Anda di halaman 1dari 6

Nama : Mitsiebenson Sitepu

NIM : 180510054
Semester : I (Satu)
Kelas :1B
Mata Kuliah : Pengantar Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Dosen : Norbeth Sinaga, Lic. S. Th

Riwayat Pengejaran Og Raja Basan


BAB I PENDAHULUAN
Alkitab adalah buku Gereja, dan dijadikan sebagai buku imannya. 1 Karena di dalamnya
termuat isi iman umat Kristiani. Allah ingin manusia mengetahui dan memahami isi sabda-Nya,
karena itu Ia menggunakan segala kemampuan manusiawi para penulis kisah dalam Alkitab, agar
sabda-Nya dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh umat-Nya. Meskipun telah diterjemahkan
dalam bahasa manusia, kisah-kisah dalam Alkitab tetap saja menyimpan makna di balik setiap
kata, tempat ataupun keadaan yang digunakan. Oleh karena itu, kisah-kisah dalam Alkitab tidak
dapat ditafsirkan lurus-lurus saja, tanpa mengetahui latar belakang tempat penulisan kisah, dan
sejarah bangsa di mana kisah itu terjadi serta bahasa asli tulisan-tulisan tersebut. Sejarah suatu
bangsa dan bahasanya sangat kuat dipengaruhi oleh keadaan geografis daerah bangsa tersebut.
Dalam hal ini bangsa yang dimaksud ialah bangsa Israel, di mana Allah menyatakan diri-Nya
dalam konteks sosial dan budaya setempat.2.
Kitab Ulangan adalah salah satu kitab dari Pentateukh, yang dahulu pernah juga disebut
sebgai “Kitab nabi Musa yang kelima”. Hanya saja, istilah ini tidak dipakai lagi, karena kitab ini
tidak secara keseluruhan ditulis oleh Musa. Bahkan ringkasan atau kumpulan kitab keseluruhan
ternyata berasal dari tangan lain, bahkan umumnya mencerminkan keadaan yang jauh setelah
zaman Musa. Perkembangan kitab ini dipengaruhi oleh dunia Asia Barat Daya Kuno, secara
khusus bangsa Asyur, karena memang bangsa Israel termasuk dalam rumpun bangsa Semit. 3
Dengan begitu, sejarah bangsa Israel tidak terlepas dari sejarah bangsa-bangsa di sekitarnya.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui keterangan keadaan geografis dari setiap
kisah dalam kitab Ulangan, agar kita dapat memahami isi atau makna dari kisah tersebut. Dalam
bagian isi, saya akan memaparkan beberapa penjelasan tentang keadaan geografis, terkait dengan
kisah dalam kitab Ulangan bab 3-4, mengenai riwayat pengejaran Og, Raja Basan, yang kiranya
membantu dalam memahami makna dari kisah tersebut.

BAB II ISI
1
Berthold Anton Pareira, Alkitab dan Ketanahannya (Yogyakarta: Kanisius, 2013), hlm. 43.
2
Berthold Anton Pareira, Alkitab. . ., hlm. 39.
3
I.J. Cairns, Tafsiran Alkitab Ulangan Fasal 1-11 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), hlm. 5.

1
2.1. Aroer
Dalam bahasa Ibrani, “Aroer” berarti “Semak Jenewer”. Aroer adalah sebuah kota bangsa
Moab, pada tebing utara sungai Arnon. Kemudian, Aroer menjadi kota perbatasan utara Israel
dan menjadi titik tolak dari cacah jiwa yang diperintahkan Daud. Kota ini dikenal juga sebagai
kota suku Amon yang “berhadapan” dengan Raba. Namun, tidak diketahui di mana letaknya
yang tepat.4
2.2. Basan
Dalam bahasa Ibrani, “Basan” berarti “Tanah yang rata”. Basan atau Bazan adalah daerah
dataran tinggi yang subur, di Yarmuk tengah dan atas (Ulangan 3: 10). Selain itu kata “Basyan”
juga dimaksudkan untuk menyebutkan sebuah pegunungan yang kini dinamakan Dsyolan.
Basyan terkenal karena padang rumputnya (Yeremia 50 : 19), ternaknya yang gemuk (Ulangan
32 : 14) dan juga karena hutan-hutannya (Yesaya 2: 13). Penduduk asli daerah ini adalah orang
Refaim. Dalam beberapa kisah, disebutkan bahwa daerah ini pernah diperintah oleh Og, yang
kemudian dikalahkan di Edrei.5 Namun, tradisi deuteronomis tentang Og, Raja Basan ( Ulangan
3: 1-11), tidak dapat dibuktikan kebenaran sejarahnya. Sesudah pembagian kerajaan, awalnya
Basan termasuk kerajaan utara, lalu kemudian menjadi sasaran peperangan antara bangsa Aram
dan Israel.6 Perbatasan daerah Basan adalah sebagai berikut: di sebelah utara, gunung Hermon; di
timur gunung Durus; di sebalah barat, pegunungan di tepi timur danau Galilea; dan di selatan,
kurang lebih 10 Km di sebelah selatan, sungai Yarmuk.7
2.3. Sungai Arnon
Sungai Arnon ialah suatu sungai yang mengalir ke Laut Mati. Sungai ini, bermata air di
Gurun Siria-Arab, pada dataran tinggi, dengan tebing-tebing yang “didorong” mendalam sekali.
Dalam Perjanjian Lama, sungai Arnon merupakan perbatasan antara Moab dan kerajaan Amori,
yang dipimpin oleh raja Sihon. Bagi Israel sendiri, sungai Arnon merupakan perbatasan sebelah
selatan, daripada daerah timur Yordan yang mereka tempati.8
2.4. Gilead
Dalam bahasa Arab, “Gilead” berarti “kasar”. Dalam Etimologi rakyat, Gilead berarti
“timbunan batu kesaktian”, (Kejadian 31: 45-53). Pada awalnya nama itu diidentikkan dengan
sebuah gunung, yang berada di suatu tikungan sebelah selatan sungai Yabok. Kemudian, istilah
“Gilead” diperluas untuk menamakan seluruh daerah itu .
Di dalam naskah yang lebih muda, Gilead dipandang sebagai daerah suku Ruben, Gad
dan Manasye sebelah timur. Naskah yang lebih muda lagi menyamakan Gilead, dengan daerah
seberang timur sungai Yordan.9 Daerah Gilead ini sering dipakai untuk peperangan. Daud juga
4
H.Haag, Kamus Alkitab (Ende: Nusa Indah, 1982), hlm. 45.
5
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm. 51.
6
H.Haag, Kamus. . ., hlm. 60.
7
I.J. Cairns, Tafsiran Alkitab Ulangan Fasal 1-11 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), hlm. 67.
8
H.Haag, Kamus. . ., hlm. 45.
9
H.Haag, Kamus Alkitab (Ende: Nusa Indah, 1982), hlm. 143.

