Anda di halaman 1dari 40

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BAYI RISIKO TINGGI

LAMPIRAN 1.1 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN FOTO TERAPI

Prosedur Pemberian Foto Terapi

Pengertian : Metode terapi dengan menggunakan cahaya dari lampu fluorescent


yang di paparkan pada kulit bayi.
Tujuan : Untuk memudahkan penggunaan alat foto terapi dalam rangka menunjang
kegiatan belajar mengajar praktek laboratorium keperawatan anak khususnya
asuhan keperawatan pada bayi risiko tinggi.

Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Satu set alat fototerapi lengkap yang
terdiri dari : bola lampu 6-8 buah,
terdiri dari cahaya biru (F20T12), dan
cahaya biru khusus (F20T12/BB) atau
daylight fluorescent tubes (sudah
tersetting)
b. Inkubator atau box bayi
c. Kain kasa
d. Kertas karbon / bahan yang tidak
tembus cahaya / kaca mata khusus
bayi
e. Plester
f. 1 Diapers dan 2 popok bayi yang
besar
g. Gunting
h. Kertas Label
i. Balpoint
Alat Pelindung Diri (APD) :
a. Sarung tangan
b. Skort

1
2. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada pasien
dan keluarganya mengenai prosedur
yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Prosedur kerja
a. Cuci tangan
b. Kaji kebutuhan klien terhadap
fototerapi dan periksa kembali advis
dokter
c. Hangatkan ruangan tempat unit terapi
sinar ditempatkan, sehingga suhu di
bawah lampu antara 30 ᵒC - 38 ᵒC.
d. Angkat bayi dari box atau inkubator ke
meja tindakan yang sudah disiapkan.
e. Buka pakaian bayi satu persatu,
jangan menelanjangi bayi sekaligus
untuk mencegah bayi kedinginan
f. Pakaikan diapers terlebih dahulu
g. Tutupi mata bayi dengan penutup
mata yang tidak tembus cahaya
(kertas karbon atau plastik yang di
bungkus dengan kasa), pastikan
lubang hidung bayi tidak ikut tertutup,
gunakan plester yang tidak mengiritasi
(hipafix) untuk menahan penutup mata
bayi.
h. Pakaian bayi dibuka dan hanya
menggunakan pampers atau popok
saja.
i. Nyalakan fototerapi dan pastikan
semua tabung fluoresens berfungsi
dengan baik.
j. Tempatkan bayi di bawah sinar
fototerapi
k. Bila berat bayi 2 kg atau lebih,
tempatkan bayi dalam keadaan
telanjang pada basinet. Tempatkan
bayi yang lebih kecil dalam inkubator.
l. Posisi lampu diatur dengan jarak 30-
50 cm
m. Catat tanggal pemberian foto terapi
dan jam fototerapi di mulai.
n. Posisi bayi di ubah setiap 2-4 jam
sekali atau sesuai instruksi dokter
o. Tetap beri minum ASI/PASI pada bayi
sesuai kebutuhan cairan bayi atau 3
jam sekali.
p. Ukur suhu bayi dan suhu udara di
bawah sinar terapi sinar setiap 3 jam.
Bila suhu bayi lebih dari 37,5 ᵒ C,
sesuaikan suhu ruangan atau untuk
sementara pindahkan bayi dari unit
terapi sinar sampai suhu bayi antara
36,5 ᵒ C – 37,5 ᵒC.

2
q. Jangan pindahkan bayi dari sinar
fototerapi bila bayi menerima cairan
intravena atau makanan melalui NGT.
5. Tahap Terminasi
a. Catat efek samping yang terjadi
selama menjalani fototerapi, seperti:
letargi, peningkatan kehilangan
cairan, perubahan warna kulit,
kerusakan retina dan peningkatan
suhu tubuh.
b. Bereskan alat-alat dan simpan
ketempat semula
c. Cuci tangan

6. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, tahun
b. Dokumentasikan hasil tindakan pada
catatan perawatan:nama klien,
Respon klien selama pemberian dan
sesudah pemberian untuk melihat
efek samping foto terapi.

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

3
LAMPIRAN 1.3 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN BAYI
DALAM INKUBATOR

Prosedur Perawatan Bayi Dalam Inkubator

Pengertian : Pengertian Perawatan bayi dalam inkubator adalah cara perawatan pada
bayi dengan memasukkan bayi ke dalam alat (inkubator) yang berfungsi untuk
menciptakan lingkungan dengan suhu yang cukup hangat untuk bayi.
Tujuan : Memberikan kehangatan yang berkelanjutan pada bayi risiko tinggi, dengan
berat badan < 1500 gram.

Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Inkubator
b. Termometer
c. Seprei bersih
Alat Pelindung Diri (APD) :
a. Masker
b. Sarung tangan
c. Skort
3. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
4. Prosedur kerja
a. Tentukan suhu yang tepat untuk
inkubator berdasarkan usia dan berat
badan bayi.
b. Hangatkan inkubator sampai suhu yang

