Oleh:
NIM. 2030912320132
Pembimbing:
Maret, 2022
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…........................................................................... i
DAFTAR ISI…........................................................................................ ii
BAB V PENUTUP................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
anak, dengan angka kejadian 15 kali lebih banyak dibandingkan orang dewasa.
Insidennya sekitar 2-3 kasus pertahun tiap 100.000 anak berumur kurang dari 16
tahun. Terbanyak pada anak berumur antara 3-4 tahun dengan perbandingan anak
Serikat mencapai 2-7 kasus per 100.000 pada anak usia di bawah 16 tahun.
tahun.1,3,4
4
usia lanjut, namun seiring berjalannya waktu muncul berbagai penelitian yang
dengan berjalannya waktu. Menurut hasil analisis data Riskesdas 2013 oleh JNC
VII 2013, prevalensi nasional hipertensi pada usia 15-17 tahun sebanyak 5,3%
yang terdiri dari 6% laki-laki dan 4,7% perempuan.7 Penelitian terhadap 690 anak
Tekanan darah normal dan tinggi anak usia 1-12 tahun berdasar pada
distribusi normal tekanan darah anak sehat dengan berat badan normal dan
Riley et al. hipertensi pada remaja usia 13 tahun ke atas didefinisikan dengan nilai
“≥130 mmHg” tekanan darah sistolik dan “≥80 mmHg” tekanan darah diastolik.10
Berikut ini akan disajikan sebuah laporan kasus seorang anak berusia 15 tahun 4
5
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
A. Identitas Penderita
Nama : An. AS
B. Identitas Orangtua
Alamat : Gambut
II. ANAMNESIS
(terkontrol)
6
1. Keluhan Utama
sejak 1 bulan SMRS. Bengkak dirasakan muncul perlahan dan menetap, tidak
kelopak mata lalu menyebar ke lengan atas, tungkai bawah, dan kelamin.
Bengkak pada kaki jika ditekan dengan jari akan lambat kembali. Bengkak
pasien pernah mengeluhkan bengkak seperti ini sejak 1 tahun yang lalu
sebanyak 2 kali.
sejak bengkak 1 bulan yang lalu. Selain itu, pasien mengeluhkan sesak napas
sejak 1 minggu SMRS. Sesak dirasakan seperti susah bernapas dan cepat
lelah, dirasakan sering dalam satu hari dan hilang timbul. Sesak memberat
ketika pasien berjalan kurang lebih 3 meter dan berkurang ketika beristirahat.
Keluhan sesak pada saat berbaring rata, terbangun malam karena sesak, nyeri
dada disangkal, pasien tidur dengan 1 bantal. Pasien juga mengeluhkan BAK
sedikit sejak 1 bulan SMRS, BAK 2 kali sehari dengan volume urin kurang
lebih 400 cc per hari, dengan warna urin kuning pekat berbuih, tidak berpasir,
tidak ada warna kemerahan, tidak nyeri saat berkemih, dan tidak ada rasa
7
tidak lampias setelah berkemih. Keluhan berupa demam, batuk, pilek, nyeri
tenggorokan, kejang, bercak merah pada kulit, bisul pada kulit, mual, muntah,
lupa berapa banyak yang diberikan, lalu melanjutkan terapi rawat jalan
berupa po prednisone 3x4 tablet dan lisinopril 1x1 tablet selama 4 minggu
seling 1 hari, saat itu pasien rutin minum obat sesuai anjuran dan rutin
kontrol tiap minggu ke poli nefrologi anak RSUD Ulin, namun setelah
turun dosis pasien kembali bengkak di seluruh tubuh. Setelah bengkak itu
pengobatan pasien diulang dari awal dengan prednisone dosis penuh 3x4
sebentar namun tidak lagi meminum obat dan jarang kontrol ke poli dan
tidak ada respon apapun, dan 3 bulan kemudian kembali bengkak diseluruh
8
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit gula darah, tekanan darah tinggi, ginjal, hati, dan
kehamilan.
Penolong : Bidan
Tempat : di rumah
6. Riwayat Neonatal
7. Riwayat Perkembangan
Tiarap : 3 bulan
9
Merangkak : 6 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 1 Tahun
8. Riwayat Imunisasi :
9. Riwayat Makanan
sebanyak 3-4 sendok makan bubuk bubur susu dalam 100 cc air di dalam
10
- Usia 6 – 12 bulan : pasien diberikan bubur nasi dengan frekuensi 3x sehari
disertai lauk ayam, hati dan sayuran seperti wortel, dengan porsi mangkok
- Usia 12 bulan - saat ini: pasien makan makanan keluarga dengan frekuensi
3x sehari dengan nasi sebanyak 1 sendok nasi disertai lauk telur, ikan,
- Saat ini selama sakit, pasien mengalami penurunan nafsu makan dan hanya
Iktisar Keturunan :
Ket :
: Perempuan : Laki-laki
: Meninggal : Pasien
11
Susunan Keluarga
Pasien tinggal Bersama kedua orang tua dan 3 saudari lainnya. Rumah tidak
sempit, tinggal di lingkungan yang tidak padat penduduk, jarak antar rumah tidak
terlalu berdekatan, rumah dekat pasar dan sawah. Ventilasi dan sirkulasi udara di
dalam rumah baik, cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah cukup. Di rumah
menggunakan obat nyamuk bakar setiap malam. Tidak ada yang merokok di
dalam rumah. Keluarga mandi dan mencuci dengan air ledeng, minum dengan air
BBI : 50 kg LK : 54 cm
TB : 164 cm LiLA : 20 cm
Status Gizi :
12
• TB/U : P10 – P25 (Normal stature)
D. Tanda vital
13
Suhu : 37,0°C
Respirasi : 22 kali/menit
VAS :-
E. Kulit :
Kelembaban : Cukup
F. Kepala
face(+)
14
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis bibir (-), stomatitis (-), gusi berdarah (-)
T1/T1, gigi-geligi normal, Lidah kotor (-), lidah pucat (-), lidah
ikterik (-), lidah tremor (-), faring hiperemis (-), edem faring (-),
pseudomembran/membrane (-/-)
G. Leher :
Pulsasi vena jugularis (-), JVP 5+0 cmH2O, Pembesaran KGB (-), kaku kuduk
H. Dinding dada/paru
dispneu (-)
I. Jantung:
Palpasi : Iktus kordis teraba; ICS VI linea midlavicularis sinistra, thrill (-)
J. Abdomen:
Inspeksi : Bentuk cembung, striae (-), spider nevi (-), hernia (-), caput
medusa(-)
15
Auskultasi : Bising usus (+) 15x / menit
Palpasi : Hepar tidak teraba, lien tidak teraba, massa tidak teraba,
ballottement ginjal tidak teraba, defens muscular (-), rigiditas (-), murphy sign
Perkusi : Timpani di seluruh regio, shifting dullness (+), undulasi (+), nyeri
costovertebral angle (-), traube’s space timpani, traube sign (-) splenomegaly (-
K. Ekstremitas
Umum : Akral hangat, tidak ada sianosis, CRT <2detik, pitting edem (+)
Neurologis :
Tidak ditemukan adanya defisit neurologis saraf perifer dan saraf kranial
M. Genitalia :
Laki-laki, hipospadia (-), epispadias (-), phimosis (-), undensensus testis (-)
N. Anus :
16
Paten, tidak ada kelainan, hemoroid (-)
17
Hemoglobin 10.7 14.0-18.0 g/dl
Leukosit 14.1 4.00-10.5 ribu/ul
