Anda di halaman 1dari 2

Nama : Advent Tri Ananta Pinem (200510003)

Aldiman Manullang (200510008)


Dimas Rianto Manik (200510024)
Kristo Paulus Purba (200510055)
Poltak Hamonangan Samosir (200510076)
Kelas : 1 (B)
Semester : Dua
Mata Kuliah : Filsafat Nusantara
Dosen : Leo Srie Gunawan, Lic. Phil

Filsafat Nusantara dan Karakter Pancasilais

Filsafat Nusantara adalah filsafat yang khas berbicara soal Nusantara (bangsa
Indonesia). Filsafat Nusantara sungguh diharapkan menemukan prinsip metafisis, artinya
menemukan aspek terdalam dari sebuah realitas.1 Prinsip metafisis juga terkait soal cara
berpikir. Cara berpikir untuk menemukan aspek metafisis bukan hanya terkait soal ranah
kognitif saja, namun dibutuhkan pendidikan karakter. Immanuel Mounier mengungkapkan
bahwa karakter harus dibentuk.2 Suatu proses penanaman perilaku yang didasarkan pada
karakter Pancasilais yang baik harus dibentuk sesuai dengan kepribadian luhur bangsa
Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Ada tiga dimensi penting untuk mencapai
karakter yang Pancasilais yakni Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ontologi terkait
tentang pembuktian keberadaan Pancasila melalui asal usul dan landasannya secara moral dan
Yuridis. Epistemologi terkait keabsahan Pancasila sebagai ilmu yang dapat
dipertanggungjawabkan. Aksiologi berarti tentang nilai-nilai sila-sila yang berharga, berguna,
baik, benar, dan indah.3

Esensi dari aspek aksiologis adalah pengamalan karakter Pancasilais secara konkret di
Nusantara.4 Tiga ciri karakter Pancasilais, yakni integral kemanusiaan, etis Pancasila dan
makna religiositas. Integral Kemanusiaan yang diajarkan oleh Pancasila adalah kemanusiaan
yang integral, yakni mengakui manusia seutuhnya. Manusia diakui sebagai suatu keutuhan jiwa
dan raga, keutuhan antara manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Kedua hal itu
sebenarnya adalah dua sisi dari satu realitas tentang manusia. Hakikat manusia yang seperti
inilah yang merupakan hakekat subjek didik.5 Etis Pancasila merupakan kualifikasi etis.
Pancasila mengakui keunikan subjektivitas manusia dalam kebebasan yang bertanggung jawab
untuk mendasarkan karakter pada nilai-nilai Pancasila, nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan.6 Makna religiositas menegaskan bahwa religius melekat
pada hakekat manusia, maka pandangan kemanusiaan Pancasila adalah paham kemanusiaan
religius. Pancasila mengakui Tuhan dan menghargai religius dalam masyarakat sebagai yang
bermakna. Kebebasan agama bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Esensi sekaligus substansi Pancasila sebagai ciri-ciri karakter Pancasilais bangsa
Indonesia memuat konsep persatuan dalam kebhinekaan dan negara kesatuan Republik
Indonesia dengan filosofi hidup Indonesia.7 Karakter Pancasilais diidealkan menjadi basis bagi
nusantara (bangsa Indonesia). Pancasila sebagai acuan dasar bagi upaya kehidupan bangsa
yang berkarakter, yang mampu membangun dunia berdasarkan integral kemanusiaan, etis
Pancasila dan makna religiositas.8 Pancasila adalah warisan jenius dari Nusantara.9
1
L. A. S. Gunawan SCJ, Filsafat Nusantara Sebuah Pemikiran tentang Indonesia (Yogyakarta: Kanisius,
2020), hlm. 1.
2
L. A. S. Gunawan SCJ, Filsafat Nusantara …, hlm. 53.
3
Drs. H. M. Alwi Kaderi, M.Pd.I, Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi (Banjarmasin: Antasari
Press, 2015), hlm. 76-84.
4
B. Sukarno, Tinjauan Filosofis tentang Pancasila sebagai Filsafat (Jawa Tengah: Sebelas Maret
University Press, 2008), hlm. 246.
5
Eka Darmaputera, Pancasila and The Search for Identity and Modernity in Indonesia (Leiden: E.J.
Brill, 1988), hlm. 215.
6
Dr. Rahmannudin Tomalili, S.H, M.H, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Yogyakarta:
Deepublish, 2019), hlm. 64.
7
Timothy Doyle dan Dennis Rumley, The Rise and Return of The Indo – Pacific (England: Oxford
University Rumley, 2020), hlm. 42.
8
Prof. Dr. Prayitno, Msc. Ed dan Prof. Dr. Belferik Manullang, Pendidikan Karakter dalam
Pembangunan Bangsa (Jakarta: Grasindo, 2011), hlm. 16.
9
Yudi Latif, Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2016), hlm. 2.

Daftar Pustaka

Darmaputera, Eka. Pancasila and The Search for Identity and Modernity in Indonesia. Leiden:
E.J. Brill, 1988.

Doyle, Timothy dan Dennis Rumley. The Rise and Return of The Indo – Pacific. England:
Oxford University Rumley, 2020.

Gunawan, L. A. S. Filsafat Nusantara Sebuah Pemikiran tentang Indonesia. Yogyakarta:


Kanisius, 2020.

Kaderi, H. M. Alwi. Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Banjarmasin: Antasari


Press, 2015.

Latif, Yudi. Negara Paripurna Historisitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2016.

Prayitno dan Belferik Manullang, Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta:
Grasindo, 2011.

Sukarno, B. Tinjauan Filosofis tentang Pancasila sebagai Filsafat. Jawa Tengah: Sebelas
Maret University Press, 2008.

Tomalili, Rahmanuddin. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Deepublish, 2019.

Anda mungkin juga menyukai