warna kulit, dan adat kebiasaannya serta stratifikasi
sosialnya. Penjelasan dari para ulama bahwa persaudaraan atau ukhuwah terdiri dari
ukhuwah Islamiyah, ukhuwah diniyah , ukhuwah basariyah dan ukhuwah wathoniyah.
4. Ukhuwah basariah ( persaudaraan dengan manusia) dengan tidak melihat latar belakang
perbedaan, begitu juga dengan ukhuwah wathoniyah.
Toleransi merupakan sikap yang menghargai dan memperbolehkan suatu pendapat yang
berbeda serta seseorang harus menghargai pendapat tersebut, dalam hal ini ditegaskan
bahwa setiap individu memiliki pandangan yang berbeda- beda. Islam mengajarkan
kepada kita untuk menghormati dan menghargai agama lain sebagai landasan dalam
alqur’an dan hadits. Salah satu penerapan sikap toleransi dalam kehidupan beragama
islam sudah mengajarkan di dalam Qs al-Kafirun ayat 1 sampai 6 secara tegas dan jela.
Batasan toleransi dalam beragama, dalam kehidupan negara yang bermajemuk dengan
agama tentunya sikap toleransi menjadikan karakter yang harus di tanamkan oleh
bangsa ini apalagi dikalangan generasi milineal yang rentan dengan perpecahan .

Berbicara terkait era milenial, milenials merupakan istilah populer atau yang
sering kita sebut ABG (Anak Baru Gede). Menariknya generasi yang satu ini selalu
dianggap spesial dan berbeda dari generasi yang lain atau sebelumnya. Kelahiran
mereka selalu dikaitkan dengan teknologi. Mereka lahir di saat kecanggihan tenologi
diperkenalkan dan ini membuat generasi ini menjadi perbicangan yang hangat di
kalangan masyarakat Mulai dari segi pendidikan, moral, budaya, dan cara mereka
bersosialisasi di kalangan masyarakat. Di negara Indonesia sendiri penduduk yang
termasuk generasi milenial berkisar 81 juta penduduk atau sekitar 32 persen dari total
penduduk indonesia. Namun bukan jumlah kaum milenialnya yang perlu kita bahas
saat ini akan tetapi, apakah mereka mampu menyatukan keberagaman yang ada di
negeri ini dengan sikap toleransi yang semakin hari semakin hilang di tengah
masyarakat kita? Inilah merupakan tantangan terberat bagi generasi milenial
indonesia saat ini. Di era saat ini dimana dunia bergerak tanpa batas membuat generasi
milenial menjadi generasi yang sangat mahir menggunakan teknologi dan sarana
apapun dibanding generasi sebelumnya yang membuat mereka seakan menjadi
primadona termasuk dalam media sosial.
Perkembangan kehidupan membuat pemuda menjadi tidak akrab terhadap
lingkungan yang mana melalui teknologi manusia jaman sekarang tidak lagi
membutuhkan bantuan orang lain. Sikap individualis menjadi sangat tinggi di
kalangan masyarakat sekarang ini. Mereka juga terkontaminasi dengan paham
intoleran dan radikal karena sesuai dengan sifat mereka yang ingin tau dan dengan
mudah mengakses informasi, maka mereka banyak mengakses media sosial yang
kemudian lebih memilih konten intoleran yang menyuguhkan konten konten yang
menarik dan membius pemahaman mereka yang masih polos. Ada istilah tak kenal
maka tak sayang, begitupun dalam hal ini. Adanya sikap intoleran dikarenakan karena
minim informasi yang didapat dan pada akhirnya menyerap informasi yang salah
sehingga timbul sikap antipati. Anggapan mampu hidup sendiri atau hanya bergabung
dengan kaum sendiri membuat jiwa atau sikap toleransi masyarakat menjadi sangat
rendah. Dengan Era milenial yang trend saat ini dan kecanggihan teknologi harusnya
mampu mengubah tantangan dan peran mereka. Pemuda era milenial harusnya
bervolusi menjadi agen perubahan dalam menghadapi tantangan toleransi yang
semakin hari semakin mengikis di kalangan masyarakat kita.
Di tengah gejolak konflik yang terjadi saat ini, inilah yang menjadi tugas penting
bagi kaum milenial Indonesia, yaitu bagaimana menumbuhkembangkan jiwa
nasionalisme di kalangan masyarakat agar sikap toleransi antar masyarakat kembali
tumbuh. Kehadiran teknologi membuat kita menghadapi perbedaan yang luar biasa
namun berjiwa toleransi yang tinggi merupakan rumus ampuh memecahkan persoalan
keberbedaan yang terjadi. Toleransi bukan hanya tentang mengetahui perbedaan
namun suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau individu
dalam masyarakat atau lingkungan lainnya.

