Anda di halaman 1dari 10

LUKA GIGITTAN ULAR

Disusun oleh :
Nama : Nurul Izmi
Nim : (PO7120319065)
Definisi

 Gigitan ular adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh


gigitan ular berbisa. Racun ular adalah racun hewani
yang terdapat pada ular berbisa. Bisa adalah suatu zat
atau subtansi yang berfungsi untuk melumpuhkan
mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem
pertahanan diri. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu
subtansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks,
terutama protein, yang memiliki aktivitas enzimatik.
Etiologi

 Terdapat 3 famili ular yang berbisa, yaitu Elapidae,


Hidrophidae, dan Viperidae. Bisa ular dapat menyebabkan
perubahan lokal, seperti edema dan pendarahan. Banyak bisa
yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi tetap dilokasi pada
anggota badan yang tergigit. Sedangkan beberapa bisa
Elapidae tidak terdapat lagi di lokasi gigitan dalam waktu 8
jam.
Derajat gigitan ular

Derajat 0 Derajat II
 Tidak ada gejala sistemik  Sama dengan derajat I
setelah 12 jam  Petechie, echimosis
 Pembengkakkan minimal,  Nyeri hebat dalam 12 jam
diameter 1 cm
Derajat III
Derajat I  Sama dengan derajat I dan II
 Bekas gigitan 2 taring  Syok dan distres nafas/
petechie,echimosis seluruh tubuh
 Bengkak dengan diameter 1-5
cm
Derajat IV
 Tidak ada tanda-tanda sistemik
 Sangat cepat memburuk
sampai 12 jam
Manifestasi klinis

 Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik


pada semua gigitan ular. Gejala lokal : edema, nyeri tekan
pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah
yang terperangkap di jaringan bawah kulit). Sindrom
kompartemen merupakan salah satu gejala khusus gigitan
ular berbisa yaitu terjadi oedem (pembengkakkan) pada
tungkai di tandai dengan 5P : pain (nyeri), Pallor (muka
pucat), Paresthesia (mati rasa), Paralysis (kelumpuhan otot),
Pulselesness (denyutan)
PENGKAJIAN
1. Identitas klien
nama : Tn H
umur : 30 tahun
jenis kelamin : Laki-laki
pekerjaan : Tani
agama : Islam
suku : Kaili
Alamat : Jln.teratai
PENGUMPULAN DATA
Klien mengatakan nyeri pada bagian luka gigitan ular
Klien mengatakan sesak nafas
Klien nampak meringis
Klien nampak lemah
TTv :
Td : 90/60 mmHg
N : 78x/menit
R : 34x/menit
S : 36
Diagnosa keperawatan

 1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencederaan


fisik.
 2. bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
dengan proses infeksi.
INTERVENSI
1. Dx : nyeri akut b.d agen pencederaan fisik
a. Manajemen nyeri
OBSERVASI
Identifikasi karakteristik durasi, frekuensi, kualitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Memonitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik
Fasilitasi istirahat tidur
Berikan tekik nonfarmakologi

Edukasi
Jelaskan prode, penyebab dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi mereda nyeri

Kolaborasi
kolaborasi pemberian analgetik
Lanjutan

2. Dx : bersihan jalan napas tidak efektif b.d proses infeksi


a. Manajemen jalan napas
Observasi
Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
Monitor bunyi napas tambahan
Monitor sputum ( jumlah, warna, aroma)

Teraputik
Posisikan semi fowler atau fowler
Berikan minum hangat
Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
Anjurkan cairan 2000 ml/hari jika tidak ada kontara indikasi

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspsctoran, mukolitik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai