0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan3 halaman
1. Sistem persinyalan digunakan untuk mengatur perjalanan kereta api secara aman dan efisien dengan membagi ruang dan waktu agar tidak terjadi tabrakan.
2. Terdapat sistem persinyalan mekanik dan elektrik, yang kedua menggunakan teknologi elektronik untuk mendeteksi lokasi dan mengatur sinyal.
3. PPKA mengatur seluruh sistem melalui meja pelayanan untuk mengubah rute atau jadwal kereta ap
1. Sistem persinyalan digunakan untuk mengatur perjalanan kereta api secara aman dan efisien dengan membagi ruang dan waktu agar tidak terjadi tabrakan.
2. Terdapat sistem persinyalan mekanik dan elektrik, yang kedua menggunakan teknologi elektronik untuk mendeteksi lokasi dan mengatur sinyal.
3. PPKA mengatur seluruh sistem melalui meja pelayanan untuk mengubah rute atau jadwal kereta ap
1. Sistem persinyalan digunakan untuk mengatur perjalanan kereta api secara aman dan efisien dengan membagi ruang dan waktu agar tidak terjadi tabrakan.
2. Terdapat sistem persinyalan mekanik dan elektrik, yang kedua menggunakan teknologi elektronik untuk mendeteksi lokasi dan mengatur sinyal.
3. PPKA mengatur seluruh sistem melalui meja pelayanan untuk mengubah rute atau jadwal kereta ap
KELAS :MTP2.1 NOTAR : 1903020 1. Sistem Persinyalan adalah suatu sarana untuk menjaga keselamatan dan mengatur operasi kereta api yang efisien dan efektif dengan jalan membagi ruang dan waktu agar tidak terjadinya tubrukan kereta satu dengan lainnya. 2. *. Sistem Persinyalan Mekanik a. Tanpa Hubungan Blok b. Dengan Hubungan Blok tetap/fixed block *. Sistem Persinyalan Ekektrik a. Rele interloking b. Elektronik Interloking c. Dengan hubungan Blok - Blok Tetap/ Fixed Block - Blok Bergerak/ Moving Block. 3. Trek sirkuit adalah alat pendeteksi sarana menggunakan suatu rangkaian Listrik Cara Kerja - Trek sirkuit terdiri dari beberapa komponen yaitu Step down, step up, relay yang terhubung ke interlocking dan meja pelayanan - Step down menggunakan tegangan 1-2 volt tergantung panjangnya track - Step up menggunakan tegangan 25-40 volt - Step Up untuk mengaktifkan relay menggunakan tegangan 35 volt - Arah kereta dari step down ke step up - Tegangan yang mengalir dari step down ke step up akan terus mengalir apabila tidak ada sarana yang berada pada blok tersebut, ketika kereta melewati stepdown maka aliran 1-2v menuju step up tidak mengalir/terputus, dalam keadaan seperti ini step up tidak menerima tegangan tersebut maka relay tidak aktif, karena relay tidak aktif maka aspek lampu akan berubah aspek menjadi merah(tidak normal) dalam posisi ini aspek hijau adalah aspek normlanya, lalu interlocking membaca sinyal yang diberikan lampu dan mengolahnya lalu ditampilkan pada LCP/meja pelayanan bahwa kereta tersebut berada diblok dan aspek sinyal Merah menyala, ketika kereta telah melewati step up maka tegangan akan mengalir kembali, relay aktif dan aspe sinyal menjadi Kuning lalu Hijau. 