Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau
kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sebuah
fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar.
Teori belajar selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.
Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka berbarengan dengan itu
bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Justru dapat dikatakan, bahwa
dengan tumbuhnya pengetahuan tentang belajar, maka psikologi dalam pendidikan
menjadi berkembang secara pesat.
Makalah ini akan membahas teori - teori tentang belajar, Di dalam masa
perkembangan psikologi pendidikan di jaman muktahir ini muncullah secara
beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan dari periode ke periode. Dalam setiap
periode perkembangan aliran psikologi tersebut bermuncullah teori - teori tetang
belajar. semua akan dijabarkan oleh penulis dan semoga dapat menambah
pengetahuan baik oleh si pembaca maupun si penulis.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian teori belajat itu ?
2. Bagaimana pemahaman tentang teori - teori belajar itu ?
3. Bagaimana bagian - bagian dari teori - teori belajar ?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mampu memahami apa itu teori belajar
2. Mampu mengetahui tentang teori - teori belajar
3. Mampu mengenal bagian - bagian dari teori - teori belajar.

1
BAB 11
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori - teori Belajar


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teori memiliki banyak arti.
Pertama, pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan yang didukung
oleh data dan argumentasi. Kedua, penyelidikan eksperimental yang mampu
menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, dan argumentasi.
Ketiga, asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau pun
pengetahuan. Keempat, pendapat, cara, atau aturan untuk melakukan sesuatu. 1
Sedangkan belajar adalah perubahan yang relatif permananen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diprkuat.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Secara pragmatis, teori belajar dapat dipahami sebagai prinsip umum atau
kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas sebuah
fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. 2
B. Teori - teori Belajar
Teori - teori belajar yang terkenal dalam psikologi antara lain ialah : 3
1. Teori conditioning
1) Teori classical conditioning ( Pavlov dan Watson )
Pelopor dari teori ini adalah Pavlov seorang ahi psikologi-refleksologi dari
Rusia. Ia melakukan percobaan dengan anjing, secara ringkas percobaan tersebut
dapat diuraikan sebgai berikut: seekor anjing yang telah dibedah sedemikian
rupa, sehingga kelenjar ludahnya berada diluar pipinya, dimasukkan kekamar
yang gelap. Hanya ada sebuah lubang di depan mulutnya, dipasang sebuah pipa
dimulut yang telah dibedah tadi dan dihubungkan dengan tabung diluar kamar
untuk mengetahui keluar atau tidaknya air liur anjing tersebut saat percobaan.
Alat - alat yang dipergunakan yaitu makanan, lampu senter untuk menyorotkan
bernacam - macam warna, dan sebuah bunyi - bunyian. Kesimpulan yang

1
www.kata.bijak.web.id > Home > Makalah
2
Muhibbin Syah .2005. Psikologi Pendidikan.Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal.105
3
Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya. Hal.89

2
didapat yaitu bahwa gerakan - gerakan reflek dapat dipelajari berubah karena
mendapat latihan, refleks terbagi dua yaitu : pertama, refleks wajar yaitu ketika
keluar air liur melihat makanan dan kedua refleks bersyarat ( dipelajari ) keluar
air liur karena reaksi terhadap warna sinar mupun bunyi tertentu.
Watson mengadakan eksperimen tentang perasaan takut pada anak dengan
menggunakan tikus dan kelinci, mulanya Anak tidk takut dibuat menjadi takut
kemudian Anak tersebut dilatihnya pula sehingga tidak menjadi takut lagi
kepada kelinci tersebut. 4
Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkah laku manusia juga
tidak lain adalah hasil dari pada conditioning. Yakni hasil daripada latihan -
latihan atau kebiasaan - kebiasaan mereaksi terhadap syarat - syarat / perangsang
tertentuyang dialaminya di dalam kehidupannya.
Kelemahan dari teori conditioning ini ialah, teori ini menganggap bahwa
belajar itu hanyalah terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi
dalam tidak dihiraukannya. Peranan latihan / kebiasaan terlalu ditonjolkan.
Sedangkan kita tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat sesuatu, manusia tidak
semata - mata tergantung kepada pengaruh dari luar. Teori ini memang tepat
kalau kita hubungkan dengan kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya
dapat kita terima dalam hal - hal belajar tertentu saja.
2) Teori conditioning dari Guthrie
Guthrie mengemukakan bagaimana cara / metode untuk mengubah
kebiasaan yang kurang baik, berdasarkan teori conditioning. Proses conditioning
ini pada umumnya terjadi proses asosiasi antara unit - unit tingkah laku satu
sama lain yang berurutan. Ulangan - ulangan / latihan yang berkali - kali
memperkuat asosiasi yang terdapat antara unit tinglah laku yang satu dengan unit
tingkah laku yang berikutnya.
Metode - metode Guthrie dalam mengubah tingkah laku atau kebiasaan -
kebiasaan pada hewan maupun pada manusia :
a) Metode Reaksi Berlawanan ( Incompatible Response Method )
Manusia itu adalah suatu organisme yang selalu mereaksi kepada perangsn