Eritrosit 5.96 4.10-5.30 juta/ul
Hematokrit 33.3 42.00-52.00 vol%
Trombosit 650 150-450 ribu/ul
RDW-CV 19.4 12.1-14.0 %
Retikulosit % 1.5 0.5-1.5 %
Retikulosit # 86400 25000-75000 /ul
MCV, MCH, MCHC
MCV 55.9 75-96 fl
MCH 18.0 28-32 pg
MCHC 32.1 33-37 %
HITUNG JENIS
Basofil % 0.1 0.0-0.1 %
Eosinofil % 0.0 1.0-3.0 %
Neutrofil % 73.2 50.0-81.0 %
Limfosit % 17.9 20.0-40.0 %
Monosit % 8.8 2.0-8.0 %
Basofil # 0.01 <1.00 ribu/ul
Eosinofil # 0.00 <3.00 ribu/ul
Neutrofil # 10.34 2.50-7.00 ribu/ul
Limfosit # 2.53 1.25-4.00 ribu/ul
Monosit # 1.25 0.30-1.00 ribu/ul
HATI DAN PANKREAS
SGOT 22 5-34 U/L
SGPT 19 0-55 U/L
GINJAL
Ureum 124 0-50 Mg/dL
Kreatinin 0.84 0.72-1.25 Mg/dL
ELEKTROLIT
Natrium 134 136-145 Meq/L
Kalium 3.0 3.5-5.1 Meq/L
Chlorida 103 98-107 Meq/L
Kesan:
18
Tabel 2.5 Hasil pemeriksaan urinalisis (8 Februari 2022)
Kesan:
• Proteinuria (3+)
• Glukosuria (1+)
• Hematuria (2+ dan eritrosit 2-3/LPB)
19
4.2. Hasil pemeriksaan Foto Thorax AP/Lat (08-02-2022)
20
RESUME
Nama : An. AS
Uraian :
Selain itu, pasien mengeluhkan sesak napas sejak 1 minggu SMRS memberat
ketika pasien berjalan kurang lebih 3 meter dan berkurang ketika beristirahat.
Keluhan sesak pada saat berbaring rata, terbangun malam karena sesak, nyeri
dada(-), pasien tidur dengan 1 bantal. BAK sedikit sejak 1 bulan SMRS, BAK
2 kali sehari dengan volume urin kurang lebih 400 cc per hari, dengan warna
urin kuning pekat berbuih, berpasir (-), warna kemerahan(-), nyeri saat
sesuai anjuran dan rutin kontrol tiap minggu ke poli nefrologi anak RSUD
Ulin, namun setelah turun dosis pasien kembali bengkak di seluruh tubuh.
Setelah bengkak itu pengobatan pasien diulang dari awal dengan prednisone
dosis penuh 3x4 tablet. Setelah kembali bengkak tersebut pasien sempat
meminum obat sebentar namun tidak lagi meminum obat dan jarang kontrol
21
ke poli dan mencoba terapi alternatif berupa jamu herbal akar-akaran rebus
Pemeriksaan Fisis
Pernafasan : 22 kali/menit
Suhu : 37.0°C
face (+)
Diagnosis
Penatalaksanaan awal
1. Venflon
22
2. Inj.furosemide 4x 60 mg ( 1-3 mg/kgBB/hari, jika tidak ada penurunan BB atau
Program
- TTV/ 8 jam
- BD/24 jam
Prognosis
Follow up
23
T: 36.8 T: 36.7
24
Balans BB: 57,6 kg LP: 85,7cm BB: 58.7 kg LP: 86 cm
Input: 1300 ml Input: 3300 ml
Output: 1894 ml Output: 2444 ml
Balans : -1294 ml Balans : +856ml
Diuresis: 0.9 ml/kg/jam Diuresis: 1,2 ml/kg/jam
TTV KU: baik KU: baik
Kesadaran: CM Kesadaran: CM
TD: 120/70 mmHg TD: 110/60 mmHg
N: 82x/m N: 88x/m
RR: 20x/m RR: 20x/m
SpO2: 98 % room air SpO2: 98% room air
T: 36.3 T: 36.4
K/L Konjungtiva pucat (+)palpebral Konjungtiva pucat (+)palpebral
(+) ↓ (+) ↓
Thorax Simetris, retraksi (-), vesikuler, Simetris, retraksi (-), vesikuler,
wheezing (---/---), Rh (---/---) wheezing (---/---), Rh (---/---)
S1S2 tunggal, murmur (-) gallop S1S2 tunggal, murmur (-) gallop
(-) (-)
Abdomen Cembung, acites (+) Cembung, acites (+)
Ekstremitas Pitting edem (+) pada kedua Pitting edem (+) pada kedua
tungkai bawah tungkai bawah
A - Sindrom nefrotik relaps jarang - Sindrom nefrotik relaps jarang
- Efusi pleura (D) e.c - Efusi pleura (D) e.c
hipoalbuminemia berat hipoalbuminemia berat
- Susp spontaneous infection - Susp spontaneous infection
- Hipoalbuminemia berat( - Hipoalbuminemia berat
perbaikan) - HT stage II (terkontrol)
- HT stage II (terkontrol) - CKD stg II G2A3
- CKD stg II G2A3 - Trombositosis,
- Trombositosis, leikositosis(perbaikan)
leikositosis(perbaikan) - Anemia hipokromik mikrositik
- Anemia hipokromik mikrositik - Dyslipidemia
- Dyslipidemia - Hypokalemia ringan
- Hypokalemia ringan - Hyponatremia ringan
- Hyponatremia ringan - Toksik steroid
- Toksik steroid
P - Minum restriksi 1300ml/hr - Minum restriksi 1300ml/hr
- IV furosemide 4x 60 mg - IV furosemide 4x 60 mg
- Po prednisone 5 mg (6-5-5 tab - Po Cefixime 2x150 (H2)
FD) (H13) - Po prednisone 5 mg (6-5-5 tab
- Po valsartan 1x 160 mg FD) (H14)
- Po lisinopril 1x 20 mg - Po valsartan 1x 160 mg
- Po atorvastatin 1x10 mg - Po lisinopril 1x 20 mg
- Po vip albumin 3x1 caps - Po atorvastatin 1x10 mg
- Po omeprazole 2x20 mg - Po vip albumin 3x1 caps
- Po sucralfate 3x1 cth - Po omeprazole 2x20 mg
- Po KSR 3x1 tab - Po sucralfate 3x1 mg
- Cefixime 2x150 mg (H1) - Po KSR 3x1
Hidrasi 1000 ml pre CPA pulse+ Cek UL
1000 ml post CPA pulse TTV/8 jam
CPA pulse 750 mg BD/24 jam
TTV/8 jam Ukur LP dan BB tiap hari
25
BD/24 jam Diet tinggi albumin
Ukur LP dan BB tiap hari
Diet tinggi albumin sesuai NPM
26
BAB III
PEMBAHASAN
RSUD Ulin Banjarmasin karena di seluruh tubuh sejak 1 bulan SMRS. Keluhan
bengkak disertai perut yang membesar dan juga sesak. Berdasarkan anamnesis,
hiperkolesterolemia > 200 mg/dL. Pada pasien ini didapatkan hasil urinalisis
kadar albumin 1.6 g/dL yang menandakan adanya hipoalbuminemia berat yang
pretibia. Bila lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan edema genitalia.
Kadang-kadang disertai oliguria dan gejala infeksi, nafsu makan berkurang, dan
peritonitis atau hipovolemia. Seperti halnya pada kasus ini, didapatkan seorang
anak yang datang karena keluhan bengkak diseluruh tubuh. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya edem palpebral serta wajah yang membulat (moon face)
27
yang disertai dengan adanya acites serta bengkak pada kedua tungkai bawah.11
banyak. Pasien juga mengeluh buang air kecil berbusa. urine berbusa merupakan
penanda bahwa terdapat protein dalam urin. Pasien juga mengeluh buang air kecil
menjadi sedikit yang mungkin disebabkan karena aliran darah ke ginjal menurun.
