Anda di halaman 1dari 10

PEMBERIAN TERAPI SINAR (FOTOTERAPI)

Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan pemberian terapi sinar (fototerapi)
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian pemberian terapi sinar (fototerapi)
2. Menyebutkan tujuan pemberian terapi sinar (fototerapi)
3. Menyebutkan penilaian ketepatan pemberian terapi sinar (fototerapi)
4. Menjelaskan cara pemberian terapi sinar (fototerapi)
5. Mengidentifikasi respon pasien setelah pemberian terapi sinar (fototerapi)
6. Melakukan pemberian terapi sinar (fototerapi)

Definisi
Ikterus adalah warna kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa yang terjadi
karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Produksi bilirubin sebagian besar
berasal dari pemecahan sel darah merah yang menua (80%), sisanya berasal dari
pemecahan mioglobulin. Hyperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi
bilirubin serum yang menjurus kearah terjadinya kernikterus atau enselopati bilirubin
bila kadar bilirubin tidak dikendalikan. Ikterus fisiologis apabila meningginya kadar
bilirubin tidak menimbulkan gangguan fungsi dan kerusakan organ. Ikterus timbul pada
hari ke dua- ketiga dan menghilang tidak lebih dari 10 hari.Kuning tidak terlihat pada
24 jam pertama, bayi tetap sehat, serum bilirubin tidak mencapai kadar yang harus
mendapat perawatan dan kuning hilang dalam 14 hari.
Hiperbilirubin patologis (kadar bilirubin > 12 mg%) adalah ikterus yang
memiliki dasar patologis atau kadar bilirubinnya memiliki suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia dan ini berakibat negatif terhadap organ tubuh terutama bila
menembus sawar otak yang disebut kern-ikterus( Mansjoer, dkk. 2000).
Pada bayi normal, kadar bilirubin akan meningkat mulai hari ke 2-3, mencapai
puncaknya pada hari ke 5 – 7 dan menurun kembali pada hari ke 10 – 14. Kulit
biasanya kuning bila kadar bilirubin mencapai 5 – 7 mg% mulai dari muka, leher,
kemudian turun kebadan dan ekstremitas.Ikterus fisiologis adalah akibat pemecahan
eritrosit janin, enzim hati yang belum sempurna disamping ekskresi yang masih buruk
karena usus baru mulai berisi bakteri. Ikterus patologis lebih sering digunakan untuk
kasus yang dicurigai disebabkan oleh hal-hal yang patologik atau ada kemungkinan
berkembang menjadi suatu yang patologik. Dalam hal ini kadar bilirubin baru 8 mg%.
Bayi dengan hiperbilirubinemia harus ditangani secara cepat, untuk mencegah kenaikan
bilirubin indirek agar tidak terjadi pengembangan pada alat-alat tubuh terutama otak.
Terapi sinar (fototerapi) adala foto terapi dengan menggunakan sinar blue-
green spectrum (panjang gelombang 430-490 nm) dengan kekuatan paling kurang 30
uW/cm² (diperiksa dengan radiometer, atau diperkirakan dengan memenpatkan bayi
langsung di bawah sumber sinar dan kulit bayi terpajan lebih luas). Petunjuk
penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi berdasarkan berat badan dan kondisi
kesehatan bayi dengan foto terapi (IDAI, 2010) yaitu:
1) Bayi kurang bulan, berat badan < 1000 gr dengan kadar bilirubin total serum 5-
7 gr/dL dan bayi sehat,
2) Bayi kurang bulan, BB 1001-1500 gr dengan kadar bilirubin total serum 7-10
gr/dL dan bayi sehat,
3) Bayi kurang bulan BB 15001-2000 gr dengan kadar bilirubin total serum 10-12
gr/dL dan bayi sehat,
4) Bayi kurang bulan BB 21001-2500 gr dengan kadar bilirubin total serum 12-15
gr/dL dan bayi sehat,
5) Bayi cukup bulan, BB > 2500 gr dengan kadar bilirubin total serum 15-18 gr/dL
dan bayi sehat,
6) Bayi kurang bulan berat badan < 1000 gr dengan kadar bilirubin total serum 4-6
gr/dL dan bayi sakit,
7) Bayi kurang bulan BB 1001-1500 gr dengan kadar bilirubin total serum
6-8gr/dL dan bayi sakit,
8) Bayi kurang bulan BB 15001-2000 gr dengan kadar bilirubin total serum 8-10
gr/dL dan bayi sakit,
9) Bayi kurang bulan BB 21001-2500 gr dengan kadar bilirubin total serum 10-12
gr/dL dan bayi sakit, dan
10) Bayi cukup bulan BB > 2500 gr, dengan kadar bilirubin total serum 12-15
gr/dL dan bayi sakitt