4
Ibid. Ngalim Purwanto. Hal. 91

3
tertentu. Jika suatu reaksi terhadap perangsang telah menjadi kebiasaan,
maka cara untuk mengubahnya ialah dengan jalan menghubungkan
perangsang ( stimulus ) dengan reaksi ( respon ) yang brlawanan dengan
reaksi buruk yang hendak dihilangkannya. Contoh : umpama seorang anak
takut pada kelinci, waktu anak takut pada kelinci berikanlah makanan yang
disukainya supaya anak itu merasa senang, lakukan berkali - kali sampai
sang anak tidak takut lagi.
b) Metode Membosankan ( Exchaustion Method )
Hubungan antara asosiasi antara perangsang dan reaksi pada tingkah laku
yang buruk itu dibiarkan saja sampai lama mengalami keburukan itu,
sehingga menjadi bosan. Contoh : menjinakkan kuda liar menjadi kuda
tunggangan umpamanya, dapat menggunakan cowboy - cowboy berganti
melatih menunggangi kuda itu dalam waktu berturut - turut. Akhirnya kuda
itu menjadi jinak.
c) metode mengubah lingkungan ( Change Of Environment Method )
Menghilangkan kebiasaan buruk yang disebabkan oleh suatu perangsang
dengan mengubah perangsang itu sendiri. Contoh : mengubah tingkah laku
buruk seorang anak disekolah dengan memindahkan anak itu kesekolah lain.
3) Teori Operant Conditioning ( Skinner )
Skinner membedakan adanya dua respon, yaitu : 5
a) Respondent response ( reflexive response )
Yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang - perangsang tertentu.
Misalnya, keluar air liur setelah melihat makanan tertentu.
b) Operant response ( instrumental response )
Yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang -
perangsang tertentu. Contoh : seorang anak yang telah belajar lalu mendapat
hadiah, maka ia akan lebih menjadi giat belajar.
Prosedur pembentukan tingkah laku dalam skinner seperti berikut :
1) Mengidentifikasi hal - hal apa yang merupakan hadiah bagi tingkah laku
yang akan dibbentuk.

5
Ibid. Ngalim Purwanto. Hal. 95

4
2) Menganalisis, dan selanjutnya mengidentifikasi komponen - komponen
kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud.
3) Berdasarkan komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi
hadiah untuk masing - masing komponen itu.
4) Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan menggunakan urutan
komponen yang telah disusun.
4) Teori Systematic Behavior ( Hull )
Clark C. Hull menegemukakan teorinya, bahwa sutu kebutuhan
atau “keadaan terdorong” ( oleh motif, tujuan, maksud, aspirasi, ambisi )
harusad didalam diri seseorngyang belajar, sebelum suatu respon dapat
diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan itu,
Penggunaan praktis teori belajar dari Hull ini untuk kegiatan dalam
kelas adalah :
a) Teori belajar didasarkan pada drive-reduction atau drive stimulus
reduction.
b) Intruksional obyektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas.
c) Ruangan kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
terjadinya proses belajar.
d) Pelajaran harus dimulai dari yang mudah menuju ke yang lebig sulit.
e) Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar
f) Kelelahan tidak boleh mengganggu belajar.
g) Urutan mata pelajaran diatur sedemikian rupa sehingga mata pelajaran
yang terdahulu tidak menghambat tetapi justru harus menjadi
perangsang yang mendorong belajar pada mata pelajaran berikutnya.

2) Teori conectionism ( thorndike )


Proses belajar menurut Thorndike melalui proses :
a. Trial and eror ( mencoba-coba dan mengalami kegagalan ),
Menurut teori ini setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan
melakukan tindakan-tindakan yang sifatnya coba-coba. Jika dalam usaha ada
perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi maka, perbuatan yang

5
kebetulan cocok itu kemudian dipegangnya. Karena latihan yang terus menerus
maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu
makin lama makin efisien.
b. Law of effect yang berarti segala tingkah laku yang berakibatkan suatu
keadaaan yang memuaskan ( cocok dengan tuntutan situasi ) akan diingat dan
dipelajari dengan sebaik-baiknya. Dalam kehidupan sehari-hari law of effect
dapat terjadi dalam memberi penghargaan / ganjaran dan juga dalam hal
memberi hukuman dalam pendidikan. Karena law of effect terjadilah hubungan
atau asosiasi antara tingkah laku / reaksi yang dapat mendatangkan sesuatu
dengan hasilnya.
Kelemahan dari teori ini ialah :
- terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka
disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis,
tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia dapat dipengaruhi secara trial and
eror dan tidak berlaku pada manusia.
- memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon.
Sehingga yang dipentingkan dalambelajar ialah memperkuat asosiasi tersebut
dengan latihan-latihan atau ulangan-ulangan terus-menerus .
- karena proses belajar langsung secara mekanistis, maka pengertian tidak
dipandangnya sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan
pengertian sebagai unsur yang pokok dalam belajar.

3. Teori Belajar menurut Psikologi Gestalt


Teori ini seringkali disebut field theory atau insight full learning. Menurut ahli
psikologi gestalt, manusia itu bukan hanya sekedar makhluk reaksi yang hanya
berbuat atau bereaksi jika ada perangsang yang mempengaruhinya.
Manusia itu adalah individu yang merupakan kebulatan jasmani-rohani. Sebgai
individu manusia berinteraksi dengan dunia luar dengan kepribadiannya dan dengan
cara yang unik pula.
Sebagai pribadi, manusia tidak secara langsung bereaksi kepada suatu
perangsang, dan tidak pula reaksinya itu dilakukan secara membabi buta atau secara

6
trial and eror. Reaksi manusia terhadap dunia luar tergantung kepada bagaimana ia
menerima stimuli dan bagaimana serta apa-apa motif yang ada padanya. Manusia
adalah makhluk yang memiliki kebebasan. Ia bebas memilih cara bagaiman ia
bereaksi dan stimuli yang mana diterimanya dan mana yang ditolaknya.
Peletak dasar psikologi Gestalt ialah Max Wertheimer sebagai usaha untuk
memperbaiki proses belajar deangan rote learning dengan pengertian, bukan
menghafal. 6
Dengan demikian, maka belajar menurut psikologi Gestalt bukan hanya sekedar
merupakan proses asosiasi antara stimulus-respon yang makin lama makin kuat
karena adanya latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Belajar menurut psikologi
Gestalt tejadi jika ada pengertian ( insight ). Pengertian muncul apabila seseorang
setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah, tib-tiba muncul adanya
kejelasan terlihat olehnya hubungan antara unsur-unsur yag satu dengan yang lain,
kemudian dipahami sangkut pautnya., dimengerti maknanya.
Dengan singkat belajar menurut psikologi Gestalt adalah:
- dalam belajar faktor pemahaman atau pengertian merupakan faktor yang
penting dengan belajar dapat memahami atau mengerti hubungan antara
pengetahuan dan pengalaman.
- dalam belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral.
Belajar tidak hanya dilakukan secara reaktif-mekanistis belaka, tetapi dilakukan
dengan sadar, bermotif dan bertujuan.

6
Wasty Soemanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta. PT rineka cipta. Hal. 224

7
BAB 111
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam menyimpulkan dan menilai pendapat-pendapat dari teori-teori belajar
tersebut jangan hendaknya kita memndang sebagai suatu yang saling bertentangan,
dan menganggap yang satu itulah yang benar dan yang lain salah. Perbedaan
pendapat tersebut disebabkan karena perbedaan jenis-jenis belajar yang diselidiki.
Belajar ada yang bertahap rendah dan ada yang bertahap tinggi ; ada yang belajar
dalam tingkat biologis dan ada yang bertingkat rohaniah ; ada yang belajar bersifat
skills atau kecekatan dan ada yang bersifar rasional, dan sebagainya.
Yang penting bagi kita sebagi pendidik adalah mengambil manfaat dari masing-
masing teori itu, dan menggunakannya dalam praktek sesuai dengan situasi dan
materi yang dipelajari dan yang diajarkan. Sebab kita mengetahui bahwa macam-
macam cara belajar yang dikemukakan oleh teori dal batas tertentu, berlaku juga bagi
manusia.

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat banyk kekurangan dari penulisan
makalah, untuk itu dibutuhkan saran maupun kritik dari si pembaca untuk menambah
wawasan baik bagi pembaca sendiri maupun penulis.

Anda mungkin juga menyukai