Ada beberapa ayat Al-qur'an dan hadisr yang menjelaskan tentang toleransi, misal nya di
Q.S. Yunus : 99

‫ين‬ َ َّ‫ض ُكلُّهُ ْم َج ِميعًا َأفََأ ْنتَ تُ ْك ِرهُ الن‬


@َ ِ‫اس َحتَّى يَ ُكونُوا ُمْؤ ِمن‬ َ ُّ‫َولَوْ َشا َء َرب‬
ِ ْ‫ك آل َمنَ َم ْن فِي األر‬

Artinya : "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya". (QS. Yunus (10) : 99).

Dan dijelaskan juga dalam di Q.S. al-kafirun : 6

‫لَ ُك ْم ِدينُ ُك ْم َولِ َى ِدي ِن‬


Artinya : "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". (QS. Al-Kafirun : 6).

Dari dua ayat di atas bisa kita simpulkan bahwa Allah tidak memaksa seluruh manusia untuk
beriman kepada nya. manusianya sendirilah yang menentukan dia ingin beriman atau kafir.
Kita berhak atas agama kita masing masing, Tuhan yang kita sembah tidak sama, dan
peribadatan kita juga tidak sama. Tetapi semua itu pasti ada bertanggung jawabannya.

Dan dijelaskan juga dalam hadis tentang toleransi

ُ‫ال ْال َحنِيفِيَّةُ ال َّس ْم َحة‬


َ َ‫ان َأ َحبُّ ِإلَى هَّللا ِ ق‬
ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأيُّ اَْأل ْدي‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫س قَا َل قِي َل لِ َرس‬
ٍ ‫ َع ِن ا ْب ِن َعبَّا‬.

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang
paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus
lagi toleran)”

Jadi dari hadist dan ayat di atas kita menemukan pelajaran bahwa semua manusia boleh
beriman dan boleh tidak karna sesungguh nya agama yang dicintai Rasulullah saw. adalah
agama yang lurus dan toleransi yaitu agama islam maka kita tidak boleh memaksa sesorang
yang berbeda agama dengan kita untuk satu akidah dengan kita. Ini menjadi sebuah
pembelajaran yang sangat mendalam bagi kita dalam menghargai perbedaan ras atau kultur
yang berbeda-beda yang mana saat ini kerap saling berbenturan satu dengan yang lainnya. Hal
ini dikarenakan saling mengedepankan identitas masing-masing, ibarat minyak dan air di
dalam suatu wadah seakan bersama namun tidak saling melebur menjadi satu. Toleransi
bukan kewajiban satu kelompok akan tetapi semua orang. Toleransi bukan kewajiwan satu
agama tetapi semua umat beragama. Ini menjadi suatu tantangan bagi kaum milenial saat ini.
Sebagai kaum milenial yang sekarang berada dalam fase aktif, kreatif, dan kritis soal
perkembangan sosial sudah sepatasnya pemuda menjadi inovator dan promoter bangsa ini.
Pemuda seharusnya mampu menjadi tampuk perubahan sosial dan pemuda harusnya jadi
penetrasi konflik diantara keberagaman konflik yang terjadi antar umat beragama di negara
kita ini.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari sini bisa kita simpulkan, perbedaan suatu hal yang biasa dan bisa berjalan harmonis
bila adanya rasa toleransi sosial. Rasa memahami seseorang atau kelompok mayoritas dan
minoritas untuk saling menghormati dan menghargai. Contoh kecil langkah yang bisa kita
lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan sehari-hari misal nya :
1. Berteman dengan Semua Orang
2. Tidak Memotong Pembicaraan Orang
3. Mengutarakan apresiasi dan kritik yang sewajarnya
4. Kurangi menilai seseorang tanpa mengenalnya lebih dulu.
5. Menghargai semua suku, ras, dan agama yang ada.

B. Saran
Untuk itu sebagai bagian dari kaum milenial saya mengajak kaum muda Indonesia
sebagai orang yang memiliki peran penting dalam membawa negeri ini dimasa depan marilah
kita membangun interaksi yang baik dan intensif. Mari kita tumbuh kembangkan lagi sikap
toleransi di dalam diri dan lingkungan kita Supaya kita sebagai generasi penerus bangsa ini
bisa memberikan kontribusi positif dan kebhinekaan terjalin erat kembali dalam diri dan
negara yang kita cintai ini.
PERTANYAAN

1. Mengapa kita perlu bertoleransi dengan orang lain?


2. Apakah akibat jika tidak ada toleransi?
3. Bagaimana cara untuk menjaga toleransi?
4. Apa saja contoh toleransi disekolah?
5. Apa akibat dilarangnya toleransi dilingkungan sekolah?
6. Bagaimana cara toleransi yang benar?
7. Apa upaya meningkatkan sikap toleransi dilingkungan sekolah?
8. Bagaimana kita berperilaku toleransi terhadap umat beragama?
9. Apa dampak negatif dari tidak adanya toleransi dalam keberagaman
di Indonesia?
10. Apakah toleransi beragama penting dalam kehidupan masyarakat?

Anda mungkin juga menyukai