4
diinginkan sebelum meletakkan bayi di
dalamnya.
c. Bersihkan kasur dan tutupi dengan
lembaran seprei bersih.
d. Pastikan bahwa reservoir air inkubator
kosong, bakteri yang berbahaya dapat
berkembang dalam air dan menginfeksi
bayi. Membiarkan reservoir kering tidak
akan mempengaruhi fungsi inkubator.
e. Pastikan bahwa kepala bayi tertutup atau
memakai topi dan bayi diberi baju atau
tertutup kecuali jika bayi perlu telanjang
atau dilepaskan bajunya sebagian untuk
pengamatan atau prosedur
f. Letakkan hanya satu bayi dalam tiap
inkubator
g. Tutup kap, secepat mungkin setelah
meletakkan bayi di dalamnya.
h. Pertahankan jendela inkubator tetap
tertutup setiap saat guna
mempertahankan kehangatan inkubator.
i. Periksa suhu inkubator setiap jam selama
delapan jam pertama kemudian setiap 3
jam.
j. Ukur suhu bayi setiap jam selama
delapan jam pertama kemudian setiap 3
jam, jika suhu bayi kurang dari 36,5°C
atau lebih dari 37,5°C, sesuaikan suhu
inkubator berdasarkan suhu tersebut.
k. Berikan bayi kepada ibu segera setelah
bayi tidak lagi membutuhkan perawatan
khusus dan prosedur serta terapi yang
sering.
5. Tahap Terminasi
a. Kaji Respon klien selama pemberian,
prosedur
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan.
6. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun.
b. Dokumentasikan hasil tindakan pada
catatan perawatan:nama klien, Respon
klien selama pemberian dan sesudah
tindakan
Catatan Penilaian yang belum dicapai :
……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)
5
Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

6
LAMPIRAN 1.6 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN ORO
GASTRIC TUBE

Prosedur Pemasangan Oro Gastric Tube (OGT)

Pengertian : Melakukan pemasangan selang dari rongga mulut sampai ke lambung


pada bayi atau anak
Tujuan :
1. Memberikan nutrisi kepada bayi/anak yang tidak sadar dan bayi yang mengalami
kesulitan menelan
2. Mencegah terjadinya atropi esofagus / lambung pada bayi yang tidak sadar
3. Untuk melakukan kumbah lambung pada anak yang keracunan
4. Memasukan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang dicairkan
5. Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang ada dalam lambung
6. Mengirigasi lambung karena perdarahan atau keracunan dalam lambung
7. Mengambil spesimen dalam lambung untuk pemeriksaan laboratorium
Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
1. Bak troli yang berisi :
a. OGT No 5 atau 8 (untuk bayi),
Anak : No. 12-14
b. Sudip lidah (tongue spatel)
c. Sarung tangan
d. Senter
e. Spuit ukuran 20-50 cc
f. Plester
g. Stotoskop
h. Handuk
i. Tissue
j. Bengkok
2. Alat-alat yang dimasukan dalam bak
instrumen steril :
a. Selang NGT
b. Sarung tangan steril
c. Spuit
APD : sarung tangan
3. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak dengan orang tua bayi :
mengucapkan salam, perkenalkan diri,

7
menjelaskan tujuan pemasangan OGT

4. Prosedur kerja
a. Cuci tangan dengan cara yang baik dan
benar (6 langkah)
b. Mempersiapkan alat
c. Memasukkan alat-alat dalam bak
instrumen : Selang OGT, Sarung tangan,
Spuit OGT
d. Atur posisi pasien : supinasi
e. Pasang handuk pada dada pasien,
letakan tissue wajah pada jangkauan
pasien
f. Pasang perlak, pengalas dan bengkok
disamping telinga pasien
g. Bersihkan area sekitar mulut
mengguanakan tissue
h. Gunakan sarung tangan steril
i. Ukur panjang selang yang akan
dimasukan dengan mengguanakan
 Metode tradisional:
Ukur jarak dari tepi mulut ke daun
telinga bawah dan proxesus
xiphoideus pada sternum
 Metode Hanson :
Mula-mula tandai 50 cm pada selang
kemudian lakukan pengukuran
dengan metode tradisional. Selang
yang akan dimasukan adalah pada
pertengahan antara 50 cm dan tanda
tradisional
j. Beri tanda pada panjang selang yang
sudah diukur
k. Masukan selang di mulut yang sudah
ditentukan
l. Lanjutkan memasukan selang sepanjang
mulut. Jika terasa agak tertahan putarlah
selang dan jangan dipaksakan untuk
masuk
m. Lanjutkan memasang selang sampai
nasofaring.
n. Jangan memaksakan selang untuk
masuk. Jika ada hambatan atau pasien
tersedak, sianosis, hentikan mendorong
selang. Periksa posisi selang dibelakang
tenggorokan dengan menggunakan
tongue spatel dan senter.
o. Pasang stetoskop
p. Setelah selesai memasang OGT, sampai
ujung yang telah ditentukan maka
periksa letak selang dengan :
1) Memasang spuit pada ujung OGT,
memasang bagian diafragma
stotoskop pada perut dikuadran kiri

8
atas pasien (lambung) kemudian
suntikan 5-10 cc udara bersama
dengan auskultasi abdomen
2) Aspirasi pelan-pelan untuk
mendapatkan isi lambung
3) Masukkan ujung selang pada kom
yang berisi air
q. Viksasi selang OGT dengan plester :
 Potong 5 cm pelester, belah menjadi 2
sepanjang 2,5 cm pada salah satu
ujungnya. Memasang ujung yang tidak
dibelah pada daerah pipi dan silangkan
plester pada selang yang keluar dari tepi
mulut.
 Tempelkan ujung selang OGT pada baju
pasien dengan memasang plester pada
ujung dan penitikan pada baju pasien
5. Tahap Terminasi
a. Rapikan pasien dan alat pada tempatnya
b. Cuci tangan
6. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun
b. Dokumentasikan hasil tindakan pada
catatan perawatan: nama klien, respon
klien selama pemasangan

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

9
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
ANAK SAKIT

10
LAMPIRAN 2.1 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI BERMAIN
Prosedur Terapi Bermain

11
Pengertian : Bentuk infantir dari kemampuan orang dewasa untuk menghadapi
beberapa pengalaman dengan cara menciptakan model situasi tertentu, dan berusaha
untuk menguasainya melalui eksperimen dan perencanaan
Tujuan :
1. Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan asing
2. Membantu mengurangi stress terhadap perpisahan
3. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan perlatan
serta prosedur medis
4. Membantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing
5. Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengeksplorasi perasaan.
6. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif
terhadap orang lain.
7. Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.

Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
a. Melakukan kontrak Waktu
b. Mengecek kesiapan anak (tidak
mengantuk, tidak rewel, keadaan
umum membaik/kondisi yang
memungkinkan)
c. Menyiapkan alat
2. Menyiapkan Ruangan dan alat bermain
a. Rancangan program bermain lengkap
dan sistematis
b. Persiapan ruangan bermain
c. Penentuan jenis permainan : alat
bermain sesuai dengan umur/jenis
kelamin dan tujuan bermain
3. Menyiapkan Pasien
a. Memberikan salam kepada pasien
dan keluarga serta menyapa nama
pasien
b. Menjelaskan tujuan bermain dan
prosedur pelaksanaan.
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan
klien sebelum kegiatan dilakukan
d. Melakukan kontrak waktu
e. Anak tidak mengantuk
f. Anak tidak rewel
g. Keadaan umum mulai membaik
h. Pasien bisa tidur atau duduk, sesuai
dengan kondisi klien
4. Prosedur kerja
a. Mencuci tangan
b. Memberi petunjuk pada anak cara
bermain.
c. Mempersilahkan anak untuk melakukan

12
permainan sendiri atau dibantu.
d. Memotivasi keterlibatan klien dan
keluarga
e. Memberi pujian pada anak bila dapat
melakukan
f. Mengobservasi emosi, hubungan
interpersonal, psikomotor anak saat
bermain.
g. Meminta anak menceritakan apa yang
dilakukan/dibuatnya.
5. Tahap Terminasi
a. Kaji Respon klien selama bermain dan
sesudah bermain.
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan
6. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, bulan dan tahun
b. Dokumentasikan hasil tindakan pada
catatan perawatan: nama klien, Respon
klien selama bermain dan sesudah
pemberian terapi bermain
Catatan Penilaian yang belum dicapai :
……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

LAMPIRAN 2.2 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Prosedur Pengukuran Antropometri

Pengertian : Melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan
lingkar lengan atas..

13
Tujuan : Untuk mengetahui berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala,
dan lingkar lengan atas

Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Timbangan BB bayi dan anak dengan
ketelitian 0,1 kg
b. Pita centimeter
c. Pita Lila
d. Infantometer/ Stadiometer/microtoice
dengan ketelitian 0.1 cm
e. Buku catatan dan bolpoint
2. Menyiapkan pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
3. Prosedur Kerja
Pengukuran Berat Badan bayi:
a. Letakkan timbangn pada alas yg rata
dan kuat
b. Beri alas tipis yang bersih/ selimut
c. Pastikan jarum berada pada angka 0
d. Sebelum timbang lepaskan alas kaki,
baju dan topi bayi, pempers. Bayi
sebaiknya ditimbang tanpa pakain
e. Pengukur berdiri di depan skala
timbangan
f. Letakkan bayi di dalam timbangan,
tunggu sampai jarum tidak bergerak
lagi
g. Pada anak : Minta anak berdiri di atas
timbangan dengan pandangan ke
depan.
h. Lihat skala BB pada timbangan.
i. Catat hasilnya.
Pengukuran Tinggi Badan pada Anak :
a. Pasang microtoice pada tembok.
b. Minta anak berdiri tegak lurus dengan
pandangan ke depan dengan kedua
tumit menempel pada tembok.
c. Tentukan tinggi badan anak sesuai
hasil pengukuran.

Pengukuran Panjang Badan pada Bayi


a. Siapkan infantometer dengan skala
ketelitian 0,1 cm/1mm

14
b. Tempatkan pada tempat/meja yang
datar
c. Beri alas yang tipis, bersih dan
nyaman
d. Sebelum mengukur panjang badan
lepaskan topi,hiasan rambut dan kaus
kaki bayi
e. Cara mengukur :Pengukur sebaiknya
berdiri pada salah satu sisi sebaiknya
pada sisi dekat pada skala pengukur
f. Asisten pengukur berdiri di bagian
kepala bayi
g. Letakkan bayi dgn kepala menempel
pada bagian kepala /head board
h. Posisikan kepala bayi dengan sudut
luar mata dan sudut atas liang telinga
berada pada garis yang tegak lurus
dengan bidang infantometer
i. Asisten pengukur dengan lembut
memepertahankan kepala bayi
dengan posisi ini
j. Luruskan tubuh bayi sejajar dgn
bidang infantometer
k. Luruskan tungkai bayi bila perlu salah
satu tgn pengukur menahan agar
lutut bayi lurus
l. Tangan pengukur menahan lutut bayi
ke bawah dengan lembut
m. Dengan tangan lain pengukur
mendorong bagian/mengerakkan
foodboard shg menempel dgn tumit
anak
n. Posis kaki bayi adl jari kaki menunjuk
ke atas
o. Baca ukuran PB anak sampai 0,1 cm
terdekat
p. Pengukuran dilakukan hanya pada
satu atau 2 kaki bayi
q. Uasahakan ibu berada pada posisi yg
terlihat oleh bayi agar bayi tenang
r. Jika tidak ada asisten ibu diminta
untuk menjadi asisten pengukur
s. Jangan menekan lutut terlalu keras
terutama pd bayi kecil
t. Pengukur melihat hasil skala
pengukuran dengan dengan batas
pengukuran dari kepala sampai tumit
(bukan sampai jari kaki)
u. Catat hasil pengukuran

