Anda di halaman 1dari 12

HUMOR SEBAGAI KOMPONEN CARING DALAM

PRAKTEK KEPERAWATAN

Kelompok 9 Caring Reguler B


Anggie M. F. Bessie PO5303201201071
Handrini N.S Bullan PO5303201201086
Yulia V.L Soares PO5303201201116
Pengertian Humor

• Menurut Rahmanadji, 2009, humor dapat diartikan dengan riang dalam sikap hidup atau tanggapan hidup.
Humor adalah rasa atau gejala yang merangsang kita untuk tertawa atau cenderung tertawa secara mental, ia
bisa berupa rasa, atau kesadaran, di dalam diri kita (sense of humor) bisa berupa suatu gejala atau hasil cipta
dari dalam maupun dari luar diri kita. Humor memiliki efek yang cenderung semua orang memilikinya. Efek
yang dihasilkan ialah rangsangan yang timbul untuk tersenyum hingga tertawa terbahak-bahak.
• Humor merupakan salah satu wujud yang tidak dapat dihilangkan oleh manusia. Humor dapat menjadi
wahana hiburan bagi seseorang, dapat pula sebagai sarana pendidikan dan sebagai sarana dalam kritik sosial
bagi masyarakat. Humor adalah ciri-ciri bahasa yang mampu menghidupkan sesuana yang tegang menjadi
lebih menarik. Berdasarkan pernyataan tersebut, humor memiliki peranan yang sangat sentral dalam
kehidupan manusia, yakni sebagai sarana hiburan dan pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas
hidupnya.
Jenis-Jenis Humor

1. Kriterium Bentuk Ekspresi


Sebagai suatu bentuk ekspresi dalam kehidupan kita, humor dapat dibagi menjadi tiga jenis :
• Humor personal adalah suatu kecenderungan tertawa pada diri kita, misalnya bila kita melihat sebatang pohon
yang bentuknya mirip orang sedang buang air besar maka kita akan tertawa.
• Humor dalam pergaulan, contohnya bersenda gurau di antara teman, kelucuan yang diselipkan dalam pidato atau
ceramah dimuka umum.
• Humor dalam kesenian, atau seni humor. Terdiri dari :
1. Humor lakuan, misalnya: lawak, tari humor, pantomim lucu.
2. Humor grafis, misalnya: kartun, karikatur, foto jenaka, patung lucu.
3. Humor literature, contohnya: cerpen lucu, esei satiris, sajak jenaka dan semacamnya.
2. Kriterium Inderawi
• Humor verbal adalah humor yang mengandalkan kemampuan jenaka dalam komunikasi.
• Humor visual adalah humor yang menggunakan media visual dalam menyampaikan jenakanya.
• Humor auditif adalah humor yang menggunakan media audial dalam menyampaikan pesan jenakanya.
3. Kriterium Bahan
• Humor politik, yakni humor yang mengeksploitasi political behavioral (kelakuan para politisi) dalam akrobat
politiknya sebagai bahan lawakan.
• Humor seksual, yakni humor yang mengeksploitasi seksualitas manusia sebagai materi jenakanya.
• Humor sadis, yakni humor yang mengeksploitasi sisi lain dari kekerasan sebagai materi lawakan.
• Humor teka-teki, yakni humor yang menggunakan pendekatan teka-teki dalam menyampaikan materi lawakannya.
• Humor pantun, yakni humor yang menggunakan media pantun dalam menyampaikan materi lawakannya.
 
4. Kriterium Etis
• Humor sehat (edukatif), yakni humor yang memiliki kandungan pesan mendidik dan atau
membawa sisi edukatif dalam lawakannya.
• Humor tidak sehat, yakni humor yang bersifat murni lawakan tanpa misi tertentu. Seandainya
membawa misi, maka misinya adalah membuat sang perespon tertawa.
5. Kriterium Estetis
• Humor tinggi, yakni humor yang memerlukan kualitas IQ dan ketajaman pemikiran untuk bisa
mencernanya (tertawa).
• Humor rendah, yakni humor yang tidak memiliki memerlukan IQ tinggi dan ketajaman pemikiran
dalam mencernanya.
Ciri-Ciri Humor

• Sifatnya menghibur
• Terkandung unsur lucu
• Tidak monoton
• Mudah dipahami semua umur
• Menarik
Teori Humor

• Teori superioritas dan meremehkan, yaitu jika yang menertawakan berada pada posisi super,
sedangkan objek yang ditertawakan berada pada posisi degradasi (diremehkanatau dihina).
• Teori mengenai ketidakseimbangan, putus harapan, dan bisosiasi. Arthur Koestler dalam teori
bisosiasinya mengatakan bahwa hal yang mendasari semua bentuk humor adalah bisosiasi, yaitu
mengemukakan dua situasi atau kejadian yang mustahil terjadi sekaligus. Konteks tersebut
menimbulkan bermacam-macam asosiasi.
• Teori mengenai pembebasan ketegangan atau pembebasan dari tekanan. Humor dapat muncul dari
sesuatu kebohongan dan tipuan muslihat, dapat muncul berupa rasa simpati dan pengertian, dapat
menjadi simbol pembebasan ketegangan dan tekanan, dapat berupa ungkapan awam atau elite,
dapat pula serius seperti satire dan murahan seperti humor jalanan.
Humor Dalam Kesehatan Dan Kesakitan

• Orang dengan rasa humor yang tinggi kemungkinan lebih mampu mengatasi tekanan hidup
seperti stress. Ia mampu bersosialisasi dengan baik dan koping terhadap penyakit yang diderita.
Humor merupakan hal yang menghibur dan bersifat simpatik, toleran terhadap ketidaksempurnaan
dunia dan kelemahan sifat manusia.
• Menurut Freud, humor sebagai defense mekanisme yang paling sehat namun kadang berbeda
dalam mengekspresikan secara agresif dan tida diterima dan membuat seseorang punya pandangan
tersendiri saat berada dalam keadaan sulit. Dibuktikan dengan depresi, kecemasan dan kemarahan
meningkat.
humor ternyata secara kesehatan dan psikologi memiliki khasiat yang luar biasa yaitu :
• Mengurangi rasa sakit pada pasien kanker,
• Mengoptimalkan fungsi otak dengan tertawa, seluruh otot saraf akan mengendor sehingga memberi
suasana hati tenang dan nyaman, memberi respon positif ke otak sehingga otak bekerja lebih optimal.
• Humor bisa membuat orang rileks,
• Membangkitkan imajinasi dan daya kreatif,
• Meningkatkan sisitem kekebalan tubuh,
• Mengurangi rasa takut,
• Humor baik untuk pernapasan dan pencernaan.
Humor Dalam Hubungan Perawat Pasien

• Menurut O’Connell (dalam Cahyono, Iriani, dan Lestari, 2002) menyatakan bahwa humor
merupakan kemampuan untuk mengubah perseptual-kognitif secara tepat pada kerangka berpikir.
Sense of humor dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bentuk katarsis yang cukup praktis,
efektif, dan efisien sebab hampir setiap individu memiliki sense of humor ini, meskipun dengan
kadar atau tingkatan yang berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya.
• Seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien selalu mendahulukan
caring, komunikasi terapeutik dan humor. Keperawatan merupakan bagian integral dari sistem
pelayanan kesehatan dan mempunyai andil yang besar dalam menentukan mutu pelayanan
kesehatan karena seorang perawat memiliki kontak dengan pasien cukup lama. Profesi perawat
selalu mengabdikan diri kepada kemanusiaan, selalu mendahulukan kepentingan masyarakat diatas
kepentingn dirinya sendiri.
• Perawat juga dalam bekerja harus memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien serta
terlindungi selam masa ia dirawat. Hal tersbeut dapat tercipta dengan baik apabila perawat
memiliki kemampuan medis dasar, kemampuan berinteraksi, memiliki sense of humor dan juga
bisa membaca situasi yang terjadi pada klien. Oleh karena dampak dari humor tersebut berbuahkan
hasil yang positif maka sangat diharapkan kepadda perawat di Indonesia pada umumnya dapat
menerapkan prinsip sense of humor kedalam praktek keperawatan yang diberikan kepada klien.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai