MILENIAL
Disusun oleh:
Okta Priza Nurlaily
Rizkha Dhea Anandha
Reisya Camellia Azzahra
Guru Pembimbing:
Wiwik Eko P, S.Pd.,M.M
A. Latar Belakang
Sikap toleransi tidaklah memiliki Batasan waktu, tempat dan dengan siapa saja kita
melakukan toleransi. Sikap toleransi tidak hanya ketika kita mengedepankan etika dalam
menghargai ras, agama, budaya, suku, dan golongan orang lain tetapi juga dapat menghargai
berbagai pendapat aupun pemikiran dari orang-orang disekitar kita.
Pemahaman mengenai toleransi dan juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di
zona generasi milenial sekarang ini yang merupakan agen dari sebuah perubahan yang
tentunya perlu disikapi dengan serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemahaman
dan penerapan tolerasi tersebut tentunya perlu dan harus diterapkan pada generasi milenial
saat ini.
Mengenai generasi milenial kelahirannya selalu dikaitkan dengan kemajuan teknologi,
generasi tang lahir saat kecanggihan teknologi yang ada dan berkembang pesat dikalangan
masyarakat mulai dari segi Pendidikan, moral, budaya, dan cara mereka bersosialisasi di
kalangan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas beberapa rumusan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa penyebab memudarnya nilai toleransi dikalangan milenial saat ini?
2. Bagaimana generasi milenial menyikapi makna toleransi yang harus dilakukan?
3. Bagaimana sikap dari generasi milenial dalam meyikapi perbedaan yang dimiliki bangsa
Indonesia?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan penyebab memudarnya nilai toleransi dikalangan milenial.
2. Mendeskripsikan sikap milenial terhadap memaknai arti toleransi yang harus dilakukan.
3. Mendeskripsikan sikap dalam menyikapi perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
BAB 2
ISI
Berbicara terkait era milenial, milenials merupakan istilah populer atau yang
sering kita sebut ABG (Anak Baru Gede). Menariknya generasi yang satu ini selalu
dianggap spesial dan berbeda dari generasi yang lain atau sebelumnya. Kelahiran
mereka selalu dikaitkan dengan teknologi. Mereka lahir di saat kecanggihan tenologi
diperkenalkan dan ini membuat generasi ini menjadi perbicangan yang hangat di
kalangan masyarakat Mulai dari segi pendidikan, moral, budaya, dan cara mereka
bersosialisasi di kalangan masyarakat. Di negara Indonesia sendiri penduduk yang
termasuk generasi milenial berkisar 81 juta penduduk atau sekitar 32 persen dari total
penduduk indonesia. Namun bukan jumlah kaum milenialnya yang perlu kita bahas
saat ini akan tetapi, apakah mereka mampu menyatukan keberagaman yang ada di
negeri ini dengan sikap toleransi yang semakin hari semakin hilang di tengah
masyarakat kita? Inilah merupakan tantangan terberat bagi generasi milenial
indonesia saat ini. Di era saat ini dimana dunia bergerak tanpa batas membuat generasi
milenial menjadi generasi yang sangat mahir menggunakan teknologi dan sarana
apapun dibanding generasi sebelumnya yang membuat mereka seakan menjadi
primadona termasuk dalam media sosial.
Perkembangan kehidupan membuat pemuda menjadi tidak akrab terhadap
lingkungan yang mana melalui teknologi manusia jaman sekarang tidak lagi
membutuhkan bantuan orang lain. Sikap individualis menjadi sangat tinggi di
kalangan masyarakat sekarang ini. Mereka juga terkontaminasi dengan paham
intoleran dan radikal karena sesuai dengan sifat mereka yang ingin tau dan dengan
mudah mengakses informasi, maka mereka banyak mengakses media sosial yang
kemudian lebih memilih konten intoleran yang menyuguhkan konten konten yang
menarik dan membius pemahaman mereka yang masih polos. Ada istilah tak kenal
maka tak sayang, begitupun dalam hal ini. Adanya sikap intoleran dikarenakan karena
minim informasi yang didapat dan pada akhirnya menyerap informasi yang salah
sehingga timbul sikap antipati. Anggapan mampu hidup sendiri atau hanya bergabung
dengan kaum sendiri membuat jiwa atau sikap toleransi masyarakat menjadi sangat
rendah. Dengan Era milenial yang trend saat ini dan kecanggihan teknologi harusnya
mampu mengubah tantangan dan peran mereka. Pemuda era milenial harusnya
bervolusi menjadi agen perubahan dalam menghadapi tantangan toleransi yang
semakin hari semakin mengikis di kalangan masyarakat kita.