Hal yang perlu diperhatikan adalah


: posisikan kepala, luruskan badan
dan tungkai, posisikan kaki, dan
ukur panjang badan sampai 0,1 cm
terdekat

15
Pengukuran Lingkar Kepala:
a. Letakkan pita senti melingkari kepala
tepat di atas alis dan pinna, dan
melingkari oksipital yang menonjol.
b. Tentukan lingkar kepala berdasarkan
angka yang tertera pada alat ukur.
c. Catat hasil pengukuran
Pengukuran Lingkar Dada:
a. Mengukur lingkar dada sejajar
dengan puting.
b. Tentukan lingkar dada berdasarkan
angka yang tertera pada alat ukur
c. Catat hasil pengukuran
Pengukuran Lingkar Lengan:
a. Minta anak memfleksikan tangan
yang non dominan ke dada.
b. Tempatkan pita LILA dengan angka 0
berada pada tonjolan tulang bahu.
c. Mengukur dari tonjolan tulang bahu
sampai siku, setelah itu bagi hasil
pengukuran menjadi 2 bagian dan
tempatkan pita meter pada bagian
tersebut
d. Tentukan lingkar lengan berdasarkan
angka yang tertera pada pita lila
tersebut
e. Mencatat dan menginterpretasikan
hasil pengukuran
4. Tahap Terminasi
a. Kaji Respon klien selama melakukan
pengukuran
b. Bersekan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan
5. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, tahun
b. Dokumentasikan hasil tindakan pada
catatan perawatan: nama anak, hasil
pengukuran berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala, lingkar dada dan ingkar
lengan.

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)
16
Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

LAMPIRAN 2.3 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


MENGATUR TETESAN INFUS
Prosedur Mengatur Tetesan Infus

Pengertian : Melakukan pengaturan tetesan infuse sesuai dengan kebutuhan cairan


pada anak per menit
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah tetesan infuse dalam satu menit

Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

17
No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Jam tangan berdetik
b. Kertas dan bolpoint
c. Tiang infus dan cairan infus yang
sesuai (cairan sudah terpasang)
2. Menyiapkan pasien
c. Kontrak : Perkenalan
d. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
3. Prosedur Kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan tujuan
c. Mengatur tetesan infus dalam 1 menit 8
tetes atau dalam 30 detik 4 tetes atau
dalam waktu 15 detik 2 tetes, sambil
melihat jam detik.
d. Setelah tetesan sudah tepat, maka
hentikan prosedur
4. Tahap Terminasi
a. Kaji Respon klien selama melakukan
perhitungan
b. Bersekan alat-alat
c. Cuci tangan
5. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, tahun
1. Dokumentasikan hasil tindakan pada
catatan perawatan: nama anak, jenis
cairan dan jumlah tetesan infus/pemenit
Catatan Penilaian yang belum dicapai :
……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

18
A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten
B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

LAMPIRAN 2.4 : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

TATALAKSANA MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

Prosedur Tatalaksana MTBS

Pengertian : Melakukan tatalaksana manajemen terpadu balita sakit usia 2 bulan


sampai 5 tahun dan MTBM usia < dari 2 bulan
Tujuan : Untuk melaksanakan tatalaksana MTBS dan MTBM pada bayi yang sehat dan
sakit.

19
Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Format MTBS dan MTBM
b. Pensil
c. Penggaris
d. Jam tangan/
e. Saturasi O2
f. Air matang
g. Gelas
h. Timbangan BB bayi/anak dengan
ketelitian 0,1 kg dan
microtoice/Stadiometer/infantomet
er dengan ketelitian 0,1 cm
i. Termometer
j. Pita LILA
k. Obat-obatan yang sesuai buku
bagan MTBS
2. Menyiapkan pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
3. Prosedur Kerja
a. Cuci tangan
b. Jelaskan tujuan
c. Mengisi identitas anak, identitas orang
tua, alamat, BB, TB/PB, suhu, Keluhan
utama, centang kunjungan I/ulang, dan
lingkari kunjungan neonats utk bayi
muda dengan pola pengisian dari kiri ke
kanan atau atas ke bawah
d. Melakukan penilaian dan klasifikasi
pada tanda bahaya umum, 4 keluhan
utama, status gizi, status HIV, status
anemia, status imunisasi, Vit A,
masalah keluhan lain dan masalah
pemberian makan
e. Melakukan tindakan/pengobatan
sesuai dengan klasifikasi yang
ditentukan dari TBu sampai Masalah
pemberian makan