Metode
Demonstrasi
PERAWATAN BAYI DI DALAM INKUBATOR

A. Latar Belakang

Bayi yang baru lahir membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan dunia
luar, sedangkan saat paling rawan bagi bayi adalah sesaat setelah bayi baru lahir
untuk itu dibutuhkan perhatian khusus pada saat itu. Salah satu prosedur standar
pasca neonatal adalah semua bayi baru lahir harus dimasukkan kedalam incubator,
jangka waktu yang dibutuhkan tergantung dari tingkat kesehatan, daya tahan dan
system organ bayi itu sendiri. Dalam hal ini incubator bayi adalah salah satu alat
yang biasa membantu bayi baru lahir untuk beradaptasi dengan dunia luar, sebab
kondisi dalam kandungan dengan dunialuar sangat berbeda terutama pada masalah
suhu. Dengan system penghangat yang berkala

B. Pengertian
Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsiuntuk menjaga suhu
tubuh ruangan supaya suhu tetap konstan/stabil. Pada modifikasi manual-otomatis
incubator bayi, terdapat sebuah box control yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian
atas dab bagian bawah. Boks bagian atas digunakan untukmeletakkan sensor,
display sensor, kontroler, rangkaian eletrolit. Sedangkan pada boks bagian bawah
dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat, yang digunakan untuk
meletakkan heater, tempat/wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah
sensor suhu (PT 100) dan sensor kelembapan, dimana sensor suhu PT 100 dan
sensor kelembapan diletakkan didalam boks tidur bayi (diluar boks control). Pada
sensor suhu PT 100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus
sebagai driver sensor yang digunakan untuk mengetahui serta memberikan setting
suhu dan kelembapan dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki.

C. Tujuan
1. Menjaga suhu inti bayi agar stabil pada 37 derajat Celsius
2. Memberikan udara yang sudah dilembabkan
3. Memberikan oksigen
4. Memantau bayi tanpa mengganggunya
5. Menghemat energy bayi premature

D. Bagian Inkubator
1. Dek
2. Matras yang ditutup oleh kanopi plastic berwarna jernih
3. Pipa masukan air
4. Perangkat filter mikro
5. Lubang masuk oksigen
6. Termostat
7. Mengukur terkalibrasi
8. Lubang lengan
9. Tudung: tudung kotak berdinding tunggal. Tudung ini mempunyai sebuah pintu
besar untuk membantu meletakkan atau mengeluarkan bayi dari incubator.
Ada empat bagian siku sebagai akses untuk melakukan prosedur kecil,
memasukkan selang IV, probe/sonde, selang endotrakeal, dll. Kanopi dapat
diangkat untuk proes membersihkan atau sebagai akses ke dalam incubator
10. Panel Konrol: Pemanas, blower, dan eletronik
11. Unit bawah: aaterdiri dari kotak control, sensor sentuh, panel depan dengan
monitor, pelembab, saluran dan filter udara. Hal-hal berikut ditampilkan pada
panel depan
a. Suhu udara
b. Suhu Pasien
c. Suhu control
12. Kabinet: Menopang tudung, kanopi dan unit bawah. Terdapat tommbol utama,
sekring dan sambungan listrik, cabinet mempunyai 3 laci sebagai tempat
penyimpanan
13. Pengukur kelembaban udara: Udara disirkulasikan oleh blower terkonfigurasi.
Udara segar masuk lewat filter udara yang terletak pada tepi incubator. Udara
segar dicampur dengan udara yang bersirkulasi dari kanopi incubator yang
dilewatkan kepemanas dan pelembab. Suhu di dalam incubator dijaga oleh
sensor didalam tudung. Sehingga, aliran udara yang dihangatkan menjaga suhu
lingkungan disekitar bayi sesuai keinginan.