Hal ini dapat terjadi karena meskipun terjadi penumpukan cairan tetapi cairan
pleura atau desakan organ-organ intraabdominal seperti hepar akibat asites yang
dialami. Selain itu, ditemukan moon face (wajah bulat dan bengkak dengan
timbunan lemak di fossa temporal dan pipi). Hal ini dikarenakan pemberian
steroid jangka lama akan menimbulkan efek samping yang signifikan berupa
kekambuhan Sindrom nefrotik pada anak antara lain: usia saat terdiagnosis,
dan kepatuhan diet. Pada kasus ini, awalnya pasien rutin minum obat sesuai
28
anjuran dan rutin kontrol tiap minggu ke poli nefrologi anak RSUD Ulin, namun
setelah turun dosis pasien kembali bengkak di seluruh tubuh. Setelah bengkak itu
pengobatan pasien diulang dari awal. Pasien sempat meminum obat sebentar
namun tidak lagi meminum obat dan jarang kontrol ke poli dan mencoba terapi
alternatif berupa jamu herbal akar-akaran rebus namun tidak ada respon apapun.
remisi. Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal (berat badan
terhadap tinggi badan). Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama
minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 LPB (2/3 dosis awal) atau 1,5
pengobatan steroid dosis penuh, tidak terjadi remisi, pasien dinyatakan sebagai
resisten steroid. Pada pasien ini, diberikan prednisone 5 mg full dose secara
nefrotik yang mengalami proteinuria kembali ≥2+ tetapi tanpa edema, sebelum
29
nafas atas. Bila terdapat infeksi diberikan antibiotik 5-7 hari, dan bila kemudian
proteinuria menghilang tidak perlu diberikan pengobatan relaps. Bila sejak awal
ditegakkan, dan prednison mulai diberikan. Hal ini didapatkan pada kasus ini
dimana pasien sudah didiagnosis sindrom nefrotik sejak mei 2021 dan telah
mengaku keluhan bengkak seperti ini terjadi sebanyak 2 kali sejak 1 tahun yang
lalu yang menandakan adanya relaps. Sesuai teori bahwa dikatakan remisi apabila
proteinuria negatif atau trace (proteinuria < 4 mg/m2 LPB/jam) 3 hari berturut-
relaps jarang, apabila kurang dari dua kali dalam 6 bulan pertama setelah respons
awal atau kurang dari 4 kali per tahun pengamatan, sedangkan relaps sering
(frequent relaps), yakni relaps ≥ dua kali dalam 6 bulan pertama setelah respons
meningkatkan retensi natrium dan air di ginjal, ekspansi volume plasma, dan
akhirnya meningkatkan tekanan darah. Pada pasien ini didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg dan mendapatkan pengobatan berupa lisinopril dan valsartan oral.13
30
dapat mengurangi tekanan hidrolik glomerulus. ACE inhibitor dapat menurunkan
proteinuria pada pasien dengan penyakit ginjal. Pada pasien ini diberikan terapi
Untuk tata laksana non farmakologi pada pasien dengan sindrom nefrotik
protein akan terjadi malnutrisi energi protein (MEP) dan menyebabkan hambatan
pertumbuhan anak. Jadi cukup diberikan diet protein normal sesuai dengan RDA
(recommended daily allowances) yaitu 1,5-2 g/kgbb/hari. Diet rendah garam (1-2
Pada kasus sindrom nefrotik relaps seperti ini sangat penting untuk
memberikan edukasi kepada orang tua anak bahwa sindrom nefrotik sendiri
bahwa kepatuhan minum obat dan kepatuhan diet sangat berpengaruh terhadap
31
BAB IV
PENUTUP
Telah dilaporkan sebuah kasus anak laki - laki usia 15 tahun 4 bulan yang
dirawat di ruang anak RSUD Ulin Banjarmasin dari tanggal 8 Februari 2022
32
Lampiran:
33
DAFTAR PUSTAKA
32
13. Raisania I, Muryawan MH, Radityo ANS. Hubungan antara terapi
kortikosteroid dengan kejadian hipertensi pada anak dengan sindrom
nefrotik. 2018.
14. Prabu OG, Shatri H. Penggunaan ace-inhibitor untuk mengurangi
proteinuria pada sindrom nefrotik. J Universitas Indonesia. 2015;3(2): 135-
140.
15. Yasir M, Goyal A, Bansal P, et al. Corticosteroid adverse effects. StatPearls.
2021;1–7.
33