20
f. Mengisi nasihat kapan kembali segera
dan menentukan kapan kembali
segera.
g. Petugas MTBS tanda tangan pada
format MTBS yang diisi.
4. Tahap Terminasi
d. Kaji Respon klien selama melakukan
tatalaksana MTBS/MTBM
e. Bersekan alat-alat
f. Cuci tangan
5. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, tahun
b. Dokumentasikan hasil penilaian,
klasifikasi dan tindakan/pengobatan
pada format MTBS/MTBM
Catatan Penilaian yang belum dicapai :
……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

LAMPIRAN 3.1 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI


HB0 UNIJEC

Prosedur Pemeberian Imunisasi HB0 dengan uniject

21
Pengertian : Memberikan imunisasi pada bayi usia 0-< 24 jam secara
intra muscular dengan dosis 0,5 ml, pada paha antero lateral kanan untuk
meningkatkan kekebalan pada anak secara aktif terhadap penyakit hepatitis B,
sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut bayi tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan.
Pemberian imunisasi HB dengan unuject. Uniject adalah alat suntik (semprit dan
jarum) sekali pakai yang sudah diisi vaksin dengan dosis yang tepat dari pabriknya.
Tujuannya : Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B.

Petunjuk : Beri tanda (√) bila dilakukan oleh mahasiswa

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Vaksin HB dengan uniject
b. Kapas dan air matang
c. Buka kotak wadah uniject dan periksa :
Label jenis vaksin untuk memastikan
bahwa uniject tersebut memang
bersisi vaksin hepatitis B
d. Perhatikan tanggal kadaluarsa
vaksin/pelarut & vaccine vial monitor
(VVM)
3. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
4. Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Buka kantung aluminium/plastic dan
keluarkan uniject
3. Pegang uniject pada bagian leher dan
bagian tutup jarum. Aktifkan uniject
dengan cara mendorong tutup jarum
ke arah leher dengan tekanan dan
gerakan cepat
4. Saat uniject diaktifkanakan terasa
hambatan dan rasa menembus
lapisan
5. Buka tutup jarum
6. Bersihkan kulit paha (jangan bokong)
dengan kapas dan air matang (jangan
gunakan alkohol).

22
7. Tunggu hingga kering
8. Pegang uniject dengan tangan
dominan
pada bagian leher dan tusukkan
jarum pada pertengahan paha kanan
bayi secara intra muscular (IM). Tidak
perlu dilakukan aspirasi.
9. Pijat reservoir dengan kuat untuk
menyuntikkan vaksin Hepatitis B.
Jangan memasang kembali tutup
jarum.
10. Buang uniject yang telah dipakai
tersebut kedalam safety box
5. Terminasi
a. Kaji Respon klien selama dan sesudah
imunisasi
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan
6. Tahap dokumentasi
Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun.
Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan
perawatan: nama klien, jenis imunisasi,
respon klien selama pemberian dan sesudah
pemberian

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

LAMPIRAN 3.2 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI


HB0 PREFILLED INJECTION D EVICE (PID)

Prosedur Pemeberian Imunisasi HB0 PID

23
Pengertian : Memberikan imunisasi pada bayi usia 0-< 24 jam secara intra muscular
dengan dosis 0,5 ml, pada paha antero lateral kanan untuk meningkatkan kekebalan
pada anak secara aktif terhadap penyakit hepatitis B, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut bayi tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.
Tujuannya : Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit hepatitis B

Petunjuk : Beri tanda (√) bila dilakukan oleh mahasiswa

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Vaksin hepatitis B dalam kemasan vial
atau PID (berbentuk cairan)
b. Syringe 1 ml dan jarum
c. Kapas dan air matang
d. Perhatikan tanggal kadaluarsa
vaksin/pelarut & vaccine vial monitor
(VVM)
3. Menyiapkan Vaksin
a. Cuci Tangan
b. Kocok vial (vaksin tidak boleh beku)
c. Kondisikan vaksin hingga mencapai
suhu kamar atau dengan cara
digenggam
d. Buka logam penutup vial
e. Ambil syringe 1 ml dan sedot vaksin
0,5 ml dari vial.
4. Menyiapkan Pasien
c. Kontrak : Perkenalan
d. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
e. Minta ibu untuk duduk dan meletakkan
anak di pangkuannya dengan posisi
miring
f. Lepas celana anak dari paha
g. Pastikan salah satu lengan ibu berada
di belakang punggung anak dan salah
satu lengan anak melilit pada pinggang
ibu
h. Ibu dapat menyelipkan kaki anak
diantara kedua pahanya atau bisa
memegang kaki anak.

5. Prosedur kerja
a. Bersihkan kulit paha (jangan bokong)
dengan kapas dan air matang
(jangan gunakan alkohol).
b. Tunggu hingga kering

24
c. Pegang spuit dengan tangan dominan
d. Letakkan ibu jari dan jari-jari tangan
kiri pada bagian luar paha tengah
anak dengan tangan kiri.
e. Ibu jari dan jari-jari yang lain
meregangkan kulit sehingga
permukaan kulit menjadi datar
f. Pegang spuit dengan benar diantara
ibu jari dan jari telunjuk tangan
dominan, pegang seperti memegang
anak panah, telapak tangan di bawah.
g. Dengan cepat masukkan jarum
dengan posisi 90 ◦ di area injeksi.
Masukkan jarum sampai mencapai
otot (dalam).
h. Pegang bagian ujung bawah spuit
sampai ujung pengisap dengan
tangan nondominan. Hindari
mengerakkan spuit.
i. Dengan tangan dominan, aspirasi
dengan menarik pengisap ke
belakang.
j. Apabila darah terlihat di spuit, lepas
jarum, buang vaksin dan spuit, ulangi
prosedur.
k. Jika tidak tampak darah, injeksikan
obat perlahan.
l. Dengan lembut tarik jarum pada sudut
yang sama saat insersi sambil
mengusapkan kapas baru yang
kering dengan perlahan di atas atau
di tempat injeksi.
m. Jangan memijat-mijat daerah bekas
suntikan.
6. Tahap Terminasi
a. Kaji respon klien selama dan sesudah
imunisasi
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan
7. Tahap dokumentasi
Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun.
Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan
perawatan: nama klien, jenis imunisasi,
respon klien selama pemberian dan sesudah
pemberian.