2
pernah mengungsi ke kota ini, saat Absalom anaknya memberontak.10Gilead juga terkenal
dengan Balsamnya.11
2.5. Hermon
Hermon berada di daerah timur pegunungan SiriaTengah. Menurut Ulangan 3: 9,
Hermon disebut Siryon oleh orang Fenisia, dan disebut Senir oleh orang Amori. Hermon
disebutkan menjadi batas utara Kanaan dan menjadi tempat ibadat purba untuk menghormati
dewa Hermon. Pada abad ke-4 sesudah Masehi, masih didirikan banyak Kenisah di puncak-
puncak Hermon.12 Gunung Hermon adalah gunung tertinggi di Palestina, yang dianggap sebagai
tempat Yesus ber-tansfigurasi.13 Dalam sumber lain dikatakan bahwa, Gunung ini berada di
sebelah barat kota Damsyik, sebelah timur danau Galilea. Puncaknya berada pada ketinggian
2750 Mdpl, dan dapat dilihat dari jarak yang jauh.14
2.6. Horeb
Dalam bahasa Ibrani, “Horeb” berarti “yang kering, atau terasing”. Horeb juga dikenal
sebagai gunung pemberian Hukum. Nama lain dari gunung ini adalah Sinai. Sekolah aliran
Wellhausen melihat bahwa dalam kata “Horeb’ terdapat ungkapan, yang menunjukkan adanya
hubungan dengan tempat dari tradisi Elohis dan Deuteronomis. Sedangkan dalam kata “Sinai”
menunjukkan hubungan dengan tradisi Yahwis dan Imamat.15
2.7. Libanon
Pegunungan Libanon terbentang sepanjang pantai Siria (170 Km), dan tingginya 3000
Mdpl. Jalan pegunungan ini melintang menjadi dua buah paralel. Bagian timur pegunungan ini
disebut Hermon dalam Perjanjian Lama. Libanon terkenal karena pohon arasnya, yang dipakai
dalam pembangunan Kenisah dan Istana Salomo. Sejak dasawarsa abad ke 3 sM, berkembanglah
perdagangan kayu dengan Mesir. Namun, karena penggundulan yang dilakukan bangsa Asyur,
Iskandar Agung, para Seleukid dan orang-orang Romawi, dan karena salah pengaturan dari
bangsa Turki dan bangsa Arab, maka kayu Aras Libanon jarang ditemukan lagi di pegunungan
itu.16

2.8. Ramot
Dalam bahasa Ibrani, “Ramot” berarti “Tempat di tempat-tempat yang tinggi”. Di daerah
ini terdapat tempat kudus yang kuno. Karena hal itu, akhirnya Ramot lalu menjadi kota

10
W.N. Mc-Elrath, Ensiklopedia Alkitab Praktis (Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 1986), hlm. 22.
11
H.Haag, Kamus. . ., hlm. 160.
12
W.R.F. Browning, Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), hlm. 120.
13
W.R.F. Browning, Kamus. . ., hlm. 124.
14
W.N. Mc-Elrath, Ensiklopedia. . ., hlm. 51.
15
H.Haag, Kamus. . ., hlm. 167.
16
H.Haag, Kamus. . ., hlm. 245-246.