4. Konfigurasi Jaringan ketika hubungan Blok Mekanik dilakukan menggunakan kabel Fiber Optik 5. Axle Counter adalah alat untuk mendeteksi keberadaan bakal pelanting dengan metoda penghitungan gandar yang melalui bagian-bagian jalan rely g dideteksi Cara Kerja - Memiliki alat pendeteksi gandar, di 2 sisi ujung blok dan evaluator sebagai pengecekan gandar komplit atau memiliki kekurangan yang akan di informasikan pada interlocking meja pelayanan - Cara kerjanya ketika gandar kereta menginjak axle counter pertama maka, axle counter pertama akan menghitung jumlah gandar yang melewatinyaaa dan hasilnya akan dikirimkan ke evaluator lalu mengirimnya ke system interlocking, misal jumlah gandar yang terhitung 50 gandar, lalu ketika melewati axle counter kedua maka axle counter tersebut akan mengecek dan menghitung kembali untuk dibandingkan jumlah gandar ketika dihitung di axle counter pertama lalu hasilnya akan dikirimkan ke evaluator ketika hasil yang dihitung di kedua sama dengan yang pertama yaitu 50 gandar tepat, maka clear, interlocking akan mendapat sinyal aman bahwa diblok tersebut tidak ada sarana lagi, apabila hasil dari axle counter tidak sama maka system interlocking akan membaca bahwa di blok tersebut masih ada sarana yang tertinggal. 6. Cara Kerja - Meja LCP pelayanan Memberi perintah ke interlocking, berupa permintaan penggeseran bisa dilanjutkan atau tidak - Jika bisa relay akan mengconect kan tegangan ke wesel lalu mengirimnya ke supply - Relay memiliki 2 kabel deteksi 24v positif dan negative, Lalu dipecah menjadi masing masing ++-- diletakan di microswitch - Relay memiliki 3 kabel kearah wesel sebagai power R,S,T - Apabila wesel lurus maka + - - Apabila wesel reverse maka - + 7. PPKA mengatur keseluruhan sistem melalui Meja Pelayanan. Setiap ada perubahan informasi yang terjadi saat kereta sedang melakukan perjalanan. Peralatan luar ruangan yang mengatur perjalanan kereta memberikan informasi melalui relay interface dan sistem interlocking, setelah itu diteruskan ke meja pelayanan. Meja Pelayanan mendeteksi terjadinya perubahan perjalanan kereta. PPKA Kembali mengatur setiap komponen untuk mengembalikan jadwal perjalanan kereta seperti sedia kala atau mengubah jadwal agar tidak terjadi kecelakaan melalui meja pelayanan. Meja pelayanan memperbaruhi informasi tersebut agar diteruskan ke bagian peralatan yang berada di luar ruangan melalui sistem interlocking. Untuk cara kerja peralatan lainnya akan sama seperti itu dikarenakan terhubung dengan sistem interlocking dan meja pelayanan. 8. - Trek sirkit ( 10 BT ) terganggu / merah -Rute ke X dari jalur II dibentuk , sinyal “ Darurat “ dapat menyala apabila rute telah terbentuk -Sinyal darurat menyala selama 90 detik , dan dapat diulangi lagi sebelum trek sirkit ( 11T ) diduduki. 9. Prosedur penyusulan melalui jalur belok di Stasiun Inter Minang 1. KA.2 akan disusul KA.4 . Rangkaian KA.2 lebih panjang daripada KA.4 sehingga: 2. KA.2 dimasukkan ke jalur ( 12T ) dan akan disusul KA.4 berjalan langsung lewat jalur ( Belok ) (22T). 3. Penutupan pintu lintas dideteksi dan terkait dengan sistem interlocking. 4. Apabila PPKA set rute masuk dulu ( J10 ke J22B ) maka luncuran akan mengarah ke trek ( 23T ). 5. Apabila PPKA set rute berangkat dulu ( J22B ke Y ) maka pintu lintas terlalu lama ditutup. 6. Proses pelayanan KA sebaiknya dilakukan sebagai berikut: a. Setelah KA.4 menginjak trek 10AT dan alarm KA mendekat berbunyi, PPKA set rute berangkat dari J22B ke Y. b. Setelah rute terbentuk barulah diseting rute masuk dari J10 ke ( 22T ). Sehingga KA.4 dituntun oleh rangkaian aspek sinyal yang akan berubah oleh keberadaan KA.4 sendiri. 10. 1. J24 = Hijau 2. MJ24 = Merah 3.B201 = Kuning 4. B202 = Hijau 5. B203 = Merah 6. J10 = hijau 7. B104 = merah 8. B103 = kuning 9. B102 = hijau 10. B101 = merah