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing
25
( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

LAMPIRAN 3.4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI


BACILLUS CALMETTE-GUERIN

26
Prosedur Pemberian Imunisasi Dasar BCG

Pengertian :Memberikan imunisasi pada bayi usia 1 bulan secara intrakutan dengan
dosis 0,05 ml, pada lengan kanan atas bagian luar untuk meningkatkan kekebalan
pada anak secara aktif terhadap penyakit tuberkulosis, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut anak tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.
Tujuan : Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis

Petunjuk : Beri tanda (√) bila dilakukan oleh mahasiswa

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap preinteraksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Vaksin BCG dalam kemasan ampul
(beku kering)
b. Pelarut NaCl 0,9 % (4 ml)
c. ADS 5 ml dan jarum
d. ADS 0,05 ml
e. Kapas dan air matang
f. Perhatikan tanggal kadaluarsa
vaksin/pelarut & vaccine vial monitor
(VVM)
3. Menyiapkan Vaksin
a. Cuci Tangan
b. Buka ampul NaCl dengan
mematahkan leher ampul
c. Ambil ADS 5 ml dan sedot NaCl, tutup
jarum
d. Buka ampul vaksin
e. Ambil syringe berisi NaCl dan
masukkan ke dalam ampul vaksin
f. Untuk mencampur vaksin dan NaCl,
sedot kembali campuran vaksin dan
NaCl dari ampul, dan injeksi kembali
secara perlahan ke dalam ampul.
g. Setelah larut, ambil ADS 0,05 ml,
sedot larutan vaksin sebanyak 0,05 ml
dan siap untuk disuntikkan
4. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang

27
akan dilakukan dan tujuannya
c. Minta ibu untuk duduk dan meletakkan
anak di pangkuannya dengan posisi
miring
d. Lepas baju anak dari lengan dan bahu
e. Pastikan salah satu lengan ibu berada
di belakang punggung anak dan salah
satu lengan anak melilit pada pinggang
ibu
f. Ibu dapat menyelipkan kaki anak
diantara kedua pahanya agar tidak
menimbulkan gerakan yang
membahayakan, atau ibu bisa
memegang kaki anak.
5. Prosedur kerja
a. Bersihkan kulit dengan kapas dan air
matang (jangan gunakan alkohol).
b. Tunggu hingga kering
c. Pegang spuit dengan tangan dominan
dan lubang ujung jarum menghadap
ke atas
d. Pegang lengan anak dengan tangan
kiri sehingga tangan kiri berada di
bawah lengan, ibu jari dan jari-jari
yang lain menggenggam lengan dan
meregangkan kulit (permukaan kulit
menjadi datar)
e. Letakkan syringe dan jarum dengan
posisi hampir datar dengan kulit bayi.
f. Masukkan ujung jarum tepat di bawah
permukaan kulit tetapi di dalam kulit
yang tebal – cukup masukkan vebel
(lubang di ujung jarum)
g. Jaga agar vebel menghadap ke atas
h. Jangan menekan jarum terlalu dalam
dan jangan menurunkan jarum karena
jarum akan masuk ke dalam kulit
sehingga yang terjadi bukan suntikan
intradermal.
i. Untuk memegang jarum dengan
posisi yang tepat, letakkan ibu jari kiri
pada ujung bawah semprit dekat
jarum, tetapi yang menyentuh jari.
j. Pegang ujung penyedot antara jari
telunjuk dan jari tengah tangan kanan
k. Tekan penyedot dengan ibu jari
tangan kanan.
l. Suntikkan 0,05 ml vaksin dan
lepaskan jarum hingga muncul
benjolan di area injeksi.
m. Tarik jarum tanpa melakukan
pengusapan pada area injeksi
6. Tahap Terminasi
a. Kaji Respon klien selama dan sesudah
imunisasi
28
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan
7. Tahap dokumentasi
Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun.
Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan
perawatan: nama klien, jenis imunisasi,
respon klien selama pemberian dan sesudah
pemberian

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

AMPIRAN 3.4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI


DPT-HB-Hib

Prosedur Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib

29
Pengertian : Pemberian imunisasi pada anak usia 2,3,4 bulan secara intra muscular
(di dalam otot) dengan dosis 0,5 ml, pada paha antero lateral untuk meningkatkan
kekebalan anak secara aktif terhadap penyakit dipteri, pertusis, tetanus/hepatitis
B/haemophilus influensa B, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Tujuan : Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit dipteri, pertusis,
tetanus/hepatitis B/haemophilus influensa B.

Petunjuk : Beri tanda (√) bila dilakukan oleh mahasiswa

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Vaksin DPT dalam kemasan vial
(berbentuk cairan)
b. Syringe 1 ml dan jarum
c. Kapas dan air matang
d. Perhatikan tanggal kadaluarsa
vaksin/pelarut & vaccine vial monitor
(VVM)
3. Menyiapkan Vaksin
a. Cuci Tangan
b. Kocok vial (vaksin tidak boleh beku)
c. Kondisikan vaksin hingga mencapai suhu
kamar atau dengan cara digenggam.
d. Buka logam penutup vial
e. Ambil syringe 1 ml & sedot vaksin dari
vial.
4. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
c. Minta ibu untuk duduk dan meletakkan
anak di pangkuannya
d. Lepas celana anak dari paha.
e. Pastikan salah satu lengan ibu berada
di belakang punggung anak dan salah
satu lengan anak melilit pada pinggang
ibu
f. Ibu dapat menyelipkan kaki anak
diantara kedua pahanya agar tidak
menimbulkan gerakan yang
membahayakan, atau ibu bisa
memegang kaki anak.
5. Prosedur kerja

30
a. Bersihkan kulit paha (jangan bokong)
dengan kapas dan air matang
(jangan gunakan alkohol).
b. Tunggu hingga kering
c. Pegang spuit dengan tangan
dominan
d. Letakkan ibu jari dan jari-jari tangan
kiri pada bagian luar paha tengah
anak dengan tangan kiri.
e. Ibu jari dan jari-jari yang lain
meregangkan kulit sehingga
permukaan kulit menjadi datar
Pegang spuit dengan benar diantara
ibu jari dan jari telunjuk tangan
dominan, pegang seperti memegang
anak panah, telapak tangan di bawah.
Dengan cepat masukkan jarum
dengan posisi 90 ◦ di area injeksi.
Masukkan jarum sampai mencapai
otot (dalam).
f. Pegang bagian ujung bawah spuit
sampai ujung pengisap dengan
tangan nondominan. Hindari
mengerakkan spuit.
g. Dengan tangan dominan, aspirasi
dengan menarik pengisap ke
belakang.
h. Apabila darah terlihat di spuit, lepas
jarum, buang vaksin dan spuit, ulangi
prosedur.
i. Jika tidak tampak darah, injeksikan
obat perlahan.
j. Dengan lembut tarik jarum pada
sudut yang sama saat insersi sambil
mengusapkan kapas baru yang
kering dengan perlahan di atas atau
di tempat injeksi.
k. Jangan memijat-mijat daerah bekas
suntikan.
6. Tahap terminasi :
a. Kaji respon klien selama dan sesudah
imunisasi.
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan
7. Tahap dokumentasi :
Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun.
Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan
perawatan: nama klien, jenis imunisasi,
respon klien selama pemberian dan sesudah
pemberian.

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
31
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

32
LAMPIRAN 3.5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI
POLIO

Prosedur Pemberian imunisasi Polio

Pengertian : Memberikan imunisasi dengan cara meneteskan vaksin polio sebanyak


2 tetes di dalam mulut anak untuk meningkatkan kekebalan anak secara aktif
terhadap penyakit polio sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Tujuan : Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit polio.

Petunjuk : Beri tanda (√) bila dilakukan oleh mahasiswa

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Vaksin polio dalam kemasan vial
(berbentuk cairan) dan 1 buah penetes
(dropper) yang terbuat dari bahan
plastik
b. Perhatikan tanggal kadaluarsa
vaksin/pelarut & vaccine vial monitor
(VVM).
2. Menyiapkan Vaksin
a. Cuci Tangan
b. Pasang pipet pada vial vaksin
3. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
c. Minta ibu untuk duduk dan meletakkan
anak di pangkuannya
d. Pastikan salah satu lengan ibu berada
di belakang punggung anak dan salah
satu lengan anak melilit pada pinggang
ibu
4. Prosedur kerja
a. Buka mulut anak
b. Pegang penetes diatas mulut anak
pada posisi 45◦
c. Teteskan 2 tetes vaksin ke dalam

33
mulut anak
5. Tahap Terminasi
a. Kaji respon klien selama dan sesudah
imunisasi.
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan
6. Tahap Dokumentasi
Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun.
Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan
perawatan: nama klien, jenis imunisasi,
respon klien selama pemberian dan
sesudah pemberian.

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

34
LAMPIRAN 3.6 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN IMUNISASI
CAMPAK

Prosedur Pemberian imunisasi Campak

Pengertian : Memberikan imunisasi secara sub cutan pada lengan kiri atas,
pertengahan musculus deltoid dengan dosis 0,5 ml pada anak usia 9 bulan untuk
meningkatkan kekebalan anak secara aktif terhadap penyakit campak, sehingga bila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan.
Tujuan : Memberi kekebalan aktif terhadap penyakit campak

Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
a. Vaksin campak dalam kemasan vial
(beku kering)
b. Pelarut aquabides (5 ml) dalam
kemasan ampul
c. Syringe 5 ml dan jarum
d. Syringe 1 ml dan jarum
e. Kapas dan air matang
f. Perhatikan tanggal kadaluarsa
vaksin/pelarut & vaccine vial monitor
(VVM)
2. Menyiapkan Vaksin
a. Cuci Tangan
b. Buka ampul aquabides (dengan
mematahkan leher ampul)
c. Ambil syringe 5 ml dan sedot
aquabides, tutup jarum.
d. Buka vial vaksin
e. Ambil syringe berisi aquabides,
masukkan aquabides ke dalam vial

