Anda di halaman 1dari 4

UAS SISTEM PERSINYALAN

NAMA : DIDA WANAPATI

KELAS : MTP2.1

NOTAR : 1903020

1. Hasil Analisa dan Upaya


- PPKA Tidak memberikan Informasi akan langsiran kepada Masinis KA 1 146 Bahwa aspek
tersebut diperuntukan untuk lokomotif CC 20120 langsir
- Seharusnya PPKA dan pengendali memberikan Sinyal aspek merah di petak blok sebelum
sinyal muka dan menunggu langsiran selesai
- Atau Route Yang digunakan diprioritaskan untuk KA 146 terlebih dahulu agar bisa
diparkirkan di emplacement selain jalur I, II, III yang telah terisi kereta dan yg digunakan
untuk KA 89 dan lokomotif dirangkaikan.
- PPKA tidak memperhatikan jam tiba KA 146 distasiun dan crosscheck kembali

Dalam hal ini PPKA bertabggung jawab atas kejadian tersebut sebab PPKA lah yang mengatur
jalannya KA dan persinyalan.

Solusi menurut saya

-sinyal muka diberikan double sinyal antara sinyal aspek merah kuning hijau dan sinyal langsir
yang berwarna putih, apabila sinyal langsir yg menyala maka sinyal didepan sinyal muka harus
berwarna merah.

-PPKA harus berkomunikasi kepada masinis atau kondektur akan langsiran yang terjadi
didepannya

-PPKA memerlukan pelatihan dan tingkat kefokusan yang tinggi dan jam kerja yang baik

- Membuat jadwal tiba,berangkat,dan langsir yang sistematis dan mudah dibaca

2. Sistem Safety Buffer pada mrt menggunakan 4 jenis system safety yaitu:
- FIXED ERROR = panjangnya 2 meter
- TRAVELLING ERROR = sesuai dengan kecepatan mrt nya
- TIME DIFERENCE ERROR = berdasarkan area tempuhnya
- SPECIAL ERROR = Pembacaan balis
Untuk bagian depan menggunkan 4 sistem safety dan bagian belakang 3 sistem safety, lalu jarak
antar mrt dalam headway dari bagian depan mrt sampai bagian mrt setelahnya di jarak dengan
LOMA dan Safety Margin

Sistem ketika mrt dalam keadaan Hujan MRT dapat mengaktifkan RainyMode, Rainy Mode
terjadi saat hujan, aktiv distasiun sebab apabila ditengah perjalanan menggagu perjalanan,
ketika diaktivkan kecepatan langsung diturunkan. Hal ini terjadi karena sensor balis yang terkena
hujan memberikan informasi kepada kereta mrt yang sedang berada didekatnya sehingga rainy
mode bisa diaktifkan
3. WRS berada Disamping rel MRT, Sedangkan VRS berada diatas KA , VRS dan WRS terhubung
setiap 0,5 detik sekali. WRS berada disetiap jalur rel kereta dengan jarak 20 m.
Ketika WRS berhubungan dengan WRS SC-IF maka akan diinformasikan memalui fiber optic
menuju SC. Sinyal yg dipancarkan oleh WRS dan WiFi berbeda meskipun keduanya
menggunakan frekuensi 2,4Ghz. Perbedaannya terdapat pada pemancar sinyal nya, WiFi
memanfaatkan gelombang radio yg dipantulkan atau dipancarkan ke wireless router dan
berjarak terbatas, yatu paling jauh 20 meter. Sedangkan sinyal WRS memancarkan sinyalnya ke
VRS setiap maktu nya, jadi bereda jalur pemancaran sinyal pada Wifi dan WRS sehingga tsinyal
WRS tidak terganggu oleh pancaran sinyal Wifi

4. PSD bisa tertutup dan terbuka otamatis karena WRS sc-if menerima informasi dari WRS
sebelahnya yang telah terkena sinya VRS bahwa kereta sudah berada 100 m sebelum
pemberhentian, maka WRS SC-if akan menghantarkan Informasi Melalui fiber optic ke SC dan
PRC melalui Ethernet akan dikirimkan lagi ke OC lalu dari OC akan mengkonfirmasi dan
mengirimkan sinyal informasi ke CB Rack dan Setelahnya dikonfirmasi Oleh PSD.
Mengapa pintu kereta bisa pas ditengah antar psd, karna adanya balise antenna yg bertanda +
pada jalur rel MRT
Sistem PSD sendiri secara garis besar terdiri dari dua yaitu sistem elektrikal kontrol dan struktur.
Secara struktur, PSD tersusun dari beberapa jenis barrier, yaitu berupa pintu sliding door dan
emergency door, serta fixed screen yang membentang sepanjang platform stasiun. Mekanisme
kerja dari sliding door sendiri diatur melalui sistem elektrikal kontrol yang terdapat di ruang
kontrol stasiun. Dengan demikian, pintu PSD dapat buka tutup secara otomatis melalui
perangkat kontrol yang terpasang di tiap pintu, ataupun secara manual.

5. Handover pada jaringan komunikasi bergerak generasi pertama dan generasi kedua disebut hard
handover. Pada generasi pertama, handover relatif lebih mudah sedangkan pada generasi
kedua, handover lebih superior dari generasi pertama, dimana sudah digunakan algoritma
handover. Kemudian pada jaringan komunikasi bergerak untuk generasi ketiga atau WCDMA
yang banyak didominasi berdasarkan teknologi CDMA, maka konsep handover yang digunakan
disebut soft handover. Dibandingkan dengan hard handover yang konvensional, maka soft
handover dapat memberikan transmisi yang lebih baik, karena dapat menjamin kontinuitas dari
hubungan. Proses soft handover saat MS melakukan panggilan dalam keadaan bergerak MS
terkoneksi dengan 2 cell atau lebih secara bersamaan, jika MS melewati level sinyal dari cell 1
MS akan membentuk hubungan baru dari cell 2 sehingga dapat dikatakan MS tidak akan
melepaskan hubungan lama sebelum hubungan baru terbentuk.

6. Sistem Kendali Kereta Berbasis Komunikasi ( Communications-based train control – CTBC)


adalah sistem persinyalan kereta api berbasis komunikasi antara kereta dan peralatan lintasan
dengan frekuensi radio (RF) sebagai komunikasi data antarberbagai subsistem yang terintegrasi.
Sistem ini memungkinkan kereta beroperasi tanpa masinis dan dikendalikan melalui Pusat
Kendali Operasi (Operation Control Center). Tujuan utama CBTC adalah untuk meningkatkan
kapasitas lintasan dengan mengatur jarak antarkereta menjadi lebih dekat namun tetap dalam
jarak aman. Dari segi keamanan, sistem persinyalan CBTC akan mendeteksi apabila kereta
melaju terlalu cepat. Dilakukan dengan menggunakan perangkat radio atau Wayside Radio Set
(WRS) yang ditempatkan di jalur kereta dan di rangkaian kereta. Radio itu tersambung dengan
Operation Control Center (OCC). Dengan demikian kereta akan beroperasi tanpa masinis dan
dikendalikan OCC.

7. Disaster Prevention System yang ada di MRT adalah persiapan terjadinya bencana seperti banjir,
gempa bumi yang terhubung dengan cctv dan sensor seperti
- Arrester untuk penangkal petir
- Anemometer untuk Tingkat kecepatan angina
- Seismograph alat untuk mendeteksi guncangan gempa bumi
- Water Level untuk mengukur ketinggian permukaan air tanah
- Rain gauge untuk mendeksi hujan
Sistem tersebut dihubungkan dengan F-Scada melalui Fiber optic Backbond Network dan
diawasi oleh CCTV untuk kerjanya dan dihubungkankan dengan pusat kendali kontrol

8. Sangat cocok diterapkan Diindonesia, dengan kepadatan penduduk dan kesibukannya di Kota
kota besar maka GoA level 2 3 4 sangat diperlukan agar ketepatan waktu, kecepatan
perpindahan dan efisiensi perjalanan dapat dilakukan dengan system ini, system ini juga dapat
mengurangi human Error yang terjadi akan membuat pelayanan akan menjadi cepat dana aman.

9. Dengan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini sistem kendali perjalanan kereta api
mengalami perubahan dari yang semula meja pelayanan jenis Local Control Panel (LCP) diubah
menjadi meja pelayanan jenis Visual Display Unit (VDU). Dengan menggunakan komputer
memudahkan tenaga teknisi dalam melakukan perawatan berkala dan dapat menekan angka
gangguan sistem seminimal mungkin karena terdapat dua buah PC yang digunakan sebagai meja
pelayanan, dimana satu dari dua PC tersebut difungsikan sebagai cadangan apabila PC utama
mengalami gangguan. Meja pelayanan jenis VDU dinilai lebih efisien secara tempat dan juga
waktu pengoperasiannya, meja pelayanan jenis VDU ini cocok digunakan pada stasiun-stasiun
besar.

10. Cara Kerja CCD, CCD dipasang di tengah antara dua rel mrt setiap 20 m, CCD akan mendeteksi
adanya KECELAKAAN dan bencana lain apabila CCD yang diletakan memiliki kemiringan lebih
dari 45 drajat, maka akan langsung terhubung dengan pusat kontol lalu MRT yang berlawanan
akan melakukan pengereman darurat.

Cara Kerja EPB, Electrik Parking Brake


1. Brake pedal sensor akan mengirimkan sinyal apakah pedal rem berada posisi terinjak atau
tidak.
2. Tombol rem parkir akan ditekan oleh pengguna saat ingin mengaktifkan rem parkir.
Saat pedal rem ditekan, maka sensor akan mengirimkan sinyal yang menunjukan bahwa rem
utama dalam kondisi aktif. Saat ini rem parkir belum aktif karena baru satu input yang masuk.
Input kedua diperoleh saat tombol rem parkir ditekan oleh pengguna. Otomatis, EPB control
midule akan mengalirkan arus listrik dari baterai ke motor dengan besar tegangan sesuai
kondisi. Putaran motor akan menarik kawat penghubung yang terkoneksi dengan tuas rem
parkir. Tuas ini akan tertarik sehingga kampas rem akan menyempit yang menyebabkan roda
MRT akan terkunci. Sehingga mobil akan tetap diam saat terparkir pada jalan menurun. Dan
MRT tidak akan mengalami kegelinciran

Anda mungkin juga menyukai