1. Pengertian Belajar
Sunaryo (2004.164), dampak perbuatan belajar
trjd prbhn aspek
fisiologis dan psikologis.
aspek fisiologis, berjalan, berlari, dan mengendarai
kendaraan, dll
aspek psikologis berupa diperolehnya pemahaman,
pengertian tentang apa yang dipelajari seperti
pengertian dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan,
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Kegiatan Belajar melibatkan aspek fisiologis atau
struktur, yaitu otak dan aspek psikologis atau fungsi
(berpikir).
BEBERAPA PENGERTIAN TENTANG BELAJAR:
a. Pengertian
tradisional, “belajar adalah
menambah dan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan” (Nasution,1980).
b. Mengutip pendapat Ernest H.Hilgard, “belajar
adalah dapat melakukan sesuatu yang
dilakukannya sebelum ia belajar atau bila
kelakuannya berubah sehingga lain caranya
menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum
itu” (Sumadi S., 1984)
c. Dalam pengertian singkat belajar adalah “a
change behavior” atau perubahan perilaku
(Sumadi, 1984).
Cont...
d.Mengutip pendapat Cronbach, “belajar adalah
sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan
dalam mengalami itu menggunakan panca
indranya (Sumadi S., 1984).
e. Belajar adalah “bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat
pengalaman dan latihan (Oemar H., 1983).
f. Belajar adalah “proses perubahan dalam diri
manusia” (Achmad A., 1999).
g. Belajar adalah “usaha untuk menguasai segala
sesuatu yang berguna untuk hidup”
(Notoatmodjo, 1997).
KEGIATAN BEKAJAR
1. Konsepsi Spekulatif
Teori yang dikelompokkan ke dalam konsepsi
pendapat para ahli, tanpa dibuktikan dengan
penelitian atau percobaan a.l :
Pendapat ahli Scolastic. Belajar pada intinya
adalah ulangan, artinya bahwa belajar
hakikatnya mengulang-ulang materi yang harus
dipelajari, semakin sering diulang makin diingat
dan dikuasai.
Kontrareformasi. Proses belajar yang menjadi
pokok atau induk adalah “mengulang”.
Semboyan yang dikenal adalah “repetitio est
mater studiorum”
Cont...
Konsep psikologi daya atau faculty psychology –
Christain Van Volf. Belajar tidak lain adalah
usaha untuk melatih daya jiwa yang terdapat
pada otak agar berkembang sehingga kita dapat
berpikir, mengingat dengan cara menghafal,
memecahkan soal, dan bermacam-macam
kegiatan lainnya.
Dasar teori ini adalah adanya anggapan bahwa
jiwa manusia terdiri dari berbagai daya a.l : daya
pikir, mengenal, mengingat, mengamati, daya
khayal, dan daya merasakan. Daya ini
berkembang dan berfungsi dengan baik apabila
dilatih secara berulang kali.
Cont...
2. Pendekatan Eskperimental
Pelopornya adalah Ebbinghaus – teori ini tidak
bersifat spekulatif belaka dalam mengemukakan
pendapatnya, tetapi sudah melalui penelitian dan
percobaan-percobaan. Dari penelitian dan percobaan
tersebut, disimpulkan bahwa inti belajar adalah
ulangan.
3. Teori Belajar Asosiasi (Thorndike).
Teori ini mengatakan bahwa jiwa manusia terdiri
dari asosiasi bermacam-macam tanggapan yang
masuk, yang terbentuk karena hubungan stimulus
respons. Proses belajar pada intinya adalah
penguatan antara stimulus – respons. Sifat belajar
menurut teori ini: “Trial and error learning”.
Cont...
4. Clasical Conditioning.
Dinamakan Pavlovnisme karena peletak
teori ini adalah Pavlov. Inti penelitiannya
sbb :
Eksperimennya menggunakan anjing yang
telah diopersi kelenjar ludahnya (glandula
salivase) sehingga air liur yang keluar dapat
ditampung dan diukur. Apabila ada
makanan, keluarlah air liur sebagai
respons.
Percobaan selanjutnya adalah
membunyikan bel terlebih dahulu sebelum
diberikan makanan.
Cont...
Percobaan dilakukan berulang kali dan ternyata
hasilnya bunyi bel saja tanpa memberikan
makanan sudah dapat menimbulkan keluarnya air
liur secara refleks.
Dari percobaan tersebut, terjadi : bunyi bel =
conditioning stimulus (CS) = perangsang bersyarat,
keluarnya air liur karena bunyi bel disebut
conditioning reflex (CR), keluarnya air liur
karena makanan, keluarnya air liur karena bunyi
bel disebut conditioning reflex (CR), keluarnya
air liur karena makanan disebut unconditioning
reflex
Cont...
5. Behaviorism,
Behaviorism, Watson, pendapat yang
dikemukakan yaitu :
Teori stimulus dan respons – apabila kita
menganalisis tingkah laku yang kompleks, akan
ditemukan rangkaian unit stimulus dan respons
yang disebut refleks.
Stimulus merupakan situasi objektif (suara dan
sinar) dan respons adalah reaksi subjektif
individu terhadap stimulus (mengambil makanan
karena lapar atau menutup pintu karena ada
angin kencang).
Pengamatan dan kesan – Adanya
kesan motoris ditujukan terhadap
berbagai stimulus.
Perasaan,tingkah laku, dan afektif –
Ditemukan tiga reaksi emosional yang
dibawa sejak lahir, yaitu takut,
marah, dan cinta. perasaan senang
dan tidak senang adalah reaksi senso-
motoris.
Cont...