35
vaksin.
f. Untuk mencampur vaksin dan
aquabidest, sedot kembali campuran
vaksin dan aquabides dari vial, dan
injeksikan kembali secara perlahan
kembali ke dalam vial.
g. Setelah larut, ambil syringe 1 ml, sedot
larutan vaksin sebanyak 0,5 ml dan
siap untuk disuntikkan.
3. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
c. Minta ibu untuk duduk dan meletakkan
anak di pangkuannya dengan posisi
miring
d. Lepas baju anak dari lengan dan bahu.
e. Pastikan salah satu lengan ibu berada
di belakang punggung anak dan salah
satu lengan anak melilit pada pinggang
ibu
e. Ibu dapat menyelipkan kaki anak
diantara kedua pahanya agar tidak
menimbulkan gerakan yang
membahayakan, atau ibu bisa
memegang kaki anak
4. Prosedur kerja
a. Bersihkan kulit di lengan kiri atas
pertengahan musculus deltoid
b. Bersihkan kulit dengan kapas dan air
matang (jangan gunakan alkohol).
c. Tunggu hingga kering
d. Pegang spuit dengan tangan
dominan dengan lubang jarum
menghadap ke atas.
e. Pegang lengan anak dengan tangan
kiri seperti mencubit menggunakan
ibu jari dan jari telunjuk.
f. Suntikkan jarum dengan sudut 45◦
terhadap permukaan kulit, dengan
kedalaman jarum tidak lebih dari 0,5
inci.
g. Lakukan aspirasi untuk memastikan
jarum tidak menembus pembuluh
darah.
h. Suntikkan vaksin pelan-pelan
sebanyak 0,5 ml dan lepaskan jarum.
5. Tahap Terminasi
a. Kaji respon klien selama dan sesudah
imunisasi.
b. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
c. Cuci tangan

36
6. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun.
b. Dokumentasikan hasil tindakan pada
catatan perawatan: nama klien, jenis
imunisasi, respon klien selama
pemberian dan sesudah pemberian.

Catatan Penilaian yang belum dicapai :


……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………

Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)
Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

LAMPIRAN 3.7:STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENILAI


PERKEMBANGAN ANAK MENGGUNAKAN KPSP

Prosedur Menilai Perkembangan anak menggunakan KPSP

37
Pengertian : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salah satu alat
ukur untuk dipakai mendeteksi dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak
usia 03 – 72 bulan yang terdiri dari 9 – 10 pertanyaan.
Tujuan : untuk deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak

Petunjuk : Beri tanda (√) bila mahasiswa melakukan

No Kompetensi Penilaian Bimbingan /Tanggal

Ya Tidak
(1) (0)
1. Tahap pre Interaksi
Mahasiswa menyiapkan diri
2. Menyiapkan alat dan bahan
- Form KPSP sesuai usia anak (usia 3
– 72 bulan)
- Kit KPSP
- Alat tulis
3. Menyiapkan Pasien
a. Kontrak : Perkenalan
b. Beritahu dan jelaskan kepada ibu dan
keluarganya mengenai prosedur yang
akan dilakukan dan tujuannya
4. Prosedur kerja
a. Tentukan usia anak dalam bulan
b. Tentukan form sesuai usia anak dengan
tepat
c. Tanyakan pertanyaan/ lakukan perintah
sesuai isi form secara berurutan
d. Berikan tanda rumput (√) sesuai hasil
pemeriksaan
e. Libatkan orang tua/ pengasuh selama
pemeriksaan
f. Buat Kesimpulan hasil pemeriksaan
Ya = 9 – 10 : perkembangan anak sesuai
tahap perkembangan
Ya = 7 – 8 : meragukan
Ya ≤ 6 : kemungkinan ada
penyimpangan
g. Jelaskan pada orang tua hasil
pemeriksaan
h. Berikan intervensi selanjutnya
 Bila Ya = 9 – 10 : perkembangan anak
sesuai tahap perkembangan
Intervensi :
1 Puji Ibu
2 Teruskan pola asuh
3 Teruskan stimulasi sesuai tahap
perkembangan selanjutnya
4 Ikutkan anak di Posyandu, Kelompok
bermain atau PAUD
 Bila Ya = 7 – 8 : meragukan

38
Intervensi :
1 Berikan dukungan pada ibu
2 Ajarkan ibu cara stimulasi sesuai
kelompok umur
3 Cari kemungkinan penyakit yang
menyebabkan penyimpangan
perkembangan
4 Ulangi setelah 2 minggu kemudian
dengan KPSP sesuai umur anak
 Bila Ya ≤ 6 : kemungkinan ada
penyimpangan. Intervensi :
1 Segera rujuk ke Rumah Sakit
2 Tulis jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan
3 (mis. gerak kasar, halus, bicara &
bahasa, sosial dan kemandirian)
5. Tahap Terminasi
a. Bereskan alat-alat dan simpan ketempat
semula
b. Cuci tangan
6. Tahap Dokumentasi :
a. Mencatat hari, tanggal, bulan, tahun
b. Dokumentasikan hasil penilaian
perkembangan anak pada catatan
perawatan: nama klien, respon klien
selama penilaian
Catatan Penilaian yang belum dicapai :
……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Mahasiswa Pembimbing

( …………………………) ( ……………………………)

Keterangan:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal

A. Bila Nilai 100% = indicator dilakukan secara keseluruhan :mahasiswa kompeten


B. Bila Nilai kurang dari 100% = mahasiswa belum kompeten sehingga
mahasiswaperlu pendampingan ulang

39
40

Anda mungkin juga menyukai