E. Cara penggunaan
1. Bersihkan incubator dengan desinfektan setiap hari, dan bersihkan secara
keseluruhan setiap minggu atau setiap akan digunakan
2. Tutup matras dengan kain bersih
3. Kosongkan air reservoir, dapat tumbuh bakteria yang berbahaya dalam air dan
menyerang bayi
4. Atur suhu sesuai dengan umur dan BB bayi
5. Hangatkan incubator sebelum digunakan
6. Bila diperlukan lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar,
lepas semua pakaian bayi dan segera diberikan pakaian kembali setelah
selesai
7. Tutup incubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar incubator
tetap hangat
8. Gunakan satu incubator untuk satu bayi

F. Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator


Merupakan cara pemberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke dalam
alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan
suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam incubator terdapat dua
cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka
1. Inkubator tertutup
a. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu
dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu seperti apnea,dan apabila
membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen hanya
selalu disediakan.
b. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung
c. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk
memudahkan observasi
d. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh
e. Pengaturan oksigen selalu diobservasi
f. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan
suhu derajat Celsius.
2. Inkubator terbuka
a. Pemberian incubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian
perawatan pada bayi
b. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu
normal dan kehangatan
c. Membungkus dengan selimut hangat
d. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah
aliran udara
e. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala
f. Pengaturan suhu incubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan
ketentuan
INSTRUKSI KERJA
PERAWATAN BAYI DENGAN FOTOTERAPI
NAMA :
NIM :
TANGGAL :
NO. ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 2 3 4
FASE PRAINTERAKSI
1. Persiapan diri (perawat)
2. Persiapan alat
Lampu /neon untuk terapi sinar
Tempat tidur bayi (inkubator atau boks bayi)
Penutup mata yang tidak tembus sinar
Formulir instruksi terapi sinar (hasil laboratorium)
Wastafel/tempat cuci tangan
Sabun biasa/antiseptic
3. Persiapan lingkungan
Lingkungan yang nyaman, tenang dan bersih
FASE ORIENTASI
4. Berikan salam dan perkenalan (Perkenalkan diri dan
pasien/orangtua)
5. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan, kontrak waktu
FASE KERJA
7 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk dan pakai sarung tangan
8 Lepas semua pakaian bayi dan pakaikan popok
9 Atur posisi bayi (dalam inkubator atau boks bayi)
10 Tutup mata dengan penutup yang tidak tembus sinar
dan pastikan hidung dan mulut tidak tertutup
11 Atur lampu sinar dengan jarak kurang lebih 40 cm
12 Ganti posisi setiap 3 jam dengan telentang, miring
ke kanan, telungkup, miring ke kiri
13 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk dan lepaskan sarung
tangan
14 Motivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan ASI
paling kurang setiap 2-3 jam (pemberian minum)
15 Selama menyusui pindahkan bayi di tempat terapi
dan membuka penutup mata
16 Ukur suhu tubuh setiap 3 jam. Bila suhu lebih dari
37,5 derajat celsius. Matikan lampu terapi (atau
pindahkan ke boks bayi) sampai suhu stabil kembali
17 Ukur kadar bilirubin:
- Bila bilirubin total ≥ 25 m.dL, pemeriksaan
ulangan dlm 2-3 jam
- Bila bilirubin total 20-25 mg/dL, pemeriksaan
ulangan dalam 3-4 jam,
- Bila < 20 mg/dL diulang dalam 4-6 jam
- Jika bilirubin serum turun maka periksa ulang
dalam 8-12 jam
18 Hentikan terapi sinar bila kadar bilirubin < 13 mg/dl
19 Jika kadar bilirubin total tidak turun atau naik
mendekati kadar transfusi tukar
FASE TERMINASI
20 Dokumentasi
a. Evaluasi kondisi perkembangan bayi
b. Dokumentasi (tanggal, jam, tindakan yang
dilakukan kondisi perkembangan bayi, nama
dan paraf perawat)
DIMENSI RESPON
21 Melakukan tindakan dengan sistematis
22 Komunikatif dengan pasien
23 Percaya diri
TOTAL NILAI
1+2+3+4 =

Keterangan :
1 = Mengetahui, tetapi tidak melakukan
2 = Melakukan, tetapi tidak tepat
3 = Melakukan, mendekati tepat
4 = Melakukan dengan tepat

Nilai Batas Lulus (NBL) = ≥ 75


Penilaian: (Jumlah nilai aspek yang dilakukan) x 100
(Jumlah aspek ….. x 4)

NILAI =

Palu,..................................2021
Mahasiswa/Peserta Pembimbing/ Penguji

(……………………………………..) (…………………………………………)
Teknik tepid sponge
Tepid water sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang menggabungkan teknik
kompres blok pada pembuluh darah superfisial dengan teknik seka, pemberian tepid
sponge memungkinkan aliran udara lembab membantu pelepasan panas tubuh dan
mempercepat vasodilatasi pembuluh darah perifer di seluruh tubuh.