3
perlindungan (Ulangan 4: 43) dan kota imam. Ramot juga merupakan tempat utama bagi
Salomo, daripada wilayah yang lain, karena telah diperebutkan secara dahsyat lewat peperangan
antara bangsa Israel dan bangsa Aram. Akhirnya pertempuran itu dimenangkan kembali secara
mudah oleh Yehu. Namun sampai saat ini letak pasti dari daerah ini masih dipertentangkan.17
2.9. Kineret
Pada masa kini, Kineret disebut “ell-el-‘oreme”. Kineret merujuk pada sebuah kota
perbatasan milik suku Naftali, yang terletak pada pantai barat-laut danau Genesaret, di sebelah
selatan kota Panta, yang kemudian disebut Kapernaum. Danau Genesaret pun dinamakan “Laut
Kineret” pada masa Perjanjian Lama.18
2.10. Yordan
Dalam bahasa Ibrani Yordan berarti “mengalir”. Sungai ini bersumber pada empat sungai
berbeda, yang terletak pada sebelah selatan gunung Hermon, yang kemudian bersatu menjadi
sungai Yordan. Sungai ini mengalir pada sebuah lembah datar yang sangat subur dengan tumbuh-
tumbuhan tropis. Dari daerah itu, kemudian sungai ini mengalir dalam banyak riam, melintasi
tebing-tebing yang penuh dengan batu. Akhirnya sungai ini mengalir memasuki danau
Genesaret, dengan panjang 16 Km, jarak dari hulu sampai ke danau Genesaret .
Sungai Yordan menurun dari ketinggian 270 Mdpl sampai dengan kedalaman -280 Mdpl
di muara sungai. Dengan tikungan yang tidak terbilang banyaknya, sungai ini mengalir kearah
selatan menuju Laut Mati (-390 Mdpl). Anak-anak sungai yang termasuk paling penting dari
sungai Yordan di bagian timur ialah sungai Yarmuk dan sungai Yabok. Sampai saat ini, sungai
Yordan selalu menjadi batas alamiah antara Kanaan dan daerah timur Yordan. Hanya saja, sungai
ini lebih bersifat memisahkan daripada menghubungkan kedua daerah yang ada di kanan
kirinya.19

BAB III PENUTUP

17
H.Haag, Kamus Alkitab (Ende: Nusa Indah, 1982), hlm. 378.
18
H.Haag, Kamus. . ., hlm. 219.
19
H.Haag, Kamus. . ., hlm. 496.

4
Demikianlah beberapa keterangan tentang keadaan geografis yang melatarbelakangi
kisah riwayat pengejaran Og, Raja Basan, dalam kitab Ulangan 3-4. Semoga apa yang telah
dipaparkan dapat semakin menambah wawasan dan pengetahuan kita terkait dengan kisah-kisah
dalam Kitab Suci, khususnya dalam bagian Perjanjian Lama. Namun, perlu diingatkan juga
bahwa pengetahuan-pengetahuan ini akan menjadi sia-sia, apabila kita tidak menjadikan Kitab
Suci sebagai bagian integral dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, Kitab Suci seharusnya
menjadi landasan bagi kita dalam memandang dan merefleksikan pengalaman hidup keseharian.
Tugas kita sebagai umat beriman, apalagi bagi para calon imam, biarawan-biarawati, katekis dan
kaum klerus, adalah mewartakan Sabda Allah, yang mengandung atau memuat Kabar Gembira,
bagi umat Allah dan juga bagi masyarakat sekitar kita, yang belum mengenal Kristus. Tugas ini
bukanlah tugas yang sederhana dan mudah, melainkan sebuah tugas yang menantang dan
menuntut keberanian, untuk meyakinkan dan menyadarkan orang lain bahwa Yesuslah
Penyelamat yang telah bangkit, dan menjamin kebahagiaan abadi. Maka dari itu, sebagai pewarta
kita sebagai pewarta mesti membangun dahulu relasi yang intim dengan Allah, agar kita dapat
memahami Sabda-Nya, kemudian mewartakannya dalam kehidupan keseharian, baik lewat kata-
kata maupun tindakan. Agar dapat membangun relasi yang intim dengan sang Sabda, kita mesti
merenungkan setiap Sabda Allah dalam meditasi, kontemplasi dan lectio divina. Dengan begitu,
kita dapat mengaplikasikan pengetahuan kita dalam tugas pewartaan, yang telah dilandasi
dangan pemahaman akan Sabda Allah lewat meditasi, kontemplasi dan lectio divina. Sehinggga
tugas pewartaan yang menantang, dapat kita laksanakan dengan bahagia dan penuh sukacita,
serta membawa keselamatan dan sukacita pula bagi orang-orang yang mendengarkan dan
menerimanya.

DAFTAR PUSTAKA

5
Browning, W. R. F. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.
Cairns, I. J. Tafsiran Alkitab Ulangan Fasal 1-11. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
Haag, H. Kamus Alkitab. Ende: Nusa Indah, 1982.
Mc-Elrath, W. N. Ensiklopedia Alkitab Praktis. Bandung: Lembaga Literatur Babtis, 1986.
Pareira, Berthold Anton. Alkitab dan ketanahannya. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Anda mungkin juga menyukai