Di tengah gejolak konflik yang terjadi saat ini, inilah yang menjadi tugas penting
bagi kaum milenial Indonesia, yaitu bagaimana menumbuhkembangkan jiwa
nasionalisme di kalangan masyarakat agar sikap toleransi antar masyarakat kembali
tumbuh. Kehadiran teknologi membuat kita menghadapi perbedaan yang luar biasa
namun berjiwa toleransi yang tinggi merupakan rumus ampuh memecahkan persoalan
keberbedaan yang terjadi. Toleransi bukan hanya tentang mengetahui perbedaan
namun suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau individu
dalam masyarakat atau lingkungan lainnya.
Ada beberapa ayat Al-qur'an dan hadisr yang menjelaskan tentang toleransi, misal nya di
Q.S. Yunus : 99
Artinya : "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka
bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya". (QS. Yunus (10) : 99).
Dari dua ayat di atas bisa kita simpulkan bahwa Allah tidak memaksa seluruh manusia untuk
beriman kepada nya. manusianya sendirilah yang menentukan dia ingin beriman atau kafir.
Kita berhak atas agama kita masing masing, Tuhan yang kita sembah tidak sama, dan
peribadatan kita juga tidak sama. Tetapi semua itu pasti ada bertanggung jawabannya.
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang
paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus
lagi toleran)”
Jadi dari hadist dan ayat di atas kita menemukan pelajaran bahwa semua manusia boleh
beriman dan boleh tidak karna sesungguh nya agama yang dicintai Rasulullah saw. adalah
agama yang lurus dan toleransi yaitu agama islam maka kita tidak boleh memaksa sesorang
yang berbeda agama dengan kita untuk satu akidah dengan kita. Ini menjadi sebuah
pembelajaran yang sangat mendalam bagi kita dalam menghargai perbedaan ras atau kultur
yang berbeda-beda yang mana saat ini kerap saling berbenturan satu dengan yang lainnya. Hal
ini dikarenakan saling mengedepankan identitas masing-masing, ibarat minyak dan air di
dalam suatu wadah seakan bersama namun tidak saling melebur menjadi satu. Toleransi
bukan kewajiban satu kelompok akan tetapi semua orang. Toleransi bukan kewajiwan satu
agama tetapi semua umat beragama. Ini menjadi suatu tantangan bagi kaum milenial saat ini.
Sebagai kaum milenial yang sekarang berada dalam fase aktif, kreatif, dan kritis soal
perkembangan sosial sudah sepatasnya pemuda menjadi inovator dan promoter bangsa ini.
Pemuda seharusnya mampu menjadi tampuk perubahan sosial dan pemuda harusnya jadi
penetrasi konflik diantara keberagaman konflik yang terjadi antar umat beragama di negara
kita ini.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari sini bisa kita simpulkan, perbedaan suatu hal yang biasa dan bisa berjalan harmonis
bila adanya rasa toleransi sosial. Rasa memahami seseorang atau kelompok mayoritas dan
minoritas untuk saling menghormati dan menghargai. Contoh kecil langkah yang bisa kita
lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan sehari-hari misal nya :
1. Berteman dengan Semua Orang
2. Tidak Memotong Pembicaraan Orang
3. Mengutarakan apresiasi dan kritik yang sewajarnya
4. Kurangi menilai seseorang tanpa mengenalnya lebih dulu.
5. Menghargai semua suku, ras, dan agama yang ada.
B. Saran
Untuk itu sebagai bagian dari kaum milenial saya mengajak kaum muda Indonesia
sebagai orang yang memiliki peran penting dalam membawa negeri ini dimasa depan marilah
kita membangun interaksi yang baik dan intensif. Mari kita tumbuh kembangkan lagi sikap
toleransi di dalam diri dan lingkungan kita Supaya kita sebagai generasi penerus bangsa ini
bisa memberikan kontribusi positif dan kebhinekaan terjalin erat kembali dalam diri dan
negara yang kita cintai ini.
PERTANYAAN