Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH KONSEP MEKANIKA FISIKA

DISUSUN OLEH: GERALD A. RIHI DO


NIM: PO5303201201031
KELAS: TINGKAT 1 REGULER A
MATA KULIAH: ILMU BIOMEDIK DASAR
DOSEN PENGASUH: SABINUS B.KEDANG Skep.,Ns,Mkep

JURUSAN DIII KEPERAWATAN TK.1


REGULAR A
POLTEKES KEMENKES KUPANG
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
dosen yang telah memberikan bimbingannya kepada kami dan kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan
sumbangan pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan
penyusunan makalah selanjutnya. Semoga dengan makalah yang sederhana ini
dapat memenuhi harapan kita semua dan memberikan manfaat bagi pembaca,
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Terima kasih.

                                                                                          Kupang, 09 November 2020

                                                                                          Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….
BAB 1          PENDAHULUAN………………………………………………………………
                        1.1       Latar Belakang…………………………………………………………
                        1.2`      Rumusan Masalah……………………………………………………..
                        1.3       Tujuan………………………………………………………………….
BAB II         PEMBAHASAN………………………………………………………………...
2.1. MOBILISASI AKTIF DAN
PASIF……………………………………………………
2.2. OTOT DAN SISTEM MEKANIK DALAM PEMINDAHAN
PASIEN………………
2.3. HUKUM DASAR BIOMEKANIK DAN
MEKANIKA……………………………….
2.4. KONSEP FISIKA BERKAITAN DENGAN ROM PASIF DAN
AKTIF…………….
2.5 GERAK DAN GAYA DALAM KEADAAN DINAMIS………………………………
2.6. KONSEP FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
BANTU……………………
2.7. GAYA GRAVITASI DAN
KESEIMBANGAN……………………………………….
2.8. KONSEP FISIKA BERKAITAN DENGAN
IMOBILISASI…………………………..

BAB III       PENUTUP……………………………………………………………………….
                        3.1       Kesimpulan………………………………………………………….…
                        3.2       Saran……………………………………………………………….….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….….
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mekanika (Bahasa Latin mechanicus, dari Bahasa Yunani mechanikos, "seseorang yang
ahli di bidang mesin") adalah jenis ilmu khusus yang mempelajari fungsi dan pelaksanaan
mesin, alat atau benda yang seperti mesin. Mekanika merupakan bagian yang sangat penting
dalam ilmu fisika terutama untuk ahli sains dan ahli Teknik. Mekanika adalah cabang ilmu
yang tertua dari semua cabang ilmu dalam fisika. Tersebutlah nama-nama seperti Archimides
(287-212 SM), Galileo Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan
peletak dasar bidang ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam
ilmu dinamika. Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-
hukum gerak dan gravitasi.

Mekanika tubuh adalah suatu usaha mengoordinasikan sistem muskuloskeletal dan


sistem saraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama
mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas. Penggunaan mekanika tubuh
yang tepat dapat mengurangi risiko cedera sistem muskuloskeletal. Mekanika tepat juga
memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa terjadi
ketegangan otot dan penggunaan energi otot yang berlebihan.

Tujuan mobilisasi adalah mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar peredaran


darah, membantu pernapasan menjadi lebih baik, mempertahankan tonus otot, memperlancar
eliminasi buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), mengembalikan aktivitas
tertentu sehingga pasien dapat kembali normal memenuhi kebutuhan

Biomekanika adalah ilmu tentang gerakan tubuh yang hidup, termasuk bagaimana otot,
tulang, tendon, dan ligamen bekerja bersama untuk menghasilkan gerakan. Biomekanika
adalah bagian dari bidang kinesiologi yang lebih luas, secara khusus berfokus pada mekanika
gerakan. Ini adalah ilmu dasar dan terapan, yang mencakup penelitian dan penggunaan
praktis dari temuannya.
1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu mobilisasi aktif dan pasif ?


2. Bagaimana cara kerja otot dalam sistem mekaniknya dalam pemindahan
pasien?
3. Apa hukum dasar biomekanik dan mekanika?
4. Bagaimana konsep fisika yang berkaitan dengan ROM pasif dan aktif?
5. Apa saja gerak dan gaya dalam keadaan dinamis?
6. Jelaskan konsep fisika dengan menggunakan alat bantu
7. Apa itu gaya gravitasi dan keseimbangan?
8. Apa itu konsep fisika yang berkaitan dengan imobilitas?

1.2 TUJUAN
1. Untuk memahami mobilisasi aktif dan pasif

2. Mengetahui cara kerja otot dalam system mekaniknya dalam pemindahan


pasien

3. Mengetahui hokum dasar biomekanik dan mekanika

4. Mengetahui konsep fisika yang berkaitan dengan ROM pasif dan aktif

5. Mengetahui gerak dan gaya dalam keadaan dinamis

6. Mengetahui konsep fisika dengan menggunakan alat bantu

7. Mengetahui gaya gravitasi dan keseimbangan

8. Mengetahui konsep fisika yang berkaitan dengan imobilitas.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MOBILISASI AKTIF DAN PASIF

A. Pengertian

Mobilisasi adalah kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan. Pada pasien fraktur
dapat terjadi diskontinuitas jaringan tulang yang ditandai dengan nyeri, krepitasi, gangguan
mobilisasi, sehingga pasien harus segera dimobilisasikan. Sedangkan, Imobilisasi adalah
suatu keadaan dimana penderita harus istirahat di tempat tidur,tidak bergerak secara aktif
akibat berbagai penyakit atau gangguan pada alat/organ tubuh yang bersifat fisik atau mental
Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif dan
mobilisasi secara aktif. Mobilisasim secara pasif yaitu: mobilisasi dimana pasien dalam
menggerakkan tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
Mobilisasi aktif yaitu: dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara mandiri
tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).
Mobilisasi yang dilakukan segera mungkin dapat mempercepat proses pemulihan kondisi
tubuh. Mobilisasi yang dilakukan secara bertahap bertujuan agar semua sistem sirkulasi
dalam tubuh bisa menyesuaikan diri dan berfungsi secara normal kembali.
B. Tujuan Mobilisasi

Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktivitas


hidup sehari-hari dan aktivitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma),
mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dan gerakan tangan nonverbal.
Adapun tujuan dari mobilisasi adalah sebagai berikut :

a. Mencegah kemunduran serta mengembalikan rentang geraksehingga penderita dapat


kembali normal atau setidak-tidaknya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
b. Memperlancar peredaran darah

c. Membantu pernapasan menjadi kuat

d. Mempertahankan tonus otot, memelihara, dan meningkatkan pergerakan persendian

e. Memperlancar eliminasi alvi dan urine

f. Melatih atau ambulasi

C. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi

a. Gaya Hidup
Mobilisasi seseorang dapat dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai-nilai yang
dianut, dan lingkungan tempat ia tinggal (masyarakat).

b. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental dapat menghalangi seseorang untuk melakukan aktivitas
kebutuhan hidup sehari-hari. Secara umum, terdapat dua jenis ketidakmampuan yaitu
ketidakmampuan primer dan sekunder. Ketidakmampuan primer disebabkan oleh penyakit
atau trauma, sementara ketidakmampuan sekunder terjadi akibat dampak dari
ketidakmampuan primer.

c. Tingkat energi
Energi sangat dibutuhkan dalam mobilisasi. Dalam hal ini, cadangan energi yang dimiliki
masing-masing individu cukup bervariasi. Disamping itu, ada kecenderungan seseorang
untuk menghindari stressor guna mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis.
d. Usia
Usia dangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan mobilisasi.
Pada individu dengan usia lanjut kemampuan untuk melakukan aktivitas dan mobilisasi
menurun sejalan dengan proses penuaan.

e. Sistem neuromuscular
Sistem neuromuskular yang memengaruhi mobilisasi adalah sistem otot, skeletal,
ligamen tendon, kartilago dan saraf. Otot skeletal mengatur gerak tulang karena adanya
kemampuan otot untuk berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai sistem pengungkit.
Terdapat dua tipe kontrakasi otot yaitu kontraksi isotonik dan isometric
D. Macam-macam Mobilisasi

-. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas
sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas
penuh ini merupakan fungsi saraf motorik volunteer dan sensorik untuk dapat mengontrol
seluruh area tubuh seseorang.

-. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas
dan tidak mam.pu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan
sesnsorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi. Pada pasien paraplegi dapat mengalami mobilitas sebagian pada
ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan sensorik.
Mobilitas sebagian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan
batasan yang sifatnya sementara. Hal tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibel pada
system musculoskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan tulang.
2. Mobilitas permanen, merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh rusaknya system saraf yang reversibel,
contohnya terjadinya hemiplegia karena stroke, paraplegi karena cedera tulang belakang,
poliomilitis karena terganggunya system saraf motorik dan sensorik.

E. Kontra Indikasi Mobilisasi

pada kasus tertentu istirahat di tempat tidur diperlukan dalam periode tidak terlalu lama
seperti pada pada kasus infark Miokard akut, Disritmia jantung, atau syok sepsis,
kontraindikasi lai dapat di temukan pada kelemahan umum dengan tingkat energi yang
kurang.

F. Mobilisasi Pada Pasien Pasca Pembedahan Abdomen


Mobilisasi pasca pembedahan yaitu proses aktivitas yang dilakukan pasca pembedahan
dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif dan
menggerakkan tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar
mandi dan berjalan ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 1996 ).
Tahap-tahap mobilisasi pada pasien dengan pasca pembedahan menurut Rustam Muchtar
(1992), meliputi :

1. Pada hari pertama 6-10 jam setelah pasien sadar, pasien bisa melakukan latihan pernafasan
dan batuk efektif kemudian miring kanan – miring kiri sudah dapat dimulai.

2. Pada hari ke 2, pasien didudukkan selama 5 menit, disuruh latihan pernafasan dan batuk
efektif guna melonggarkan pernafasan.

3. Pada hari ke 3 – 5, pasien dianjurkan untuk belajar berdiri kemudian berjalan di sekitar
kamar, ke kamar mandi, dan keluar kamar sendiri.
2.2 OTOT DALAM SISTEM MEKANIKNYA DALAM PEMINDAHAN PASIEN

A. Pengertian body mekanik


Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman untuk
menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama aktivitas. Istilah body
mekanik pada umumnya digunakan untuk menggambarkan efesiensi pergerakan tubuh
seseorng yang digunakan untuk memindahkan tubuh orang lain atau benda. Mekanika
tubuhdan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia
Body Mekanik meliputi 3 elemen dasar yaitu :

-. Body Aligement (Postur tubuh susunan geometrik bagian-bagian tubuh dalam


hubungannya dengan bagian tubuh yang lain.

-. Balance/ Keseimbangan (keseimbangan tergantung pada interaksi antara pusat gravity, line
gravity dan base of support.

-. Kordinated Body Movement (gerakan tubuh yang terkoordinir dimana body mekanik
berinteraksi dalam fungsi muskuloskeletal dan sistem syaraf.

B. Prinsip-prinsip Body Mekanik

Mekanika tubuh penting bagi perawat dan klien. Hal ini mempengaruhi tingkat kesehatan
mereka. Mekanika tubuh yang benar diperlukan untuk mendukung kesehatan dan mencegah
kecacatan.

Perawat menggunakan berbagai kelumpok otot untuk setiap aktivitas keperawatan, seperti
berjalan selama ronde keperawatan, memberikan obat, mengangkat dan memindahkan klien,
dan menggerakan objek. Gaya fisik dari berat dan friksi dapat mempengaruhi pergerakan
tubuh. Jika digunakan dengan benar, kekuatan ini dapat meningkatkan efisiensi perawat.
Penggunaan yang tidak benar dapat mengganggu kemampuan perawat unuk mengangkat,
memindahkan, dan mengubah posisi klien. Perawat juga mengganbungkan pengetahuan
tentang pengaruh fisiologis dan patologis pada mobilisasi dan kesejajaran tubuh.
Prinsip yang digunakan dalam mekanik tubuh adalah sebagai berikut :
-. Gravitasi
Merupakan prinsip pertama yang harus diperhatikan dalam melakukann mekanika tubuh
dengan benar, yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan tubuh. Terdapat
tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam gravitasi:

1. Pusat gravitasi ( center of gravitasi ), titik yang berada dipertengahan tubuh


2. Garis gravitasi ( Line Of gravitasi ), merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat
gravitasi.
3. Dasar tumpuan ( base of suport ), merupakan dasar tempat seseorang dalam keadaan
istirahat untuk menopang atau menahan tubuh

-. Keseimbangan
Keseimbangan dalam penggunaan mekanika tubuh dicapai dengan cara mempertahankan
posisi garis gravitasi diantara pusat gravitasi dan dasar tumpuan.
-. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat dipehatikan adalah berat atau bobot
benda yang akan diangkat karena berat benda akan mempengaruhi mekanika tubuh.

C. Pergerakan Dasar Dalam Mekanika Tubuh


-. Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas manusia.
Sebelum melakukan mekanika tubuh, terdapat beberapa pergerakan dasar yang harus
diperhatikan, di antaranya :
a. Gerakan (ambulating)
Gerakan yang benar dapat membantu keseimbangan tubuh. Sebagai contoh,
keseimbangan pada saat orang berdiri dan saat orang berjalan kaki berbeda. Orang berdiri
akan lebih mudah stabil dibanding dengan orang yang berjalan, karena pada posisi berjalan
terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan pusat gravitasi selalu
berubah pada posisi kaki. Pada saat berjalan terdapat dua fase yaitu fase menahan berat dan
fase mengayun, yang akan menghasilkan gerakan halus dan berirama.|
b. Menahan (squating)
Dalam melakukan pergantian, posisi menahan selalu berubah. Sebagai contoh, posisi orang
yang duduk akan berbeda dengan orang yang jongkok dan tentunya juga berbeda dengan
posisi membungkuk. Gravitasi adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memberikan posisi
yang tepat dalam menahan. Dalam menahan sangat diperlukan dasar tumpuan yang tepat
untuk mencegah kelainan tubuh dan memudahkan gerakan yang akan dilakukan.

c. Menarik (pulling)
Menarik dengan benar akan memudahkan untuk memindahkan benda. Terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk menarik benda, di antaranya ketinggian, letak (sebaiknya
berada di depan orang yang akan menarik ), posisi kaki dan tubuh dalam menarik (seperti
condong kedepan dari panggul ), sodorkan telapak tangan dan lengan atas di bawah pusat
gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan tempat tidur, pinggul, lutut
dan pergelangan kaki ditekuk lalu lakukan penarikan.
d. Mengangkat (lifting)
Mengangkat merupakan cara pergerakan daya tarik. Gunakan otot – otot besar dari tumit,
paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi rasa sakit pada
daerah tubuh bagian belakang.
e. Memutar (pivoting)
Memutar merupakan gerakan untuk memutar anggota tubuh dan bertumpu pada tulang
belakang. Gerakan memutar yang baik memperhatikan ketiga unsur gravitasi dalam
pergerakan agar tidak memberi pengaruh buruk pada postur tubuh.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Body Mekanik Dan Ambulasi
-. Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat mempengaruhi sistem muskuloskeletal dan sistem
saraf berupa penurunan koordinasi. Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit,
berkurangnya kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari – hari dan lain – lainnya.
-. Nutrisi
Salah satu fungsi nutrisi bagi tubuh adalah membantu proses pertumbuhan tulang dan
perbaikan sel. Kekurangan nutrisi bagi tubuh dapat menyebabkan kelemahan otot dan
memudahkan terjadinya penyakit. sebagai contoh tubuh yang kekurangan kalsium akan lebih
mudah mengalami fraktur.
-. Emosi
Kondisi psikologis seseorang dapat menurunkan kemampuan mekanika tubuh dan
ambulansi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman, tidak bersemangat,
dan harga diri rendah. Akan mudah mengalami perubahan dalam mekanika tubuh dan
ambulasi.
-. Situasi dan Kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseoarang misalnya, sering mengankat benda-
benda berat, akan menyebabkan perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
-. Gaya Hidup
Gaya hidup, perubahan pola hidup seseorang dapat menyebabkan stress dan
kemungkinan besar akan menimbulkan kecerobohan dalam beraktivitas, sehingga dapat
menganggu koordinasi antara sistem muskulusletal dan neurologi, yang akhirnya akan
mengakibatkan perubahan mekanika tubuh.
-. Pengetahuan
Pengetahuan yang baik terhadap penggunaan mekanika tubuh akan mendorong
seseorang untuk mempergunakannya dengan benar, sehingga mengurangi tenaga yang
dikeluarkan. Sebaliknya, pengetahuan yang kurang memadai dalam penggunaan mekanika
tubuh akan menjadikan seseorang beresiko mengalami gangguan koordinasi sistem neurologi
dan muskulusletal.
2.3 HUKUM DASAR BIOMEKANIK DAN MEKANIKA

Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek mekanika dari gerakan-gerakan


tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi antara keilmuwan mekanika,
antropometri dan dasar ilmu kedokteran. Pada pendekatan Biomekanika ada beberapa definisi
biomekanik yang dapat kita gunakan. Menurut Hatze, Biomekanika adalah ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi sistem biologi dengan menggunakan pengetahuan dan
metode mekanika. Sedangkan, Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu
fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh
gangguan mekanik yang disebut gaya. Mekanika adalah cabang ilmu yang tertua dari semua
cabang ilmu dalam fisika. Tersebutlah nama-nama seperti Archimides (287-212 SM), Galileo
Galilei (1564-1642), dan Issac Newton (1642-1727) yang merupakan peletak dasar bidang
ilmu ini. Galileo adalah peletak dasar analisa dan eksperimen dalam ilmu dinamika.
Sedangkan Newton merangkum gejala-gejala dalam dinamika dalam hukum-hukum gerak
dan gravitasi.
Hukum Newton tentang Gerak

Hubungan fundamental pada mekanika klasik tercakup dalam hukum tentang gerak yang
dikemukakan oleh Isaac Newton, seorang ilmuwan Inggris. Newton sangat berjasa dalam
mempelajari hubungan antara gaya dan gerak.

Hukum 1.
Sebuah benda terus berada pada keadaan jatuhawalnya yang diam atau bergerak dengan
kecepatan konstan kecuali benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak seimbang, atau gaya luar
neto.Secara sederhana Hukum Newton I mengatakan bahwa perecepatan benda nol jika gaya
total (gaya resultan) yang bekerja pada benda sama dengan nol. Secara matematis dapat
ditulis. F neto = 0
Tubuh yang diam akan tetap diam, dan tubuh yang bergerak akan tetap bergerak dalam
kecepatan yang konstan, kecuali dipengaruhi oleh gaya yang tidak seimbang.

Jika seseorang berada dalam bus yang berjalan dan tiba-tiba mengerem, mungkin orang
tersebut bisa terpelanting dan berkata ”aku terlempar ke depan !”, padahal itu adalah inersia
yang menyebabkan ke depan berlanjut walau bus telah berhanti.
Cedera benturan disebabkan kecenderungan kepala manusia untuk mematuhi hukum tersebut.
Jika ada gaya sentakan dari belakang, badan akan tersentak keras ke depan karena ia
berkontak dengan tempat duduknya. Namun kepala cenderung tidak bergerak dan tersentak
dalam posisi yang menjulur (ekstensi). Karena kepala melekat pada badan, maka kepala akan
terbentur dengan keras ke depan menyebabkan kerusakan pada vertebra serviks. Cedera
dalam tinju atau football yang mengakibatkan kerusakan otak terjadi dalam proses serupa.

Hukum 2.
percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya (m) dan sebanding dengan
gaya neto (F) yang bekerja padanya :

F = ma

Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali sehingga
benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya diperbesar 2
kali ternyata percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar. Demikian juga jika gaya diperbesar 3
kali percepatannya lebih besar 3 .kali lipat. Dan sini kita simpulkan bahwa percepatan
sebanding dengan resultan gaya yang bekerja, atau sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali
ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa benda
diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi ½ kali.
Kita bisa simpulkan bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda
itu. Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap
percepatan. Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan
menggunakan gaya yang sama pada masing-masing benda dan dengan mengukur
percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-benda itu sama dengan kebalikan rasio
percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama : m = F/m

Massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.

Seorang tenaga medis yang kesulitan memindahkan troli yang berat, mungkin akan meminta
bantuan sejawatnya, untuk menghasilkan gaya yang lebih besar, sehingga pergerakan troli
dari keadaan diam menjadi bergerak (percepatan) yang dihasilkannya lebih besar atau troli
lebih mudah dipindahkan.
Hukum 3
Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada benda B,
gaya yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda A.

F aksi = F reaksi

F aksi = gaya yang bekerja pada benda

F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi

Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai biasanya mengartikan bahwa
orang tersebut menekankan kakinya ke permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi yang sama
melalui lantai pada kaki tersebut.

Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa
keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja
pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun
berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya selalu muncul berpasangan.
2.4 KONSEP FISIKA BERKAITAN DENGAN ROM PASIF DAN AKTIF
A. Pengertian ROM
ROM ( Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan
sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital, transversal, dan frontal.
Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh
menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi
tubuh menjadi bagian depan ke belakang. Potongan transversal adalah garis horizontal yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

B. TUJUAN ROM
Adapun tujuan dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot


2. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Merangsang sirkulasi darah
5. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

C. Manfaat ROM
Adapun manfaat dari ROM (Range Of Motion), yaitu :

1. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakan
2. Mengkaji tulang, sendi, dan otot
3. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
4. Memperlancar sirkulasi darah
5. Memperbaiki tonus otot
6. Meningkatkan mobilisasi sendi
7. Memperbaiki toleransi otot untuk Latihan
D. PRINSIP LATIHAN ROM
Adapun prinsip latihan ROM (Range Of Motion), diantaranya :

1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien.
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-
tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari, lengan,
siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di
curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau perawatan rutin
telah di lakukan.
E. JENIS-JENIS ROM
ROM dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. ROM Aktif

ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam
melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal
(klien aktif). Keuatan otot 75 %.

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif adalah sendi
di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

2. ROM Pasif

ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan
rentang gerak yang normal (klien pasif). Kekuatan otot 50 %.

Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak
dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas total
(suratun, dkk, 2008).

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian
dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif adalah seluruh
persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu
melaksanakannya secara mandiri.
F. MACAM-MACAM GERAKAN ROM
1. Fleksi, yaitu berkurangnya sudut persendian.
2. Ekstensi, yaitu bertambahnya sudut persendian.
3. Hiperekstensi, yaitu ekstensi lebih lanjut.
4. Abduksi, yaitu gerakan menjauhi dari garis tengah tubuh.
5. Adduksi, yaitu gerakan mendekati garis tengah tubuh.
6. Rotasi, yaitu gerakan memutari pusat dari tulang.
7. Eversi, yaitu perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar, bergerak membentuk sudut
persendian.
8. Inversi, yaitu putaran bagian telapak kaki ke bagian dalam bergerak membentuk sudut
persendian.
9. Pronasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
10. Supinasi, yaitu pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.
11. Oposisi, yaitu gerakan menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama.
G. SENDI YANG DIGERAKAN

1.ROM Aktif Seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri secara aktif.

2.ROM Pasif Seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan
klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

a.Leher (fleksi/ekstensi, fleksi lateral)

b.Bahu tangankanan dan kiri ( fkesi/ekstensi, abduksi/adduksi, Rotasi bahu)

c.Siku tangan kanan dan kiri (fleksi/ekstensi, pronasi/supinasi)

d.Pergelangan tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi)

e.Jari-jari tangan (fleksi/ekstensi/hiperekstensi, abduksi/adduksi, oposisi)

f.Pinggul dan lutut (fleksi/ekstensi, abduksi/adduksi, rotasi internal/eksternal)


2.5 GERAK DAN GAYA DALAM KEADAAN DINAMIS

Menurut, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaya adalah kesanggupan untuk
berbuat dan sebagainya. Dilansir situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak.
Maka jika kita menarik atau mendorong benda hingga bergerak, kita telah memberikan gaya
terhadap benda tersebut. Besar kecilnya gaya dapat diukur menggunakan alat yang bernama
neraca pegas atau dinamometer. Sementara satuan gaya dinyatakan dalam satuan Newton
yang biasa ditulis N. Kata Newton diambil dari nama Sir Isaac Newton, seorang ahli
matematika dan ilmuwan besar. Besarnya gaya yang diperlukan untuk menarik benda akan
ditunjukan oleh jarum pada skala dinamometer.

Sedangkan, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gerak adalah peralihan
tempat atau kedudukan baik hanya sekali maupun berkali-kali. Dilansir situs resmi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), gerak adalah perpindahan posisi
benda dari tempat asalnya karena adanya gaya. Saat kamu berlari maka akan terjadi
perpindahan. Di mana kamu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dari Encyclopaedia
Britannica (2015), gerak dalam fisika berubah seiring dengan waktu posisi atau orientasi
tubuh. Gerak di sepanjang garis atau kurva disebut terjemahan. Gerak yang mengubah
orientasi benda disebut rotasi. Dalam kedua kasus tersebut semua titik dalam tubuh memiliki
kecepatan yang sama (kecepatan terarah) dan percepatan yang sama (laju waktu perubahan).
Jenis gerak yang paling umum menggabungkan terjemahan dan rotasi.
A. Jenis-jenis gaya:
-. Gaya magnet: Gaya magnet adalah gaya yang diakibatkan oleh magnet. Magnet memiliki
dua kutub, yakni kutub utara dan selatan. Bentuk magnet beragam ada yang berbentuk jarum,
ada juga yang berbentuk huruf U. Lalu berbentuk silinder, lingkaran, dan batang.
-. Gaya listrik statis: Gaya tersebut kekuatan yang dimiliki benda yang bermuatan listrik
untuk menarik benda-benda di sekitarnya. Untuk melihat adanya gaya listrik statis, kamu bisa
mencoba mengosok-gosokan penggaris pada rambut kering. Kemudian dekatkan pada
sobekkan kertas. Maka sobekan kertas akan menempel pada penggaris. Penggaris bisa
menarik potongan kertas dengan gaya listrik statis.
-. Gaya otot: Gaya otot ini kekuatan yang dihasilkan oleh otot manusia. Gaya ini sering
dilakukan pada saat kamu mengangkat beban. Saat kamu sering melakukan olahraga, maka
otot akan bertambah besar dan kuat.
-. Gaya gravitasi bumi: Gaya ini untuk menarik benda lain ke bawah. Saat kamu melempar
benda ke atas, maka semua benda akan jatuh ke bawah. Ini berbeda saat berada di luar
angkasa. Para astronot tidak merasakan gravitasi, dampaknya mereka akan melayang-layang.
-. Gaya pegas: Gaya pegas merupakan gaya yang dihasilkan oleh kerja benda elastis.
Kekuatan yang ditimbulkan oleh karet atau pegas yang diregangkan. Contohnya saat kamu
bermain panahan, karet akan mendorong anak panah terlontar dengan cepat dan jauh.
-. Gaya gesekan: Jika kedua benda saling digesekan, maka antara keduanya akan muncul
gaya gesek. Gaya ini bisa menguntungkan dan merugikan. Bila kamu berjalan di jalan yang
kering, maka antara sepatu dan jalan akan muncul gaya gesek.

B. Jenis-jenis gerak:
-. Gerak lurus: Gerak lurus adalah gerak yang lintasannya berbentuk lurus
-. Gerak parabola: Gerak ini adalah gerak yang lintasannya berbentuk parabola
-. Gerak melingkar: Ini adalah gerak yang lintasannya berbentuk lingkaran
Berdasarkan percepatannya gerak dibagi menjadi dua, yakni:
1. Gerak beraturan
2. Gerak berubah beraturan
Gerak beraturan adalah gerak yang percepatannya sama dengan nol (a = 0) atau gerak yang
kecepatannya konstan. Gerak berubah beraturan adalah gerak yang percepatannya konstan (a
= konstan) atau gerak yang kecepatannya berubah secara teratur Gaya dan gerak merupakan
kegiatan yang setiap hari kita lakukan secara tidak sadar, jadi dengan tidak sadar pula kita
telah mempelajari tentang gaya dan gerak.
2.6.KONSEP FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU
Fisika pada dasarnya mengenalkan konsep materi dan energi. Dua konsep ini adalah
konsep dari semua konsep yang dipelajari dalam fisika. Meskipun cabang fisika sangat luas,
pada akhirnya konsep-konsep tersebut kembali ke konsep materi dan energi. Dalam fisika
dasar, pembagian konsep fisika terbagi kedalam konsep mekanika, listrik-magnet,
termodinamika, gelombang, fisika modern, dan fisika inti.
Materi adalah setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang, yang jumlahnya diukur
oleh suatu sifat yang disebut massa. Secara umum materi dapat juga didefinisikan sebagai
sesuatu yang memiliki massa dan menempati volume.
Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dalam bidang fisika energi
adalah kemampuan untuk melakukan kerja (misalnya untuk energi listrik dan mekanika).
Energi adalah daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses
kegiatan. Misalnya dapat merupakan bagian suatu bahan atau tidak terikat pada bahan
(seperti sinar matahari). Energi juga dapat diartikan sebagai tenaga.
A. Jenis-jenis materi
-. Gas, misalnya; udara, gas oksigen, gas karbondioksida, dan lain-lain.
-. Cair, misalnya; air, minyak, bensin, alkohol, dan lain-lain.
-. Padat, misalnya; batu, kayu, besi, dan lain-lain.
B. Sifat-sifat materi
-. Sifat intensif, yaitu sifat fisika yang tidak bergantung pada jumlah dan ukuran zat
Misalnya; warna, bau , titik didih, dan lain-lain.
-. Sifat Ekstensif, yaitu fisika yang bergantung pada jumlah dan ukuran zat.
Misalnya; kelarutan, massa jenis, volume, dan lain-lain
-. Sifat Kimia, adalah sifat materi yang berhubungan dengan pembentukan zat baru.

Misalnya; kereaktifan , keterbakaran, kestabilan, dan lain-lain.


C. Jenis-jenis energi:
1. Energi Bunyi

Energi bunyi merupakan suatu energi yang diciptakan dan dihasilkan dari getaran
partikel – partikel udara yang berada disekitar area sumber bunyi tersebut. Misalnya seperti,
ketika televisi atau radio hidup, maka secara nyata pengeras suara menggerakkan udara yang
berada didepannya. Caranya dengan membuat partikel – pertikel udara tersebut bergetar.
Lalu, energi dari getaran si partikel – partikel udara menyampaikan ke telinga kita, sehingga
kita dapat mendengarnya.

2. Energi Mekanik

Semua benda yang dapat bergerak atau mempunyai kemampuan untuk bisa bergerak pasti
mempunyai energi mekanik didalamnya. Misalnya seperti, air terjun yang terletak di atas
tebing yang mampu bergerak turun kebawah dikarenakan adanya energi mekanik, sama juga
seperti angin.

3. Energi Listrik

Energi Listrik merupakan suatu energi yang diciptakan dan dihasilkan dari muatan listrik
yang bergerak melewati kabel.

4. Energi Kalor

Energi kalor merupakan suatu energi yang diciptakan dan dihasilkan dari gerak internal
partikel – partikel yang berda didalam suatu zat. Misalnya seperti, jika kita menggosok –
gosok kedua tangan dalam beberapa detik amaka tangan ktia akan menimbulkan rasa panas.
Biasanya energi kalor atau energi panas diciptakan dan dihasilkan dari gesekan antara 2
benda. Dan energi kalor mmebuat terjadinya perubahan wujud dan suhu.

5. Energi Cahaya

Energi Cahaya merupakan suatu energi yang diciptakan dan dihasilkan dari radiasi
gelombang elektromagnetik.

6. Energi Mekanik

Energi mekanik merupakan suatu energi yang memiliki kaitan dengan kemampuan untuk
bergerak atau gerak dengan sendirinya. Energi mekanik memiliki 2 jenis, yaitu :

a. Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan suatu energi yang ada pada sebuah benda karena lajunya atau
geraknya. Adapun rumus energi kinetik adalah :
EK = energi kinetik (joule atau J), m = massa (kg), v = kelajuan
b. Energi Potensial

Energi potensial merupakan suatu energi yang ada pada sebuah benda karena posisinya.
Adapun rumus energi potensial adalah :

EP = energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g = percepatan gravitasi
(m/s2), h = ketinggian benda dari acuan (m).
7. Energi Nuklir

Energi nuklir merupakan suatu energi yang diciptakan dan dihasilkan dari reaksi inti yang
ada di bahan radioaktif. Energi nuklir terbagi menjadi 2 jenis yaitu energi nuklir fisi dan fusi.

D. Sifat-sifat energi

1. Transformasi Energi
Transformasi energi maksudnya adalah energi bisa diubah menjadi sebuah bentuk lain.
Misalnya seperti, energi panas yang dilakukan ketika pembakaran diubah menjadi energi
gerak atau mekanik mesin.
2. Transfer Energi
Transfer energi adalah energi panas atau energi apapun yang mampu ditransfer dari satu
tempat ke tempat lainnya atau dari satu material ke material lainnya.
3. Energi Dapat Pindah ke Benda Lainnya
Sama seperti transfer energi, sifat energi yang satu ini dapat dipindahkan dari satu benda
ke benda lainnya.
4. Energi Adalah Kekal
Energi memiliki sifat kekal artinya enerti tidak mampu diciptakan dan juga tidak mampu
untuk dimusnahkan.

2.7.GAYA GRAVITASI DAN KESEIMBANGAN

Gravitasi adalah satu dari empat gaya fundamental di alam semesta ini. Apa yang kita
namakan sebagai gaya fundamental adalah interaksi antara materi yang tidak dapat lagi kita
turunkan menjadi sesuatu yang lebih mendasar lagi. Gaya gesek, misalnya, bukanlah gaya
fundamental karena gaya ini muncul akibat interaksi antar atom dan molekul pada kedua
permukaan yang saling bergesekan. Gaya gravitasi dibangkitkan dari massa suatu objek, dan
selalu menarik objek lain yang juga memiliki massa. Besarnya gaya ini berbanding lurus
dengan massa kedua objek, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda.

Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika


di tempatkan di berbagai posisi. Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah
kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat
posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statis atau
dinamis, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal. Keseimbangan juga bisa diartikan
sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat
gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support). Keseimbangan
melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem
muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh
dengan bidang tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan
efisien.

A. Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu :


1) Keseimbangan statis:
Kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri
dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan).

2) Keseimbangan dinamis :
Adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.
Keseimbangan dinamis adalah pemeliharaan pada tubuh melakukan gerakan atau saat berdiri
pada landasan yang bergerak (dynamic standing) yang akan menempatkan ke dalam kondisi
yang tidak stabil. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi sistem
sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal
(otot, sendi, dan jaringan lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik,
sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi
internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti usia, motivasi, kognisi,
lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

B. Komponen–komponen pengontrol keseimbangan adalah:

1) Sistem informasi sensoris


Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris (Chandler,2000).

a) Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam
keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di
dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta
sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem
labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui
refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat obyek
yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular
yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke
cerebellum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinthine, retikular
formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron
melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal,
kumparan otot pada leher dan otot-otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular
bereaksi sangat cepat sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan
mengontrol otot-otot postural.
b) Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif.
Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis.
Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju cerebellum, tetapi ada pula yang
menuju ke korteks serebri melalui lemniskus medialis dan thalamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada
impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-
ujung saraf yang beradaptasi lambat di sinovial dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini
dari reseptor raba di kulit dan jaringan lain, serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran
akan posisi tubuh dalam ruang.

c) Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969)
menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu
agar tetap fokus pada titik utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor
tubuh selama melakukan gerak statis atau dinamis. Penglihatan juga merupakan sumber
utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan memegang peran
penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita
berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak
pandang.

Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap
perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis
untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

2) Kekuatan otot (Muscle Strength)


Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang
dihasilkan merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.

Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa
beban eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot
sangat berhubungan dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem
saraf mengaktifasi otot untuk melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot
yang teraktifasi, maka semakin besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.

Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan
langsung dengan kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban eksternal
lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi posisi tubuh.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan:

1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)


Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di
tengah benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan
mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka
tubuh dalam keadaan seimbang. Pada manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah
atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia ketika berdiri tegak adalah tepat di atas
pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu: ketinggian dari titik pusat
gravitasi dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang
tumpu, serta berat badan.
2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi
dengan pusat bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu
adalah menentukan derajat stabilitas tubuh.

3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)


Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan
tumpuan. Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan
seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar
bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil
dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat bidang tumpu dengan pusat gravitasi,
maka stabilitas tubuh makin tinggi.

2.8.KONSEP FISIKA BERKAITAN DENGAN IMOBILISASI

Konsep fisika berkaitan dengan Imbolisasi


Imobilisasi adalah suatu usaha mengkoordinasi system muskuluskeletal dan system syaraf
dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama mengangkat,
membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari.

a) Sistem Sistem Metabolik


Menggunakan pengukuran antropometrik untuk mengevaluasi atrophic otot, menggunakan
pencatatan asupan dan takaran serta data laboraturium untuk mengevaluasi status cairan,
elektrolit maupun kadar serum protein, mengkaji penyembuhan luka untuk mengevaluasi
perubahan transport nutrisi.
b) Sistem Respiratori
Pengkajian, system respiration harus dilakukan minimal setiap 2 jam sekali, pada klien
yang mengalami keterbatasan aktivitas. Perawat menginspeksi pergerakan dinding dada
selama siklus inspirasi-ekspirasi penuh.
c) Sistem Kardiovaskuler
Kelainan muskuluskeletal selama pengkajian meliputi penurunan tonus otot, krhilangan
massa otot dan kontraktur, pengkajian rentang gerak.
d) Sistem Integumen
Perawat terus-menerus mengkaji kult klien terhadap tanda-tanda kerusakan.
e) Sistem Eliminasi
Status eliminasi klien harus diobsevasi setiap shift dan total intake dan output dievaluasi
selama 24 jam. perawat harus menentukan bahwa klien menerima jumlah dan jenis cairan
melalui oral atau parenteral dengan benar.
f) Faktor Psikososial
Perubahan statuspsikososial klien menjadi lambat dan sering diabaikan.perawat harus
mengobservasi selama beberapa hari, sebelum menyimpulkan bahwa ia mempunyai masalah
depresi. perawat juga mengobservasi perubahan perilaku, seperti pada klien kooperatif yang
menjadi argumentative atau pada klien yang sopan yang mulai memperlihatkan alat
kelaminnya berulang kali.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu dari bidang ilmu fisika yang mempelajari
gerakan dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gangguan mekanik
yang disebut gaya.

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur,


mempunyai tujuan memenuhi kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk kemandirian.

Body mekanik merupakan penggunaan tubuh yang efisien, terkoordinir dan aman
untuk menghasilkan pergerakan dan mempertahankan keseimbangan selama
aktivitas.Mekanika tubuh dan ambulasi merupakan bagian dari kebutuhan aktivitas
manusia.

Imobilisasi adalah suatu usaha mengkoordinasi system muskuluskeletal dan system


syaraf dalam mempertahankan keseimbangan, postur dan kesejajaran tubuh selama
mengangkat, membungkuk, bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Jadi mahasiswa keperawatan perlu mempelajari konsep mekanika agar bisa
memahami kebutuhan pasien.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurkan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/836/4/BAB%20II.pdf

https://jayasaputram.wordpress.com/2016/09/01/mobilisasi-immobilisasi

https://www.academia.edu/9236475/BODY_MEKANIK_DAN_MOBILISASI

https://junkcreck.wordpress.com/2011/12/20/body-mekanika-dalam-keperawatan

https://penjastar.wordpress.com/2013/03/20/mengenal-biomekanika-dalam-olahraga-part-1/
#:~:text=Biomekanika%20merupakan%20ilmu%20yang%20membahas,antropometri%20dan
%20dasar%20ilmu%20kedokteran

https://www.asiafitnesstoday.com/?p=886

http://sitinadirahyusuf.blogspot.com/2015/04/tugas-idk-ii-rom-aktif-dan-rom-pasif.html

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/17/180000369/gaya-dan-gerak-pengertian-dan-
jenisnya?page=all

http://www.fisikasekolah.com/2016/08/konsep-fisika_22.html#:~:text=Fisika%20pada%20dasarnya
%20mengenalkan%20konsep,konsep%20yang%20dipelajari%20dalam%20fisika.&text=Dalam
%20fisika%20dasar%2C%20pembagian%20konsep,fisika%20modern%2C%20dan%20fisika%20inti

https://decungkringo.wordpress.com/tag/garis-gravitasi/#:~:text=Keseimbangan%20juga%20bisa
%20diartikan%20sebagai,tumpu%20(base%20of%20support).&text=Adalah%20kemampuan
%20untuk%20mempertahankan%20kesetimbangan%20ketika%20bergerak

https://langitselatan.com/2015/01/12/apa-itu-gravitasi

Anda mungkin juga menyukai