INSTRUKSI KERJA
TEPID WATER SPONGE PADA ANAK

NAMA :
NIM :
TANGGAL :
NO. ASPEK YANG DINILAI NILAI
1 2 3 4
FASE PRAINTERAKSI
1. Persiapan diri (perawat)
2. Persiapan pasien
a. Kaji umur, tingkat perkembangan pasien, dan
kemampuan kognitif
b. Kaji status termoregulasi
3. Persiapan alat
- Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, keringkan dengan handuk
- Air hangat (sesuai suhu tubuh, tidak dingin,
atau hangat saat disentuh)
- Wastafel atau bathtub (baskom)
- Lima waslap atau handuk kecil
- Handuk kecil atau selimut
- Termometer air
- Termometer suhu tubuh
- Pengalas/perlak
4. Persiapan lingkungan
Lingkungan yang nyaman, tenang dan bersih,
menutup sampiran
FASE ORIENTASI
8. Berikan salam dan perkenalan (Perkenalkan diri)
9. Identifikasi pasien (identifikasi nama dan nomor
identifikasi pada gelang pasien atau minta pasien
menyebutkan namanya/pada keluarga/staf)
10. Tanyakan keluhan pasien
11. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan, kontrak waktu
FASE KERJA
12 Dekatkan alat pada pasien
13 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk, dan pakai sarung tangan
bersih
14 Mengukur tanda-tanda vital (khusuhnya suhu tubuh
anak dan mencatat)
15 Letakkan pengalas/perlak di tempat tidur anak
16 Buka pakaian anak
17 Mandikan anak di bak (berisi air hangat) atau dilap
di tempat tidur dengan menggunakan waslap yang
dibasahi air hangat dalam baskom
18 Lembabkan/basahi waslap dengan air dan letakkan
di sekitar tubuh bagian atas anak dan bahu
19 Usapkan air hangat di sekujur tubuh anak dan kaki
anak. (jika air menjadi dingin hingga kurang dari
suhu tubuh normal, tambahkan air hangat). Biarkan
air mengering sendiri (tidak dikeringkan dengan
handuk)
20 Letakkan waslap lembab di area terdapat pembuluh
darah besar dangkal (ketiak & inguinal/lipatan
paha)
21 Lakukan tepid water sponge ini selama 15 menit.
Jika anak mulai menggigil, hentikan prosedur
22 Setelah mandi atau dilap, keringkan anak dan
kenakan pakaian dalam dan pakaian yang tipis
23 Ukur suhu tubuh anak segera setelah menghentikan
prosedur. Ulangi lagi pengukuran dalam 30 menit
dan kemudian setiap 2 jam
24 Ulangi sponging setiap 2 jam jika diperlukan
25 Lepaskan pengalas/perlak, bereskan alat-alat
26 Atur kembali posisi yang nyaman pada pasien
27 Lepaskan sarung tangan (buang ditempatnya) dan
cuci tangan
FASE TERMINASI
28 Evaluasi perasaan pasien atau kondisi pasien
29 Kontrak waktu dan topik untuk pertemuan
berikutnya
30 Dokumentasi (tanggal, jam, tindakan yang
dilakukan, suhu tubuh dan respon pasien, nama dan
paraf perawat)
DIMENSI RESPON
31 Melakukan tindakan dengan sistematis
32 Komunikatif dengan pasien
33 Percaya diri
TOTAL NILAI
1+2+3+4 =

Keterangan :
1 = Mengetahui, tetapi tidak melakukan
2 = Melakukan, tetapi tidak tepat
3 = Melakukan, mendekati tepat
4 = Melakukan dengan tepat

Nilai Batas Lulus (NBL) = ≥ 75


Penilaian: (Jumlah nilai aspek yang dilakukan) x 100
(Jumlah aspek ….. x 4)

NILAI =

Palu,..................................2021

Mahasiswa/Peserta Pembimbing/ Penguji

(…………………………………………)
(……………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai